TENTANG
PENERBANGAN
KEBIJAKAN REFORMASI
UNDANG-UNDANG PENERBANGAN
UU UU
NO KETERANGAN NO. 15 TH 1992 NO. 1 TH 2009
PENERBANGAN PENERBANGAN
2
SUBSTANSI
UNDANG-UNDANG NO. 1 TAHUN 2009
TENTANG PENERBANGAN
3
BAB I :
KETENTUAN UMUM
Memuat definisi, pengertian yang menyangkut substansi Penerbangan
sebanyak 56 (lima puluh enam) butir.
BAB II :
AZAS DAN TUJUAN
Memuat 13 asas dan 9 tujuan dari Undang-Undang
4
BAB III :
RUANG LINGKUP BERLAKUNYA
UNDANG-UNDANG
Semua kegiatan penggunaan wilayah udara, navigasi penerbangan,
pesawat udara, bandar udara, pangkalan udara, angkutan udara,
keselamatan & keamanan penerbangan, serta fasilitas penunjang dan
fasilitas umum lain yang terkait, termasuk kelestarian lingkungan di
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
5
BAB IV :
KEDAULATAN ATAS WILAYAH UDARA
Pemerintah menetapkan :
Kawasan Udara Terlarang
Kawasan Udara Terbatas
6
BAB V :
PEMBINAAN
7
BAB VI:
RANCANG BANGUN DAN PRODUKSI
PESAWAT UDARA
Rancang Bangun:
-Harus mendapat persetujuan Produksi Pesawat Udara:
setelah dilakukan - Badan Hukum yang
pemeriksaan dan pengujian memproduksi pesawat wajib
sesuai standar kelaikudaraan. memiliki sertifikat produksi.
-Agar dapat diproduksi harus - Untuk memperoleh sertifikat
mendapat sertifikat tipe. Proses Sertifikasi harus memenuhi persyaratan
-Jika dirancang di luar negeri dilaksanakan oleh sesuai peraturan per-UU-an.
harus mendapatkan - Sedrtifikat diberikan setelah
Lembaga
sertifikasi validasi tipe. dilakukan pemeriksaan dan
Penyelenggara pengujian yang hasilnya
-Perubahan terhadap rancang
Pelayanan Umum dan memenuhi standar
bangun harus mendapatkan
surat persetujuan berupa
dikenakan biaya. kelaikudaraan.
persetujuan perubahan,
• Pesawat udara
sertifikat tipe tambahan dan • Mesin pesawat
amandeman sertifikat tipe. • Baling-baling pesawat udara
• Pesawat udara
• Mesin pesawat
• Baling-baling pesawat udara 8
BAB VII:
PENDAFTARAN DAN KEBANGSAAN
PESAWAT UDARA
Setiap pesawat udara yang dioperasikan di Indonesia
wajib mempunyai tanda pendaftaran :
9
BAB VIII:
KELAIKUDARAAN DAN PENGOPERASIAN
PESAWAT UDARA
Memuat :
Standar kelaikudaraan
Sertifikat operator pesawat udara
Perawatan pesawat udara, mesin pesawat udara, baling-baling pesawat
. terbang, dan komponennya.
Keselamatan & Keamanan Pesawat Udara Selama dalam Penerbangan
Personel pesawat udara
Asuransi
Pengoperasian Pesawat Udara
Pesawat Udara Negara
10
BAB IX: 11
KEPENTINGAN INTERNASIONAL ATAS
OBYEK PESAWAT UDARA
Pesawat udara dapat dibebani dengan kepentingan
internasional yang timbul akibat perjanjian
12
KEGIATAN ANGKUTAN UDARA
Perusahaan AU Niaga
Luar Negeri Berjadwal Asing
Angkutan
Udara (AU)
Badan Usaha
Angkutan Usaha Nasional
Tidak
Berjadwal
Perusahaan AU Niaga
Berjadwal Asing
13
PERIZINAN ANGKUTAN UDARA
BERJADWAL
Badan Hukum
ANGKUTAN Indonesia yg
UDARA NIAGA berbentuk
Perseroan
Terbatas (PT)
TIDAK
IZIN USAHA BERJADWAL
ANGKUTAN
UDARA
1. INSTANSI
PEMERINTAH/DAERAH
ANGKUTAN
UDARA BUKAN 2. BADAN HUKUM INDONESIA
NIAGA 3. LEMBAGA TERTENTU
4. PERORANGAN WNI
14
JARINGAN DAN RUTE PENERBANGAN
Dengan mempertimbangkan:
1. Permintaan jasa angkutan udara;
2. Terpenuhinya persyaratan teknis operasi penerbangan;
3. Fasilitas bandar udara yang sesuai dengan ketentuan
keselamatan dan keamanan penerbangan;
