Anda di halaman 1dari 50

PENENTUAN LOKASI DAN KONSEP ALUN-

ALUN DI DESA KARANGPAWITAN


KECAMATAN PADAHERANG
FAISAL FAHAD H.ALFURAYDI
4122318150005
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Seiring perkembangan kota dan manusia yang hidup di dalamnya, ruang


terbuka publik tidak dapat dipisahkan keberadaannya dari suatu kota.
Salah satu bentuk ruang terbuka publik yang sering kita temui adalah alun-
alun kota yang merupakan identitas dari suatu kota. Pembangunan kota
seringkali mengabaikan kebutuhan ruang terbuka bagi masyarakat umum
untuk wadah saling berinteraksi dan bersosialisasi Sesuai dengan arahan
strategis yang sudah tercantum pada RTRW Kabupaten Pangandaran
tersebut maka dalam mewujudkan pengembangan pusat pelayanan
kawasan tersebut diperlukan Penyusunan RDTR Kecamatan Padaherang.
penetapan Wilayah Pengembangan (WP), desa karangpawitan menjadi
Pusat Pelayanan Kota (PPK). Namun Desa Karangpawitan belum memiliki
ruang terbuka publik sebagai pendukung pusat perkotaan.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada perlu dilakukannya penelitian terkait
dengan adanya Perancangan Konsep Alun-Alun Sebagai Ruang Terbuka
Publik Pendukung Pusat Perkotaan di Desa Karangpawitan Kecamatan
Padaherang. Berdasarkan pembahasan diatas, maka bagaimana merencanakan alun-
alun sebagai ruang terbuka publik sebagai pendukung pusat perkotaan?
TUJUAN &
SASARAN

Tujuan dari penelitian ini adalah merumuskan lokasi dan konsep


alun-alun sebagai ruang terbuka publik penunjang pusat
perkotaan.

Untuk mencapai tujuan penelitian maka sasaran-sasaran yang


ingin dicapai adalah sebagai berikut :
·Teridentifikasi kesesuaian lahan eksisting di Desa Karangpawitan
Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran
·Teridentifikasi daya dukung lahan di Desa Karangpawitan
Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran
·Terumuskan konsep alun-alun sebagai ruang terbuka publik
penunjang pusat perkotaan di Desa Karangpawitan, Kecamatan
Padaherang, Kabupaten Pangandaran
RUANG LINGKUP

RUANG LINGKUP
MATERI
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai maka materi yang akan dibahas pada penelitian
ini memiliki batasan, yaitu :

·Mengidentifikasi kesesuaian lahan dengan menggunakan metode pendekatan mix


method dan menggunakan analisis satuan kemampuan lahan (SKL) dengan hasil
kesesuaian lahan untuk alun-alun di Desa Karangpawitan, Kecamatan Padaherang, RUANG LINGKUP
Kabupaten Pangandaran WILAYAH

·Mengidentifikasi daya dukung lahan dengan menggunakan metode pendekatan Ruang lingkup wilayah dalam penelitian ini adalah Desa Karangpawitan yang menjadi salah
satu desa yang berada di Kecamatan Padaherang, memiliki luas 729,61 Ha. Adapun batas
kualitatif dan analisis geospasial dengan hasil penentuan lokasi alun-alun di Desa
wilayah Desa Karangpawitan yaitu :
Karangpawitan, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran
·Sebelah Utara : Desa Cibogo
·Merumuskan konsep alun-alun sebagai ruang terbuka publik penunjang pusat ·Sebelah Timur : Desa Paledah
perkotaan dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif dan menggunakan ·Sebelah Selatan : Desa Padaherang
metode analisis elemen tapak dengan hasil konsep alun-alun di Desa Karangpawitan, ·Sebelah Barat : Desa Kedungwuluh
Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran
ruang terbuka public tidak dapat Isu Permasalahan
dipisahkan keberadaannya dari
suatu kota. Manusia secara alami Bagaimana merencanakan
membutuhkan ruang terbuka konsep alun-alun sebagai ruang
publik sebagai ruang kegiatan terbuka publik pendukung
yang memenuhi berbagai macam perkotaan agar dapat
aktifitas yang diinginkan oleh mendukung fungsi pusat
masyarakat, ruang kegiatan yang perkotaan bagaimana
dapat memungkinkan merencanakan konsep alun-alun
masyarakat untuk berinteraksi, sebagai ruang terbuka publik
ruang yang memberikan pendukung perkotaan agar
pengamalan berbeda dari dapat mendukung fungsi pusat
biasanya, atau sekedar untuk perkotaan
menghirup udara segar, istirahat
sejenak dari kesibukan pekerjaan

Sasaran Tujuan
merumuskan
Untuk mencapai tujuan lokasi dan konsep
penelitian makaalun-alun sebagai ruang terbuka
sasaran-sasaran
publiksebagai
yang ingin dicapai adalah penunjang pusat
berikut : perkotaan
·Teridentifikasi kesesuaian lahan
eksisting di Desa Karangpawitan
Metode Penelitian
Kecamatan Padaherang
Kabupaten Pangandaran Metode Pengumpulan Data

