Per. II, Konsep Dasar Ekonomi Islam
Per. II, Konsep Dasar Ekonomi Islam
EKONOMI ISLAM
H. DAWAMI BUCHORI, S.H.I., M.Sh
A. Pendahuluan
Tujuan Hidup
2. Keterbatasan Manusia
Rasionalita
s
1. Ekonomi sebagai Bagian
Integral Dari Agama Islam
MAKNA ISLAM
MANUSIA ALLAH
MANUSIA MANUSIA
IBADAH MUAMALAT
TAKHYIR MUBAH
2. Pengertian dan Ruang
Lingkup Ekonomi Islam
Sejak abad ke-8 telah muncul pemikiran-pemikiran
ekonomi Islam secara parsial, misalnya peran negara
dalam ekonomi, kaidah dagang, mekanisme pasar, dan
lain-lain.
Difinisi ekonomi Islam adalah suatu cabang ilmu
pengetahuan yang berupaya untuk memandang,
menganalisa, dan akhirnya menyelesaikan permasalahan-
permasalahan ekonomi dengan cara-cara yang islami.
Beberapa ekonom memberikan penegasan bahwa ruang
lingkup dari ekonomi Islam adalah masyarakat muslim
atau negara muslim sendiri.
Lanjutan…
Titik tekan ilmu ekonomi Islam adalah bagaimana
Islam memberikan pandangan dan solusi atas
berbagai persoalan ekonomi yang dihadapi umat
manusia secara umum.
3. Ekonomi Islam sebagai
Ilmu dan Norma
Ekonomi Islam hanya akan dihasilkan melalui
integrasi norma dan ilmu ekonomi.
Ekonomi Islam hanya ditujukan untuk mendapatkan
falah, maka ekonomi Islam tidak hanya dapat
dipandang sebagai diskripsi empiris atas prilaku
umat Islam, namun juga membentuk suatu
perekonomian yang mampu membawa manusia
untuk mencapai falah tersebut.
Lanjutan..
Teori Ekonomi
Tauhid | Adl |Nubuwwah | Khilafah | Ma’ad Islam
Lanjutan…
Bangunan Ekonomi Islam didasarkan atas lima nilai
universal, yakni: Tauhid (keimanan), Adl (Keadilan,
Nubuwwah (Kenabian), Khilafah (pemerintahan), dan
Ma’ad (hasil). Lima dasar inspirasi untuk menyusun teori-
teori ekonomi Islam.
Dari kelima nilai universal tersebut, dibangunlah tiga
prinsip yang menjadi ciri-ciri cikal bakal ekonomi Islam
yaitu Multitype Ownership, freedom to act, dan social
justice.
Diatas itu semua dibangunlah konsep yang memayungi
kesemuanya, yakni konsep akhlak.
a. Tauhid
Tauhid merupakan fondasi ajaran islam. Dengan tauhid,
manusia menyaksikan bahwa “tiada sesuatupun yang
layak disembah selain Allah”, dan “tidak ada pemilik
langit, bumi dan isinya, selain Allah”. Allah adalah pemilik
hakiki, manusia hanya diberi amanah untuk “memiliki”
untuk sementara waktu, sebagai ujian bagi mereka.
Segala aktivitas manusia dalam hubungannya dengan
alam dan sumber daya manusia (mua’malah) dibingkai
dengan kerangka hubungan dengan Allah. Karena
kepada-Nya manusia akan mempertanggungjawabkan
segala perbuatan, termasuk aktivitas ekonomi dan bisnis.
b. Adl
Salah satu sifat Allah adalah adil. Dia tidak membeda-
bedakan perlakuan terhadap makhluk-Nya secara
zalim.
Islam mendifinisikan adil sebagai “tidak menzalimi
dan tidak dizalimi”
Implikai ekonomi dari nilai adil adalah bahwa pelaku
ekonomi tidak dibolehkan untuk mengejar
keuntungan pribadi bila hla itu merugikan orang lain
atau merusak alam.
