Anda di halaman 1dari 34

LUKA

BA KA R
DAN
PENA
N GAtikaAHaviz
Nurul N
AN
4112022110

LUKA
Pembimbing
dr Arif Kurnia Timur
Sp. B
Kepaniteraan klinik Departemen
Bedah RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
CILEGON FK UNIVERSITAS YARSI
PERIODE 6 MARET – 1 3 ME I 20 23
01
ANATOMI
02
LUKA B A K A R
EPIDEMIOLOGI

Tahun 2015, World Health Organization


(WHO) memperkirakan bahwa terdapat
265.0 0 0 kematian yang terjadi setiap
tahunnya di seluruh dunia akibat luka bakar
(WHO, 20 16).

Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar


(Riskesdas) (20 18), menyatakan bahwa di
Indonesia dari tahun 20 14-20 18 telah
terjadi peningkatan kejadian luka bakar
sebanyak 35%.
Pada tahun 20 18 sebanyak 1.70 1
(20 ,19%),
KLASIFIKASI Derajat II (Partial skin burn)
- Kerusakan meliputi dermis, sebagian dermis masih ada
yang sehat
- Bula (+) - bila bula pecah terlihat luka basah
> kemerahan
Derajat kedalaman kerusakan jaringan
- Nyeri (+) -> Pin prick test (+)
- Sembuh dalam 2-3 minggu.
Derajat 1 (Superficial skin burn)
- Hanya reaksi inflamasi, kerusakan mengenai 'Derajat III
epidermis - Kerusakan seluruh tebal dermis, bisa sampai subcutis, tidak
- Kulit kering, merah (erithema) ada epitel kulit yang sehat. Terjadi koagulasi protein dikenal
- Nyeri -> ujung saraf sensorik teriritasi sebagai ESCAR.
- Sembuh spontan 5 – 10 hari - Bula (-) -> bila bula pecah -> lukanya kering warna abu-abu
- Nyeri (-) -> karena ujung saraf sensorik rusak, Pin
prick test(-)
- Penyembuhan sulit perlu cangkok kulit (STSG)
Dewasa : (Rule of Nine(s))
Zona Luka Luas luka
- Permukaan kepala : 9 %
Bakar bakar
- Permukaan pinggang : 9 %
- Permukaan setiap lengan: 9
%
- Permukaan paha : 9 %
- Permukaan dada : 9 %
- Permukaan betis : 9 %
- Permukaan perut : 9 %
- Perineum & genital : 9 %
- Permukaan
- Telapak tangan : 1: 9 %Anak : Table Lund
punggung
% & Bowder
-Kepala leher : 15
%
-Depan belakang :
20
%
-Ekstermitas atas
kanan kiri : 10
%
-Ekstremitas bawah
ka/kiri : 15 %
DIAGNOSIS
03
TA TA LA K S A N A
PERTOLONGAN PERTAMA

Hentikan proses
pembakaran
Menurunkan suhu luka
ELEVAS
I
MANAJEMEN AWAL Dilakukan untuk
mengurangi edema
Luka ditutup menggunakan bungkus plastik kering pada tungkai
yang tidak menempel pada kulit
bila tidak diturunkan suhunya, lanjutkan
metode penurunan suhu sebagaimana dianjurkan
dalam waktu tersisa hingga mencapai tiga jam.
Setelah tiga jam, tidak ada efek benefit.
Karenanya, luka kemudian dicuci menggunakan air
atau salin, dengan sabun atau larutan klorheksidin
0 . 1%
ABC

AIRWAY
Trauma inhalasi , pasang FORMULA BAXTER
endotracheal tube Dewasa : 4 cc/24 jam x BB x LB
%
Breathing Cara pemberian :
lakukan escharektomi apabila 8 jam pertama 50 % (sejak
sukar nafas kejadian luka bakar)
16 jam kedua 50 %
Circulation
Anak-anak : 2cc/24 jam
menggunakan formula baxter BB x LB%
dalam larutan ringer laktat, <1 tahun : BB x 10 0
jangan NACL cc 1-3 tahun : BB x
75cc 3-5 Tahun : BB
x 50 cc
Derajat
-Cuci NaCl 5 0 0 cc
-Zalf Bioplasenton -> cegah
kuman masuk/infeksi