·Teridentifikasi daya dukung


1. Data Primer
lahan di Desa Karangpawitan · Survey Kondisi Eksisting Metode Analisis
Analisis Tapak
Kecamatan Padaherang 2. Data Sekundder
• Orientasi
Kabupaten Pangandaran
Analisis Lokasi • Aksesibilitas
·Terumuskan konsep alun-alun • Daya Dukung Lahan
Analisis Satuan Kemampuan Lahan • Vegetasi
sebagai ruang terbuka publik • Peta Kepemilikan Lahan
• Peta Kesesuaian Lahan
• View
penunjang pusat perkotaan di
• Topografi
Desa Karangpawitan, Kecamatan
• Tanah
Padaherang, Kabupaten
Pangandaran

PENENTUAN LOKASI DAN


KONSEP ALUN-ALUN DI
TINJAUAN LITERATUR
Ruang Publik
Ruang publik merupakan suatu ruang yang terbentuk atau Pemanfaatan ruang publik adalah penggunaan ruang publik
didesain sedemikian rupa sehingga ruang tersebut dapat sebagai ruang yang melayani kebutuhan fisik , mental,
menampung sejumlah besar orang ( publik ) dalam melakukan memberikan pengetahuan kepada pengunjungnya, serta juga
aktivitas – aktivitas yang bersifat publik sesuai dengan fungsi sebagai simpul dan sarana komunikasi pengikat sosial untuk
public space tersebut.ruang public yang bisa berfungsi optimal menciptakan interaksi antar kelompok masyarakat ( Carr,1992).
untuk kegiatan publik bagi komunitas maupun individu pada Pemanfaatan ruang terbuka publik oleh masyarakat , antara lain
umumnya, mempunyai ciri – ciri antara lain : merupakan lokasi
sebagai tempat untuk bersantai , bermain , berjalan – jalan dan
yang sibuk/strategis, mempunyai akses yang bagus secara
membaca
visual dan fisik , ruang yang merupakan bagian dari suatu jalan
(jalur sirkulasi) , mempunyai tempat duduk antara lain berupa
anak tangga dan bangku taman ( Carr,1992).
Ruang Terbuka Non Hijau B. Tipologi Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH)

Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) merupakan jenis ruang terbuka


Tipologi RTNH di kawasan perkotaan terbagi menjadi
yang ada di kawasan perkotaan, Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH)
beberapa jenis. Berdasarkan
merupakan ruang terbuka dibagian wilayah perkotaan yang tidak
Permen PU No. 12 Tahun 2009 jenis RTNH terdiri dari :
termasuk dalam kategori RTH, berupa lahan yang diperkeras atau
A.Plasa
berupa badan air, maupun kondisi permukaan tertentu yang tidak dapat
B.Parkir
ditumbuhi tanaman atau berpori (Permen PU No. 12, 2009). C.Lapangan
D.Tempat bermain dan rekreasi
E.Pembatas (Buffer)
A. Fungsi Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) F.Koridor

Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) di kawasan perkotaan sangat


penting, fungsi RTNH di perkotaan berdasarkan permen PU
No. 12 Tahun 2009 memiliki 2 fungsi yaitu fungsi utama dan
fungsi pelengkap. Berikut merupakan penjelasan fungsi ruang
terbuka non hijau di kawasan perkotaan:
a. Fungsi utama ruang terbuka non hijau di kawasan perkotaan
yaitu fungsi social yang berperan sebagai wadah aktivitas
sosial budaya masyarakat.
a.Fungsi pelengkap atau tambahan dari ruang terbuka non
hijau dikawasan perkotaan yaitu fungsi ekologis, fungsi
ekonomis, fungsi arsitektural dan fungsi darurat
TEORI LOKASI TAPAK
Teori lokasi adalah ilmu yang menyelidiki tata ruang (Spatial Order) kegiatan Merujuk tulisan Kevin Lynch, dalam buku Site Planning (edisi 3, MIT Press, 1984) - yang
ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumbersumber yang menjadi referensi klasik dalam ilmu perencanaan kota, yang mendefinisikan perencanaan
langka, serta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap lokasi berbagai macam tapak sebagai seni dan ilmu mengolah struktur ruang dan membentuk ruang-ruang antara di
usaha/kegiatan lain baik ekonomi maupun sosial. Tujuan dari mempelajari teori lokasi atas sebuah lahan. Secara praktis, perencanaan tapak mengatur penggunaan lahan terkait
adalah melihat kedekatan atau jauhnya satu kegiatan dengan kegiatan lain dan apa dengan bidang-bidang yang mengisi sebuah lahan, yakni arsitektur (kavling dan bangunan,
dampaknya atas kegiatan masing-masing karena lokasi yang berdekatan (berjauhan) baik hunian maupun non hunian), teknik (prasarana: jaringan jalan, drainase, air bersih,

tersebut (Tarigan, 2005, (A) :122) energi, dan limbah), arsitektur lansekap (ruang terbuka hijau maupun non hijau), dan
perencanaan kota (peraturan tata ruang dan kebijakan membangun).

