Anda di halaman 1dari 51

PEKERJAAN : PENYUSUNAN DATA BASE SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DENPASAR

LAPORAN AKHIR

BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH

2.1. GAMBARAN WILAYAH KOTA


Kota Denpasar merupakan sebuah kota di Pulau Bali dan sekaligus menjadi ibu kota
Provinsi Bali, Indonesia. Pertumbuhan industri pariwisata di Pulau Bali mendorong Kota
Denpasar menjadi pusat kegiatan bisnis, dan menempatkan kota ini sebagai daerah yang
memiliki pendapatan per kapita dan pertumbuhan tinggi di Provinsi Bali.
Menurut sejarahnya Kota Denpasar pada mulanya merupakan pusat Kerajaan Badung,
yang posisinya terletak di sebelah utara pasar periuk (peken payuk) yang sekarang dikenal
dengan nama Pasar Kumbasari. Nama Denpasar secara etimologis berasal dari kata den
yang berarti di sebelah utara dan pasar berarti tempat berjualan masyarakat baik hasil
pertanian maupun barang dagangan sejenisnya. Pada jaman dulu Kota Denpasar penuh
dengan alun-alun, tenda-tenda, kereta-kereta kuda yang dipakai sebagai sarana transportasi
masyarakat. Situasinya sangat ramai karena merupakan tempat pertemuan masyarakat dari
desa. Lantas orang-orang menyebutnya denpasar.
Miguel Covarrubias dalam bukunya yang berjudul Island of Bali menyebutkan :
the capitals of the princes districts, the seats of the regencies, are commercialized
half-European, half-Chinese towns like Denpasar and Buleleng; but the true life of
Bali is concentrated in thousands of villages and hamlets.

Deskripsi Covarrubias tersebut mengekspresikan perkembangan Kota Denpasar yang


selaras dengan perkembangan peradaban masyarakat penghuninya. Denpasar bukan lagi desa
atau dusun, pasar tradisional dengan sistem perdagangan sederhana, melainkan berubah
menjadi kota megah bagi pemilik modal (investor), pusat pemerintahan, tempat pemasaran
dan perdagangan asing seperti hampir sebagian besar negara-negara Eropa dan kota-kota
perdagangan China. Kota Denpasar mulanya terdiri dari desa-desa tradisional dengan
penduduk dominan beragama Hindu, memiliki akar budaya yang sangat kuat sebagai modal
dasar untuk menunjang pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan.
Kota Denpasar, selain sebagai pusat perdagangan kebutuhan harian masyarakat, juga
merupakan kota sejarah dan kota budaya. Hal ini sangat jelas dalam visi pembangunan Kota
Denpasar periode 2005-2010 adalah :

BAB II -1
PEKERJAAN : PENYUSUNAN DATA BASE SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DENPASAR

LAPORAN AKHIR

VISI :
Terciptanya Kota Denpasar Berwawasan Budaya Dengan Keharmonisan Dalam
Keseimbangan Secara Berkelanjutan

MISI :
1. Menumbuh kembangkan jati diri masyarakat Kota Denpasar berdasarkan Kebudayaan
Bali.
2. Pemberdayaan Masyarakat dilandasi dengan Kebudayaan Bali dan Kearifan Lokal.
3. Mewujudkan Pemerintahan yang baik (good governance) Melalui Penegakan Supremasi
Hukum (law enforcement)
4. Membangun Pelayanan Publik untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat (Wallfare
society)
5. Mempercepat Pertumbuhan dan memperkuat Ketahanan Ekonomi melalui Sistem
Ekonomi Kerakyatan (economic stability)

Tujuan pembangunan berkelanjutan adalah untuk menumbuhkembangkan jati diri dan


pemberdayaan masyarakat berdasarkan kebudayaan Bali dan keaarifan lokal, mewujudkan
pemerintahan yang baik melalui penegakan supremasi hukum, membangun pelayanan publik
dan mempercepat pertumbuhan dan memperkuat ketahanan ekonomi melalui sistem ekonomi
kerakyatan.

2.1.1. Batas Wilayah Administrasi


Menurut letak geografis Kota Denpasar berada antara 08 35 31- 08 44 49
Lintang Selatan, 115 10 23 - 115 16 27 Bujur Timur. Luas wilayah Kota Denpasar
adalah 12.778 Ha atau 2,18 persen dari luas wilayah Propinsi Bali. Tabel 3.1 yang
menunjukkan jumlah luas wilayah Kota Denpasar per kecamatan. Batas wilayah Kota
Denpasar adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Badung
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Gianyar
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Klungkung
Sebalah Timur : Berbatasan dengan Selat Lombok

BAB II -2
PEKERJAAN : PENYUSUNAN DATA BASE SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DENPASAR

LAPORAN AKHIR

Tabel 2.1. Luas Wilayah Kota Denpasar


per Kecamatan

Luas Wilayah
No Kecamatan
(km2)
(1) (2) (3)
Denpasar
1 49.99
Selatan
Denpasar
2 22.31
Timur
3 Denpasar Barat 24.06
4 Denpasar Utara 31.42 Gambar 2.1. Grafik
Sumber : Kota Denpasar dalam Angka,
Pembagian/Luas Wilayah Kota
2014
Denpasar per Kecamatan (km2)

Denpasar secara administratif wilayah memiliki 4 kecamatan, 43 desa/kelurahan yaitu


Kecamatan Denpasar Selatan yang terdiri dari 10 Desa, Kecamatan Denpasar Timur 11
Desa/Kelurahan, Kecamatan Denpasar Barat 11 desa/kelurahan, dan Kecamatan Denpasar
Utara 11 desa/kelurahan.

Tabel 2.2 Luas Wilayah Administrasi Kota Denpasar

BAB II -3
PEKERJAAN : PENYUSUNAN DATA BASE SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DENPASAR

LAPORAN AKHIR

Sumber : Modifikasi Denpasar dalam angka, 2014

BAB II -4
PEKERJAAN : PENYUSUNAN DATA BASE SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DENPASAR

LAPORAN AKHIR

Gambar 2.2. Peta Batas Wilayah Adminsitratif Kota Denpasar

BAB II -5
PEKERJAAN : PENYUSUNAN DATA BASE SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DENPASAR

LAPORAN AKHIR

2.1.2. Kondisi Fisik


1. Topografi dan Kemiringan
Wilayah Kota Denpasar 59,1 % berada pada ketinggian antara 0 25 m dpl, dan
sisanya sampai 75 m dpl. Topografi Kota Denpasar sebagian besar (82,2%) berupa dataran
dengan kemiringan lereng secara umum berkisar 0 2 % ke arah selatan, sebagian lagi
kemiringan lerengnya antara 2 8 %. Kemiringan lereng di beberapa tempat terutama di
tebing sungai dapat mencapai 2 15 %. Luas wilayah berdasarkan kemiringan dapat dilihat
pada Tabel 2.4. dan Gambar 2.3.
Landform wilayah Kota Denpasar pada bagian utara relief melandai, di beberapa
tempat mempunyai relief berombak, kemudian ke selatan merupakan dataran fluvial.

Tabel 2.4. Luas Wilayah Kota Denpasar Berdasarkan Ketinggian Tempat


dan Kemiringan Tanah (Ha)
Kemiringan
Ketinggian Tempat (Dpl)
Kecamatan Lereng
0 25 m 25 50 m 50 75 m 02% 28%
Denpasar Selatan 4.999 - - 4.999 -
Denpasar Timur 1.110,5 1.200 462,5 1.797 976
Denpasar Barat 1.600 1.025 2.384 4.218 788
Kota Denpasar 7.709,5 2.225 2.83,5 11.014 1.764
Sumber : Kantor Wilayah BPN Provinsi Bali, dengan modifikasi

BAB II -6
PEKERJAAN : PENYUSUNAN DATA BASE SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DENPASAR

LAPORAN AKHIR

Gambar 2.3. Peta Topografi Kota Denpasar

BAB II -7
PEKERJAAN : PENYUSUNAN DATA BASE SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DENPASAR

LAPORAN AKHIR

2. Geologi dan Iklim


Dataran Pulau Bali secara umum terbentuk pada zaman geologi kuarter, kwarter
bawah, tersier, pliosen dan meosin. Berdasarkan Peta Geologi Lembar Bali skala 1 : 25.000
(Direktorat Geologi, 1971) wilayah Kota Denpasar terdiri dari beberapa batuan. Susunan
formasi batuannya adalah sebagai berikut :
Batuan volkanik kuater menutupi sekitar 70 % wilayah Kota Denpasar, yaitu batuan
gunung api hasil dari gunung api Buyan Bratan dan gunung api Batur. Diantara kelompok
batuan ini, batuan volkanik Buyan Bratan merupakan yang tertua dengan materi
penyusunnya terdiri dari tufa dan lahar. Batuan lainnya adalah lava, breksi, kerikil, pasir dan
debu volkanik. Ketebalannya bervariasi yaitu bagian utara agak tebal (>200 m) dan menipis
ke arah selatan.
Endapan aluvial yang terdiri dari material lepas seperti pasir dan kerikil menempati
daerah sepanjang pantai Sanur, sedangkan endapan aluvial yang terdiri dari material liat dan
lempung menempati daerah sepanjang pantai Suwung. Berdasarkan aspek geologi dan tata
lingkungan, wilayah Kota Denpasar tergolong relatif aman dari bencana lahan, seperti gunung
berapi. Demikian pula ancaman dari bahaya erosi relatif kecil karena wilayahnya relatif datar.
Jenis tanah Kota Denpasar berdasarkan Peta Tanah skala 1 : 250.000 (Yunus Dai,
1971), jenis tanahnya terdiri dari Latosol Coklat Kekuningan yang penyebarannya menempati
hampir seluruh wilayah Kota Denpasar, kecuali daerah dekat pantai merupakan tanah Aluvial.
Menurut hasil penelitian Tim Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat (1994) berdasarkan
taksonomi tanah ditemukan 15 seri tanah di wilayah Kota Denpasar.
Selama tahun 2011 curah hujan yang terjadi berdasarkan pemantauan Stasiun
Geofisika Sanglah, Denpasar berada pada keadaan rata-rata. Curah Hujan yang cukup tinggi
terjadi pada bulan Januari dan Desember. Tabel 3.5 dibawah ini menunjukkan angka curah
hujan setiap bulan di kota Denpasar.

Tabel 2.5. Angka Perbandingan Keadaan Curah Hujan Dengan Angka Normal Setiap
Bulan di Kota Denpasar (mm) 2012
Curah Hujan
No. Bulan Realisasi Normal Perbedaan Persentase
1 Januari 730.5 320 410.5 56.2
2 Februari 168.1 268 -99.9 -59.4
3 Maret 554.8 248 306.8 55.3
4 April 18.5 173 -154.5 -835.1
5 Mei 77 118 -41 -53.2
6 Juni 0.2 24 -23.8 -11900.0

BAB II -8
PEKERJAAN : PENYUSUNAN DATA BASE SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DENPASAR

LAPORAN AKHIR

7 Juli 53.2 28 25.2 47.4


8 Agustus 0.2 22 -21.8 -10900.0
9 September 10.9 45 -34.1 -312.8
10 Oktober 3.8 97 -93.2 -2452.6
11 Nopember 69.6 220 -150.4 -216.1
12 Desember 339.4 338 1.4 0.4
Sumber : Kota Denpasar dalam Angka, 2013

3. Sungai, Laut dan Hidrologi


Di wilayah Kota Denpasar, terdapatan potensi sumber daya air dapat disebutkan
lengkap meliputi: air hujan (sudah diuraikan pada sub-bab 3.1.3) air permukaan, air tanah
maupun air laut.
a. Air Permukaan
Air Sungai
Sistem Sungai di Bali dengan kode SWS 03.01 terdiri dari 20 sub-SWS dan Kota
Denpasar berada pada sub-SWS 03.01.01. Pada Sub-SWS 03.01.01, air sungai mengalir
memanjang dari Utara ke Selatan (parallel) dengan sungai-sungai utama yaitu : Tukad
Ayung, Tukad Mati, Tukad Badung, Tukad Buaji dan Tukad Ngenjung. Sungai-sungai ini
merupakan drainase utama Kota Denpasar, dan gambaran umumnya dapat dilihat pada
Tabel 3.8, dengan karakteristik sebagai berikut :.
Hulu Tukad Ayung berada di Kabupaten Bangli dengan DAS meliputi wilayah
Kabupaten Bangli, Badung dan Gianyar dan Denpasar dan digunakan untuk irigasi,
air minum, dan industri-pariwisata. Pada dua lokasi alur sungai yaitu di Peraupan dan
Waribang, terdapat dua intake dan pengolahan air minum yang dikelola oleh PDAM
Kabupaten Badung, dan PDAM Denpasar.
DAS Sungai Tukad Mati adalah wilayah Kabupaten Badung tanpa adanya hutan
penyangga. dengan cara keseluruhan berupa lahan budidaya, permukiman dan
perkotaan,
Tukad Badung adalah sungai yang membentang di tengah-tengah Kota Denpasar yang
system DAS-nya menempati wilayah Kota Denpasar di bagian hulu dan tengahnya,
dan di bagian hilir ditampung dalam Waduk Estuary yang mempunyai kemampuan
untuk melayani pasokan air bersih sebesar 300 lt/det yang selama ini dimanfaatkan
untuk melayani kebutuhan di wilayah Badung Selatan.