1 -Cuci larutan savlon 5 cc dalam NaCl 5 0 0

Derajat 2 cc
-Sufratul
-Tutup verband steril tebal , ganti tiap
minggu
-Cuci lar savlon 5 cc dalam NaCl 5 0 0 cc tiap

Derajat 3
hari
-Debridemen tiap hari
-Escharektomi
-Dermazin/Burnazin (sulfadiazin) tiap hari
PENANGANAN
LUKA
Preparasi bed
1 luka FORMULA BAXTER
. Debridement: Dewasa : 4 cc/24 jam x BB x LB
a. surgical
b. mechanical %
debridement
debridement/gauze Cara pemberian :
debridement 8 jam pertama 50 % (sejak
c, autolytic debridement kejadian luka bakar)
d. enzymatic debridement 16 jam kedua 50 %

Anak-anak : 2cc/24 jam


BB x LB%
<1 tahun : BB x 10 0
cc 1-3 tahun : BB x
75cc 3-5 Tahun : BB
x 50 cc
PREPARASI BED
LUKA
surgical menggunakan alat alat bedah
(skalpel, kuret disetrtai irigasi) -
Debridemen > escharektomi
t
wet to dry dressing -> luka ditutup
Mechanical debridement dengan kassa yang dibasahi, setelah kering
kassa akan melekat pada jaringan mati
(2-6 sehari dilakukan)

menggunakan enzim soutilens bacteria (1970)->


saat ini yang digunakan enzim
Enzymatic debridement kolagenase
kemampuan nya untuk mencerna
kolagen dalam jaringan
nekrotik
PREPARASI BED
LUKA
debridement secara biological menggunakan
Biological larva (maggot debridement therapy
(MDT) -> enzim yang dikeluarkan larva
debridemen mengandung antibiotik yang mengurangi
infeksi
t

(invivo enzymes self digest devitalized tissue)


Teknik debridement yang digunakan
Autolytic debridement untuk membuat suasana lembab untuk
mengaktifkan enzim dalam luka/ berasal
dalam tubuh sendiri.

suasana lembab dapat diperoleh dengan


hydrocolloid, transparent film dan
PENUTUPAN
LUKA STS
G

Dilakukan bila
preparasi bed telah
dilakukan

MESH GRAFTING
PENUTUPAN
LUKA

Per sekundam : penutupan alami melalui proses


epitelialisasi, oenyembumbhantanpa dilakukan penutupan
secara bedah

per primam : penutupan luka dengan penjahitan (jahit


primer)

skin graft : pemindahan sebagian atau seluruh ketebalan kulit


ke tempat lain dibutuhkan suplai darah dari resipien

flap : pemindaan kulit/jaringan dibawahnya untuk menutup


defek dengan menyertakan pedikel untuk vaskularisasi
Proses penyembuhan luka

terdiri dari tiga fase meliputi fase inflamasi, fase fibioblastik, dan fase maturase
a.Fase inflamasi
Fase terjadinya luka bakar sampai 3 - 4 hari pasca luka bakar. Pada fase ini terjadi perubahan vascular
dan proliferase seluler. Daerah luka mengalami agregasi trombosit dan mengeluarkar serotonin serta mulai
timbul epitelisasi.

b.Fase Fibi Oblastik


Fase yang dimulai pada hari ke 4 sampai 20 pasca luka bakar Pada fase ini timbul abrobast yang
membentuk kolagen yang tampak secara klinis sebagai jaringan granulasi yang berwarna kemerahan.