TINJAUAN KEBIJAKAN
Pada Peraturan Permen PU NOMOR : 12/PRT/M/2009 Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka
Non Hijau Di Wilayah Kota/Kawasan Perkotaan yaitu sebagai berikut :

Penyediaan RTNH pada skala kota/kawasan perkotaan (city wide) Penyediaan RTNH dalam bentuk alun-alun kota dalam pedoman ini diarahkan pada kompleks pusat
dilakukan dengan mempertimbangkan struktur dan pola ruang. Struktur pemerintahan kota/kabupaten, yang memiliki fungsi utama untuk lapangan upacara dan kegiatan-
dan pola suatu kota terbentuk dari adanya hirarki pusat dan skala kegiatan massal seperti peringatan hari proklamasi, acara rakyat, dan lain-lain.
pelayanan suatu kegiatan fungsional yang dihubungkan oleh suatu hirarki
jaringan jalan dan infrastruktur utama (linkage) yang membentuk suatu
Kebutuhan luas RTNH dalam bentuk alun-alun kota disesuaikan dengan kebutuhan personil
urban fabric, yang pada akhirnya membentuk ruang-ruang aktivitas
pemerintahan kabupaten/kota yang bersangkutan dengan pertimbangan kapasitas maksimal upacara
fungsional.
tingkat kabupaten/kota.
METODOLOGI
PENELITIAN

Metode Analisis SKL


Metode pendekatan yang digunakan dalam analisis satuan
kemampuan lahan ini adalah metode mixed methods. Penelitian
ini merupakan suatu langkah penelitian dengan menggabungkan
dua bentuk penelitian yang telah ada sebelumnya yaitu penelitian
kualitatif dan penelitian kuantitatif.
Berdasarkan atas sumbernya, perolehan data untuk mendukung
analisis satuan kemampuan lahan di dapat dari data sekunder.
Data sekunder merupakan data atau informasi yang telah
dikumpulkan oleh pihak lain yang sebelumnya hasilnya telah
diteliti dan akhirnya disepakati, kemudian peran peneliti disini
hanyalah sebagai pengguna data
Metode Analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) merupakan suatu analisis fisik untuk mengenali karakteristik
sumber daya alam tersebut, dengan menelaah kemampuan dan kesesuaian lahan, agar penggunaan lahan dalam
pengembangan wilayah dan/ atau kawasan dapat dilakukan secara optimal dengan tetap memperhatikan
keseimbangan ekosistem. Langkah-langkah analisis SKL sebagai berikut :

Melakukan analisis satuan-satuan kemampuan lahan, untuk Kalikan nilai-nilai tersebut dengan bobot dari masing-masing
memperoleh gambaran tingkat kemampuan pada masing- satuan kemampuan lahan. Bobot ini didasarkan pada seberapa
masing satuan kemampuan lahan jauh pengaruh satuan kemampuan lahan tersebut pada
pengembangan perkotaan