4. Terlayani semua daerah yang memiliki bandar udara;
5. Pusat kegiatan operasi penerbangan masing-masing badan
usaha angkutan udara niaga berjadwal; dan
6. Keterpaduan rute dalam negeri dan luar negeri.
15
TARIF
Angkutan
Kargo komponen:
Tarif angkutan 1. Tarif jarak;
udara niaga Non- 2. Pajak;
berjadwal Ekonomi 3. Iuran wajib
dalam negeri asuransi; dan
Angkutan 4. Biaya
Penumpang tuslah/tambah
an
Ekonomi (surcharge).
16
KEGIATAN USAHA PENUNJANG
ANGKUTAN UDARA
Untuk menunjang kegiatan angkutan udara niaga, a.l :
17
PENGANGKUTAN UNTUK PENYANDANG
CACAT, LANJUT USIA, ANAK–ANAK,
DAN/ATAU ORANG SAKIT
MELIPUTI :
1.Pemberian prioritas tambahan tempat duduk;
2.Penyediaan fasilitas kemudahan untuk naik ke dan turun dari pesawat udara;
3.Penyediaan fasilitas untuk penyandang cacat selama berada di pesawat
udara;
4. Sarana bantu bagi orang sakit;
5. Penyediaan fasilitas untuk anak-anak selama berada di pesawat udara;
6.Tersedianya personel yang dapat berkomunikasi dengan penyandang cacat,
lanjut usia, anak-anak dan/atau orang sakit; dan
7. Tersedianya buku petunjuk tentang keselamatan dan keamanan
penerbangan bagi penumpang pesawat udara dan sarana lain yang dapat
dimengerti oleh penyandang cacat, lanjut usia dan orang sakit.
18
PENGANGKUTAN BARANG KHUSUS DAN
BERBAHAYA
Wajib memenuhi Barang khusus Barang berbahaya
persyaratan berupa barang dapat berbentuk
keselamatan dan yang karena bahan cair, bahan
keamanan sifat, jenis, dan padat, atau bahan
penerbangan ukurannya gas yang dapat
memerlukan membahayakan
penanganan kesehatan,
khusus keselamatan jiwa,
dan harta benda,
serta keselamatan
dan keamanan
penerbangan.
19
TANGGUNG JAWAB PENGANGKUT
Badan usaha angkutan udara niaga wajib mengangkut
orang dan/atau kargo, dan pos setelah disepakatinya
perjanjian pengangkutan.
21
BAB XI:
KEBANDARUDARAAN
Bandar
Udara
Bandar Udara
Khusus
Peran, fungsi,
penggunaan,
hierarki, & klasifikasi
Tatanan bandar udara
Kebandarudaraan
Nasional
Rencana Induk
Nasional Bandar
Udara
22
TATANAN
KEBANDARUDARAAN
NASIONAL.
Simpul dalam jaringan transportasi
Pintu gerbang perekonomian
Tempat kegiatan alih moda transportasi
Pendorong & penunjang kegiatan
Peran industri dan/atau perdagangan
Pembuka isolasi daerah, pengembangan
daerah & penanganan bencana
Prasarana memperkukuh Wawasan
Nusantara & kedaulatan negara
Pemerintahan
Fungsi
Pengusahaan.
Bandar Udara
23
PENETAPAN LOKASI BANDAR UDARA
Kebijakan Nasional
Bandar Udara
Titik Koordinat
Bandar Udara
Rencana Induk
Bandar Udara Kawasan Keselamatan
Operasi Penerbangan
24
PEMBANGUNAN BANDAR UDARA
Pembangunan
Keselamatan dan keamanan
Bandar udara
wajib penerbangan
sebagai
memperhatikan Mutu pelayanan jasa
bangunan
ketentuan kebandarudaraan,
gedung dengan
Kelestarian lingkungan, serta
fungsi khusus
Keterpaduan intermoda dan
multimoda
25
PENGOPERASIAN BANDAR UDARA
26
SERTIFIKAT BANDAR UDARA
personel
diberikan setelah
bandar udara
memiliki buku fasilitas
pedoman
pengoperasian
bandar udara prosedur operasi
(aerodrome bandar udara
manual) yang
memenuhi
persyaratan teknis sistem manajemen
keselamatan operasi
bandar udara
Registrasi
Bandar Udara
27
FASILITAS BANDAR UDARA
29
PENYELENGGARAAN KEGIATAN
DI BANDAR UDARA
Kegiatan
pemerintahan di
BU
Penyelenggaraan Otoritas BU
Kegiatan di BU
Pelayanan Jasa
Kebandarudaraan
Kegiatan
Pengusahaan
di BU
Pelayanan Jasa
Terkait BU
30
KEGIATAN
a. pembinaan kegiatan
PEMERINTAHAN DI Meliputi penerbangan;
BANDAR UDARA b. kepabeanan;
c. keimigrasian; dan
d. kekarantinaan
31
32
PELAYANAN JASA
KEBANDARUDARAAN
meliputi :
a.pelayanan jasa pesawat udara, penumpang, barang, dan pos yang
terdiri atas penyediaan dan/atau pengembangan:
b.fasilitas untuk kegiatan pelayanan pendaratan, lepas landas, manuver,
parkir, dan penyimpanan pesawat udara;
c. fasilitas terminal untuk pelayanan angkutan penumpang, kargo, dan
pos;
d. fasilitas elektronika, listrik, air, dan instalasi limbah buangan; dan
e. lahan untuk bangunan, lapangan, dan industri serta gedung atau
bangunan yang berhubungan dengan kelancaran angkutan udara.