BAB II -9
PEKERJAAN : PENYUSUNAN DATA BASE SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DENPASAR

LAPORAN AKHIR

Tukad Buaji dan Tukad Ngenjung adalah sungai-sungai kecil di bagian Selatan Kota
Denpasar dengan panjang sungai masing-masing 4 dan 8 km, yang berfungsi sebagai
drainase lahan irigasi di bagian hulu sekaligus sumber air irigasi di bagian hilir.
Gambaran umum kondisi sungai-sungai di Kota Denpasar dapat dilihat dari Tabel 2.6.
berikut:
Tabel 2.6. Karakteristik Sungai-sungai di Kota Denpasar
Nama Pjg Cathment
No DAS Muara Anak Sungai
Sungai (Km) Area (Km2)
1 Tukad 12,00 Wil Kab. Perbtasan Wil 25,40 Tk. Tebe, Pangkung
Mati Badung Kota Dps dan Kedompang, Tk.
Kab. Badung Lebak Muding,
(Teluk Pangkung Subak
Benoa) Srogsogan, Pangkung
Danu
2 Tukad 17,00 Batas Kab Waduk 22,55 Tk. Jurang, Tk.
Badung Bdg dan Estuary Langon, Tk. Medih,
Kota Dps Tk. Rarangan)
3 Tukad 4,00 Wil Dpsr Teluk Benoa 8,23 Tk. Punggawa, Tk.
Buaji Selatan Guming
4 Tukad 8,00 Wil Dps Teluk Benoa 6,13 Tk. Loloan, Tk. Abian
Ngenjung Selatan Base
5 Tukad 62,50 Wil Kab. Pantai 109,30 Tersebar di wilayah
Ayung Bangli, Padanggalak Kab. Badung,
Gianyar, Gianyar dan Bangli
Badung &
Denpasar
Sumber: Proyek Perbaikan dan Pemeliharaan Sungai Bali

Debit andalan pada tiga sungai utama yaitu Tukad Mati, Tukad Badung dan Tukad Ayung
menurut data pada PKSA Bali menyebutkan sebagai berikut:

2.7. Debit Andalan Sungai di Kota Denpasar


Debit Andalan Sungai
(m3/det) T. Badung T. Ayung T. Mati Total
Jan 4.3 28.05 3.22 35.6
Feb 3.98 49.83 3.22 57
Mar 7.85 22.95 0,57 30.8
Apr 1.89 20.17 0,40 22.1
Mei 2.72 16.13 0,32 18.9
Jun 3.08 15.53 0,52 18.6
Jul 3.15 15.41 0,30 18.6
Agst 1.68 15.39 0,17 17.1
Sept 3.33 15.38 0,23 18.7
Okt 3.71 15.67 0,44 19.4

BAB II -10
PEKERJAAN : PENYUSUNAN DATA BASE SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DENPASAR

LAPORAN AKHIR

Nov 9.55 16.35 0,56 25.9


Des 11.19 25.79 4.8 41.8
Sumber : PKSA Bali

Air Danau/ Waduk


Kota Denpasar tidak memiliki satupun danau alam sebagai sumber air, namun terdapat
danau buatan atau waduk yang dinamakan Waduk Muara Nusa Dua yang secara
administrative berada pada batas wilayah Kota Denpasar dengan Kabupaten Badung.
Waduk Muara Nusa Dua memiliki luas 35 ha dengan volume tampungan bruto 510.000
m3 dan volume tampungan efektif 420.000 m3. Sedangkan kapasitas terpasang air bersih
yang dapat dihasilkan adalah 300 ltr/det. Air baku di waduk muara diolah oleh PT. Trita
Buana untuk melayani kebutuhan air minum wilayah Kabupaten Badung bagian Selatan
yang meliputi Kuta dan Nusa Dua.

b. Air tanah dan Mata Air


Air Tanah
Akifer air tanah di Kota Denpasar mengikuti pola Bali Selatan secara umum, terdiri dari
dua kelompok yaitu akifer dangkal yang mengandung air tanah bebas dan akifer dalam
yang mengandung air tanah tertekan atau semi tertekan. Akifer dangkal ditemukan pada
kedalaman 30 50 m dengan formasi miring ke arah selatan. Sedangkan akifer tertekan
atau air tanah dalam ditemukan pada kedalaman 50-150 m.
Berdasarkan peta hidrogeologi Bali, pemetaan atas kandungan air tanah di Kota Denpasar
dapat dilihat pada lampiran Gambar 3.4. Kandungan air tanah Kota Denpasar sesuai Peta
Hidrogeologi Bali, terdiri atas : 1) daerah yang terpengaruh oleh air laut (air payau)
meliputi wilayah Sanur, Sidakarya dan Suwung Kangin, 2) setempat kandungan air besar
10 lt/det terdapat hampir pada seluruh wilayah Kota Denpasar kecuali pada desa-desa
pantai tersebut sebelumnya. Kedudukan muka air tanah akifer bebas pada wilayah
Denpasar bagian Selatan mencapai 2 hingga 4 meter dari permukaan tanah, sehingga
banyak dimanfaatkan sebagai sumur dangkal oleh rumahtangga masyarakat.
Konstruksi sumurbor di daerah Denpasar kedalamannya antara 150 sampai 200 m.
Litologi batuan umumnya berupa material volkanik dengan ukuran pasir halus sampai
kasar, breksi volkanik. Data keadaan muka air tanah pada sumur bor yang dimanfaatkan
oleh PDAM Kota Denpasar dapat dilihat pada Tabel 2.8.

BAB II -11
PEKERJAAN : PENYUSUNAN DATA BASE SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DENPASAR

LAPORAN AKHIR

Gambar 2.4. Tinjauan Hidrogeologi Provinsi Bali


Sumber: Peta Peninjauan Hidrologikal Bali (Survei Geologikal Indonesia, 1972

Tabel 2.8. Kondisi Muka Air tanah pada Sumur Bor PDAM Denpasar
No Lokasi Sumur Kedalaman (M Dpl)
1 E-1 17,3
2 E-2 10,3
3 E-4 48,7
4 SB-2 47,1
5 SB-3 66,5
6 SB-4 9,5
7 TPW-4 26,0
8 SB-6 10,0
9 SB-Tonja 41,0
10 SB-Ubung 41,0
11 SB-Sedap Malam I 18,5
12 SB-Sedap Malam II 38,4
13 SB-Penatih 44,6
14 SB-Badak Agung 28,5
Sumber PDAM Kota Denpasar, 2006

Mata Air
Keterdapatan mata air di Kota Denpasar ditemukan di daerah aliran sungai pada bagian
hulu dan \ tengah Tukad Badung, bagian hulu Tukad Mati, serta bagian hilir Tukad Ayung
dengan debit yang relative kecil namun mempunyai kontribusi yang nyata terhadap
kontinyuitas aliran sungai yang mewadahi. Kemanfaatan mata air tersebut terutama

BAB II -12
PEKERJAAN : PENYUSUNAN DATA BASE SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DENPASAR

LAPORAN AKHIR

adalah untuk fungsi sebagai pebejian, dan pemasok air minum yang langsung
dimanfaatkan oleh lingkungan pemukiman.

Air Laut
Air laut yang berada di darat atau pantai merupakan zone peralihan wilayah daratan dan
lautan. Zone pantai atau pesisir ini mempunyai arti penting sebagai lokasi, media dan atau
obyek berbagai aktivitas kehidupan seperti usaha perikanan, pertanian, perhubungan
maupun pariwisata. Kota Denpasar memiliki garis pantai di bagian Selatan dan Timur
mulai dari Serangan hingga Padanggalak sepanjang 36,6 km.

4. Potensi Bencana Alam


Dari sejumlah kawasan rawan bencana, yang disampaikan dalam klasifikasi kawasan
lindung, yang terdapat di Kota Denpasar adalah :
Kawasan rawan bencana banjr
Kawasan rawan bencana abrasi pantai
Kawasan rawan bencana intrusi air laut
Kawasan rawan bencana tsunami
(1) Kawasan Rawan Genangan Banjir
Beberapa tempat di kawasan permukiman yang telah tumbuh seperti : Tukad Teba
disekitar jalan Gunung Agung, Perumnas Monang-maning, Pemecutan dan Dauh Puri
memang dulu sering mengalami banjir saat musim hujan, tetapi kini mengingat kondisi
seluruh drainasenya sebagian besar sudah diperbaiki/dinormalisasi, maka daerah
genangan sudah berkurang dan hanya di Perumnas Monang-maning yang masih sering
terjadi banjir di musim hujan.
Lain halnya dengan daerah genangan banjir di hilir Tukad Teba Pemecutan Klod ( 200
ha), dihilir Tukad Badung Pemogan ( 210 ha), Panjer dan Sanur Kauh ( 85 ha)
memang masih sering mengalami genangan banjir yang bersifst lebih permanent pada
saat musim hujan. Mengingat daerah-daerah ini secara fisik geologis, jenis tanahnya
terdiri atas alluvial yang kedap air dan susah meresapkan air ke bawah tanah, namun
mengingat sebagian daerah-daerah ini relatif berkembang menjadi kawasan terbangun,
maka kawasan ini perlu diwaspadai. Kawasan genangan banjir memerlukan biaya lebih
untuk mengadakan pengrugan agar terhindam dari rendaman banjir. Dilain pihak
pembangunan di daerah genangan akan menjadi semacam bendungan bagi air yang

BAB II -13
PEKERJAAN : PENYUSUNAN DATA BASE SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DENPASAR

LAPORAN AKHIR

berada di hulunya. Kawasan genangan ini di daerah hilir yang masih merupakan sawah,
mengalami kerugianpanen karena padinya terendam air.
(2) Kawasan Rawan Abrasi Pantai
Sebagian besar dari pantai berpasir sepanjang pantai Padanggalak Mertasari rawan
terhadap abrasi. Abrasi pada segmen pantai Padanggalak Matahari Terbit belum
mendapatkan Proyek Pengamanan Pantai. Selebihnya dari Pantai matahari terbit, Sanur,
Semawang, Mertesari, dan Pulau Serangan telah mendapatkan Proyek Pengamanan
Pantai.
Konstruksi pengamanan pantai tidak dapat dipungkiri mengganggu keindahan alami
pantai dan juga menganggu kenyamanan rekreasi pantai.
(3) Kawasan Pesisir Rawan Terintutrusi Air Laut
Kawasan Rawan Pesisir Terintutrusi Air Laut untuk wilayah Kota Denpasar terdapat di
wilayah Kecamatan Denpasar Selatan antara lain ; Suwung, Renon, Panjer, Sesetan
Sidakarya, yang telah menjangkau daratan sejauh 1000 m. Pada kawasan ini telah
tumbuh permukiman yang relatif padat dan untuk kebutuhan supplai air bersih disarankan
untuk tidak menggunakan air bawah tanah.
(4) Kawasan Rawan Gelombang Tsunami
Telah diuraikan pada data analisis bahwa Kawasan Teluk, termasuk Teluk Benoa
merupakan tempat yang paling potensial terjadi tsunami, karena tempat-tempat ini
topografi garis pantai cenderung menyempit sehingga mengakibatkan akumulasi dan
terkonsentrasinya energi gelombang tsunami. Kawasan Teluk Benoa terdiri dari
Kelurahan Serangan, Renon, Sesetan, Sidakarya, Pedungan dan Pemogan

Hasil analisis menunjukkan bahwa memperhatikan faktor topografi lahan dan bentuk
garis pantai maka jangkauan rambatan gelombang bervariasi dengan tinggi genangan air di
darat maksimum 5 m dan lokasi-lokasi dengan resiko tinggi genangannya di Kota Denpasar
dan seluruh desa-desa pantai di Kota Denpasar (Kelurahan Serangan, Pemogan, Pedungan,
Sesetan, Sidakarya, Sanur Kauh, Sanur, Sanur Kaja, Kesiman Petilan dan Kesiman
Kertalangu) ditambah Kelurahan Pemecutan Kelod, Panjer dan Renon merupakan daerah
rawan terkena bencana tsunami, akan tetapi tingkat bahayanya berbeda-beda. Pulau Serangan
sebagian besar beresiko tergenang dengan tinggi bervariasi 1 sampai 5 m. Di Kelurahan
Pemogan, gelombang tsunami merangsek ke daratan masuk hingga sejauh lebih kurang 2 km
dari Jalan By Pass Ngurah Rai, dimana daerah yang mempunyai resiko tergenang air adalah
Gelogor Carik, Kajeng, Rangkansari, Tempelasjuwet, Sakah, Terunabhineka, dan Tangkas.

