Penentuan Lokasi Dan Konsep Alun-Alun Di Desa Karangpawitan Kecamatan Padaherang
Penentuan Lokasi Dan Konsep Alun-Alun Di Desa Karangpawitan Kecamatan Padaherang
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada perlu dilakukannya penelitian terkait
dengan adanya Perancangan Konsep Alun-Alun Sebagai Ruang Terbuka
Publik Pendukung Pusat Perkotaan di Desa Karangpawitan Kecamatan
Padaherang. Berdasarkan pembahasan diatas, maka bagaimana merencanakan alun-
alun sebagai ruang terbuka publik sebagai pendukung pusat perkotaan?
TUJUAN &
SASARAN
RUANG LINGKUP
MATERI
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai maka materi yang akan dibahas pada penelitian
ini memiliki batasan, yaitu :
·Mengidentifikasi daya dukung lahan dengan menggunakan metode pendekatan Ruang lingkup wilayah dalam penelitian ini adalah Desa Karangpawitan yang menjadi salah
satu desa yang berada di Kecamatan Padaherang, memiliki luas 729,61 Ha. Adapun batas
kualitatif dan analisis geospasial dengan hasil penentuan lokasi alun-alun di Desa
wilayah Desa Karangpawitan yaitu :
Karangpawitan, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran
·Sebelah Utara : Desa Cibogo
·Merumuskan konsep alun-alun sebagai ruang terbuka publik penunjang pusat ·Sebelah Timur : Desa Paledah
perkotaan dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif dan menggunakan ·Sebelah Selatan : Desa Padaherang
metode analisis elemen tapak dengan hasil konsep alun-alun di Desa Karangpawitan, ·Sebelah Barat : Desa Kedungwuluh
Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran
ruang terbuka public tidak dapat Isu Permasalahan
dipisahkan keberadaannya dari
suatu kota. Manusia secara alami Bagaimana merencanakan
membutuhkan ruang terbuka konsep alun-alun sebagai ruang
publik sebagai ruang kegiatan terbuka publik pendukung
yang memenuhi berbagai macam perkotaan agar dapat
aktifitas yang diinginkan oleh mendukung fungsi pusat
masyarakat, ruang kegiatan yang perkotaan bagaimana
dapat memungkinkan merencanakan konsep alun-alun
masyarakat untuk berinteraksi, sebagai ruang terbuka publik
ruang yang memberikan pendukung perkotaan agar
pengamalan berbeda dari dapat mendukung fungsi pusat
biasanya, atau sekedar untuk perkotaan
menghirup udara segar, istirahat
sejenak dari kesibukan pekerjaan
Sasaran Tujuan
merumuskan
Untuk mencapai tujuan lokasi dan konsep
penelitian makaalun-alun sebagai ruang terbuka
sasaran-sasaran
publiksebagai
yang ingin dicapai adalah penunjang pusat
berikut : perkotaan
·Teridentifikasi kesesuaian lahan
eksisting di Desa Karangpawitan
Metode Penelitian
Kecamatan Padaherang
Kabupaten Pangandaran Metode Pengumpulan Data
tersebut (Tarigan, 2005, (A) :122) energi, dan limbah), arsitektur lansekap (ruang terbuka hijau maupun non hijau), dan
perencanaan kota (peraturan tata ruang dan kebijakan membangun).
TINJAUAN KEBIJAKAN
Pada Peraturan Permen PU NOMOR : 12/PRT/M/2009 Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka
Non Hijau Di Wilayah Kota/Kawasan Perkotaan yaitu sebagai berikut :
Penyediaan RTNH pada skala kota/kawasan perkotaan (city wide) Penyediaan RTNH dalam bentuk alun-alun kota dalam pedoman ini diarahkan pada kompleks pusat
dilakukan dengan mempertimbangkan struktur dan pola ruang. Struktur pemerintahan kota/kabupaten, yang memiliki fungsi utama untuk lapangan upacara dan kegiatan-
dan pola suatu kota terbentuk dari adanya hirarki pusat dan skala kegiatan massal seperti peringatan hari proklamasi, acara rakyat, dan lain-lain.
pelayanan suatu kegiatan fungsional yang dihubungkan oleh suatu hirarki
jaringan jalan dan infrastruktur utama (linkage) yang membentuk suatu
Kebutuhan luas RTNH dalam bentuk alun-alun kota disesuaikan dengan kebutuhan personil
urban fabric, yang pada akhirnya membentuk ruang-ruang aktivitas
pemerintahan kabupaten/kota yang bersangkutan dengan pertimbangan kapasitas maksimal upacara
fungsional.
tingkat kabupaten/kota.