Tentukan nilai kemampuan setiap tingkatan pada masing- Superimpose-kan semua satuan-satuan kemampuan lahan
masing satuan kemampuan lahan, dengan penilaian 5 (lima) tersebut, dengan cara menjumlahkan hasil perkalian nilai kali
untuk nilai tertinggi dan 1 (satu) untuk nilai terendah bobot dari seluruh satuan-satuan kemampuan lahan dalam
satu peta, sehingga diperoleh kisaran nilai yang menunjukkan
nilai kemampuan lahan di wilayah dan/ atau kawasan
perencanaan
NO. 2
NO. 1 Satuan Kemampuan Lahan Kestabilan Lereng
Analisis satuan kemampuan lereng ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi
lahan yang berkaitan dengan kestabilan dan kemudahan pengembangan lahan.
Kestabilan dalam analisis ini belum memperhitungkan efek yang ditimbulkan oleh
Satuan Kemampuan Lahan Morfologi pengaruh gempa. Pembobotan SKL Kestabilan Lereng terbagi menjadi 5 Kelas
Dalam melakukan analisis morfologi perlu adanya peta kemiringan, seperti pada tabel dibawah ini :
peta morfologi yang dilakukan overlay dengan menggunakan ArcGis
agar dapat mengetahui kawasan yang termasuk dalam kreteria
tersebut untuk mendapatkan hasil yang dijadikan sebagia kemampuan
perumahan. Adapun kreteriannya terdapat pada tabel dibawah ini :
NO. 4
NO. 3 Satuan Kemampuan Lahan Ketersediaan Air
Ketersediaan air pada suatu lahan merupakan hal yang sangat penting, mengingat
fungsi air tanah sebagai sumber pasokan air bersih untuk berbagai kebutuhan,
Satuan Kemampuan Lahan Kestabilan Pondasi terutama di saat kemarau panjang dimana air permukaan tidak mencukupi.
Analisis satuan kemampuan lahan ini dimaksudkan untuk mengetahui
Bertolak dari hal tersebut,maka analisis satuan kemampuan ini dilakukan dengan
tingkatan kemampuan lahan dalam mendukung bangunan serta sarana dan
maksud untuk megetahui kemampuan lahan dalam menunjang ketersediaan air
prasarananya dalam menunjang pemanfaatan lahan. Analisis satuan
kemampuan lahan kestabilan pondasi hampir sama dengan analisis satuan
kemampuan lahan kestabilan lereng, namun pada analisis SKL kestabilan
pondasi pengaruh gempa diperhitungkan
NO. 6
NO. 5 Satuan Kemampuan Lahan Drainase
Melakukan analisis untuk mengetahui tingkat kemampuan lahan dalam
mematuskan air hujan secara alami, sehinggakemungkinan genangan baik bersifat
Satuan Kemampuan Lahan Kebencanaan
lokal ataupun meluas dapat dihindariSKL drainase berfungsiuntuk mengetahui
Analisis satuan kemampuan lahan ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi
tingkat kemampuan lahan dalam mematuskan air hujan secara alami, sehingga
lahan yan berhubungan dengan kemampuan lahan terhadap kemungkinan
kemungkinan genanganbaik bersifat lokal ataupun meluas dapat dihindari. Peta
terjadinya bencana alam. Pengenalan secara dini terhadap lahan yang
SKL ini merupakan overlay dari peta topografi, peta kemiringan lereng, dan
mungkin berpotensi terjadinya bencana alam akan bermanfaat dalam usaha
petacurah hujan
tindakan bencana alam akan bermanfaat dalam usaha tindakan antisipasi
ataupun menghindari pemanfaatan pada lahan yang berpotensi bencana alam
NO. 8
NO. 7 Satuan Kemampuan Lahan Pembuangan Limbah
Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Pembuangan limbah merupakan satuan untuk
Satuan Kemampuan Lahan Terhadap Erosi mengetahui daerah-daerah yang mampu untuk ditempatisebagai lokasi
Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Terhadap Erosi merupakan satuan untuk penampungan akhir dan pengolahan limbah, baik limbah padat maupun limbah
mengetahui tingkat keterkikisan tanah di wilayahatau kawasan perencanaan. cair
Ada beberapa peta yang dibutuhkan dalam analisis, peta permukaan, peta
geologi, peta morfologi, peta kemiringan lereng. Data hidrologi dan
klimatologi dan penggunaan lahan. Setelah data-datatersebut dianalsis maka
akan menghasilkan peta SKL terhadap erosi
NO. 9
Satuan Kemampuan Lahan Kemudahan Di Kerjakan
SKL kemudahan dikerjakan berfungsi untuk mengetahui tingkat kemudahan
lahan di wilayah dan/atau kawasan untuk digali / dimatangkan dalam
prosespembangunan / pengembangan Kawasan
METODE ANALISIS LOKASI
Metode pendekatan yang digunakan dalam analisis Metode analisis tapak dilakukan dengan cara
lokasi ini adalah metode pendekatan kualitatif. Penelitian menganalisis elemen tapak mulai dari Orientasi, View,
yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan Aksesibilitas. Topografi, Vegetasi, dan Tanah pada site
analisis. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih yangLorem
telahipsum
dipilih. Analisis
dolor tapak
sit amet, ini digunakan
consectetur untuk
adipiscing elit,
ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori mengetahui potensitempor
sed do eiusmod apa saja yang ut
incididunt ada pada
labore et tapak,
dolore
dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sehingga
magna perancangan bangunan dapat berfungsi dengan
aliqua. Ut enim
sesuai dengan fakta di lapangan. baik dan optimal.

Metode pengumpulan data akan membantu peneliti dalam mengeksplorasi data yang dibutuhkan. Berdasarkan atas sumbernya, perolehan data
untuk mendukung analisis satuan kemampuan lahan di dapat dari data sekunder. Data sekunder merupakan data atau informasi yang telah
dikumpulkan oleh pihak lain yang sebelumnya hasilnya telah diteliti dan akhirnya disepakati, kemudian peran peneliti disini hanyalah sebagai
pengguna data. Datasekunder adalah datayang diperoleh berdasarkan survey intansional, dan studi literatur. Data sekunder didapatkan dari
survey instansi yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mendatangi instansi-instansi terkait.
METODE ANALISIS TAPAK
Metode pendekatan yang digunakan dalam analisis lokasi
Metode Analisis dengan melakukan superimpose kan
ini adalah metode pendekatan kualitatif. Penelitian yang
peta Kepemilikan Lahan dan Kesesuaian Lahan sehingga
bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis.
didapat kan peta Daya Dukung Lahan yang bertujuan
Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit,
dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan
untuk mencari lokasi optimal untuk penempatan alun-
sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore
sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan alun tersebut
magna aliqua. Ut enim
fakta di lapangan

Metode pengumpulan data akan membantu peneliti dalam mengeksplorasi data yang dibutuhkan. Berdasarkan atas sumbernya, perolehan
data untuk mendukung analisis satuan kemampuan lahan di dapat dari data sekunder. Data sekunder merupakan data atau informasi yang
telah dikumpulkan oleh pihak lain yang sebelumnya hasilnya telah diteliti dan akhirnya disepakati, kemudian peran peneliti disini hanyalah
sebagai pengguna data. Data sekunderadalah data yangdiperoleh berdasarkan survey intansional, dan studi literatur. Data sekunder didapatkan
dari survey instansi yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mendatangi instansi-instansi terkait.
BAGAN ALUR
KONDISI EKSISTING DESA
KARANGPAWITAN
BERDASARKAN PERENCAAN
TAPAK