BAB II -14
PEKERJAAN : PENYUSUNAN DATA BASE SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DENPASAR

LAPORAN AKHIR

Penjalaran gelombang tsunami di Kelurahan Pedungan juga mencapai jarak 2 km dari Jalan
By Pass Ngurah Rai, lokasi yang berisiko tergenang adalah Pesanggaran, Ambengan, dan
Batankendal.
Di Kelurahan Sesetan, gelombang dapat masuk ke daratan hingga mencapai lebih
kurang 1 km dari Jalan By Pass Ngurah Rai, lokasi yang beresiko tergenang adalah Bugis,
Suwung Batankendal, Pegok dan Graha Kerthi. Di Kelurahan Sidakarya hampir seluruhnya
beresiko tergenang hingga ke Kelurahan Panjer. Wilayah Sanur yang mempunyai resiko
paling luas tergenang adalah Sanur Kauh.
Kelurahan Sanur, Sanur Kaja, Kesiman Petilan dan Kesiman Kertalangu hanya
beresiko tergenang pada daerah pantai sejauh lebih kurang 100 200 m dari garis pantai,
selain karena sebagian besar daratannya bertopografi lebih tinggi dari 5 m, lokasinya juga
bukan merupakan daerah teluk

2.1.3. Tata Ruang Kota


A. Rencana Struktur Ruang Kota Denpasar
Dalam lingkup makro, Rencana Struktur Tata Ruang Kota Denpasar diarahkan untuk
meningkatkan integrasi dan keterkaitan Kota Denpasar dengan wilayah yang lebih luas yaitu :
(1) Keterkaitan dalam lingkup Wilayah Nasional
Bahwa Kota Denpasar merupakan Kota Inti dari PKN (Pusat Kegiatan Nasiona) yaitu
Kawasan Perkotaan Denpasar-Badung-Gianyar-Tabanan yang sekaligus KSN (Kawasan
Stratgis Nasional) yaitu Kawasan Metropolitan Sarbagita, berfungsi sebagai pusat
pengembangan perekonomian nasional
(2) Keterkaitan dalam lingkup Wilayah Provinsi Bali
Bahwa Kota Denpasar merupakan Ibukota Provins Bali, pusat system perkotaan Bali dan
Bali Bagian Selatan, sehingga perlu dikembangkan aksesibilitas yang tinggi ke masing-
masing kota-kota fungsi PKW (Pusat Kegiatan Wilayah) seperti Kota Singaraja, Kota
Semarapura dan Kota Negara serta kota-kota fungsi PKL (Pusat Kegiatan Lokal) seperti
Kota Bangli, Kota Amlapura, Kota Seririt.
(3) Keterkaitan dalam lingkup Kawasan Metropolitan Sarbagita
Bahwa Kota Denpasar sebagai Kota Inti Kawasan Metropolitan Sarbagita membutuhkan
koordinasi dan integrasi pengembangan sistem prasarana kota yang terpadu dengan Kota-
Kota Satelit di sekitarnya (Kawasan Perkotaan Badung/Mangupura, Gianyar, Tabanan,
Jimbaran) beserta pusat-pusat kegiatan lainnya seperti ibukota kecamatan (Kediri,

BAB II -15
PEKERJAAN : PENYUSUNAN DATA BASE SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DENPASAR

LAPORAN AKHIR

Blahkiuh, Kerobokan, Sukawati, Blahbatuh) dan pusat-pusat kegiatan pariwisata


(Kawasan Pariwisata Nusa Dua, Tuban, Kuta, Sanur, Lebih, Ubud, dan Kawasan Daya
Tarik Wisata Khusus Tanah Lot).
Dalam lingkup mikro, Rencana Struktur Tata Ruang Kota Denpasar diarahkan untuk
meningkatkan pemerataan dan hirarki pusat-pusat pelayanan kota, Bagian Wilayah Kota,
lingkungan Permukiman yang didukung sistam prasarana kota yang efisein dan efektif.
Dengan demikian Rencana Struktur Ruang Kota Denpasar pada dasarnya merupakan
RENCANA STRUKTUR SISTEM PUSAT PELAYANAN PERKOTAAN Kota Denpasar.
Rencana ini merupakan kerangka dasar pembentuk wujud tata ruang wilayah Kota Denpasar
yang terdiri atas :
1. sistem pusat pelayanan kota;
2. pengembangan distribusi kependudukan; dan
3. sistem prasarana wilayah kota.
Sistem pusat pelayanan kota, sebagaimana dimaksud pada huruf a diatas, mencakup :
a. sistem perwilayahan pengembangan kota;
b. sistem pusat-pusat pelayanan kota yang berfungsi sebagai pusat kegiatan
ekonomi, sosial, budaya dan atau pemerintahan; dan
c. sistem hirarki pelayanan kegiatan kota.
Sedangkan pengembangan sistem prasarana wilayah kota sebagaimana dimaksud pada huruf c
diatas, mencakup :
a. sistem jaringan transportasi sebagai jaringan prasarana utama;
b. sistem jaringan energi ;
c. sistem jaringan telekomunikasi;
d. sistem jaringan sumber daya air;
e. sistem jaringan air minum;
f. sistem jaringan air limbah;
g. sistem persampahan;
h. sistem jaringan drainase;
i. sistem penanggulangan bencana.
Peta rencana struktur ruang wilayah Kota Denpasar, dapat dilihat pada Gambar 3.5.

BAB II -16
PEKERJAAN : PENYUSUNAN DATA BASE SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DENPASAR

LAPORAN AKHIR

Gambar 2.5. Peta Rencana Struktur Ruang Kota Denpasar

BAB II -17
PEKERJAAN : PENYUSUNAN DATA BASE SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DENPASAR

LAPORAN AKHIR

B. Sistem Pusat Pelayanan Kota


Sistem pusat pelayanan kota merupakan gabungan dari fungsi kota yang diemban Kota
Denpasar sebagai Kota Inti dari PKN (Pusat Kegiatan Nasiona) yang sekaligus KSN
(Kawasan Stratgis Nasional) yaitu Kawasan Metropolitan Sarbagita. Konsekuensi dari fungsi
tersebut, maka sistem pusat pelayanan kota merupakan gabungan dari system pelayanan pada
skala yang lebih luas (wilayah, nasional dan internasional) dan skala pelayanan kota (skala
kota, bagian wilayah kota, unit lingkungan).
Telah diuraikan pada bahasan sebelumnya bahwa Sistem pelayanan Kota terdiri dari :
a. sistem perwilayahan pengembangan kota;
b. sistem pusat-pusat pelayanan kota yang berfungsi sebagai pusat kegiatan
ekonomi, sosial, budaya dan atau pemerintahan; dan
c. sistem hirarki pelayanan kegiatan kota.

C. Rencana Pola Ruang Wilayah Kota


Rencana pola ruang wilayah merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam
wilayah Kota Denpasar yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan
fungsi budidaya. Ukuran atau luasan fungsi fungsi lindung dan fungsi budidaya ditentukan
berdasarkan kebutuhan ruang untuk berbagai kegiatan serta target proporsi pemanfaatan ruang
terbangun yang diharapkan. Berdasarkan misi penataan ruang Kota Denpasar yaitu untuk
mencapai kebutuhan ruang terbuka yang ingin dituju adalah 35% yang terdiri dari RTH Publik
dan RTH Private, maka komposisi pemanfaatan uang harus dikelola sedemikian rupa untuk
dapat mewujudkannya.
Rencana pola ruang wilayah kota berfungsi:
a. sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan
pelestarian lingkungan dalam wilayah kota;
b. mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang;
c. sebagai dasar penyusunan indikasi program pembangunan; dan
d. sebagai dasar pemberian izin pemanfaatan ruang pada wilayah kota.

Rencana pola ruang wilayah dirumuskan berdasarkan:


a. kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kota;
b. daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup wilayah kota;
c. kebutuhan ruang untuk pengembangan kegiatan sosial ekonomi dan lingkungan; dan
d. ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.

BAB II -18
PEKERJAAN : PENYUSUNAN DATA BASE SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DENPASAR

LAPORAN AKHIR

Rencana pola ruang wilayah Kota Denpasar merujuk pada rencana pola ruang yang
ditetapkan dalam RTRWN, RTRWP Bali, serta diserasikan dengan RTRW Kabupaten yang
berbatasan yang terdiri dari Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya.
Hirarki fungsi ruang kawasan lindung dan kawasan budidaya di Kota Denpasar terdiri dari :
(1) Kawasan lindung, mencakup :
a. kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya;
b. kawasan perlindungan setempat:
c. kawasan pelestarian alam, cagar budaya dan ilmu pengetahuan;
d. kawasan rawan bencana; dan
e. ruang terbuka hijau kota;
(2) Kawasan budidaya, mencakup :
a. kawasan peruntukan perumahan dan permukiman;
b. kawasan peruntukan perdagangan dan jasa;
c. kawasan peruntukan perkantoran pemerintahan;
d. kawasan peruntukkan fasilitas pendidikan;
e. kawasan peruntukkan fasilitas kesehatan;
f. kawasan peruntukkan fasilitas rekreasi, taman dan olah raga;
g. kawasan peruntukkan fasilitas peribadatan;
h. kawasan peruntukan pariwisata;
i. kawasan peruntukkan industri dan pergudangan;
j. kawasan peruntukkan kegiatan pertahanan dan keamanan;
k. kawasan peruntukkan prasarana transportasi
l. kawasan peruntukan prasarana infrastruktur kota;
m. kawasan peruntukan setra dan kuburan;
n. kawasan ruang terbuka non hijau
o. kawasan peruntukan pertanian;
p. kawasan peruntukan perikanan; dan
q. peruntukan kawasan pesisir dan laut
Rencana pengembangan kawasan lindung wilayah kota diarahkan seluas 1.200,1 Ha
atau 8,39% dari luas wilayah Kota. Rencana pengembangan kawasan budidaya diarahkan
seluas 11.577,9 Ha atau 90,61% dari total luas wilayah kota.
Peta rencana pola ruang wilayah kota dapat dilihat pada Gambar 3.5 dan Rincian luas
tiap komponen kawasan lindung dan kawasan budidaya, dapat dilihat pada Tabel 2.9.

BAB II -19
PEKERJAAN : PENYUSUNAN DATA BASE SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DENPASAR

LAPORAN AKHIR

Tabel 2.9. Rincian Rencana Pola Ruang Kota Denpasar Tahun 2030

BAB II -20
PEKERJAAN : PENYUSUNAN DATA BASE SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DENPASAR

LAPORAN AKHIR

Gambar 2.6. Rencana Pola Ruang Wilayah

BAB II -21
PEKERJAAN : PENYUSUNAN DATA BASE SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DENPASAR

LAPORAN AKHIR

2.1.4. Demografi (Kependudukan)


Berdasarkan hasil proyeksi penduduk, penduduk Kota Denpasar pada tahun 2012
berjumlah 833.900 jiwa yang terdiri dari 425.800 penduduk laki-laki (51,06 persen) dan
408.100 penduduk perempuan (48,94 persen). Kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar
adalah Kecamatan Denpasar Selatan dengan penduduk sebesar 261.000 jiwa atau sebesar
31,30 persen dari seluruh penduduk Denpasar yang diikuti oleh Kecamatan Denpasar Barat
242.100 jiwa (29,03 persen), Kecamatan Denpasar Utara 185.600 jiwa (22,26 persen), dan
Kecamatan Denpasar Timur 145.200 jiwa (17.41 persen). Untuk selengkapnya dapat dilihat
pada Tabel 3.10.
Kepadatan penduduk adalah banyaknya penduduk per km2, yang merupakan
perbandingan jumlah penduduk dan luas wilayah. Kepadatan penduduk di Kota Denpasar
pada tahun 2012 telah mencapai 6.526 jiwa per km2. Angka ini merupakan angka tertinggi di
Propinsi Bali. Dari 4 kecamatan, yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi adalah
Kecamatan Denpasar Barat (10.062 jiwa per km2) kemudian Kecamatan Denpasar Timur
(6.508 jiwa per km2), Kecamatan Denpasar Utara (5.907 jiwa per km2), dan Kecamatan
Denpasar Selatan (5.221 jiwa per km2). Lihat tabel 3.10.
Sex Ratio adalah perbandingan penduduk laki dan perempuan pada suatu daerah.
Biasanya dinyatakan dengan banyaknya penduduk laki-laki untuk 100 penduduk perempuan.
Secara umum penduduk laki-laki di Kota Denpasar lebih banyak dari penduduk perempuan.
Hal ini terlihat dari angka sex ratio Kota Denpasar sebesar 104.
Secara keseluruhan, kependudukan kota Denpasar dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.10. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Kota Denpasar Tahun 2013
Jumlah Jumlah Rumah Kepadatan
Kecamatan
Penduduk Tangga Penduduk
Denpasar Selatan 261001 81308 5221
Denpasar Timur 145201 41723 6508
Denpasar Barat 242100 73756 10062
Denpasar Utara 185601 54204 5907
Jumlah 833903 250991 6526
Sumber : Kota Denpasar dalam Angka, 2014

Dari data jumlah penduduk diatas maka akan dilakukan proyeksi penduduk untuk 20 tahun ke
depan yaitu tahun 2013 sampai 2034 menggunakan metode geometri. Pemilihan metode
ditentukan berdasarkan hasil uji korelasi. Berikut ini merupakan perhitungan proyeksi jumlah
penduduk Kota Denpasar tahun 2012 sampai 2034 per kecamatan di Kota Denpasar dengan
tahun dasar tahun 2012.

