Anda di halaman 1dari 9

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PENDATAAN DAN PEMETAAN KAWASAN KUMUH DI KOTA


DENPASAR

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Terbentuknya sebuah entitas dan identitas masyarakat, sangat dipengaruhi
oleh kondisi geografis dan demografi suatu wilayah termasuk pada masyarakat
kota. Masyarakat yang terletak di dataran tinggi akan berbeda dengan
masyarakat didataran rendah. Demikian pula penduduk yang heterogen akan
berbeda tatanan kehidupannya dengan penduduk yang relatif homogen. Jika
dilihat dari letak dan posisi Kota Denpasar berada pada wilayah yang relatif datar
dengan karakteristik masyarakatnya dikategorikan heterogen.
Karakteristik masyarakat Kota Denpasar yang heterogen tersebut,
dikondisikan oleh proses urbanisasi dan berkembangnya aktivitas sosial-ekonomi
strategis pada kawasan kota baik yang berskala pelayanan regional maupun
skala pelayanan lokal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses
urbanisasi yang terjadi di Kota Denpasar secara langsung membentuk
karakteristik masyarakat multikultur dan membentuk pola dan karakteristik
kawasan permukiman baik yang dikembangkan melalui mekanisme perencanaan
maupun yang berkembangan secara sporadis, sehingga berpengaruh terhadap
pola ruang Kota Denpasar. Secara umum, untuk memahami proses
perkembangan kawasan perkotaan Kota Denpasar, pada dasarnya dikondisikan
oleh dua hal, yaitu; Pertama, Kota Denpasar ditetapkan sebagai pusat Kawasan
Strategis Nasional SARBAGITA, sekaligus sebagai pusat kegiatan nasional dan
regional dalam kedudukannya sebagai Ibukota Provinsi Bali. Proses
pembangunan Kota Denpasar, selain dipengaruhi oleh faktor atau kegiatan yang
terjadi di dalamnya, juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang terjadi
diluarnya. Dengan demikian, dalam konteks perkembangan Kota Denpasar
dalam posisinya sebagai pusat kegiatan yang berskala regional pada akhirnya
membentuk pola keterkaitan antarkota dan membentuk sistem perkotaan, dan
pengaruhnya berkonstribusi secara langsung terhadap berkembangnya kawasan
permukiman kumuh akibat proses urbanisasi yang berlangsung dari waktu ke
waktu.

1
Kawasan pemukiman kumuh adalah lingkungan hunian yang kualitasnya
sangat tidak layak huni, ciri-cirinya antara lain berada pada lahan yang tidak
sesuai dengan peruntukan/tata ruang, kepadatan bangunan sangat tinggi dalam
luasan yang sangat terbatas, rawan penyakit sosial dan penyakit lingkungan,
serta kualitas bangunan yang sangat rendah, tidak terlayani prasarana
lingkungan yang memadai dan membahayakan keberlangsungan kehidupan dan
penghidupan penghuninya (Budiharjo: 1997). Kota Denpasar sebagai salah satu
kota besar di Indonesia yang mejadi bagian Kawasan strategin nasional juga
mengalami beberapa permasalahan perkotaan sebagaimana yang dialami kota-
kota lain di Indonesia yaitu Kawasan kumuh. Berdasarkan surat keputusan
walikota Denpasar nomor 188.45/1450/hk/2016 tentang penetapan lokasi
lingkungan perumahan dan permukiman kumuh di kota Denpasar, menyebutkan
bahwa kawasan kumuh yang terdapat di Kota Denpasar sebanyak 36 kawasan
lokasi kumuh dengan total luas 184,40 hektar yang tersebar di tiap kecamatan.
Keberadaan kawasan kumuh tersebut di Kota Denpasar masih belum dapat
sepenuhnya ditangani karena terkendala permasalahan teknis, politis dan
pendanaan. Selain itu informasi Kawasan-kawasan kumuh dalam SK walikota
tersebut juga belum secara detail menyampaikan kondisi lingkungan serta
sebaran berupa peta lokasi kawasan kumuh yang ada di kota Denpasar.
Dalam kaitannya dengan perencanaan perencanaan penanganan Kawasan
kumuh di Kota Denpasar, pada tahun 2016 pemerintah Kota Denpasar telah
melaksanakan kegiatan Koordinasi Perencanaan Penanganan Perumahan
Kumuhdalam rangka penyusunan rekomendasi skala prioritas penanganannya.
Saat ini pada tahun 2019,dengan adanya perkembangan pembangunan
sudah semakin besar dan arus urbanisasi juga terus
meningkat.Untukmengantisipasi tumbuhnya kawasan kumuh baru diperlukan
penataan kawasan kumuh dengan diawali dengan pendataan dan pemetaan
kawasan kumuh yang ada di Kota Denpasar. Pendataan dan pemetaan ini perlu
dilakukan sebagai data dasar dalam membuat pemetaan (mapping) kondisi dan
pola eksisting kawasankumuh yang disebutkan dalam SK Kumuh serta adanya
indikasi perkembangan lokasi kumuh-kumuh baru, sehingga dapat
direkomendasikan langkah-langkah strategis dalam penanganannya di samping
untuk pengendalian kawasan kumuh agar tidak berkembang dan sesuai dengan
arahan peruntukan tata ruangnya.