C. Nubuwwah
Agar manusia tidak dibiarkan begitu saja di dunia tanpa mendapat
bimbingan, maka Allah mengutus Nabi dan Rasul untuk
menyampaikan petunjuk dari Allah kepada manusia tentang
bagaimana hidup yang baik dan benar di dunia dan mengajarkan
jalan untuk kembali (taubat) keasal-muasal segal, Allah>
Fungsi Rasul adalah untuk menjadi model terbaik yang harus
diteladani manusia agar mendapatkan keselamatan dunia dan
akhirat.
Beberapa sifat yang harus diteladani adalah : 1. Siddiq (benar,
jujur), 2. Amanah (tanggung jawab, dapat dipercaya), 3. Fatonah
(kecerdikan, kebijaksanaan), dan 4. Tablig (komunikasi,
keterbukaan, pemasaran)
D. Khilafah
Dalam al-Quran Allah berfirman bahwa manusia
diciptakakn untuk menjadi Khalifah di bumi artinya untuk
menjadi pemimpin dan pemakmur bumi.
Dalam Islam, pemerintah memainkan peran yang kecil
tetapi sangat penting dalam perekonomian. Peran
utamanya adalah unutk menjamin perekonomian agar
berjalan sesuai dengan syariah dan untuk memastikan tidak
terjadi pelanggaran terhadap hak-hak manusia.
Untuk memajukan kesejahteraan manusia maka diperlukan
tujuan-tujuan syariah (maqosid syariah) yaitu melindungi
keimanan, jiwa, akal, kehormatan dan kekayaan manusia.
E. Ma’ad
Ma’ad diartikan selaian “kembali” juga sebagai
imbalan/ ganjaran. Implikasi nilai ini dalam kehidupan
ekonomi dan bisnis misalnya bahwa motivasi para
pelaku bisnis adalah untuk mendapat laba (hasil).
Laba duni dan akhirat, karena itu konsep profit
mendapat legitimasi dalam Islam.
1. Multitype Ownership
(Kepemilikan Multi Jenis)
Nilai tauhid dan nilai adil melahirkan konsep multitype
ownership. Dalam islam berlaku prinsip kepemilikan
multijenis, yakni mengakui bermacam-macam bentuk
kepemilikan, baik oleh swasta, negara atau campuran.
Nilai tauhid: pemilik primer langit, bumi dan seisinya adalah
Allah, sedangkan manusia diberi amanah untuk mengelolanya.
Jadi manusia dianggap sebagai pemilik sekunder. Konsep
kepemilikan swasta diakui.
Nilai keadilan: untuk menjamin keadilan, yakni supaya tidak
ada proses penzaliman segolongan orang terhadap
egolongan lain, maka cabang-cabang produksi yang penting
dan menguasai hajat orang banyak dikuasai negara.
2. Freedom to Act (Kebebasan
untuk Bergerak/Usaha)
Keempat nilai nubuwwah bila digabungkan dengan nilai
keadilan dan khilfah (good governence) akan melahirkan
konsep feedom to act pada setiap muslim, khususnya
pelaku bisnis dan ekonomi.
Freedom to act bagi setiap individu akan menciptakan
mekanisme pasar dalam perekonomian. Karena
mekanisme pasar adalah keharusan dalam Islam, dengan
syarat tidak ada distorsi (proses penjaliman).
Potensi distorsi dikurangi dengan menghayati nilai
keadilan. Penegakan nilai keadilan dengan melarang semua
mafsadah (segala yang merusak), riba, gharar dan maysir.
Lanjutan…
Negara bertugas menyingkirkan atau paling tidak
mengurangi distorsi pasar. Dengan demikian negara
bertindak sebagai wasit yang mengawasi interaksi
pelaku-pelaku ekonomi dan bisnis dalam wilayah
kekuasaannya untuk menjamin tidak dilanggarnya
syariah, supaya tidak ada pihak-pihak yang zalim dan
terzalimi.
3. Social Justice (Keadilan
Sosial)
Gabungan nilai Khilafah dan nilai ma’ad melahirkan
prinsip keadilan social. Dalam islam pemerintah
bertanggungjawab menjamin pemenuhan
kebutuhan dasar rakyatnya dan menciptakan
keseimbangan sosial antara yang kaya dan yang
miskin.
SEKIAN