KAIDAH DI
MASYARAKAT Kaidah Kaida Kaidah
Kesusilaa
h
Hukum
n
Kaidah
Kesopana
n
kaidah Agama adalah suatu ukuran
Hubungan ini mengandung atau parameter petunjuk hidup yang
perintah-perintah dan memuat perintah-perintah, larangan-
larangan-laranga Tuhan pada larangan dan anjuran-anjuran yang
KAIDAH AGAMA manusia. Peraturan yang berisi bersumber dari Tuhan.Kaidah Agama
bersumber dari Tuhan yang terdapat
perintah, larangan dan anjuran
yang datangnya dari Tuhan dalam kitab suci agama tertentu
Yang Maha Esa, biasanya (agama Islam kitab sucinya al-qur’an,
disebut Kaidah (Norma) agama Kristen kitab sucinya al-kitab,
Agama dalam arti sempit adalah agama Hindu kitab sucinya Weda,
Agama. Para pemeluk agama
hubungan antara Tuhan dan memandang bahwa peraturan- agama Budha kitab sucinya Tripitaka,
manusia. peraturan (yang dalam hal ini dan lain-lain). Kaidah agama
adaalah perintah, larangan dan mengharuskan kepada umatnya
anjuran) tadi berasal dari dalam tatanan hidupnya untuk selalu
Tuhan. Adapun kehadiran menjunjung tinggi nilai-nilai
peraturan-peraturan tersebut kemanusiaan, keadilan dan lain-lain
adalah sebagai tuntutan dan serta dapat mewujudkan keimanan
petunjuk ke arah jalan yang dalam kehidupan sehari-hari sesuai
benar dalam kehidupan dengan firman Tuhan untuk
manusia. menjalankan segala perintah dan
menjauhi segala larangan-Nya guna
mencapai kebahagiaan di dunia dan
di akhirat kelak.
KAIDAH KESUSILAAN
Hakikat kaidah kesopanan adalah kepantasan, kepatutan atau kebiasaan yang berlaku
dalam masyarakat.Kaidah kesopanan sering diucapkan dalam masyarakat sebagai
sopan santun, tata krama atau adat istiadat. Kaidah kesopanan tidak berlaku bagi
seluruh masyarakat dunia, melainkan bersifat khusus dan setempat (regional) dan
hanya berlaku bagi segolongan masyarakat tertentu saja. Apa yang dianggap sopan
bagi segolongan masyarakat, mungkin bagi masyarakat lain tidak demikian. Zainal
KAIDAH HUKUM
1. Hukum biasanya dituangkan dalam bentuk peraturan yang tertulis, atau disebut juga
perundang-undangan. Perundang-undangan baik yang sifatnya nasional maupun
peraturan daerah yang dibuat oleh lembaga formal yang diberi kewenangan untuk
membuatnya. Oleh karena itu, kaidah hukum sangat mengikat bagi warga negara.
2. Menurut Ahmad Ali , kaidah hukum memiliki dua sifat kemungkinan, yaitu: Ada
kemungkinan bersifat imperatif “Secara apriori wajib ditaati kaidah ini tidak dapat
dikesampingkan dalam suatu keadaan konkret hanya karena para pihak membuat
perjanjian”
Ada kemungkinan bersifat fakultatif “Tidaklah secara apriori mengikat atau wajib
ditaati, jadi ini merupakan kaidah hukum yaang dalam keadaan konkret dapat
dikesampingkan oleh perjanjian yang dibuat oleh para pihak”.
HUBUNGAN DAN PERBEDAAN KAIDAH
AGAMA, KESUSILAAN, KESOPANAN
DENGAN KAIDAH HUKUM