2
2. Maksud Dan 2.1. Maksud
Tujuan Maksud pekerjaan ini adalah melakukan Pendataan dan Pemetaan
Kawasan Kumuh di Kota Denpasar dalam bentuk identifikasi pendataan
dan pemetaan kawasan kumuhkedalam sebuah data base kawasan kumuh
di Kota Denpasar.Dengan tersedianya data base kawasan kumuh, nantinya
dapat digunakan sebagaipedoman dalam menyusun program-program
untuk mengatasi permasalahan kawasan kumuh yang ada di Kota
Denpasar.

2.2. Tujuan
Menyusun dokumen Pendataan Pemetaan Kawasan Kumuh Di Kota
Denpasar yang menyajikan data dasar (database) yang lengkap, rinci dan
up to date tentang kondisi dan sebaran kawasan kumuh di Kota Denpasar
yang dilengkapi penyajian dalam format sistem informasi berbasis
geografis (GIS)

3. Target/ Sasaran Sasaran yang akan dicapai dalam pekerjaan Pendataan Kawasan Kumuh di
Pekerjaan Kota Denpasar adalah
1. Tersusunnya evaluasi rencana dan realisasi penanganan kumuh di Kota
Denpasar
2. Teridentifikasi dan terpetakannya permasalahan kawasan kumuh yang
masih belum tertangani di Kota Denpasar
3. Terhimpunnya informasi indikasi lokasi kawasan kumuh baru di Kota
Denpasar
4. Evaluasi dan identifikasi terhadap indikasi kawasan kumuh baru di Kota
Denpasar
5. Terpetakannya lokasi dan permasalahan kawasan kumuh baru di Kota
Denpasar

4. Nama Organisasi 4.1. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran: Kepala Dinas Perumahan,
Pengadaan Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kota Denpasar
Barang/ Jasa

3
4.2. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK): Ir. Dewa Gede Anom Putra Pradnyana,
MSipada Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan PertanahanKota
Denpasar.

5. Sumber 5.1. Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan: APBD Kota Denpasar melalui
Pendanaan dan DPA OPD Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan PertanahanTahun
perkiraan 2019
pembiayaan
5.2. Dengan Pagu Anggaran sebesar Rp. 300.000.000,- (Tiga RatusJuta Rupiah).

6. Ruang Lingkup 6.1 Lingkup Kegiatan


Kegiatan dan Lingkup Pekerjaan Pendataan dan Pemetaan Kawasan Kumuh di Kota
Tahapan Kegiatan Denpasarsebagai berikut :
1. Melakukan kajian dan evaluasi tentang penanganan kawasan kumuh di
Kota Denpasar
2. Menyiapkan data dan peta dasar kota yang aktual dan relevan
3. Melakukan diskusi teknis dengan pihak kecamatan untuk menghipun
informasi indikasi kawasan kumuh baru
4. Melakukan identifikasi permukiman kumuh baru diseluruh wilayah kota
Denpasar
5. Membuat peta sebaran kawasan kumuh baru kota Denpasar
6. Membuat profil kawasan dan lokasi kawasan kumuh baru kota Denpasar
7. Menyusun sistem informasi permukiman kumuh baru kota Denpasar