BAB II -22
PEKERJAAN : PENYUSUNAN DATA BASE SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DENPASAR

LAPORAN AKHIR

Tabel 2.11. Proyeksi Jumlah Penduduk Kota Denpasar Sampai Tahun 2032
Luas Wilayah Jumlah Penduduk Prosentase Pertambahan Proyeksi Penduduk
No Kecamatan Desa / Kelurahan
(Km2) (Jiwa) Pertambahan (Jiwa) 2013 2018 2024 2029 2034
1 Denpasar Selatan Pemogan 971 49,431 5.93 3,038 52,469 67,658 85,885 101,074 116,263
2 Pedungan 749 33,376 4.00 2,051 35,427 50,616 68,843 84,032 99,221
3 Sesetan 739 53,621 6.43 3,295 56,916 72,105 90,332 105,521 120,710
4 Serangan 481 3,890 0.47 239 4,129 19,318 37,545 52,734 67,923
5 Sidakarya 389 21,740 2.61 1,336 23,076 38,265 56,492 71,681 86,870
6 Panjer 359 39,083 4.69 2,402 41,485 56,674 74,901 90,090 105,279
7 Renon 254 18,870 2.26 1,160 20,030 35,219 53,446 68,635 83,824
8 Sanur Kauh 386 15,593 1.87 958 16,551 31,740 49,967 65,156 80,345
9 Sanur 402 15,849 1.90 974 16,823 32,012 50,239 65,428 80,617
10 Sanur Kaja 269 9,548 1.14 587 10,135 25,324 43,551 58,740 73,929
Total Denpasar Selatan 277,041 428,931 611,200 763,090 914,980
1 Denpasar Timur Dangin Puri Kelod 142 16,429 1.97 1,010 17,439 32,628 50,855 66,044 81,233
2 Sumerta Kelod 271 20,072 2.41 1,234 21,306 36,495 54,721 69,910 85,099
3 Kesiman 266 15,695 1.88 965 16,660 31,849 50,075 65,264 80,453
4 Kesiman Petilan 290 12,091 1.45 743 12,834 28,023 46,250 61,439 76,628
5 Kesiman Kertalangu 405 27,314 3.28 1,679 28,993 44,182 62,408 77,598 92,787
6 Sumerta 52 10,712 1.28 658 11,370 26,559 44,786 59,975 75,164
7 Sumerta Kaja 73 8,740 1.05 537 9,277 24,466 42,693 57,882 73,071
8 Sumerta Kauh 89 8,045 0.96 494 8,539 23,728 41,955 57,144 72,333
9 Dangin Puri 65 7,132 0.86 438 7,570 22,759 40,986 56,175 71,364
10 Penatih 281 11,738 1.41 721 12,459 27,648 45,875 61,064 76,253
11 Penatih Dangin Puri 320 7,233 0.87 445 7,678 22,867 41,093 56,282 71,471
Total Denpasar Timur 154,124 321,204 521,699 688,778 855,858
1 Denpasar Barat Padangsambian Kelod 412 25,188 3.02 1,548 26,736 41,925 60,152 75,341 90,530
2 Pemecutan Kelod 450 48,065 5.76 2,954 51,019 66,208 84,435 99,624 114,813
3 Dauh Puri Kauh 190 22,843 2.74 1,404 24,247 39,436 57,663 72,852 88,041
4 Dauh Puri Kelod 188 15,968 1.91 981 16,949 32,138 50,365 65,554 80,743
5 Dauh Puri 60 9,568 1.15 588 10,156 25,345 43,572 58,761 73,950
6 Dauh Puri Kangin 59 3,796 0.46 233 4,029 19,218 37,445 52,634 67,823
7 Pemecutan 186 22,263 2.67 1,368 23,631 38,820 57,047 72,236 87,425
8 Tegal Harum 50 14,040 1.68 863 14,903 30,092 48,319 63,508 78,697
9 Tegal Kertha 35 21,102 2.53 1,297 22,399 37,588 55,815 71,004 86,193
10 Padangsambian 374 37,634 4.51 2,313 39,947 55,136 73,363 88,552 103,741
11 Padangsambian Kaja 409 21,631 2.59 1,329 22,960 38,149 56,376 71,565 86,754

BAB II -23
PEKERJAAN : PENYUSUNAN DATA BASE SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DENPASAR

LAPORAN AKHIR

Luas Wilayah Jumlah Penduduk Prosentase Pertambahan Proyeksi Penduduk


No Kecamatan Desa / Kelurahan
(Km2) (Jiwa) Pertambahan (Jiwa) 2013 2018 2024 2029 2034
Total Denpasar Barat 256,976 424,056 624,551 791,630 958,710
1 Denpasar Utara Pemecutan Kaja 385 40,495 4.86 2,489 42,984 58,173 76,400 91,589 106,778
2 Dauh Puri Kaja 109 15,790 1.89 970 16,760 31,949 50,176 65,365 80,554
3 Dangin Puri Kauh 72 3,863 0.46 237 4,100 19,289 37,516 52,705 67,894
4 Dangin Puri Kaja 142 14,587 1.75 896 15,483 30,672 48,899 64,088 79,277
5 Dangin Puri Kangin 75 8,574 1.03 527 9,101 24,290 42,517 57,706 72,895
6 Tonja 230 20,811 2.50 1,279 22,090 37,279 55,506 70,695 85,884
7 Peguyangan 644 16,029 1.92 985 17,014 32,203 50,430 65,619 80,808
8 Ubung 103 12,647 1.52 777 13,424 28,613 46,840 62,029 77,218
9 Ubung Kaja 400 27,182 3.26 1,670 28,852 44,042 62,268 77,457 92,646
10 Peguyangan Kaja 536 8,283 0.99 509 8,792 23,981 42,208 57,397 72,586
11 Peguyangan Kangin 416 17,339 2.08 1,066 18,405 33,594 51,820 67,009 82,199
Total Denpasar Utara 197,006 364,086 564,581 731,660 898,740
Jumlah Total Penduduk Kota Denpasar 12,778 833,900 100 51,248 885,148 1,538,276 2,322,031 2,975,159 3,628,288
Sumber : Hasil Analisa, 2014

BAB II -24
PEKERJAAN : PENYUSUNAN DATA BASE SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DENPASAR

LAPORAN AKHIR

2.1.5. Kondisi Sosial Ekonomi


A. Sektor Pertanian
Pembangunan Pertanian dan Kelautan di Kota Denpasar diarahkan pada pengembangan
agribisnis serta mendukung kebijaksanaan ketahanan pangan, mengoptimalkan pemanfaatan
potensi sumberdaya periakanan baik perikanan darat dan perikanan laut serta pemanfaatan
lahan pantai untuk budidaya perikanan laut. Berdasarkan pada potensi lahan pertanian dan
kelautan yang ada untuk mencapai tersebut maka ditempuh melalui penerapan program
intensifikasi dan diversifikasi usaha tani, peningkatan kualitas sumber daya manusia dan
pendapatan petani/nelayanan melalui optimalisasi pemanfaatan sumber daya perikanan
dengan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi ramah lingkungan. Luas lahan di Kota
Denpasar sampai akhir Tahun 2009 seluas 12.728 Ha dengan rincian luas lahan sawah 2.717
Ha, luas lahan perkebunan 396 Ha dan luas lahan kering 7.831 Ha. Selama kurang lebih lima
tahun terakhir ini luas lahan sawah berkurang sekitar 283 Ha. atau menyusut rata-rata tiap
tahun sekitar 2,8 %. Menyusutnya lahan produktif karena adanya alih fungsi lahan
mengakibatkan produksi pertanian menjadi menurun. Berbagai usaha telah dilakukan
Pemerintah Kota Denpasar untuk menghindari alih fungsi lahan diantaranya melalui lomba
subak, dan membantu para petani dalam pembenihan melalui Dinas Pertanian dan Kelautan
Kota Denpasar. Produksi hasil pertanian padi pada tahun 2008 mencapai 32.152 ton
sedangkan tahun 2009 naik menjadi 33.187 ton, produksi jagung pada tahun 2008 mencapai
14.445 ton sedangkan tahun 2009 mencapai 15.562 ton, produksi kedelai tahun 2008
mencapai 512 ton biji kering sedangkan tahun 2009 hanya 524 ton. Penyerapan tenaga kerja
pada sektor pertanian tahun 2009 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu dari
8,56 % menjadi 8,89 %. Peningkatan penyerapan tenaga kerja ini mencerminkan bahwa
tenaga kerja di Kota Denpasar mengarah kepada usaha pertanian dengan pola agrobisnis.
Untuk holtikultura baik sayur-sayuran maupun buah-buahan, produksinya cendrung
meningkat.
Sub Sektor Perkebunan diarahkan pada program diversifikasi dan intensifikasi kebun-
kebun rakyat seperti kebun kelapa rakyat dengan mengganti tanaman yang tua dan
penanggulangan/pemberantasan hama kelapa dan pemanfaatan lahan-lahan yang kosong
untuk ditanami kelapa unggul. Luas lahan perkebunan termasuk tanaman kayu-kayuan 396
Ha, sedangkan luas kawasan hutan di Kota Denpasar 734,50 Ha dengan rincian hutan alam
538 Ha dan hutan tanaman 75 Ha keseluruhannya merupakan hutan negara dan hutan rakyat.
Sub sektor Peternakan pada tahun 2009 sebagian masih merupakan Peternakan Rakyat
yang umumnya menghasilkan ternak hanya untuk dikonsumsi. Namun belakangan ini sudah
mulai berkembang ke usaha bisnis dengan memelihara ternak unggas dan ayam untuk

BAB II -25
PEKERJAAN : PENYUSUNAN DATA BASE SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DENPASAR

LAPORAN AKHIR

memenuhi kebutuhan akan protein hewani, tetapi dengan mewabahnya kasus penyakit flu
burung populasi ternak unggas mengalami penurunan, disamping karena banyak yang mati
juga karena karena adanya kebijakan pemusnahan ternak unggas untuk menghindari
meluasnya penyakit flu burung. Hewan ternak yang juga menjadi komoditas unggulan adalah
babi sadle back sebagai komoditi ekspor dan keunggulan sapi Bali terus dikembangkan
dengan kawin suntik atau inseminasi buatan. Dengan usaha tersebut diatas membuat
meningkatnya populasi ternak meliputi sapi 10.254 ekor tahun 2008 sedangkan untuk tahun
2009 mencapai 10.876, babi 37.665 ekor tahun 2008 sedang tahun 2009 mencapai 38.241
ekor dan ayam buras tahun 2009 mencapai 97.497 ekor, sedangkan ternak lainnya sangat
jarang dan dalam jumlah relatif kecil.
Sub sektor Perikanan masih berpotensi dalam menanggulangi kekurangan protein
hewani penduduk dan wisatawan, dimana perairan yang ada cukup kaya akan jenis-jenis ikan
laut, ikan air tawar dan payau. Untuk meningkatkan produksi ikan diarahkan pada usaha
penangkapan pada perairan berpotensial dan peningkatan prasarana perikanan serta
penyuluhan oleh petugas perikanan. Dari hasil penyuluhan tersebut dapat meningkatkan
produksi perikanan dengan hasil sebagai berikut : produksi perikanan laut mengalami
peningkatan tahun 2008sebanyak 326,73 ton sedangkan untuk tahun 2009 sebanyak 345,15
ton demikian juga untuk perikanan darat mengalami peningkatan dari 85,543 ton untuk tahun
2008 meningkat menjadi 87.241 ton tahun 2009. Untuk perikanan laut telah tersedia
pelabuhan perikanan Benoa yang didukung oleh Armada penangakapan ikan sebanyak 902
buah berupa 94 perahu tanpa motor, 179 perahu tempel dan 629 kapal motor yang
kesemuanya dilengkapi alat penangkap ikan.

B. Sektor Pengairan
Sumber-sumber air yang tersedia di Kota Denpasar berasal dari curah hujan, air
permukaan dan air bawah tanah, yaitu persidian berupa air hujan 265.317 juta m3 / tahun, air
aliran permukaan 153.954 juta m3/tahun dan air bawah tanah 36.574 juta m3/tahun.
Mengenai air bersih hampir seluruh Kota Denpasar kebutuhannya dipenuhi oleh
PDAM yang memanfaatkan debit air di sungai Ayung dan beberapa sumur bor. Produksi air
minum tahun 2008 mencapai 35.397.760 m3 dan jumlah pelanggan air minum tahun 2008
mencapai 64.825 pelanggan, atau sekitar 64 persen
Untuk mengatur sistim pengairan Pemda Kota Denpasar dan PU Peropinsi Bali telah
memperbaiki saluran-saluran maupun sungai-sungai yang ada. Adaupun sungai-sungai yang
telah dinormalisasi sampai tahun 2009 adalah :
a. Perbaikan Tukad Mati sepanjang
5.650 m yang terdapat 4 bendungan.