Profil Desa Karangpawitan

Desa Karangpawitan berada di Kecamatan Padaherang yang


memiliki luasan kecamatan memiliki total luas 3.527,225 Ha.
Karangpawitan adalah sebuah desa di Kecamatan Padaherang,
Kabupaten Pangandaran, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Desa
Karangpawitan mempunyai luas wilayah seluas 729,61 Ha dan
dengan batasan wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Desa Cibogo
Sebelah Selatan : Desa Padaherang
Sebelah Timur : Desa Paledah
Sebelah Barat : Desa Kedungwuluh
FISIK WILAYAH
Curah Hujan
Secara umum iklim di wilayah Desa Kaangpawitan dapat dikategorikan sebagai daerah beriklim tropis dan Topografi
sangat basah. Didominasi dengan rata-rata curah hujan 2500-3000 per tahun. Wilayah dengan curah hujan Kondisi topografi di Desa Karangpawitan termasuk kedalam dataran renah yaitu 12 mdpl –
yang tinggi memiliki potensi pertanian yang baik karena dapat menjaga kesuburan tanah dan mengairi sawah 24mpdl. Karakteristik topografi desa Karangpawitan permukaannya memiliki tingkat
dan lahan pertanian. kecuraman yang cenderung landau dengan tingkat kemiringan 0 – 15 %
Jika dilihat dari banyaknya hari hujan terjadi pada bulan Oktober dan Agustus masing-masing sebanyak 21 dan
4 hari hujan.
FISIK WILAYAH
Kemiringan Lereng
Kemiringan lereng merupakan factor utama yang menentukan suatu daerah apakah layak untuk dibudidayakan
atau tidak. Penggunaan lahan untuk Kawasan fungsional seperti persawahan, ladang, dan Kawasan terbangun
membutuhkan lahan dengan kemiringan dibawah 15%. Wilayah Desa Karangpawitan memiliki kemiringan 0 –
8% sehingga layak untuk dikembangkan

Geologi
Kondisi Geologi di Desa Karangpawitan hanya terdiri dari batuan sedimen pilo –
plistosen. Hal ini bermanfaat untuk perencanaan, pemantauan, dan evaluasi
pembangunan yang berkaitan erat degan daya dukung tanah
FISIK WILAYAH
Guna Lahan
Guna lahan di Desa Karangpawitan terbagi menjadi beberapa guna lahan akan tetapi guna
lahan di Desa Karangpawitan didominasi oleh sawah dan permukiman dengan luasan masing
masing 488,33 Ha dan 147,85 Ha.

Jenis Tanah
Jenis tanah yang terdapat di Desa Karangpawitan adalah jenis tanah alluvial dan latosol. Jenis tanah di Desa
Karangpawitan didominasi oleh jenis tanah latosol seluas 641.52 Ha. Jenis tanah latosol mampu menyerap air
dengan baik
FISIK WILAYAH

Rawan Bencana
Morfologi Rawan Bencana merupakan peta untuk menggambarkan lokasi atau tempat yang sering
Morfologi di Desa Karangpawitan hanya berupa dataran alluvium saja. Alluvium (dari bahasa Latin alluvius, dari mengalami atau diperkirakan akan mengalami bencana. Klasifikasi rawan bencana terbagi
alluere, "untuk membasuh") adalah tanah liat lepas, lanau, pasir, atau kerikil yang telah diendapkan oleh air menjadi 4 yaitu rawan bencana sangat rendah, rendah, menengah, dan tinggi, tetapi rawan
yang mengalir di dasar sungai, di dataran banjir, di kipas aluvial atau pantai, atau dalam pengaturan serupa bencana yang ada di Desa Karangpawitan hanya terdapat 1 jenis yaitu rawan bencana sangat
rendah
Setatus kepemilikan tanah hak guna bangunan
ini mengacu pada hak untuk mendirikan dan
Hak Guna memiliki bangunan diatas tanah yang dimiliki
Bangunan oleh pihak lain. Umumnya hak guna bangunan
dibatasi jangka waktu tertentu yaitu selama 30
tahun, jika sudah mencapai batas waktu
tersebut, maka harus dilakukan perpanjang
kembali

Setatus kepemilikan tanah hak milik


merupakan kepemilikan penuh terhadap
Hak Milik sebidang tanah yang dapat dikelola atau
dimanfaatkan sesuai dengan keinginan,
setatus kepemilikan tanah hak milik
terbagi menjadi 2 yaitu kepemilikan oleh
negara/pemerintah atau pribadi

Setatus tanah hak pakai dalam


penggunaannya diberikan selama jangka
waktu tertentu selama lahan tersebut
Hak Pakai digunakan untuk tujuan tertentu dengan
imbalan yang juga telah ditentukan akan
tetapi hak pakai ini dalam penggunaannya
dapat berubah sewaktu waktu sesuai
dengan keinginan dari pemilik tanah
tersebut baik pemerintah/negara atau
pribadi
PENENTUAN LOKASI
DAN KONSEP ALUN-
ALUN DI DESA
KARANGPAWITAN
KESESUAIAN LAHAN
Analisis dilakukan untuk memberikan gambaran kerangka
fisik pengembangan wilayah serta batasan dan potensi
alam Kawasan Desa Karangpawitan dengan mengenali
karakteristik sumber daya alam, menelaah kemampuan
lahan dan kesesuaian lahan agar pemanfaatan lahan dalam
pengembangan wilayah dapat dilakukan secara optimal
dengan tetap memperhatikan keseimbangan ekosistem
dan meminimalkan kerugian akibat bencana
ANALISIS SATUAN KEMAMPUAN LAHAN (SKL)
MORFOLOGI