METODOLOGI
PENELITIAN
Melakukan analisis satuan-satuan kemampuan lahan, untuk Kalikan nilai-nilai tersebut dengan bobot dari masing-masing
memperoleh gambaran tingkat kemampuan pada masing- satuan kemampuan lahan. Bobot ini didasarkan pada seberapa
masing satuan kemampuan lahan jauh pengaruh satuan kemampuan lahan tersebut pada
pengembangan perkotaan
Tentukan nilai kemampuan setiap tingkatan pada masing- Superimpose-kan semua satuan-satuan kemampuan lahan
masing satuan kemampuan lahan, dengan penilaian 5 (lima) tersebut, dengan cara menjumlahkan hasil perkalian nilai kali
untuk nilai tertinggi dan 1 (satu) untuk nilai terendah bobot dari seluruh satuan-satuan kemampuan lahan dalam
satu peta, sehingga diperoleh kisaran nilai yang menunjukkan
nilai kemampuan lahan di wilayah dan/ atau kawasan
perencanaan
NO. 2
NO. 1 Satuan Kemampuan Lahan Kestabilan Lereng
Analisis satuan kemampuan lereng ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi
lahan yang berkaitan dengan kestabilan dan kemudahan pengembangan lahan.
Kestabilan dalam analisis ini belum memperhitungkan efek yang ditimbulkan oleh
Satuan Kemampuan Lahan Morfologi pengaruh gempa. Pembobotan SKL Kestabilan Lereng terbagi menjadi 5 Kelas
Dalam melakukan analisis morfologi perlu adanya peta kemiringan, seperti pada tabel dibawah ini :
peta morfologi yang dilakukan overlay dengan menggunakan ArcGis
agar dapat mengetahui kawasan yang termasuk dalam kreteria
tersebut untuk mendapatkan hasil yang dijadikan sebagia kemampuan
perumahan. Adapun kreteriannya terdapat pada tabel dibawah ini :
NO. 4
NO. 3 Satuan Kemampuan Lahan Ketersediaan Air
Ketersediaan air pada suatu lahan merupakan hal yang sangat penting, mengingat
fungsi air tanah sebagai sumber pasokan air bersih untuk berbagai kebutuhan,
Satuan Kemampuan Lahan Kestabilan Pondasi terutama di saat kemarau panjang dimana air permukaan tidak mencukupi.
Analisis satuan kemampuan lahan ini dimaksudkan untuk mengetahui
Bertolak dari hal tersebut,maka analisis satuan kemampuan ini dilakukan dengan
tingkatan kemampuan lahan dalam mendukung bangunan serta sarana dan
maksud untuk megetahui kemampuan lahan dalam menunjang ketersediaan air
prasarananya dalam menunjang pemanfaatan lahan. Analisis satuan
kemampuan lahan kestabilan pondasi hampir sama dengan analisis satuan
kemampuan lahan kestabilan lereng, namun pada analisis SKL kestabilan
pondasi pengaruh gempa diperhitungkan
NO. 6
NO. 5 Satuan Kemampuan Lahan Drainase
Melakukan analisis untuk mengetahui tingkat kemampuan lahan dalam
mematuskan air hujan secara alami, sehinggakemungkinan genangan baik bersifat
Satuan Kemampuan Lahan Kebencanaan
lokal ataupun meluas dapat dihindariSKL drainase berfungsiuntuk mengetahui
Analisis satuan kemampuan lahan ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi
tingkat kemampuan lahan dalam mematuskan air hujan secara alami, sehingga
lahan yan berhubungan dengan kemampuan lahan terhadap kemungkinan
kemungkinan genanganbaik bersifat lokal ataupun meluas dapat dihindari. Peta
terjadinya bencana alam. Pengenalan secara dini terhadap lahan yang
SKL ini merupakan overlay dari peta topografi, peta kemiringan lereng, dan
mungkin berpotensi terjadinya bencana alam akan bermanfaat dalam usaha
petacurah hujan
tindakan bencana alam akan bermanfaat dalam usaha tindakan antisipasi
ataupun menghindari pemanfaatan pada lahan yang berpotensi bencana alam
NO. 8
NO. 7 Satuan Kemampuan Lahan Pembuangan Limbah
Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Pembuangan limbah merupakan satuan untuk
Satuan Kemampuan Lahan Terhadap Erosi mengetahui daerah-daerah yang mampu untuk ditempatisebagai lokasi
Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Terhadap Erosi merupakan satuan untuk penampungan akhir dan pengolahan limbah, baik limbah padat maupun limbah
mengetahui tingkat keterkikisan tanah di wilayahatau kawasan perencanaan. cair
Ada beberapa peta yang dibutuhkan dalam analisis, peta permukaan, peta
geologi, peta morfologi, peta kemiringan lereng. Data hidrologi dan
klimatologi dan penggunaan lahan. Setelah data-datatersebut dianalsis maka
akan menghasilkan peta SKL terhadap erosi
NO. 9
Satuan Kemampuan Lahan Kemudahan Di Kerjakan
SKL kemudahan dikerjakan berfungsi untuk mengetahui tingkat kemudahan
lahan di wilayah dan/atau kawasan untuk digali / dimatangkan dalam
prosespembangunan / pengembangan Kawasan
METODE ANALISIS LOKASI
Metode pendekatan yang digunakan dalam analisis Metode analisis tapak dilakukan dengan cara
lokasi ini adalah metode pendekatan kualitatif. Penelitian menganalisis elemen tapak mulai dari Orientasi, View,
yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan Aksesibilitas. Topografi, Vegetasi, dan Tanah pada site
analisis. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih yangLorem
telahipsum
dipilih. Analisis
dolor tapak
sit amet, ini digunakan
consectetur untuk
adipiscing elit,
ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori mengetahui potensitempor
sed do eiusmod apa saja yang ut
incididunt ada pada
labore et tapak,
dolore
dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sehingga
magna perancangan bangunan dapat berfungsi dengan
aliqua. Ut enim
sesuai dengan fakta di lapangan. baik dan optimal.
Metode pengumpulan data akan membantu peneliti dalam mengeksplorasi data yang dibutuhkan. Berdasarkan atas sumbernya, perolehan data
untuk mendukung analisis satuan kemampuan lahan di dapat dari data sekunder. Data sekunder merupakan data atau informasi yang telah
dikumpulkan oleh pihak lain yang sebelumnya hasilnya telah diteliti dan akhirnya disepakati, kemudian peran peneliti disini hanyalah sebagai
pengguna data. Datasekunder adalah datayang diperoleh berdasarkan survey intansional, dan studi literatur. Data sekunder didapatkan dari
survey instansi yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mendatangi instansi-instansi terkait.
METODE ANALISIS TAPAK
Metode pendekatan yang digunakan dalam analisis lokasi
Metode Analisis dengan melakukan superimpose kan
ini adalah metode pendekatan kualitatif. Penelitian yang
peta Kepemilikan Lahan dan Kesesuaian Lahan sehingga
bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis.
didapat kan peta Daya Dukung Lahan yang bertujuan
Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit,
dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan
untuk mencari lokasi optimal untuk penempatan alun-
sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore
sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan alun tersebut
magna aliqua. Ut enim
fakta di lapangan
Metode pengumpulan data akan membantu peneliti dalam mengeksplorasi data yang dibutuhkan. Berdasarkan atas sumbernya, perolehan
data untuk mendukung analisis satuan kemampuan lahan di dapat dari data sekunder. Data sekunder merupakan data atau informasi yang
telah dikumpulkan oleh pihak lain yang sebelumnya hasilnya telah diteliti dan akhirnya disepakati, kemudian peran peneliti disini hanyalah
sebagai pengguna data. Data sekunderadalah data yangdiperoleh berdasarkan survey intansional, dan studi literatur. Data sekunder didapatkan
dari survey instansi yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mendatangi instansi-instansi terkait.