33
PELAYANAN JASA
KEBANDARUDARAAN
diselenggarakan
a. badan usaha bandar udara berdasarkan
untuk bandar udara yang konsesi dan/atau
diusahakan secara bentuk lainnya
komersial setelah sesuai ketentuan
memperoleh izin dari peraturan
dapat
Menteri; atau perundang-
diselenggarakan
undangan
oleh : b. unit penyelenggara bandar diberikan oleh
udara untuk bandar udara Menteri
yang belum diusahakan dituangkan dalam
secara komersial yang perjanjian
dibentuk oleh dan
bertanggung jawab kepada
pemerintah dan/atau
pemerintah daerah
PELAYANAN JASA
KEBANDARUDARAAN
badan usaha bandar udara dan unit penyelenggara bandar udara wajib:
34
PELAYANAN JASA KEBANDAR UDARAAN
35
36
PELAYANAN JASA TERKAIT
KEBANDARUDARAAN
Meliputi kegiatan :
a. jasa terkait untuk menunjang kegiatan pelayanan operasi pesawat udara di
bandar udara, terdiri atas:
1) penyediaan hanggar pesawat udara;
2) perbengkelan pesawat udara;
3) pergudangan;
4) katering pesawat udara;
5) pelayanan teknis penanganan pesawat udara di darat (ground handling);
6) pelayanan penumpang dan bagasi; serta
7) penanganan kargo dan pos.
PELAYANAN JASA TERKAIT
KEBANDARUDARAAN
b. jasa terkait untuk menunjang kegiatan pelayanan penumpang dan barang,
terdiri atas:
1) penyediaan penginapan/hotel dan transit hotel;
2) penyediaan toko dan restoran;
3) penyimpanan kendaraan bermotor;
4) pelayanan kesehatan;
5) perbankan dan/atau penukaran uang; dan
6) transportasi darat.
37
PENGUSAHAAN BANDAR UDARA
Dalam hal modal badan usaha bandar udara yang dimiliki oleh badan
hukum Indonesia atau warga negara Indonesia sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terbagi atas beberapa pemilik modal, salah satu pemilik
modal nasional harus tetap lebih besar dari keseluruhan pemegang
modal asing
38
OTORITAS BANDAR UDARA
Wewenang
Ditetapkan oleh
Bertanggung Menteri
jawab kepada
39
TUGAS & TANGGUNG JAWAB
OTORITAS BANDARA
40
WEWENANG OTORITAS BANDARA
43
TARIF JASA KEBANDARUDARAAN
pelayanan jasa kebandarudaraan dan jasa Struktur dan Gol. Tarif ditetapkan
terkait dengan bandar udara dikenakan oleh Menteri
tarif sesuai dengan jasa yang disediakan
45
BANDAR UDARA INTERNASIONAL
46
PENGGUNAAN BERSAMA BANDAR
UDARA DAN PANGKALAN UDARA
Pelestarian Lingkungan
Badan usaha bandar udara atau unit penyelenggara bandar udara wajib
menjaga ambang batas kebisingan dan pencemaran lingkungan di bandar
udara dan sekitarnya sesuai dengan ambang batas dan baku mutu yang
ditetapkan Pemerintah.
47
BAB XII 48
NAVIGASI PENERBANGAN
Tatanan Navigasi Ditetapkan oleh menteri dengan pertimbangan Menteri di bidang pertahanan
Penerbangan dan panglima TNI;
Nasional Meliputi: ruang udara yang dilayani; klasifikasi ruang udara; jalur penerbangan
dan jenis pelayanan navigasi udara.