SKL Morfologi ini dilakukan dengan


melakukan overlay terhadap peta morfologi
dan peta kemiringan lereng dengan system
pembobotan. Terdapat 2 karakteristik
penilaian terhadap analisis satuan
kemampuan lahan berdasarkan morfologi
ANALISIS SATUAN KEMAMPUAN LAHAN (SKL)
KEMUDAHAN DIKERJAKAN

Berdasarkan analisis SKL Kemudahan


Dikerjakan yang dilakukan, di Desa
Karangpawitan terdapat dua karakteristik
lahan berdasarkan kemudahan
dikerjakannya yaitu tinggi dan sedang
ANALISIS SATUAN KEMAMPUAN LAHAN (SKL)
KESTABILAN LERENG

SKL Kestabilan Lereng ini pada dasarnya


diperoleh dengan melakukan overlay
terhadap data fisik dasar yang ada, yang
meliputi peta morfologi, peta kemiringan
lereng, peta geologi permukaan, dan peta
guna lahan
ANALISIS SATUAN KEMAMPUAN LAHAN (SKL)
KESTABILAN PONDASI

SKL Kestabilan Pondasi merupakan analisis untuk mengetahui tingkat


kemampuan lahan dalam mendukung bangunan berat dalam
pengembangan perkotaan. Dari hasil analisis ini akan dapat diketahui
gambaran daya dukung tanah secara umum, dan perkiraan jenis
pondasi dari masing-masing tingkatan kestabilan pondasi. SKL
Kestabilan Pondasi ini diperoleh dari hasil overlay dari beberapa data
dasar fisik yaitu Peta Kestabilan Lereng, Peta Geologi Permukaan, dan
Peta Guna Lahan
ANALISIS SATUAN KEMAMPUAN LAHAN (SKL)
KETERSEDIAAN AIR
SKL Ketersediaaan Air ini dapat diketahui
kapasitas air untuk pengembangan kawasan,
sumber-sumber air yang bisa dimanfaatkan untuk
keperluan pengembangan kawasan dengan tidak
menganggu keseimbangan tata air. SKL
Ketersediaan Air ini dihasilkan dari proses overlay
terhadap Peta Morfologi, Peta Kemiringan Lereng,
Peta Geologi Permukaan, dan Peta Guna Lahan
ANALISIS SATUAN KEMAMPUAN ANALISIS SATUAN KEMAMPUAN
LAHAN (SKL) DRAINASE LAHAN (SKL) TERHADAP EROSI

Analisis SKL Erosi bertujuan untuk


Drainase berkaitan dengan aliran air, serta mudah tidaknya air
mengetahui daerah-daerah yang
mengalir. Drainase tinggi artinya aliran air mudah mengalir atau
mengalir lancar. Drainase rendah berarti aliran air sulit dan
mengalami keterkikisan tanah
mudah tergenang. Analisis satuan kemampuan lahan ini sehingga dapat diketahui tingkat
bermaksud untuk mengetahui kemampuan lahan dalam ketahanan lahan terhadap erosi serta
menunjang sistem drainase dan pematusan secara alamiah antisipasi dampaknya pada daerah
yang sangat dibutuhkan di dalam pengembangan permukiman yang lebih hilir
ANALISIS SATUAN KEMAMPUAN ANALISIS SATUAN KEMAMPUAN
LAHAN (SKL) TERHADAP LAHAN (SKL) PEMBUANGAN
BENCANA ALAM LIMBAH

Hasil yang diperoleh dalam SKL


Pembuangan Limbah adalah dukungan
Analisis satuan kemampuan lahan ini dimaksudkan untuk terhadap pembuangan limbah baik cair
mengetahuai kondisi lahan yang berhubungan dengan maupun padat yang ditentukan dengan
kemampuan lahan terhadap kemungkinan kejadian bencana aspek teknis utama berupa kelerengan,
alam. Kondisi ini dapat dicerminkan dari interprestasi peta curah hujan, jenis tanah dan hidrogeologi
geologi termasuk jenis dan sifat fisik batuan serta peta sebagai kriteria terhadap kemampuan
kemiringan lereng tanah dalam meresapkan air
ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN

Berdasarkan dari hasil analisis metoda tumpang tindih atau


overlay terhadap penilaian atau pembobotan dari setiap
kriteria/variabel yang ada, sesuai dengan alur bagan analisis
tersebut, maka dapat diketahui total nilai atau skor dari masing-
masing kawasan, sehingga masing-masing kawasan dapat di
kelompokkan menjadi beberapa kelas berdasarkan rentang total
skor yang ada. Dari hasil total penilaian terhadap semua variabel
tersebut, dapat diketahui bahwa rentang nilai maksimal-minimal,
berdasarkan nilai tersebut kemampuan pengembangan lahan
kawasan budidaya dapat dibagi menjadi
1.Kemampuan pengembangan agak tinggi seluas 288,16 Ha
2.Kemampuan pengembangan sedang seluas 441,44 Ha
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN

Analisis kesesuaian lahan disini dailakukan dengan cara


melakukan penilaian setiap kelas kemampuan lahan yang
memungkinkan untuk di jadikan titik lokasi alun-alun. Variable
yang di gunakan untuk menentukan kesesuaian lahan di
antaranya.
1. Peta Kemampuan Lahan
2. Peta Jenis Tanah
3. Peta Geologi
4. Peta Kemiringan
5. Peta Curah Hujan
6. Peta Rawan Bencana

Dari variable di atas di lakukan metode skoring dengan


menentukan kelas interval jumlah keseluruhan nilai di kali bobot.
Maka didapatkan kelas kesesuaian lahan di Desa Karangpawitan
yaitu hanya kesesuaian lahan tinggi
DAYA DUKUNG
LAHAN
Berdasarkan analisis SKL yang telah dilakukan pemilihan lokasi dari site plan
lokasi alun alun, maka dilakukan analisis daya dukung lahan dengan cara meng
overlay peta setatus lahan dan kesesuaian lahan, hingga menghasilkan Kawasan
yang mendukung untuk didirikannya alun alun di desa karangpawitan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pertimbangan yang dipilih untuk


dijadikan lokasi site plan berdasarkan setatus lahan yang didukung oleh
kesesuaian lahan yang tinggi maka didapatkan lokasi site plan
ELEMEN TAPAK
HUBUNGAN FUNGSIONAL
Dalam analisis tapak diperlukan adanya identifikasi hubungan
fungsional antara elemen alun-alun yang akan direncanakan,
Berdasarkan tabel disamping dapat diketahui bahwa lokasi Mushola
dengan Toilet harus berdekatan karena memiliki hubungan fungsional
yang kuat, sedangkan hubungan fungsional Parkir dengan Toilet tidak
kuat karena tidak ada hubungan fungsional yang kuat
PEMILIHAN SITE

Berdasarkan hasil analisis daya dukung lahan, didapatkan 2 alternatif lokasi site
dengan pertimbangan lokasi dan luas tapak, bentuk tapak, topografi, aksesibilitas,
kondisi tapak, dan ketapakan maka dilakukan skoring untuk menentukan hasil terbaik
dari 2 alternatif tersebut. Berikut merupakan skoring dilakukan

Keterangan :
0 = Tidak Berpotensi
1 = Kurang Berpotensi
2 = Cukup Berpotensi
3 = Berpotensi
ORIENTASI

Orientasi angin
Arah angin yang ada di Desa Karangpawitan, Kecamatan
Padaherang berhembus dari arah barat ke timur dengan
perkiraan kecepatan angin 0 – 10km/h, dikarenakan
hembusan angin tidak terlalu kencang, maka tidak
diperlukannya pengahalang angin

Analisis Orientasi matahari, angin dan kebisingan merupakan salah satu factor
yang mempengaruhi pengaturan massa dan pembukaan.
Orientasi Sinar Matahari
Jalur matahari pada site dari timur laut ke barat daya. Panas matahari yang
paling terik adalah kisaran antara pukul 11 : 45 – 01 : 00, untuk mengurangi
panas matahari yang langsung pada site maka akan ditanam pepohonan yang
dapat menutupi beberapa area site
AKSESIBILITAS
Perencanaan aksesibilitas akan sangat mempengaruhi pengaturan alur
(flow) akses publik, sehingga tidak sampai (dengan mudah)
mengintervensi area privat, termasuk akses yang bersifat visual. Site
berada dekat dengan jalan kolektor dan site memiliki akses langsung
terhadap jalan utama tersebut. Untuk mempermudah aksesibilitas
maka dilakukannya perencanaan sirkulasi dengan menempatkan pintu
masuk dan keluar serta jalur kendaraan. Perencaan aksesisibilitas
dapat dilihat pada gambar berikut ini
Vegetasi

Analisis vegetasi dalam perancangan bertujuan untuk mengetahui


tatanan vegetasi pada tapak dan pemilihan vegetasi pada tapak yang
sesuai dengan kebutuhan site tersebut. Pemilihan vegetasi
berdasarkan orientasi matahari dan orientasi angin
Dikarenakan orientasi angin tidak mempengaruhi site maka pemilihan
vegetasi hanya berdasarkan orientasi matahari, maka dipilih vegetasi
pohon tanjung karena pohon ini menutupi sinar matahari.
Pohon berukuran sedang, tumbuh hingga ketinggian 15 m. Daun-daun
tunggal, tersebar, bertangkai panjang; daun yang termuda berambut
coklat, yang segera gugur. Helaian daun bundar telur hingga
melonjong, panjang 9–16 cm, seperti jangat, bertepi rata namun
menggelombang
VIEW