BAB II -26
PEKERJAAN : PENYUSUNAN DATA BASE SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DENPASAR

LAPORAN AKHIR

b. Pemeliharaan Tukad Badung panjang 12.500 m yang


terdapat 4 bendungan.
c. Pemeliharaan Tukad Punggawa Kanan sepanjang 8.000
m yang terdapat 1 bendungan.
d. PemeliharaanTukad Teba sepanjang 11,200 m
f. Pemeliharaan Tukad Punggawa Kiri sepanjang 2.000 m
g. Pemeliharaan Tukad Pekaseh sepanjang 7.500 m
h. Pemeliharaan Tukad Rangda sepanjang 7.500 m
i. Pemeliharaan Tukad Loloan sepanjang 12.500 m
j. Pemeliharaan Tukad Oongan sepanjang 5.936 m
k. Pemeliharaan Tukad Abian Base sepanjang 7.465 m

C. Sektor Perdagangan, Koperasi dan Perbankan


Prasarana yang makin sempurna baik antar kota, pulau maupun internasional yang
didukung oleh sarana perdagangan, pelabuhan termasuk kargo dan sarana lainnya yang cukup
memadai sehingga kelancaran pertukaran barang tidak menemui hambatan. Pengembangan
perdagangan, koperasi dan perbankan diarahkan untuk lebih memperlancar arus barang dan
jasa, sehingga terciptanya keadaan dan perkembangan harga yang layak dan bersaing dalam
rangka menunjang usaha peningkatan produksi perluasan lapangan kerja, peningkatan
pendapatan serta pemanfaatan stabilitas ekonomi daerah.
Jenis kegiatan perdagangan di Kota Denpasar dibedakan antara pasar umum,
pertokoan dan pasar swalayan. Pasar umum ada 17 buah tersebar di empat kecamatan dengan
jumlah pedagang mencapai 6.793 orang. Jumlah toko dan kios mencapai 5.056 buah
sedangkan pasar swalayan sampai saat ini ada 18 buah. Sementara Pasar Tradisional sampai
saat ini tercatat 39 buah. Pelaksanaan program ekspor Kota Denpasar menunjukkan hasil yang
sangat bervariasi. Pada tahun 2009 total realisasi ekspor bernilai US$ 71.574.155,02 terdiri
dari hasil kerajinan US$ 68.276.133,56 dan lain-lain 1.854.651,43.
Pembangunan koperasi selama tiga tahun terakhir telah menunjukan berbagai
keberhasilan yang amat berarti, baik ditinjau dari jumlah koperasi jumlah anggota koperasi
maupun nilai usaha koperasi. Koperasi juga telah berperan aktif dalam kegiatan ekonomi
rakyat serta dapat meningkatakan kesejahteraan para anggotanya. Sampai tahun 2009 jumlah
KUD 4 unit, koperasi Konsumen 276 Unit, Koperasi Produsen 79, Koperasi Pemasaran 8
Unit, Koperasi Jasa 83 unit dan Koperasi Simpan Pinjam 69 unit.
Dalam rangka meningkatkan peranan dunia usaha, pemerintah turut memacu
tercapainya iklim dunia usaha yang sehat untuk mendorong agar dunia usaha makin mampu
berperan menciptakan struktur ekonomi yang kokoh dan saling menunjang, mendorong
pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan serta hasil-hasilnya. Sampai dengan
Desember 2009 telah dibina 35 kelompok usaha ekonomi desa (UED dan membangun 29 unit

BAB II -27
PEKERJAAN : PENYUSUNAN DATA BASE SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DENPASAR

LAPORAN AKHIR

Pasar Desa. Sampai tahun 2009 telah terbentuk 34 buah LPD dari 35 Desa Pakraman yang
ada. Sedangkan sejumlah bank yang ada baik bank pemerintah maupun swasta berjumlah 191
buah serta pengusaha kecil dan menengah berjumlah 393 unit usaha.

D. Sektor Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi


Pengembangan kepariwisataan di Kota Denpasar tidak terlepas dari arah dan
kebijaksanaan kepariwisataan Provinsi Bali yang mengembangkan pariwisata budaya dengan
di dukung budaya Bali yang bernafaskan agama Hindu. Masalah-masalah yang berhubungan
dengan kepariwisataan tidak terbatas pada kerajinan tangan, seni tari dan usaha
komplementer, sedangkan di kota pengaruh itu adalah dalam bentuk pelayanan yaitu
akomodasi, transportasi dan jasa-jasa lainnya. Langkah-langkah terarah dan terpadu terus
ditingkatkan untuk mendukung kepariwisataan.
Berdasarkan Perda Tk. I Bali No. 14 tahun 1989 sabagian urusan pemerintahan di
bidang kepariwisataan telah diserahkan kepada pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang
meliputi :
- Urusan obyek wisata sepanjang tidak menjadi urusan pemerintah pusat dan Pemda
Propinsi Bali.
- Urusan usaha rekreasi dan hiburan umum kecuali diskotik dan rekreasi air.
- Urusan bumi perkemahan.
- Urusan promosi dalam wilayah.
- Urusan mendala wisata.
Tidak dapat dipungkiri kunjungan wisatawan tidak bisa lepas dari berbagai dampak,
baik dari segi keamanan, teroris, isu kesehatan dan dan faktor lainnya. Hal ini kita dapat lihat
pada tingkat kunjungan wisatawan yang mengalami fluktuasi.Kunjungan wisatawan asing dan
domestik yang berkunjung ke Denpasar pada tahun 2009 sebanyak 1.674.896 orang. Tingkat
hunian hotel sampai saat ini masih berkisar 65,35 %, Jumlah hotel pada akhir tahun 2009
tercatat 248 buah yang terdiri dari 23 hotel berbintang, 184 hotel melati dan 46 pondok
wisata, jumlah kamar seluruhnya 7.982 kamar. Sarana kepariwisataan yang lain adalah :
Panti pijat dan panti mandi uap sebanyak 36 buah.
- Rumah makan dan cafe sebanyak 495 buah.
- Biro perjalanan umum sebanyak 172 buah.
- Toko kesenian termasuk art market 163 buah.
- Money Changer sebanyaj 89 buah.
- Pusat informasi kepariwisataan 3 unit.
- Eksportir barang kesenian sebanyak 43 perusahaan.
- Obyek wisata di kota Denpasar sebanyak 12 lokasi
Adat dan budaya yang mendukung atraksi wisata antara lain :
- Med-medan di Sesetan.
- Ogoh-ogoh.
- Busana Lelunakan.
- Upacara Panca Yadnya.

BAB II -28
PEKERJAAN : PENYUSUNAN DATA BASE SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DENPASAR

LAPORAN AKHIR

- Sekeha Gambuh di Br. Pedungan.


- Sekeha Semar Pegulingan di Br. Binoh Ubung.
- Sekeha Baris Cina di Desa Renon.
- Sekeha Baris Ketekok Jago Kesiman.
- Sekeha Gandrung di Ketapian Sumerta.
Pelayanan Pos dan Giro saat ini sudah menjangkau seluruh wilayah Kota Denpasar. Pada
tingkat desa/kelurahan tersedia masing-masing 1 Pos dan Giro tambahan. Untuk melayani
masyarakat juga tersedia 12 unit mobil dinas Pos keliling, 10 unit sepeda motor dinas pos
keliling kota dan 10 unit mobil sarana angkutan. Untuk pembangunan di bidang
telekomunikasi juga mengalami peningkatan yang sangat pesat. Saat ini telah tersedia 95.987
sambungan induk, dengan 3 STO yaitu STO Tohpati, Benoa dan Monang-maning. Telepon
koin 645 buah, telepon umum kartu berjumlah 254 buah serta 125 buah wartel.

E. Pendidikan, Pemuda dan Olahraga


Pada akhir tahun tahun 2009 jumlah sekolah negeri di Kota Denpasar yaitu SD 218
Unit, SMPN sebanyak 12 unit dan SMAN/SMKN sebanyak 13 Unit. Sedangkan jumlah
sekolah swasta untuk tingkat SD sebanyak 34 Unit, SMP 45 Unit dan SMA/SMK 35 Unit.
Pembangunan dan peningkatan fasilitas sarana dan prasarana pendidikan baik itu berupa
gedung sekolah maupun peningkatan proses belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan
mutu pendidikan. Sedangkan peningkatan sarana dan prasarana pendidikan, tahun 2009
pemerintah telah merehab gedung SD sebanyak 17 unit, SMP sebanyak 4 unit, SMA sebanyak
2 unit dan SMK sebanyak 1 unit.
Pembinaan dan pengembangan generasi muda diarahkan kepada terciptanya kader-
kadar penerus perjuangan bangsa yang tangguh, terampil dan mampu bertanggung jawab
terhadap setiap tantangan pembangunan bangsa. Pengembangan aktivitas , kreativitas dan
kualitas generasi muda dilakukan seperti dengan pertukaran pemuda antar propinsi atau antar
negara, nampak tilas jejak pahlawan dll. Jumlah karang taruna saat ini 34 buah.

F. Tenaga Kerja
Struktur tenaga kerja di Kota Denpasar pada tahun 2012 masih sama dengan tahun
2011 dimana tenaga kerja masih terkonsentrasi pada tiga sektor, yaitu sektor perdagangan,
hotel, restoran, sektor jasa-jasa, dan sektor industri. Sektor perdagangan, hotel, dan restoran
tetap mendominasi penyerapan tenaga kerja di Denpasar sebesar 38,98 persen, distribusinya
mengalami kenaikan sebesar 2,68 persen dibanding tahun 2011. Sama halnya dengan sektor
perdagangan, hotel, dan restoran, sektor industri juga mengalami kenaikan.

BAB II -29
PEKERJAAN : PENYUSUNAN DATA BASE SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DENPASAR

LAPORAN AKHIR

Pada tahun 2012 sektor industri mampu menyerap tenaga kerja sebesar 13,23 persen,
distribusinya mengalami kenaikan sebesar 1,82 persen dibanding tahun 2011. Di sisi lain,
sektor jasa-jasa, distribusi penyerapan tenaga kerjanya bergeser turun sebesar 5,75 persen
menjadi 25,10 persen pada tahun 2012.

Tabel 2.12. Persentase Tenaga Kerja Menurut Sektor Lapangan Usaha


di Kota Denpasar dan Propinsi Bali, 2012
Wilayah
No Sektor Lapangan Usaha
Denpasar (%) Bali (%)
1 Pertanian 0.67 25.24
2 Penggalian 0.00 0.34
3 Industri 13.23 13.72
4 Listrik, Gas dan Air Minum 0.88 0.28
5 Bangunan / Konstruksi 5.66 8.19
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 38.98 27.56
7 Angkutan dan Komunikasi 9.06 3.78
8 Keuangan 6.42 3.70
9 Jasa-jasa 25.10 17.20
Jumlah 100.00 100.00
Sumber : Denpasar Dalam Angka, 2013

2.2. KONDISI EKSISTING PENYEDIAN AIR MINUM KOTA DENPASAR

1. UMUM
Sistem penyediaan air minum perpipaan yang melayani kebutuhan air minum masyarakat
kota Denpasar sudah sejak tahun 1932, yaitu sistem penyediaan air minum yang
menggunakan air baku dari mata air Riang Gede dengan kapasitas 14 l/dt yang terletak di
Kabupaten Tabanan. Sistem tersebut melayani kebutuhan air minum di kota Denpasar dan
kota Tabanan.
Pada tahun 1971 sistem penyediaan air minum di kota Denpasar dikembangkan dengan
menggunakan air dari 10 sumur bor yang seluruhnya berkapasitas 425 l/dt, melalui program
Colombo Plan. Sistem ini dikelola Perusahaan Air Minum Negara yang berada di bawah
Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik Provinsi Daerah Tingkat I Bali.
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor : 5/Pemda tahun 1975, status perusahaan ini dirubah
menjadi Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat II Badung.
Seiring dengan pembentukan Pemerintah Daerah Kotamadya Dati II Denpasar, didirikan
PDAM Kotamadya Dati II Denpasar yang mengelola sistem penyediaan air minum di kota
Denpasar. Hingga tahun 2012 PDAM kota Denpasar mengelola sistem penyediaan air minum

BAB II -30
PEKERJAAN : PENYUSUNAN DATA BASE SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DENPASAR

LAPORAN AKHIR

dengan kapasitas kurang lebih 1.165 l/dt yang berasal dari 3 instalasi pengolahan air lengkap
dan 20 sumur bor, serta air curah sekitar 60 l/dt yang berasal dari PDAM Kabupaten Badung,
PDAM Kabupaten Gianyar dan PAM Tirtaartha Buanamulia.
PDAM Kota Denpasar memanfaatkan sumber air dari air permukaan yaitu Sungai Ayung
dan air baku dari sumur dalam (Sumur bor) sebanyak 16 buah sumur. Untuk sumber air baku
IPA Ayung secara produksi, kapasitas yang terpasang sudah maksimum 500 l/dt, mengingat
air sungai Ayung pada musim kemarau debitnya sangat kecil sehingga air yang mengalir di
badan sungai sangat kecil dan air ini juga sudah tidak bisa dimanfaatkan lagi mengingat di
hilir IPA Ayung masih ada petani yang memanfaatkan untuk irigasi melalui dam Oongan.
Selain IPA Ayung, PDAM Kota Denpasar juga memanfaatkan sisa air Sungai Ayung di daerah
Waribang dan beberapa sumber air yang mengalir di badan Sungai Ayung di daerah Waribang
untuk sumber air baku dengan mengolahnya melalui IPA Waribang dengan kapasitas 300 l/dt.
Sedangkan untuk sumur dalam jumlahnya sudah sangat banyak hal ini dikawatirkan akan
berdampak serius terhadap lingkungan Kota Denpasar secara khusus dan Bali secara umum
sehingga pembuatan sumur dalam untuk sumber air baku seyogyanya tidak dilakukan lagi dan
dicarikan alternatif lain seperti sumber air baku dari Tukad Penet. Selain dampak lingkungan
juga terkait dengan kondisi geologi wilayah Denpasar yang sebagian besar kondisinya tanah
berlempung sehingga muka air tanah sangat jauh di bawah dan juga debit air yang diperoleh
sangat kecil.

