Anda di halaman 1dari 16

JOURNAL READING

A systematic review of case : Hematemesis Melena et Causa


Gastritis Erosive with Anemia and History of Gout Arthritis

Presentan:
Nurul Atika Haviz

Pembimbing:
dr. Kusmardi Sp.PD

Stase Ilmu Penyakit Dalam


FK Y A R S I
RSPAD GATOT SOEBROTO
PENDAHULUAN
Hematemesis atau muntah darah dan melena atau berak darah merupakan keadaan yang diakibatkan oleh perdarahan
saluran cerna bagian atas (SCBA). Hematemesis melena adalah salah satu penyakit yang sering dijumpai di bagian gawat
darurat rumah sakit

Ada empat penyebab SCBA yang paling sering ditemukan, yaitu ulkus peptikum, gastritis erosif, varises esofagus, dan
ruptur mukosa esofagogastrika. Semua keadaan ini meliputi sampai 90% dari semua kasus perdarahan gastrointestinal
atas dengan ditemukannya suatu lesi yang pasti

Penegakan pasti etiologi hematemetis melena dilakukan dengan pemeriksaan endoskopi, sehingga diketahui letak
perdarahan dan keparahannya
Kasus
Ny. L, perempua berusia 68 tahun, datang ke Rumah Sakit Abdoel Moeloek dengan keluhan
buang air besar berwarna kehitaman sejak 3 minggu yang lalu. BAB kehitaman dialami sudah
8 kali dalam 3 minggu. Mual muntah juga dirasakan. Muntah sudah dialami 3 kali dalam 3
minggu kira kira masing-masing sebanyak 1 gelas belimbing. Pasien merasakan nyeri pada
bagian ulu hati dan bagian tengah perut terlebih jika ditekan, selain itu pasien juga mengeluh
badan terasa lemas disertai kepala pusing berkunang kunang, dada sering sesak kalau kerja
berat dan cepat lelah. Pasien mengaku mempunyai riwayat penyakit maag sejak usia 30
tahun, namun semakin parah semenjak 6 tahun terakhir. Hal ini dirasakan sejak mempunyai
sakit asam urat dengan keluhan kakinya yang nyeri dan kadang bengkak. Pasien meminum
obat anti nyeri ibuprofen yang diberi dokter. Namun pasien tidak pernah kontrol secara
teratur dan tetap meminum obat tersebut tanpa kontrol ke dokter. Pasien mendapatkan obat
tersebut dengan membeli ke apotik. Obat tersebut diminum setiap keluhan nyeri pada kaki
pasien kambuh selama 6 tahun terakhir. Riwayat hipertensi, kencing manis, penyakit hati dan
kebiasaan minum alcohol serta merokok disangkal oleh pasien. Pasien telah pergi
memeriksakan diri ke dokter ketika pertama kali menyadari BAB pasien hitam, namun pasien
tidak sembuh sehingga kemudian memutuskan pergi ke Rumah Sakit Abdoel Moeloek setelah
keluhan di alami 3 minggu untuk perawatan lebih lanjut. Pasien mengatakan bahwa
mempunyai riwayat sakit maag sejak usia 30 tahun.
Kasus
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, penderita dengan
kesadaran kompos mentis, status gizi penderita cukup, nadi 88 x/menit irama regular,
respirasi 20 x/mnt, tekanan darah 120/70 mmHg, dengan suhu tubuh 37,1 o C. Pada
pemeriksaan mata didapatkan konjungtiva anemis, sklera anikterik. Pada pemeriksaan dada
didapatkan bentuk dada normal, pergerakan napas kanan kiri simetris, tidak ditemukan spider
nevi, suara nafas vesikuler, ronchi tidak ada, dan wheezing tidak ada. Suara jantung S1 dan
S2 reguler, tidak ditemukan murmur. Pada pemeriksaan telinga hidung tenggorokan (THT)
tidak ditemukan kelainan. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan adanya nyeri tekan
epigastrium, hepar dan lien tidak teraba adanya massa maupun perbesaran, tidak ada asites,
bising usus normal. Pada pemeriksaan ekstremitas tidak didapatkan sianosis, tidak ditemukan
edema dan eritema palmaris. Pada pemeriksaan rectal toucher tidak didapatkan adanya
benjolan, didapatkan sedikit feses kehitaman. Serta didapatkan hasil tonus sfingter ani kuat,
mukosa licin, tidak terdapat benjolan.

Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan hematologi hemoglobin (Hb) 6 gr/dl, Ht 39,1 %,


trombosit 182.000/uL, Leukosit 10.700/uL. Faal hati Serum Glutamic Oxaloacetic
Transaminase (SGOT) 21 U/L, Serum Glutamic Piruvic Transaminase (SGPT) 20 U/L, fungsi
ginjal ureum 16 mg/dL, creatinin 0,9 mg/dL, asam urat 7,0 mg/dL, dan gula darah sewaktu
115 mg/dL.
Kasus
Penderita ditatalaksana secara nonmedikamentosa dan medikamentosa. Penatalaksanaan non
medikamentosa antara lain bed rest, puasa hingga perdarahan berhenti, dan diet cair.
Penatalaksanaan medikamentosa dengan cairan infus RL 20 tetes/menit, dilakukan
pemasangan. NGT, omeprazole tablet 2x40 mg, transfuse sampai dengan kadar Hb 10 mg/dl.
Dilakukan pemantauan Hb. Pemasangan NGT dilakukan untuk mengevaluasi perdarahan yang
sedang berlangsung.24 Pada terapi medikamentosa diberikan omeprazole yang merupakan
golongan Proton Pump Inhibitor (PPI).

Obat golongan PPI mengurangi sekresi asam lambung dengan menghambat enzim H+, K+,
Adenosine Triphosphatase (ATPase) yang merupakan enzim pemompa proton. Dengan cara
kerja secara selektif pada selsel parietal. Enzim pompa proton bekerja memecah KH+ ATP
yang kemudian akan menghasilkan energi yang digunakan untuk mengeluarkan asam dari
kanalikuli sel parietal ke dalam lumen lambung. Ikatan antara bentuk aktif obat dengan gugus
sulfhidril dari enzim ini yang menyebabkan terjadinya penghambatan terhadap kerja enzim.
Kemudian dilanjutkan dengan terhentinya produksi asam lambung.8,10,13 Diberikan transfusi
sebagai terapi anemia sampai dengan kadar Hb mencapai 10 mg/dl. Untuk mencegah
terjadinya kegagalan sirkulasi dan mencukupi suplai oksigen ke jaringan
Diskusi
Melena adalah buang air besar berwarna hitam seperti teh yang berasal dari saluran cerna bagian atas. Yang dimaksud dengan
saluran cerna bagian atas adalah saluran cerna di atas ligamentum treitz, yakni dari jejunum proksimal, duodenum, gaster, dan
esophagus. Pada perdarahan SCBA penting untuk dibedakan antara perdarahan yang disebabkan oleh varises esofagus dan non-
varises dikarenakan perbedaan tatalaksana dan prognosis. Pasien pada kasus ini di diagnosis hematemesis melena berdasarkan
data anamnesis dan pemeriksaan fisik dan penunjang. Pada anamnesis pasien mengeluhkan BAB kehitaman seperti ter yang
sulit disiram dengan air sejak 3 minggu yang lalu, muntah darah kehitaman, nyeri ulu hati, dan riwayat mengkonsumsi obat
arthritis gout yaitu ibuprofen sejak 6 tahun yang lalu. Pasien memang memiliki riwayat sakit maag sejak usia 30 tahun. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis dan terdapat nyeri tekan epigastrium. Pemeriksaan Rectal Toucher: terdapat
feses berwarna hitam, dan tidak ada lender, sfingter ani kuat, mukosa licin, tidak terdapat benjolan atau massa.
Diskusi
. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan hematologi Hb 6 gr/dl, Ht 39,1 %, Trombosit 182.000/uL, Leukosit 10.700/uL. Faal
hati SGOT 21 U/L, SGPT 20 U/L, fungsi ginjal ureum 16 mg/dL, creatinin 0,9 mg/dL, asam urat 7,0 mg/dL, dan gula darah
sewaktu 115 mg/dL. Serta tidak ditemukan gejala dan tanda yang mengarah kepada penyakit hati kronis (ikterus, spider nevi,
ascites, splenomegali, eritema palmaris, edema tungkai). Ada empat penyebab perdarahan SCBA yang paling sering ditemukan,
yaitu ulkus peptikum, gastritis erosif, varises esofagus, dan ruptur mukosa esofagogastrika. Pasien didiagnosis dengan