7. Produk yang Keluaran atau output dari pekerjaan Pendataan Pemetaan Kawasan Kumuh
dihasilkan Kota Denpasar adalah :
a. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan memuat konsepsi pemikiran, metodologi, ruang
lingkup pekerjaan, rencana pelaksanaan kegiatan (program kerja berikut
jadwal pelaksanaan) dan memuat kompilasi data awal. Laporan ini
disampaikan 30 (tiga puluh) hari setelah kontrak ditandatangani/terbitnya
surat perintah mulai kerja. Jumlah yang diserahkan sebanyak 5 (lima)
buku;

4
b. Laporan Antara
Laporan Antara memuat hasil analisa, diskusi dan kesimpulan sementara
yang diwujudkan dalam bentuk pedoman dan akan disampaikan dalam
waktu 90 (sembilan puluh) hari setelah dikeluarkannya SPMK. Laporan ini
akan dijadikan rancangan laporan akhir yang sebelumnya
diasistensikan/didiskusikan dengan tim teknis dan pihak terkait dalam
acara pembahasan laporan akhir. Jumlah yang harus diserahkan sebanyak
5 (lima) buku;
c. Laporan Akhir
Laporan Akhir merupakan hasil penyempurnaan dari analisis dan kajian
yang telah dilakukan pembahasan pada tahap sebelumnya dan dipadukan
dengan masukan-masukan dan saran yang dalam bentuk soft
copy/flashdisk 8 GB sebanyak 4(empat) buah, hard copy/buku sebanyak 5
(lima) buku dan Album Peta (A3) sebanyak 5 (lima) Album

8. Waktu Jangka waktu pelaksanaan Pekerjaan Pendataan dan Pemetaan Kawasan


Pelaksanaan Kumuh di Kota Denpasar diperkirakan 120 (seratus dua puluh) hari kalender
Yang Diperlukan atau empat bulan.

9. Persyaratan
Memiliki Ijin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) di bidang Perencana
Perusahaan
Konstruksi dan memiliki Surat Badan Usaha (SBU) dengan klasifikasi
Perencanaan Penataan Ruang, Sub Klasifikasi Jasa Perencanaan dan
Perancangan Perkotaan (PR101), atau Jasa Perencanaan Wilayah
(PR102), atau Jasa Pengembangan Pemanfaatan Ruang (PR104), atau
Klasifikasi Konsultansi Spesialis, Sub Klasifikasi Jasa Pembuatan Peta
(SP304)

10. Tenaga Ahli Tenaga Ahli Konsultan yang dibutuhkan dalam melaksanakan Pekerjaan
Yang Pendataan dan Pemetaan Kawasan Kumuh di Kota Denpasar sesuai tabel
Dibutuhkan berikut :
Posisi Kualifikasi(minimal) Jumlah
Orang Bulan
A Tenaga Ahli
1 Ahli Perencanaan S1 Perencanaan Wilayah 1 4
(Team Leader) dan Kota

5
2 Ahli Database/GIS S1 Geodesi 1 3

3 Ahli Lingkungan S1 Teknik Lingkungan 1 3

4 Ahli Arsitektur S1 Teknik Arsitek 1 1

5 Ahli Pemetaan S1 Geografi 1 1

B Sub Profesional Staff


1 Asisten Ahli S1 Planologi/PWK 1 2
PWK/Planologi
2 Surveyor S1 Geodesi/PWK 4 2
3 Drafter CAD/GIS S1Geodesi/PWK 1 1
C Tenaga Pendukung
1 Tenaga Administrasi Minimal SMK/SMA 1 4
2 Operator Komputer Minimal SMK/SMA 1 3

Untuk melaksanakan pekerjaan ini penyedia jasa konsultansi harus


menyediakan tenaga-tenaga yang profesional, berkualitas dan berpengalaman
dibidangnya, antara lain:
1. Tenaga Ahli
a. 1 orang Ahli Perencanaan (Team Leader) Berpendidikan minimal S1
(Sarjana) Teknik Planologi/Perencanaan Wilayah dan Kota dengan
pengalaman minimal 7 tahun dan memiliki sertifikat keahlian (SKA)
dengan klasifikasi minimal Ahli Muda.
b. 1 orang Ahli Database/GIS Berpendidikan minimal S1 (Sarjana) Teknik
Geodesi dengan pengalaman minimal 3 tahun dan memiliki sertifikat
profesi Ahli Sistem Informasi Geografis.
c. 1 orang Ahli Lingkungan Berpendidikan minimal S1 (Sarjana) Teknik
Lingkungandengan pengalaman minimal 3 tahun dan memiliki sertifikat
keahlian (SKA) dengan klasifikasi minimal Ahli Muda/ Pratama.
d. 1 orang Ahli Arsitektur Berpendidikan minimal S1 (Sarjana)Teknik
Arsitekturdengan pengalaman minimal 3 tahun dan memiliki sertifikat
keahlian (SKA) dengan klasifikasi minimal Ahli Muda/ Pratama.
e. 1 orang Ahli Pemetaan Berpendidikan minimal S1 (Sarjana)Geografi
Pengkhususan Kartografi dengan pengalaman minimal 3 tahun.