2. Aspek Teknis
2.1. SPAM PDAM Kota Denpasar
2.1.1. Unit Air Baku
Sumber air baku yang digunakan PDAM Kota Denpasar memanfaatkan air permukaan
dan air tanah yang terletak pada lokasi yang berbeda. Air permukaan yang dimanfatkan
sebagai sumber air baku adalah sungai ayung di produksi pada IPA Ayung dan IPA
Waribang. Sedangkan sumur bor yang memanfaatkan air tanah dalam sebanyak 21 unit
sumur bor yang tersebar diseluruh kecamatan di Kota Denpasar. Berikut tabel uraian unit
air baku sistem penyediaan air minum Kota Denpasar :

BAB II -31
PEKERJAAN : PENYUSUNAN DATA BASE SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DENPASAR

LAPORAN AKHIR

BAB II -32
PEKERJAAN : PENYUSUNAN DATA BASE SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DENPASAR

LAPORAN AKHIR

Tabel 2.13. Sumber Air Baku PDAM Denpasar


Mulai Kapasitas
No Nama Alamat Mulai Dibangun Selesai
Operasi Desain (lt/dt) Terpasang (lt/dt) Produksi (lt/dt)
A SUMUR BOR
1 Sumur E.1 Subita Jl. Subita 1974 1974 1982 90 71 68.10
2 Sumur E.2 Kecubung Jl. Kecubung 1974 1974 1983 60 30 29.10
3 Sumur E.4 Sari Gading Jl. Saigading 1986 1988 1988 5 3 2.30
4 SB. 2 Peguyangan Jl. Suradipa 1985 1985 1986 5 5 4.30
5 SB. 3 Peguyangan Jl. Kertanegara 1986 1986 1987 10 6 3.10
6 SB. 4 Sanur Jl. Tukad Bilok 1985 1985 1986 25 21 7.40
7 TPW 4 Panjer Jl. Tukad Pakerisan 1989 1989 1991 35 29 32.20
8 SB. 6 Panjer Jl. Tukad Pakerisan 1994 1994 1994 28 26 30.10
9 SB. Tonja Jl. Kemuda 1994 1994 1999 8 6 5.20
10 SB. Ubung Jl. Cargo 1999 1999 2000 7 6 5.30
11 SB. Sedapmalam I Jl. Sedapmalam 1989 1989 1999 50 50 50.50
12 SB. Sedapmalam II Jl. Sedapmalam 2000 2000 2001 35 35 30.80
13 SB. Penatih Jl. Siulan 2001 2001 2002 30 25 14.40
14 SB. Br. Gunung Jl. Siulan 2007 2007 2007 25 25 21.20
15 SB. Badak Agung Jl. Badak Agung VIII 2002 2002 2002 40 25 28.50
16 SB. Sidakarya Jl. Dewata 2008 2008 2008 20 30 31.30
17 SB. Pelagan Jl. Trenggana 2008 2009 2009 15 20 14.20
18 SB. Kebo Iwo Jl. Kebo Iwo 2008 2009 2009 10 8 4.50
19 SB. Singkep Jl. P Singkep 2009 2010 2010 20 38 35.80
20 SB. Mahendaradata Jl. Mahendaradata 2009 2010 2010 10 13 10.10
21 SB. Tukad Badung Jl. Tukad Badung 2011 2012 2012 10 42 38.00
Jumlah A 514 466.4

BAB II -33
PEKERJAAN : PENYUSUNAN DATA BASE SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DENPASAR

LAPORAN AKHIR

Mulai Kapasitas
No Nama Alamat Mulai Dibangun Selesai
Operasi Desain (lt/dt) Terpasang (lt/dt) Produksi (lt/dt)
B AIR PERMUKAAN
IPA AYUNG BELUSUNG Jl. Antasura 1994 1995 1995 300 500 518.09
IPA PAKET BELUSUNG Jl. Antasura 2002 2003 2003 50 45 45.31
IPA WARIBANG Jl. Waribang 2003 2004 2004 150 175 190.83
Jumlah Air Permukaan 720 754.23
Jumlah Sumur Bor + Air Permukaan 1234 1220.63
Sumber : PDAM Kota Denpasar, 2013

BAB II -34
PEKERJAAN : PENYUSUNAN DATA BASE SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DENPASAR

LAPORAN AKHIR

2.1.2. Unit Produksi Air


Sistem penyediaan air minum PDAM kota Denpasar saat ini berkapasitas 1234 l/dt
dengan sumber produksi air berasal dari 3 unit IPA dan 21 sumur bor :
IPA Ayung Belusung : 500 l/dt
IPA Paket Belusung : 45 l/dt
IPA Waribang : 175 l/dt
Sumur bor dalam kota : 514 l/dt
Untuk menambah kapasitas pelayanan air minum kepada masyarakat di kota Denpasar,
selain memanfaatkan air dari sumber air/instalasi pengolahan air tersebut diatas, PDAM
Kota Denpasar juga membeli air curah hujan dari PDAM Badung, PDAM Gianyar dan
PAM Tirtaartha Buanamulya, dengan kapasitas 60 l/dt.
Kebutuhan air minum kota Denpasar terus meningkat dan karena keterbatasan sumber air
baku yang potensi di kota Denpasar, maka sejak tahun 2007 peningkatan kapasitas unit
produksi dilakukan hanya dengan penambahan sumur bor secara bertahap pada tabel
berikut ini :
Tabel 2.14. Perkembangan Kapasitas Unit Produksi, tahun 2007 2013 PDAM Kota
Denpasar
No Unit Produksi Tahun
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Air Permukaan 725 725 725 725 725 725 725
2 Sumur Bor 350 370 395 430 440 460 460
Total 1075 1095 1120 1155 1165 1185 1185
Sumber : PDAM Kota Denpasar, 2013

Gambar 2.7. Grafik Perkembangan Kapasitas


Unit Produksi, tahun 2007 2011 PDAM Kota Denpasar
Kemampuan PDAM Kota Denpasar dalam melayani kebutuhan air di Kota Denpasar
sangat bergantung pada 2 (dua) sumber air baku yang telah disebutkan di atas. Secara
kuantitas produksi air dari sistem yang ada di PDAM Kota Denpasar ditunjukan pada
tabel dibawah :

BAB II -35
PEKERJAAN : PENYUSUNAN DATA BASE SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DENPASAR

LAPORAN AKHIR

Tabel 2.15. Instalasi Pengolahan Air, tahun 2011 PDAM Kota Denpasar

Sumber : PDAM Kota Denpasar, 2013

a. Reservoir
Sistem penyediaan air minum yang dikelola PDAM kota Denpasar ini dilengkapi dengan
4 reservoir ditribusi, 2 diantaranya sudah tidak digunakan lagi. Daerah pelayanan tiap
reservoir dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 16. Data Reservoir PDAM Kota Denpasar tahun 2013
No Nama/Lokasi Volum Elevasi Tahun Wilayah yang dilayani
e
(m3)
1. Reservoir I 10.000 +81,27 1975 Denpasar Utara
Belusung
Denpasar Barat
Denpasar Timur : Kelurahan/Desa :
Dangin Kelod, Sumerta Kelod,
Sumerta, Sumerta Kauh, Dangin
Puri, Penatih dan Penatih Dangin
Puri
Denpasar Selatan : Kelurahan/Desa
Pamogan, Pedungan
2. Reservoir I 2.700 +24,55 2002 Denpasar Timur : Kelurahan/Desa
Waribang Kesiman, Kesiman Petilan, Kesiman
Kertalangu
Denpasar Selatan : Kelurahan/Desa
Sesetan, Serangan, Sidakarya, Panjer,
Renon, Sanur Kauh, Sanur, Sanur
Kaja
3. Reservoir 400 +75,00 1995 Tidak difungsikan
Pohmanis *)
4. Reservoir 3.400 +55,94 1971 Tidak difungsikan
Tonja *)
Sumber : PDAM Kota Denpasar, 2013
*)
Reservoir Pohmanis pernah digunakan untuk menampung air curah yang berasal dari
sumur bor PDAM Gianyar dengan debit sekitar 5 l/dt, sebelum air tersebut
didistribusikan ke konsumen secara gravitasi. Namun setelah pembelian air dari PDAM
Gianyar langsung didistribusikan ke konsumen menggunakan pompa, reservoir

BAB II -36
PEKERJAAN : PENYUSUNAN DATA BASE SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DENPASAR

LAPORAN AKHIR

Pohmanis juga tidak dimanfaatkan lagi. Sedangkan reservoir Tonja tidak dapat
digunakan lagi karena air langsung didistribusikan ke konsumen dan tidak ada air yang
masuk ke dalam reservoir Tonja.
Bila dibandingkan dengan seluruh kapasitas produksi yang ada di PDAM kota Denpasar
pada tahun 2013, kapasitas reservoir yang tersedia (12.700 m3) adalah 12,04% dari total
kapasitas produksi (1220.63 l/dt = 105.462 m3/hari) atau 19,4% dari kapasitas produksi
non sumur bor (754 l/dt = 62.640 m3/hari).

b. Produksi, Air Terjual dan Kehilangan Air


Produksi air pada tahun 2013 adalah 37,87 juta m 3/tahun atau menurun 0,67 % dari
produksi tahun 2011. Sedangkan volume air terjual pada tahun 2013mengalami
peningkatan yaitu 39,74 juta m3/tahun dibandingkan pada tahun pada tahun 2011 air
terjual sebesar 26,13 juta m3/tahun.
Kehilangan air menurun dari 28,8% pada tahun 2011 menjadi 19,05% pada tahun 2013.
Dalam upaya mengurangi dan memonitor kehilangan air, pada jaringan pipa distribusi
telah dibuat beberapa Distrik Meter Air Meter.

2.1.3. Unit Distribusi


Panjang pipa transmisi seluruhnya yang terpasang pada system penyediaan air minum
kota Denpasar adalah 4.106 meter dengan diameter antara 10 28, terdiri dari pipa baja
2.906 meter dan pipa ACP diameter 24 sepanjang 1.200 meter. Tabel 3.5.
memperlihatkan diameter, material dan panjang pipa yang dipasangi di PDAM kota
Denpasar.
Tabel 2.17. Data Diameter, Material dan Panjang Pipa Transmisi tahun 2012 PDAM
kota Denpasar
No URAIAN PANJANG KETERANGAN
PIPA
(M)
1 Pipa Transmisi 24 Steel 375 IPA Ayung III ke Reservoir I
2 Pipa Transmisi 28 Steel 120 Intake ke IPA
3 Pipa Transmisi 24 ACP 1.200 W.M Kertanegara ke Reservoir I
4 Pipa Transmisi 20 Steel 288 IPA Waribang+Galerike Reservoir I
5 Pipa Transmisi 10 Steel 2.123 W.M Gianyar ke Reservoir Poh Manis
TOTAL 4.106
Sumber : PDAM Kota Denpasar, 2013

Tabel 2.18. Jenis dan Panjang Pipa Transmisi PDAM Denpasar


Diameter Material Panjang % thd. Panjang
(inch) (m) total
28 Steel 375 9,67

BAB II -37
PEKERJAAN : PENYUSUNAN DATA BASE SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DENPASAR

LAPORAN AKHIR

Diameter Material Panjang % thd. Panjang


(inch) (m) total
24 ACP 1.200 30,94
20 Steel 180 4,64
10 Steel 2.123 54,74
Panjang total Steel 2.678 69,06
ACP 1.200 30,94
Panjang total
pipa 3.878 100,00
transmisi

Sumber : PDAM Kota Denpasar, 2013

Gambar 2.8 Persentase Jenis Pipa Transmisi PDAM Denpasar

Tabel 2.19. Jenis dan Panjang Pipa Distribusi PDAM Denpasar

Diameter Panjang % thd.


Material
(inch) (m) Panjang
total
Distribusi primer
24 Steel 9.931 6,76
ACP 6.434 4,38
21 ACP 762 0,52
16 Steel 8.130 5,53
PVC 3.124 2,13
15 DCI 3.492 2,38
ACP 1.017 0,69
14 ACP 5.622 3,83
Steel 7.289 4,96
12 ACP 10.059 6,84
Steel 4.445 3,02
PVC 17.762 12,08
10 ACP 4.480 3,05
PVC 43.663 29,71
9 ACP 2.095 1,43

BAB II -38
PEKERJAAN : PENYUSUNAN DATA BASE SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DENPASAR

LAPORAN AKHIR

Diameter Panjang % thd.