BAGAN ALUR
KONDISI EKSISTING DESA
KARANGPAWITAN
BERDASARKAN PERENCAAN
TAPAK
Geologi
Kondisi Geologi di Desa Karangpawitan hanya terdiri dari batuan sedimen pilo –
plistosen. Hal ini bermanfaat untuk perencanaan, pemantauan, dan evaluasi
pembangunan yang berkaitan erat degan daya dukung tanah
FISIK WILAYAH
Guna Lahan
Guna lahan di Desa Karangpawitan terbagi menjadi beberapa guna lahan akan tetapi guna
lahan di Desa Karangpawitan didominasi oleh sawah dan permukiman dengan luasan masing
masing 488,33 Ha dan 147,85 Ha.
Jenis Tanah
Jenis tanah yang terdapat di Desa Karangpawitan adalah jenis tanah alluvial dan latosol. Jenis tanah di Desa
Karangpawitan didominasi oleh jenis tanah latosol seluas 641.52 Ha. Jenis tanah latosol mampu menyerap air
dengan baik
FISIK WILAYAH
Rawan Bencana
Morfologi Rawan Bencana merupakan peta untuk menggambarkan lokasi atau tempat yang sering
Morfologi di Desa Karangpawitan hanya berupa dataran alluvium saja. Alluvium (dari bahasa Latin alluvius, dari mengalami atau diperkirakan akan mengalami bencana. Klasifikasi rawan bencana terbagi
alluere, "untuk membasuh") adalah tanah liat lepas, lanau, pasir, atau kerikil yang telah diendapkan oleh air menjadi 4 yaitu rawan bencana sangat rendah, rendah, menengah, dan tinggi, tetapi rawan
yang mengalir di dasar sungai, di dataran banjir, di kipas aluvial atau pantai, atau dalam pengaturan serupa bencana yang ada di Desa Karangpawitan hanya terdapat 1 jenis yaitu rawan bencana sangat
rendah
Setatus kepemilikan tanah hak guna bangunan
ini mengacu pada hak untuk mendirikan dan
Hak Guna memiliki bangunan diatas tanah yang dimiliki
Bangunan oleh pihak lain. Umumnya hak guna bangunan
dibatasi jangka waktu tertentu yaitu selama 30
tahun, jika sudah mencapai batas waktu
tersebut, maka harus dilakukan perpanjang
kembali
Berdasarkan hasil analisis daya dukung lahan, didapatkan 2 alternatif lokasi site
dengan pertimbangan lokasi dan luas tapak, bentuk tapak, topografi, aksesibilitas,
kondisi tapak, dan ketapakan maka dilakukan skoring untuk menentukan hasil terbaik
dari 2 alternatif tersebut. Berikut merupakan skoring dilakukan
Keterangan :
0 = Tidak Berpotensi
1 = Kurang Berpotensi
2 = Cukup Berpotensi
3 = Berpotensi
ORIENTASI
Orientasi angin
Arah angin yang ada di Desa Karangpawitan, Kecamatan
Padaherang berhembus dari arah barat ke timur dengan
perkiraan kecepatan angin 0 – 10km/h, dikarenakan
hembusan angin tidak terlalu kencang, maka tidak
diperlukannya pengahalang angin
Analisis Orientasi matahari, angin dan kebisingan merupakan salah satu factor
yang mempengaruhi pengaturan massa dan pembukaan.