Untuk pandangan ke tapak, jalan raya pangandaran menjadi area yang strategis untuk menangkap pandangan ke site karena mobilitas yang tinggi dan juga bangunan yang berada
disekitaran jalan raya pangandaran tidak tinggi sehingga pandangan terhadap site tidak terhalang, selain itu jalan raya pangandaran merupakan jalan utama pada tapak
TOPOGRAFI TANAH
Kondisi lahan pada lokasi ini memiliki kondisi lahan datar. Jenis tanah
Berdasasarkan data, tapak berada di ketinggian kurang dari 25 meter yang berada di lokasi site merupakan tanah latosol yang mana Tanah
diatas permukaan laut, dan berupa dataran. Maka dari itu untuk jenis latosol mampu menyerap air dengan baik sehingga bisa menahan
dan ketinggian bangunan serta bentuk site plan tidak terpengaruhi erosi, dan juga lahan berada dikemiringan 2 – 5% yang dapat dikatakan
dengan kondisi topografi yang ada dataran
Alun-Alun

KONSEP ALUN-
ALUN

Pada site alun-alun terdapat 1 jalur masuk yaitu di Jalan


Patinggen 2 yang berada di sebelah kiri dari arah Banjar –
Pangandaran. Sedangkan jalur keluar juga hanya terdapat 1
jalur yaitu yang berada di Jalan Patinggen 2 menuju Jalan Raya
Pangandaran

AKSESIBILITAS
Alun-Alun

SARANA PENDUKUNG
ALUN-ALUN

Berdasarkan hasil pembahasan sarana


pendukung yang dibutuhkan untuk alun-alun
diantaranya adalah :
·Mushola
·Parkir
·Toilet
·Jalur Pejalan Kaki
Alun-Alun

Berdasarkan hasil pembahasan analisis tapak


didapati bahwa konsep alun-alun yang ada di Desa
Karangpawitan, Kecamatan Padaherang,
Berdasarkan sejarah daerah tersebut Desa
Karangpawitan menjadi salah satu penghasil
kopra, sehingga adanya pohon kelapa bertujuan
untuk menunjukan ciri khas daerah tersebut

ALUN-ALUN
PENUTUP
KESIMPULAN

Berdasarkan analisis daya dukung lahan Berdasarkan hasil analisis elemen tapak maka dilakukan
pemilihan lokasi untuk site berdasarkan variabel yang telah
dapati kategori “Daya Dukung
ditentukan, hingga didapati 1 lokasi untuk site alun-alun.
Pengembangan Tinggi”, “Daya Dukung
Konsep alun-alun memiliki 1 jalur masuk yaitu di Jalan
Pengembangan Cukup”, “ Daya Dukung Patinggen 2 yang berada di sebelah kiri dari arah Banjar –
Pengembangan Kurang’’, dan “Daya Pangandaran. Sedangkan jalur keluar juga hanya terdapat 1

Dukung Pengembangan Kurang’’ dengan jalur yaitu yang berada di Jalan Patinggen 2 menuju Jalan
Raya Pangandaran, serta memiliki 4 sarana pendukung
luasan yang paling luas adalah Daya
seperti mushola, lahan parkir, toilet, dan jalur pejalan kaki.
Dukung Pengembangan Tinggi dengan
Serta untuk konsep alun-alun yang ada di Desa
Kesesuaian lahan yang berada di Desa luasan 705,93 Ha. Berdasarkan daya Karangpawitan, Kecamatan Padaherang, Berdasarkan
Karangpawitan, Kecamatan Padaherang dukung pengembangan yang tinggi maka sejarah daerah tersebut Desa Karangpawitan menjadi salah
didapatkan kesesuaian lahannya yaitu dipilihlah 2 alternatif sebagai lokasi site. satu penghasil kopra, sehingga adanya pohon kelapa

hanya kesesuaian lahan tinggi bertujuan untuk menunjukan ciri khas daerah tersebut
REKOMENDASI

KELEMAHAN
1.Dilakukannya pemeliharaan terhadap site alun-alun STUDI
agar dapat memelihara fungsi dan juga keindahan agar
masyarakat sekitar dapat melakukan kegiatan di site
Belum dilakukannya rencana detail terkait REKOMENDASI
kebutuhan sarana pendukung alun-alun di Desa STUDI
tersebut dengan nyaman.
Karangpawitan, Kecamatan Padaherang LANJUTAN
2.Melakukan pembatasan terhadap ketentuan koefisien
diantaranya :
dasar bangunan (KDB) dan koefisien lantai bangunan
1.Tidak dilakukannya perhitungan terhadap Diharapkan untuk studi lanjutan
(KLB) yang ada di sekitar site alun-alun Desa
kebutuhan luasan parkir di site alun-alun dilakukannya penyempuraan pada
Karangpawitan, Kecamatan Padaherang.
2.Tidak dilakukannya perhitungan kebutuhan penelitian site alun-alun dengan melakukan

sarana toilet. sebagai berikut :

Tidak dilakukannya perhitungan kebutuhan ruang 1.Melakukan perhitungan kebutuhan luasan

bagi sarana peribadatan parkir


2.Melakukan perhitungan kebutuhan sarana
toilet
3.Melakukan perhitungan kebutuhan ruang
bagi sarana peribadatan
Thank You

Anda mungkin juga menyukai