Material
(inch) (m) Panjang
total
8 ACP 18.672 12,70
Panjang total Steel 29.795 20,27
ACP 49.141 33,43
PVC 64.549 43,92
DCI 3.492 2,38
Panjang total
pipa distribusi primer 146.977 100,00

Distribusi sekunder
8 Steel GI 2.381 0,21
PVC 19.918 1,73
6 ACP,GI,PVC 109.974 9,55
4 ACP,GI,PVC 190.587 16,55
3 ACP,GI,PVC 180.425 15,67
2 GI,PVC 295.136 25,63
11/2 GI,PVC 266.999 23,18
1 GI,PVC 86.212 7,49
Panjang total
pipa distribusi sekunder 1.151.632 100,00

Sumber : PDAM Kota Denpasar, 2013

Gambar 2.9 Persentase Jenis Pipa Distribusi Primer PDAM Denpasar

Pengaliran air dari tiap unit produksi dilakukan sebagai berikut :

BAB II -39
PEKERJAAN : PENYUSUNAN DATA BASE SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DENPASAR

LAPORAN AKHIR

Air dari IPA Ayung Belusung dan IPA Paket Belusung dialirkan secara gravitasi ke
Reservoir I Belusung. Kemudian dari reservoir ini dialirkan ke kinsmen sebagai
berikut :
Dialirkan secara gravitasi ke jaringan pipa distribusi melalui pipa distribusi 24.
Dialirkan ke jalur barat dengan menggunakan 4 pompa booster (semua beroperasi
secara terus menerus bersamaan) yang masing-masing berkapasitas 25 l/dt dan
head 40 meter, melalui pipa 10.
Dialirkan ke jalur selatan dengan menggunakan 3 unit pompa booster (semua
beroperasi terus menerus secara bersamaan) yang masing-masing berkapasitas 15
l/dt dan head 40 meter, melalui pipa 8.
Dialirkan melalui 5 unit pompa submersible (1 unit sebagai pompa cadangan dan
yang lainnya dioperasikan sesuai dengan kebutuhan) yang masing-masing
berkapasitas 60 l/dt dan head 40 meter yang dialirkan melalui pipa 16. Pompa
ini dipasnag diatas atap reservoir R1. Tujuan semula dari pemasangan pompa ini
adalah untuk meningkatkan aliran air ke in-line booster pump lembusura.
Air dari IPA Waribang dialirkan secara gravitasi ke reservoir Waribang dan kemudian
air dari reservoir ini dipompakan ke jaringan pipa distribusi melalui pipa 16.
Untuk meningkatkan tekanan air pada jaringan pipa distribusi yang melayani daerah
Barat, dipasang 2 unit in-line booster pum Lembusura yang masing-masing
berkapasitas 90 l/dt dan tekanan 80 meter.

Pompa
Pompa yang ada pada system penyediaan air minum PDAM kota Denpasar adalah
seperti terlihat pada tabel 8 berikut ini :
Tabel 2.20. Data Pompa Intake, Distribusi dan Booster
PDAM kota Denpasar
No. Lokasi Fungsi Pompa Jumlah Spesifikasi Keterangan
Unit
1 Belusung Pompa intake cadangan 1+1 Q = 310 l/dt Satu unit
(submersible) H = 18 m sebagai
cadangan
Pompa air baku, 4 Q = 165 l/dt, H=
mengalirkan air dari bak 1 40 m
prasedimentasi ke IPA Q = 125 l/dt, H =
Ayung 3 40 m
Pompa Booster, 4 Q = 23 l/dt, H = 4 pompa
meningkatkan debi dan 40 m beroperasi terus
tekanan air kea rah barat, menerus
melaui pipa 10 Pompa
dipasang tahun
2010
Pompa Booster, 3 Q = 15 l/dt, H = 3 pompa
meningkatkan debi dan 40 m beroperasi terus
tekanan air kea rah barat, menerus
melaui pipa 8 Pompa
dipasang tahun

BAB II -40
PEKERJAAN : PENYUSUNAN DATA BASE SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DENPASAR

LAPORAN AKHIR

No. Lokasi Fungsi Pompa Jumlah Spesifikasi Keterangan


Unit
2010
Pompa Booster 4+1 Q = 60 l/dt, H = 1 pompa
Submersible,meningkatkan 40 m cadangan,
aliran air ke booster lainnya
Lembusura/debit dan beroperasi
tekanan air kea rah sesuai
selatan/barat melalui pipa kebutuhan
16 Pompa
dipasang tahun
2010
2 Waribang Pompa intake 1+1 Q = 180 l/dt, H = 1 pompa
(submersible) 35 m cadangan,
lainnya
beroperasi
sesuai
kebutuhan
Pompa distribusi 2 Q = 225 l/dt, H = Pompa
1 60 m dioperasikan
Q = 150 l/dt, H = sesuai
60 m kebutuhan
3 Lembusura In-line booster pump 2 Q = 90 l/dt, H = Pompa
80 m dipasang tahun
2008
Sumber : PDAM Kota Denpasar, 2013

Tabel 2.21. Data Pompa Sumur Bor PDAM kota Denpasar

Sumber : PDAM Kota Denpasar, 2013

2.1.4. Unit Pelayanan


1. Pelayanan PDAM di Kecamatan Denpasar Timur
Pelayanan PDAM di Kecamatan Denpasar Timur menggunakan sumber air permukaan
dan sumur bor. Sampai dengan bulan September 2013 rata rata cakupan pelayanan

BAB II -41
PEKERJAAN : PENYUSUNAN DATA BASE SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DENPASAR

LAPORAN AKHIR

PDAM di Kecamatan Denpasar Timur telah mencapai 47% dengan total sambungan
11.666 SR. berikut ini adalah tabel cakupan pelayanan PDAM di Kecamatan Denpasar
Timur pada masing masing desa

Tabel 2.22. Cakupan Pelayanan PDAM di Kecamatan Denpasar Timur


Jumlah
Total
Jumlah Sambungan Penduduk %
No Kelurahan/Desa Sumber Air Debit
Penduduk Kran Terlayani Pelayanan
(m3) SR
Umum
1 Ds. Sumerta Kaja 8.502 852 - 4.260 50
2 Ds. Sumerta Kelod 19.529 956 3 5.080 26
3 Ds. Sumerta Kauh 7.827 649 2 3.445 44
Ds. Dangin Puri Sumur Bor E.2, SB.
4 15.985 500 2 2.700 17
Kelod E.1, Resevoar I
Belesung (Air
5 Kel. Dangin Puri 6.939 Permukaan), SB. 622 3 3.410 49
Sedap Malam II,
6 Kel. Sumerta 10.421 SB Penatih, SB 1.088 2 5.640 54
778.894
Tonja, SB. B.
7 Kel. Penatih 11.419 Gunung, SB. 1.422 1 7.210 63
Pelagan, SB.
Ds. Penatih PDAM Gianyar,
8 7.037 937 - 4.685 67
Dangin Puri IPA Waribang (Air
Ds. Kesiman Permukaan)
9 26.576 1.994 - 9.970 38
Kertalangu
Ds. Kesiman
10 11.763 1.060 6 5.900 50
Petilan
11 Kel. Kesiman 15.270 1.586 5 8.430 55
Total / Rata - Rata 141.268 - 11.666 24 60.730 47
Sumber : PDAM Kota Denpasar, 2013

2. Pelayanan PDAM di Kecamatan Denpasar Selatan


Pelayanan PDAM di Kecamatan Denpasar Selatan menggunakan sumber air
permukaan dan sumur bor. Sampai dengan bulan September 2013 rata rata cakupan
pelayanan PDAM di Kecamatan Denpasar Selatan baru mencapai 38% dengan total
sambungan 16009 SR. berikut ini adalah tabel cakupan pelayanan PDAM di
Kecamatan Denpasar Selatan pada masing masing desa

Tabel 2.23. Cakupan Pelayanan PDAM di Kecamatan Denpasar Selatan


Jumlah
Total
Jumlah Sambungan Penduduk %
No Kelurahan/Desa Sumber Air Debit
Penduduk Kran Terlayani Pelayanan
(m3) SR
Umum
1 Ds. Sidakarya 20.817 2.404 1 12.120 58

BAB II -42
PEKERJAAN : PENYUSUNAN DATA BASE SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DENPASAR

LAPORAN AKHIR

Jumlah
Total
Jumlah Sambungan Penduduk %
No Kelurahan/Desa Sumber Air Debit
Penduduk Kran Terlayani Pelayanan
(m3) SR
Umum
2 Kel. Pedungan 31.959 1.537 2 7.885 25

3 Ds. Pemogan 47.331 2.169 1 10.945 23


Resevoar I
4 Kel. Serangan 3.724 Waribang (Air 488 7 3.140 84

5 Ds. Sanur Kaja 9.142 Permukaan), 336 3 1.980 22


Resevoar I
6 Kel. Sanur 15.176 Belusung (Air 628 4 3.540 23
Permukaan), SB.
7 Ds. Sanur Kauh 14.931 978.882 603 7 3.715 25
Sidakarya, SB.
Sedap Malam I, SB.
8 Kel. Renon 18.069 4 Sanur, SB. Badak, 1.783 5 9.415 52
SB. Singkep, TPW
9 Kel. Panjer 37.424 4, SB. 6 2.895 4 14.875 40

10 Kel. Sesetan 51.344 3.166 2 16.030 31


Jumlah 249.917 16.009 36 83.645 38
Sumber : PDAM Kota Denpasar, 2013

3. Pelayanan PDAM di Kecamatan Denpasar Barat


Pelayanan PDAM di Kecamatan Denpasar Barat menggunakan sumber air permukaan
dan sumur bor. Sampai dengan bulan September 2013 rata rata cakupan pelayanan
PDAM di Kecamatan Denpasar Barat baru mencapai 38% dengan total sambungan
17.156 SR. berikut ini adalah tabel cakupan pelayanan PDAM di Kecamatan Denpasar
Barat pada masing masing desa :
Tabel 2.24. Cakupan Pelayanan PDAM di Kecamatan Denpasar Barat
Jumlah
Total
N Jumlah Sambungan Penduduk %
Kelurahan/Desa Sumber Air Debit
o Penduduk Kran Terlayani Pelayanan
(m3) SR
Umum
Ds. Padang Resevoar I
1 24.365 Belusung (Air 821.371 1.785 - 8.925 37
Sambian Kaja
Permukaan), IPA
2 Kel. Pemecutan 46.494 Waribang (Air 1.437 1 7.285 16
Kel. Padang Permukaan), SB.
3 22.097 2.555 1 12.875 58
Sambian Kebo Iwa, SB.
4 Kel. Dauh Puri 15.445 Mahendaradata, 922 1 4.710 30
Ds. Dauh Puri SB.3, SB.2, SB.
5 9.255 Ubung, SB. 326 3 1.930 21
Kangin
Ds. Dauh Puri Sempidi I & II,
6 3.671 SB. Kwanji, SB. 635 1 3.275 89
Kauh
Ds. Dauh Puri Dalung Permai
7 21.536 1.651 3 8.555 40
Kelod
8 Ds. Tegal harum 13.580 1.851 1 9.355 69
9 Ds. Tegal Kerta 20.412 1.986 - 9.930 49
10 Ds. Pemecutan 36.404 1.818 5 9.590 26
Kelod

BAB II -43
PEKERJAAN : PENYUSUNAN DATA BASE SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DENPASAR

LAPORAN AKHIR

Jumlah
Total
N Jumlah Sambungan Penduduk %
Kelurahan/Desa Sumber Air Debit
o Penduduk Kran Terlayani Pelayanan
(m3) SR
Umum
Ds. Padang
11 20.923 2.190 - 10.950 52
Sambian Kelod
Jumlah 234.182 17.156 16 87.380 44
Sumber : PDAM Kota Denpasar, 2013

4. Pelayanan PDAM di Kecamatan Denpasar Utara


Pelayanan PDAM di Kecamatan Denpasar Utara menggunakan sumber air permukaan
dan sumur bor. Sampai dengan bulan September 2013 rata rata cakupan pelayanan
PDAM di Kecamatan Denpasar Barat telah mencapai 52% dengan total sambungan
15.937 SR. berikut ini adalah tabel cakupan pelayanan PDAM di Kecamatan Denpasar
Barat pada masing masing desa :
Tabel 2.25. Cakupan Pelayanan PDAM di Kecamatan Denpasar Utara
Jumlah
Total
Jumlah Sambungan Penduduk %
No Kelurahan/Desa Sumber Air Debit
Penduduk Kran Terlayani Pelayanan
(m3) SR
Umum
1 Ds. Ubung Kaja 26.294 3.168 6 16.440 63
Ds. Peguyangan
2 8.012 976 4 5.280 66
Kaja
3 Kel. Peguyangan 15.505 1.483 6 8.015 52
4 Kel. Ubung 12.236 597 4 3.385 28
Ds. Peguyangan
5 16.773 1.543 1 7.815 47
Kangin
Ds. Pemecutan Resevoar I
6 39.173 Belusung (Air 595.07 2.135 5 11.175 29
Kaja
Ds. Dauh Puri Permukaan), 1
7 15.275 SB.3, SB.2 1.082 4 5.810 38
Kaja
8 Kel. Tonja 20.131 1.728 1 8.740 43
Ds. Dangin Puri
9 14.110 1.392 3 7.260 51
Kaja
Ds. Dangin Puri
10 8.292 1.282 2 6.610 80
Kangin
Ds. Dangin Puri
11 3.737 551 1 2.855 76
Kauh
Jumlah 179.538 15.937 37 83.385 52
Sumber : PDAM Kota Denpasar, 2013