hematemesis melena et causa gastritis erosive dengan adanya feses hitam seperti ter tanpa disertai gejala dan tanda yang
mengarah pada penyakit hati kronis. Etiologi dapat berasal dari kelainan esofagus, kelainan lambung, dan kelainan duodenum.
Gastritis dapat berkaitan dengan konsumsi alkohol yang baru saja dilakukan atau dengan penggunaan obat-obat antiinflamasi
seperti aspirin atau ibuprofen. Pada kasus ini mengarah pada kelainan di lambung yaitu adanya gastritis erosif atas dasar riwayat
kebiasaan pasien obat anti nyeri (NSAID) yaitu ibuprofen sejak 6 tahun yang lalu tanpa anjuran maupun kontrol ke dokter.
Pembahasan
Diagnosis Hematemesis Melena e.c Gastritis erosif pada Ny.L perempuan 68 tahun berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang. Namun masih perlu dilakukan pemeriksaan endoscopy sebagai
pemeriksaan tambahan. Penatalaksanaan yang diberikan adalah medikamentosa dan edukasi.
Penatalaksanaan medikamentosa dengan obat golongan PPI dan pemasangan NGT. Terapi non farmakologi
puasa dan pengaturan bentuk diet. Prognosis cukup baik dengan mempertimbangkan banyak factor yang
mempengaruhi. Yaitu faktor kadar Hb waktu dirawat, terjadi/tidaknya perdarahan ulang, keadaan hati,
seperti ikterus, dan ensefalopati..
Definisi
Hematemesis adalah muntah darah atau darah kehitaman dan Melena adalah pengeluaran feses
atau tinja yang berwarna hitam seperti ter yang disebabkan oleh adanya perdarahan saluran makan
bagian atas. Warna Hematemesis tergantung pada lamanya hubungan atau kontak antara darah
dengan asam lambung dan besar kecilnya perdarahan, sehingga dapat berwarna seperti kopi atau
kemerah- merahan dan bergumpal
etiologi
Penyebab perdarahan saluran makan bagian atas: -Traumatik -Kelainan esofagus: varises, esofagitis,
keganasan. -Kelainan lambung dan duodenum: tukak lambung dan duodenum, keganasan dan lain-lain.
-Penyakit darah: leukemia, DIC (disseminated intravascular coagulation), purpura trombositopenia dan
lain-lain. -Penyakit sistemik: uremia
patofisiologi
Diagnosis
Dilakukan anmnesis yang teliti dan bila keadaan umum penderita lamah atau kesadaran menurun .
perdarahan saluran makan bagian atas yang disebabkan pecahnya varises esofagus tidak dijumpai
adanya keluhan rasa nyeri atau pedih di daerah epigastrium dan gejala hematemesis timbul secara
mendadak. Dari hasil anamnesis sudah dapat diperkirakan jumlah perdarahan yang keluar dengan
memakai takara yang praktis seperti berapa gelas, berapa kaleng dan lain-lain.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik penderita perdarahan saluran makan bagian atas yang perlu diperhatikan adalah
keadaan umum, kesadaran, nadi, tekanan darah, tanda-tanda anemia dan gejala-gejala hipovolemik
agar dengan segera diketahui keadaan yang lebih serius seperti adanya rejatan atau kegagalan fungsi
hati. Disamping itu dicari tanda-tanda hipertensi portal dan sirosis hepatis, seperti spider naevi,
ginekomasti, eritema palmaris, caput medusae, adanya kolateral, asites, hepatosplenomegali dan
edema tungkai
Tatalaksana

Tatalaksana Awal
Tatalaksana Endoskopi
Tatalaksana Pasca Endoskopi
Tatalaksana
Prognosis
Prognosis cukup baik apabila dilakukan penanganan yang tepat. Mengingat tingginya angka
kematian dan sukarnya dalam menanggulangi perdarahan saluran cerna bagian atas maka perlu
dipertimbangkan tindakan yang bersifat preventif

Anda mungkin juga menyukai