c.Fase Maturasi

Proses pematangan kolagen dan terjadi penurunan aktivitas seluler dan vaskuler. Hasil ini berlangsung hingga
8 bulan sampai lebih dari satu tahun dan berakhir jika sudah tidak ada tanda-tanda inflamasi untuk akhir
dari fase ini berupa jaringan parut yang berwarna pucat, tipis, lemas tanpa rasa nyeri atau gatal.
Luka
Type
Luka akut Penyembuhan
a.Primary Intention,
berbagai jenis luka bedah yang sembuh melalui Jika terdapat kehilangan jaringan minimal dan kedua tepi luka
intensi primer atau luka traumatik atau luka dirapatkan baik dengan suture (jahitan), clips atau tape
bedah yang sembuh melalui intensi sekunder (plester).
dan melalui proses perbaikan yang tepat
b.Delayed Primary Intention,
pada waktu.
Jika luka terinfeksi atau mengandung benda asing dan
membutuhkan pembersihan intensif, selanjutnya ditutup
Luka kronik secara primer pada 3-5 hari kemudian.

terjadi bila proses perbaikan jaringan tidak c.Secondary Intention,


sesuai dengan waktu yang telah diperkirakan dan penyembuhan luka terlambat dan terjadi melalui proses
penyembuhannya mengalami komplikasi, terhambat granulasi, kontraksi dan epithelization. Jaringan parut cukup
baik oleh faktor intrinsik maupun ekstrinsik yang luas.
berpengaruh kuat pada individu, luka atau
lingkungan. d.Skin Graft,
Luka
Kehilangan jaringan
Penampilan
stadium luka (Stadium I – IV ). klinik
a.Hitam atau Nekrotik yaitu eschar yang
a.Stage I: Lapisan epidermis utuh, namun mengeras dan nekrotik, mungkin kering atau
terdapat erithema atau perubahan warna. lembab.
b.Stage II : Kehilangan kulit superfisial b.Kuning atau Sloughy yaitu jaringan mati yang
dengan kerusakan lapisan epidermis dan fibrous, kuning dan slough.
dermis. Erithema dijaringan sekitar yang c.Merah atau Granulasi yaitu luka dalam fase
nyeri, panas dan edema. Exudte sedikit proliferasi
sampai sedang mungkin ada. dan siap memasuki masa remodelling
c.Stage III : Kehilangan sampai dengan jaringan (jringan warna merah : kaya vaskularisasi)
subcutan, dengan terbentuknya rongga d.Pink atau Epithellating yaitu terjadi epitelisasi, kulit
(cavity), terdapat exudat sedang sampai muda berwarna pink
banyak. e.Kehijauan atau terinfeksi yaitu terdapat tanda-
d.Stage IV : Hilangnya jaringan subcutan tanda
dengan klinis infeksi seperti nyeri, panas, bengkak,
Luka
Luka Exudat
Jenis Exudate e
Ukuran Serous – cairan berwarna jernih.
luka Hemoserous – cairan serous yang mewarna merah
terang. Sanguenous - cairan berwarna darah
kental/pekat.
Purulent – kental mengandung nanah
Jumlah
Kehilangan jumlah exudate luka berlebihan, seperti
tampak
pada luka bakar atau fistula dapat menggangg
keseimbang cairan dan u
an mengakibatkan ganggua
elektrolit. n
Konsistensi : berhubungan dengan luka edema /fistula
Bau : berhubungan dengan proses autolisis jaringan
nektotik
Luka
Berdasarkan kondisi infeksi, luka diklasifiksikan atas:

a.Bersih. Tidak ada tanda-tanda infeksi. Luka


dibuat dalam kondisi pembedahan yang aseptik,
tidak termasuk pembedahan pada sistem perkemihan,
pernafasan atau pencernaan.

b.Bersih terkontaminasi. Luka pembedahan pada


sistem perkemihan, pernafasan atau pencernaan. Luka
terkontaminasi oleh flora normal jaringan yang
bersangkutan namun tidak ada reaksi host.

c.Kontaminasi. Kontaminasi oleh bakteri diikuti


reaksi host namun tidak terbentuk pus/nanah.

d.Infeksi. Terdapat tanda-tanda klinis infeksi


dengan peningkatan kadar leukosit atau
Luka
Luka
Luka
T H A N K YOU

Anda mungkin juga menyukai