Orientasi Sinar Matahari
Jalur matahari pada site dari timur laut ke barat daya. Panas matahari yang
paling terik adalah kisaran antara pukul 11 : 45 – 01 : 00, untuk mengurangi
panas matahari yang langsung pada site maka akan ditanam pepohonan yang
dapat menutupi beberapa area site
AKSESIBILITAS
Perencanaan aksesibilitas akan sangat mempengaruhi pengaturan alur
(flow) akses publik, sehingga tidak sampai (dengan mudah)
mengintervensi area privat, termasuk akses yang bersifat visual. Site
berada dekat dengan jalan kolektor dan site memiliki akses langsung
terhadap jalan utama tersebut. Untuk mempermudah aksesibilitas
maka dilakukannya perencanaan sirkulasi dengan menempatkan pintu
masuk dan keluar serta jalur kendaraan. Perencaan aksesisibilitas
dapat dilihat pada gambar berikut ini
Vegetasi
Untuk pandangan ke tapak, jalan raya pangandaran menjadi area yang strategis untuk menangkap pandangan ke site karena mobilitas yang tinggi dan juga bangunan yang berada
disekitaran jalan raya pangandaran tidak tinggi sehingga pandangan terhadap site tidak terhalang, selain itu jalan raya pangandaran merupakan jalan utama pada tapak
TOPOGRAFI TANAH
Kondisi lahan pada lokasi ini memiliki kondisi lahan datar. Jenis tanah
Berdasasarkan data, tapak berada di ketinggian kurang dari 25 meter yang berada di lokasi site merupakan tanah latosol yang mana Tanah
diatas permukaan laut, dan berupa dataran. Maka dari itu untuk jenis latosol mampu menyerap air dengan baik sehingga bisa menahan
dan ketinggian bangunan serta bentuk site plan tidak terpengaruhi erosi, dan juga lahan berada dikemiringan 2 – 5% yang dapat dikatakan
dengan kondisi topografi yang ada dataran
Alun-Alun
KONSEP ALUN-
ALUN
AKSESIBILITAS
Alun-Alun
SARANA PENDUKUNG
ALUN-ALUN
ALUN-ALUN
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis daya dukung lahan Berdasarkan hasil analisis elemen tapak maka dilakukan
pemilihan lokasi untuk site berdasarkan variabel yang telah
dapati kategori “Daya Dukung
ditentukan, hingga didapati 1 lokasi untuk site alun-alun.
Pengembangan Tinggi”, “Daya Dukung
Konsep alun-alun memiliki 1 jalur masuk yaitu di Jalan
Pengembangan Cukup”, “ Daya Dukung Patinggen 2 yang berada di sebelah kiri dari arah Banjar –
Pengembangan Kurang’’, dan “Daya Pangandaran. Sedangkan jalur keluar juga hanya terdapat 1
Dukung Pengembangan Kurang’’ dengan jalur yaitu yang berada di Jalan Patinggen 2 menuju Jalan
Raya Pangandaran, serta memiliki 4 sarana pendukung
luasan yang paling luas adalah Daya
seperti mushola, lahan parkir, toilet, dan jalur pejalan kaki.
Dukung Pengembangan Tinggi dengan
Serta untuk konsep alun-alun yang ada di Desa
Kesesuaian lahan yang berada di Desa luasan 705,93 Ha. Berdasarkan daya Karangpawitan, Kecamatan Padaherang, Berdasarkan
Karangpawitan, Kecamatan Padaherang dukung pengembangan yang tinggi maka sejarah daerah tersebut Desa Karangpawitan menjadi salah
didapatkan kesesuaian lahannya yaitu dipilihlah 2 alternatif sebagai lokasi site. satu penghasil kopra, sehingga adanya pohon kelapa
hanya kesesuaian lahan tinggi bertujuan untuk menunjukan ciri khas daerah tersebut
REKOMENDASI
KELEMAHAN
1.Dilakukannya pemeliharaan terhadap site alun-alun STUDI
agar dapat memelihara fungsi dan juga keindahan agar
masyarakat sekitar dapat melakukan kegiatan di site
Belum dilakukannya rencana detail terkait REKOMENDASI
kebutuhan sarana pendukung alun-alun di Desa STUDI
tersebut dengan nyaman.
Karangpawitan, Kecamatan Padaherang LANJUTAN
2.Melakukan pembatasan terhadap ketentuan koefisien
diantaranya :
dasar bangunan (KDB) dan koefisien lantai bangunan
1.Tidak dilakukannya perhitungan terhadap Diharapkan untuk studi lanjutan
(KLB) yang ada di sekitar site alun-alun Desa
kebutuhan luasan parkir di site alun-alun dilakukannya penyempuraan pada
Karangpawitan, Kecamatan Padaherang.
2.Tidak dilakukannya perhitungan kebutuhan penelitian site alun-alun dengan melakukan