2. Sub Profesional Staff


a. 1 (satu) orang asisten ahli planologi/pwk dengan minimal Pendidikan S1
(sarjana) Planologi/PWK, dengan pengalaman minimal 2 tahun.

6
b. 1 (satu) orang Drafter CAD/GIS dengan minimal pendidikan sarjana (S1)
Teknik Geodesi/PWK, dengan pengalaman minimal 1 tahun.
c. 4(empat) orang surveyor dengan pendidikan minimal S1 Geodesi/PWK,
pengalaman minimal 1 tahun.

3. Tenaga Administrasi
1 (satu) orang tenaga administrasi berpendidikan minimal SMA/SMK yang
memiliki pengalaman minimal 1 tahun.

4. Operator Komputer
1 (satu) orang operator computer berpendidikan minimal SMA/SMKyang
memiliki pengalaman minimal 1 tahun.

Tahapan pelaksanaan kegiatan diuraikan sebagaimana tabel berikut ini.


Bulan
No Uraian
1 2 3 4
1 Tahap Persiapan
Tahap evaluasi dan identifikasi
2
penanganan kumuh
Tahap penghimpunan informasi
3
indikasi kawasan kumuh baru
Tahapan identifikasi kawasan kumuh
4
baru
Tahap pemetaan lokasi dan
5
permasalahan kumuh baru

6 Penyusunan laporan akhir

11. Referensi Referensi hukum yang akan dijadikan acuan dalam kegiatan ini antara lain :
Hukum a. Undang-Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
b. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
c. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang ;
d. Undang-Undang Nomor 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman;
e. Undang-Undang Nomor 4 tahun 2011 tentang Informasi Geospasial

7
f. Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta
Untuk Penataan Ruang Wilayah;
g. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah;
h. Peraturan Daerah Propinsi Bali Nomor 5 Tahun 2005 tentang Persyaratan
Arsitektur Bangunan Gedung;
i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 6/PRT/M/2007 tentang
Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;
j. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan;
k. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang
l. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor : 22/PERMEN/M/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Perumahan Rakyat Daerah Provinsi dan
Daerah Kabupaten/Kota;
m. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 17/PRT/M/2009 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota;
n. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2009 tentang Pedoman
Penyerahan prasarana, sarana dan utilitas perumahan dan permukiman di
daerah ;
o. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 02/PRT/M/2016Tentang Peningkatan Kualitas Terhadap
Perumahan Kumuh Dan Permukiman Kumuh
p. Peraturan Daerah Propinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi Bali;
q. Peraturan Daerah No 27 thn 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota Denpasar;
r. Keputusan Walikota Denpasar Nomor 188.45/1450/HK/2016 Tentang
Penetapan Lokasi Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh di Kota
Denpasar.

8
12. Penutup Hal-hal yang belum tertuang dan terinci di dalam Kerangka Acuan Kerja/KAK ini
namun merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan untuk dapat
diadakan/dikerjakan dan disediakan oleh Konsultan Perencana. Demikian
Kerangka Acuan Kerja ini kami buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Denpasar, Pebruari 2019


Menyetujui/Mengetahui, Menyetujui,
Pengguna Anggaran Pejabat Pembuat Komitmen
Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Kegiatan Pendataan Pemetaan Kawasan Kumuh
Pertanahan di Kota Denpasar

Ir. I Nyoman Gede Narendra Ir. Dewa Gede Anom Putra Pradnyana, MSi
Pembina Utama Pembina Tk. I
NIP. 19620223 199203 1 005 NIP. 19651008 199603 1 001

Anda mungkin juga menyukai