BAB II -44
PEKERJAAN : PENYUSUNAN DATA BASE SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DENPASAR

LAPORAN AKHIR

2.1.5. Skematik SPAM Eksisting

Gambar 2.10. Skema Sistem Pengaliran Air PDAM di


Kota Denpasar

BAB II -45
PEKERJAAN : PENYUSUNAN DATA BASE SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DENPASAR

LAPORAN AKHIR

3. Aspek Non Teknis


3.1. Aspek Keuangan
Sampai dengan tahun 2008 PDAM kota Denpasar masih mengalami kerugian. Dan baru
sejak tahun 2009 PDAM mulai mendapat keuntungan. Hal ini antara lain karena sejak
tahun 1999 sampai dengan tahun 2008 tidak pernah dilakukan kenaikan tariff air,
sedangkan biaya operasional terus meningkat. Baru pada akhir tahun 2008 (yang berlaku
mulai awal tahun 2009), tarif air minum naik setiap tahun. Tabel 3.7 memperlihatkan
ringkasan rugi laba tahun 2009 2013 PDAM kota Denpasar.
Tabel 2.26. Laba (rugi) Tahun 2009 2013 (Rp. Juta/Tahun) PDAM Kota Denpasar
TAHUN
No URAIAN
2009 (audited) 2010 (audited) 2011 (audited) 2012 (audited) 2013 (audited)

1 PENDAPATAN USAHA
Pendapatan Penjualan Air 66,117,885,875 66,117,885,875 68,354,872,992 76,856,657,945 85,870,334,600
Pendapatan Non Air 4,576,173,813 5,338,187,799 10,239,910,343 14,259,411,87 16,403,572,141
Pendapatan Lain-lain - - - - 908,876,969
Jumlah Pendapatan 70,694,059,688 71,456,073,674 78,594,783,335 91,116,069,816 103,182,783,709
2 Beban / Biaya Langsung
Sumber 16,379,420,852 20,850,824,437 23,451,569,044 27,761,168,672 -
Pengolahan 3,536,992,398 3,963,486,235 3,739,518,095 5,486,395,621 -
Transmisi/Distibusi 6,434,417,455 8,160,795,281 8,132,629,498 18,007,447,537 -
Biaya Depresiasi 5,588,269,083 6,906,156,565 7,318,948,829 8,118,460,168 -
Beban Usaha - - - - 86,045,749,173
Jumlah Biaya Langsung 31,939,099,788 39,881,262,518 42,642,665,466 51,255,011,832 86,045,749,173
3 Laba (Rugi) Kotor Usaha 31,939,099,788 39,881,262,518 42,642,665,467 39,861,057,984 -
Biaya Umum dan
4 22,978,874,033 26,506,884,527 28,938,199,717 29,178,123,291 -
Administrasi
5 Laba (Rugi) Usaha 8,960,225,755 13,374,377,991 13,704,465,750 10,682,934,692 -
Pendapatan (Biaya) Lain -
6 -
lain
Pendapatan Lain - lain 694,808,649 842,885,231 894,235,742 689,843,736 -
Biaya Lain - lain 8,490,111 496,729,509 34,689,774 18,106,038 -
Jumlah 686,318,538 346,155,722 859,545,968 671,737,699 -
Laba Sebelum Taksiran
7 8,268,154,951 5,414,082,351 7,873,464,118 11,354,672,391 17,137,034,537
Pajak Penghasilan
8 Pndapatan Pajak Tangguhan - 72,977,341 - - -
9 Laba (Rugi) 8,268,154,951 5,341,105,010 7,873,464,118 11,354,672,391 17,137,034,537
Sumber : Laporan Bulanan PDAM Kota Denpasar

Tabel 2.27. Neraca Keuangan Tahun 2009 2013 (Rp. Juta/Tahun) PDAM Kota Denpasar
No URAIAN TAHUN

BAB II -46
PEKERJAAN : PENYUSUNAN DATA BASE SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DENPASAR

LAPORAN AKHIR

2009 (audited) 2010 (audited) 2011 (audited) 2012 (audited) 2013 (audited)

A AKTIVA
1 Ativa Lancar 15,114,202,415 7,173,301,594 13,639,413,851 20,567,560,669 43,997,586,662
2 Aktiva Tetap 50,689,187,107 62,708,356,747 60,165,076,297 61,107,353,310 69,924,204,332
3 Ativa Lain - lain 10,543,667,908 6,317,182,648 7,364,983,607 4,357,122,150 2,545,289,071
Jumlah Aktiva 76,347,057,430 76,198,840,989 81,169,473,755 86,032,036,129 116,467,080,066
B PASSIVA
1 Kewajiban Jangka Pendak 46,852,439,051 13,845,860,805 9,254,627,423 8,903,464,476 11,033,655,864
Kewajiban Jangka Panjang dan
2
Lain - lain
- Pinjaman Jangka Panjang 943,843,891 22,480,597,858 18,610,525,596 14,740,453,334 10,870,381,073
- Kewajiban Lain - lain 68,999,775,754 71,173,064,572 76,109,144,225 66,801,796,183 66,816,639,823
3 Modal
- Modal 10,679,721,936 17,953,016,725 20,545,009,706 11,354,672,391 17,137,034,537
- Cadangan 51,128,723,204 49,259,698,970 43,349,833,226 55,277,801,280 55,277,453,213
Jumlah Pasiva 72,573,434,585 76,347,057,428 76,198,840,989 86,032,036,129 116,467,080,066
Sumber : Laporan Bulanan PDAM Kota Denpasar

Tarif
Tarif air minum yang berlaku saat ini adalah tarif yang dikeluarkan pada tanggal 1 Oktober
2011 dan berlaku mulia rekening bulan November 2011. Pada daftar tariff air minum terlihat
ada perbedaan tarif untuk daerah yang ada dalam dan di luar kawasan siap minum.

BAB II -47
PEKERJAAN : PENYUSUNAN DATA BASE SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DENPASAR

LAPORAN AKHIR

Tabel 2.28. Tarif Air Minum per November 2012 PDAM Kota Denpasar

Sumber : PDAM Kota Denpasar, 2013

BAB II -48
PEKERJAAN : PENYUSUNAN DATA BASE SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DENPASAR

LAPORAN AKHIR

3.2. Aspek Kelembagaan


Struktur organisasi adalah seperti terlihat pada gambar 3.8. walaupun pada struktur
tersebut terdapat 3 direksi, namun kenyataannya di PDAM kota Denpasar sampai dengan
akhir tahun 2011 hanya dipimpin oleh seorang direktur utama, tanpa didampingi direktur
teknik dan direktur umum.
Jumlah karyawan pada tahun 2011 adalah 206, atau menurun 26 orang dari jumlah
karyawan pada tahun 2007 namun pada tahun 2012 sampai 2013 jumlah pegawai terus
meningkat melebih tahun 2007. Jumlah karyawan dari tahun 2007 sampai dengan tahun
2013 berturut turut adalah 232, 234, 226, 212, 206, 238, dan 247 orang.

BAB II -49
PEKERJAAN : PENYUSUNAN DATA BASE SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DENPASAR

LAPORAN AKHIR

WALIKOTA
WALIKOTA
DENPASAR
DENPASAR

DEWAN
DEWAN
PENGAWAS
PENGAWAS

DIREKTUR
DIREKTUR
UTAMA
UTAMA

STAF
STAF AHLI
AHLI BID.
BID. DIREKTUR
DIREKTUR ADM STAF
ADM DIREKTUR
DIREKTUR STAF AHLI
AHLI
ADM
ADM &
& KEU
KEU &
& KEUANGAN
KEUANGAN BID.TEKNIK
TEKNIK
TEKNIK BID.TEKNIK

KA.
KA. LITBANG
LITBANG KABAG
KABAG KABAG
KABAG HUB
HUB KABAG
KABAG KABAG
KABAG KABAG
KABAG TRANS
TRANS KABAG
KABAG PERENC
PERENC SPI
SPI
KEUANGAN
KEUANGAN LANGGANAN
LANGGANAN UMUM
UMUM PRODUKSI
PRODUKSI && DISTRIBUSI
DISTRIBUSI TEKNIK
TEKNIK

KASUBBAG
KASUBBAG KASUBBAG
KASUBBAG
KASUBBAG
KASUBBAG KASUBBAG
KASUBBAG KASUBBAG
KASUBBAG KA.
KA. BID
BID ADM
ADM
PERAWATAN
PERAWATAN PENGEB.JAR.
PENGEB.JAR.
KA.
KA. BID
BID ADM
ADM &
& KASUBBAG
KASUBBAG PEMBACA
PEMBACA ADM
ADM &
& PERENCANAAN
PERENCANAAN &KEUANGAN
&KEUANGAN
MESIN&INSTL
MESIN&INSTL PIPA
PIPA TRANS.
TRANS. &
&
KEUANGAN
KEUANGAN PERENC.
PERENC. KEU
KEU METER
METER PERUNDANGAN-
PERUNDANGAN- TEKNIK
TEKNIK
DIST
DIST
UNDANGAN
UNDANGAN

KA. KASUBBAG
KASUBBAG KASUBBAG KA.
KA. BID
BID TEKNIK
KA. BID.
BID. KASUBBAG
KASUBBAG KASUBBAG
KASUBBAG KASUBBAG
KASUBBAG
KASUBBAG TEKNIK
TEKNIK AKUNTANSI PELAYANAN KADUBBAG UNIT
UNIT IPA
IPA BLS
BLS EVALUASI
EVALUASI &
&
TEKNIK AKUNTANSI PELAYANAN KADUBBAG DISTR
LANGGANAN GUDANG DISTR &
& PENGAWASAN
PENGAWASAN
LANGGANAN GUDANG PERAWATAN
PERAWATAN
Gambar 2.11. Diagram Struktur Organisasi PDAM Kota Denpasar
PERPIPAAN
PERPIPAAN
TEKNIK
TEKNIK

KA.
KA. BID.
BID. KASUBBAG
KASUBBAG KAS
KAS KASUBBAG KASUBBAG KASUBBAG
KASUBBAG
KASUBBAG KASUBBAG
PDE
PDE &
& PENAGIHAN
PENAGIHAN HUBUNGAN KEPEGAWAIAN UNIT
UNIT IPA
IPA
HUBUNGAN KEPEGAWAIAN
MASYARAKAT WARIBANG
WARIBANG
MASYARAKAT KASUBBAG
KASUBBAG
METER
METER &
&
KASUBBAG
KASUBBAG PEMUTUSAN
PEMUTUSAN
KASUBBAG
KASUBBAG PENGELOLAAN
PENGELOLAAN
RUMAH
RUMAH TANGGA
TANGGA SUMUR
SUMUR BOR
BOR
&PERSEKOLAHA
&PERSEKOLAHA
N
N
KASUBBAG
KASUBBAG
LABORATORIUM
LABORATORIUM

BAB II -50
PEKERJAAN : PENYUSUNAN DATA BASE SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DENPASAR

LAPORAN AKHIR

3.3. Kendala dan Permasalahan


3.3.1. Aspek Teknis
A. Permasalahan Unit Air Baku
Kapasitas produksi PDAM kota Denpasar yang ada pada saat ini, khususnya yang
menggunakan air baku dari air permukaan (sumber air baku potensial) sudah tidak dapat
dikembangkan lagi hal ini karena keterbatasan sumber air baku permukaan yang ada di
wilayah administrasi kota Denpasar.
Bilamana penambahan kapasitas produksi harus menggunakan air baku yang ada di
wilayah administrasi kota Denpasar, maka hanya bisa dilakukan dengan penambahan
unit sumur bor secara bertahap. Untuk jangka panjang pemakaian dan penambahan
kapasitas produksi dari sumur bor tidak efisien untuk PDAM dan bisa merusak kondisi
air tanah.

B. Permasalahan Unit Distribusi


Kapasitas jaringan pipa distribusi sudah tidak memadai lagi, sehingga walaupun sudah
dilakukan penambahan pompa booster, masih banyak daerah yang belum mendapat
pelayanan yang memadai baik tekanan air di tempat konsumen maupun jam pelayanan
air minum.
Dari catatan yang ada, terlihat kebocoran pada jaringan pipa primer dan jaringan pipa
sekunder tahun 2011 adalah sekitar 8,3 % dari seluruh kebocoran yang ada. Sedangkan
kebocoran pada tersier 36,7% atau 1 : 4. Bila ditinjau dari dampak kebocoran, maka
dampak dari kebocoran dari pipa primer/sekunder ini lebih besar daripada dampak
kebocoran pada pipa tersier.

3.3.2. Aspek Non Teknis


Adanya Jumlah pemberitahuan pencabutan setiap tahun yang mencapai sekitar 60-70%
dari jumlah sambungan pelanggan setiap tahun mengindikasikan bahwa pelanggan tidak
puas dengan pelayanan PDAM dan kurangnya kesadaran pelanggan untuk membayar
rekening air.

BAB II -51

Anda mungkin juga menyukai