Meliputi:
Ruang udara
Wilayah udara RI
yang dilayani Ruang udara negara lain yang pelayanan navigasinya didelegasikan kepada RI
Ruang udara yang pelayanan navigasinya didelegasikan oleh organisasi
penerbangan sipil internasional kepada RI
Klasifikasi Klasifikasi ruang udara terdiri dari Kelas A, B, C, D, E, F & G disusun dengan
Ruang udara mempertimbangkan
Kaidah penerbangan;
Pemberian Separasi;
Pembatasan kecepatan;
49
LEMBAGA PENYELENGGARA PELAYANAN
NAVIGASI PENERBANGAN 50
WAJIB
54
BAB XIII:
KESELAMATAN PENERBANGAN
(lanjutan)
Badan usaha bandar udara atau unit penyelenggara bandar udara wajib
membuat, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengembangkan program
keamanan bandar udara di setiap bandara . Program keamanan bandar udara
tersebut disahkan oleh Menteri.
Badan usaha bandar udara, unit penyelenggara bandar udara, dan badan
usaha angkutan udara yang menggunakan fasilitas keamanan
penerbangan wajib:
a. menyediakan, mengoperasikan, memelihara, dan memodernisasinya
sesuai dengan standar yang ditetapkan;
b. mempertahankan keakurasian kinerjanya dengan melakukan kalibrasi;
c. melengkapi sertifikat peralatannya
Badan usaha bandar udara, unit penyelenggara bandar udara, dan badan
usaha angkutan udara yang melanggar kewajiban tersebut dikenakan
sanksi administratif berupa:
a. peringatan;
b. pembekuan izin atau sertifikat; dan/atau
c. pencabutan izin atau sertifikat.
59
BAB XV
PENCARIAN DAN PERTOLONGAN
KECELAKAAN PESAWAT UDARA
Substansi yang diatur :
1. Kewajiban Pencarian dan Pertolongan Kecelakaan Pesawat Udara;
2. Badan Independen yang melakukan Penelitian Sebab-sebab Kecelakaan
Pesawat Udara.
61
BAB XVII
PEMBERDAYAAN INDUSTRI DAN PENGEMBANGAN
TEKNOLOGI PENERBANGAN
memfasilitasi kerja sama dengan industri sejenis dan/atau pasar pengguna di dalam dan
luar negeri; serta
menetapkan kawasan industri penerbangan terpadu.peraturan penerbangan sipil
nasional;
62
BAB XVIII
SISTEM INFORMASI PENERBANGAN
Diselenggarakan oleh
Sistem Informasi Penerbangan: Menteri Membangun dan
-Pengumpulan
mengembangankan jaringan
-Pengolahan
-Penganalisisan informasi secara efektif,
-Penyimpanan efisien dan terpadu yang
-Penyajian data melibatkan pihak terkait
-Penyebaran dan dengan memanfaatkan
informasi
perkembangan teknologi
penerbangan
informasi dan komunikasi
63
BAB XIX:
SUMBER DAYA MANUSIA
64
BAB XIX
SUMBER DAYA MANUSIA
perencanaan SDM;
Untuk mewujudkan SDM Pendidikan dan pelatihan;
yang profesional, Perluasan kesempatan kerja;
kompeten, disiplin, Pengawasan, pemantauan
bertanggang jawab dan dan evaluasi
memiliki integritas
67
BAB XXI
PENYIDIKAN
69
BAB XXIII
KETENTUAN PERALIHAN
2 Badan uasaha yang telah memiliki izin usaha angkutan 3 (tiga) tahun Pasal 445
udara niaga berjadwal dan niaga tidak berjadwal tetap
dapat menjalankan usahanya
3 Kantor administrator bandar udara, kantor bandar Terbentuknya Pasal 446
udara, dan cabang badan usaha kebandarudaraan lembaga baru
tetap melaksanakan tugas dan fungsinya
4 Bandar Udara Umum dan Bandar Udara Khusus yang 3 (tiga) tahun Pasal 447
telah diselenggarakan dapat menyelenggarakan
kegiatannya dan wajib disesuaikan dengan UU
Penerbangan
5 Pada saat Undang-Undang ini berlaku, perjanjian kerja - Pasal 448
sama badan usaha milik negara yang telah
menyelenggarakan usaha bandar udara dengan pihak
ketiga tetap berlaku sampai perjanjian kerja sama
tersebut berakhir.
70
BAB XXIV 71
KETENTUAN PENUTUP
No Kegiatan Jangka Waktu Keterangan
1 Penetapan PP dan peraturan pelaksana lainnya 2 (dua) tahun Pasal 452