Anda di halaman 1dari 55

Universitas Indonesia

Veritas, Probitas, Justitia

PENELITIAN
KUALITATIF
NAMA ANGGOTA KELOMPOK

ANATALYA GRACIA NPM. 1606855874


DEASY STEFANI TINAMBUNAN NPM. 1806253873
DEVI ANISISKA NPM. 1806167806
MUHAMMAD WICAKSONO NPM. 1806168374
RENDY MANUHUTU NPM. 1806254623

Universitas Indonesia
2
Veritas, Probitas, Justitia
JUDUL PENELITIAN

“TELAAH PERILAKU MAHASISWA PASCA


SARJANA FKM UI YANG MEMILIKI BALITA
DALAM PEMBERIAN IMUNISASI TAHUN
2019”

Universitas Indonesia
3
Veritas, Probitas, Justitia
MATERI PRESENTASI
BAB IV
METODELOGI
BAB III • DESAIN
KERANGKA PENELITIAN
BAB II KONSEP/PIKIR • TEMPAT DAN
TINJAUAN WAKTU
• DATA DAN
BAB I PUSTAKA
SUMBER DATA
PENDAHULUAN • METODE
• LATAR BELAKANG PENGUMPULAN
• RUMUSAN DATA
MASALAH • INSTRUMEN
• TUJUAN PENGUMPULAN
• MANFAAT DATA
• RUANG LINGKUP • ANALISIS DATA
• PENGECEKAN
KEABSAHAN DATA

Universitas Indonesia
4
Veritas, Probitas, Justitia
SEJARAH PERKEMBANGAN IMUNISASI
DI INDONESIA

1956 1973 1974 1976 1980 1982 1997 2004 2013 2016 2017

Variola TT Haemofilus MR
Polio Hepatitis B influensa tipe b
(DPT/HB/Hib)

BCG
DPT DPT/HB
Campak
(Kombinasi)

IPV

Universitas Indonesia
5
Veritas, Probitas, Justitia
BAB I
PENDAHULUAN

Universitas Indonesia
6
Veritas, Probitas, Justitia
LATAR BELAKANG
Pencegahan
dan Program
Kesehatan Pengendalian Imunisasi

19,9 juta anak di dunia


Pembangunan yang belum mendapatkan 60% anak-anak tersebut berada di negara Angola,
imunisasi DPT3 Brazil, Kongo, Ethiopia, India, Indonesia, Irak, Nigeria,
Nasional Pakistan dan Afrika Selatan
Bidang
Kesehatan

Beban
Penyakit
Menular

Universitas Indonesia
Veritas, Probitas, Justitia BAB I BAB II BAB III BAB IV 7
LATAR BELAKANG

Universitas Indonesia
Veritas, Probitas, Justitia BAB I BAB II BAB III BAB IV 8
RUMUSAN MASALAH
 Imunisasi adalah program kesehatan masyarakat yang berhasil dan terbukti
sangat efektif untuk mencegah kesakitan, kecacatan maupun kematian akibat
penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).

 Namun masih ada sekitar 19,9 juta anak di dunia yang belum mendapatkan
imunisasi DPT, termasuk Indonesia.

 Berbagai kendala dengan semakin banyak penolakan masyarakat terhadap


program imunisasi dengan alasan takut demam (28,8%), keluarga tidak mengijinkan
(26,3%), dan kontroversi halal haram.

 Adapun pertanyaan penelitiannya adalah :


“Bagaimana perilaku mahasiswa pasca sarjana FKM UI yang memiliki balita
dalam pemberian imunisasi“

Universitas Indonesia
Veritas, Probitas, Justitia BAB I BAB II BAB III BAB IV 9
TUJUAN
Umum
• Menelaah pengetahuan, persepsi dan perilaku mahasiswa pasca sarjana FKM UI yang
memiliki balita dalam pemberian imunisasi

Khusus
• Untuk menganalisis pengetahuan mahasiswa pasca sarjana FKM UI yang memiliki
balita tentang imunisasi dan PD3I
• Untuk menganalisis persepsi keseriusan PD3I pada mahasiswa pasca sarjana FKM UI
yang memiliki balita terhadap program imunisasi
• Untuk menganalisis persepsi kerentanan PD3I pada mahasiswa pasca sarjana FKM UI
yang memiliki balita dalam pemberian imunisasi
• Untuk menganalisis persepsi ancaman PD3I pada mahasiswa pasca sarjana FKM UI
yang memiliki balita dalam pemberian imunisasi
• Untuk menganalisis persepsi manfaat imunisasi pada mahasiswa pasca sarjana FKM UI
yang memiliki balita dalam pemberian imunisasi
• Untuk mengetahui faktor yang menjadi penghambat perilaku pemberian imunisasi
pada mahasiswa pasca sarjana FKM UI yang memiliki balita
• Untuk menganalisis pencetus tindakan pada mahasiswa pasca sarjana FKM UI yang
memiliki balita dalam pemberian imunisasi

Universitas Indonesia
Veritas, Probitas, Justitia BAB I BAB II BAB III BAB IV 10
MANFAAT

MASYARAKAT
Terutama pada ibu dan keluarga diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku
mengenai pemberian imunisasi pada balita

INSTANSI
Menjadi bahan masukan dalam upaya peningkapatan
cakupan pemberian imunisasi pada balita dan bisa
dijadikan acuan dalam membuat program

PENELITIAN SELANJUTNYA
Sebagai bahan referensi penelitian
selanjutnya

Universitas Indonesia
Veritas, Probitas, Justitia BAB I BAB II BAB III BAB IV 11
RUANG LINGKUP

• Penelitian dilakukan terhadap mahasiswa Pasca


Sarjana FKM UI yang memiliki anak usia di bawah
lima tahun (balita) mengenai perilaku pemberian
imunisasi
• Penelitian dilakukan pada bulan April 2019 dengan
pendekatan metode kualitatif, desain Rapid
Assessment Procedure (RAP)
• Data dilakukan dengan melakukan Wawancara
Mendalam terhadap informan

12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Universitas Indonesia
13
Veritas, Probitas, Justitia
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Imunisasi
2.1.1 Pengertian Imunisasi dan Sejarah
2.1.2 Jenis, Manfaat, dan Jadwal Imunisasi
2.2 Perilaku Kesehatan
2.2.1 Pengetahuan
2.2.2 Sikap
2.2.3 Tindakan
2.2.4 Health Belief Model Theory

Universitas Indonesia
Veritas, Probitas, Justitia BAB I BAB II BAB III BAB IV 14
BAB III
KERANGKA KONSEP

Universitas Indonesia
15
Veritas, Probitas, Justitia
KERANGKA TEORI
Persepsi Individu Faktor-faktor Yang
Kecenderungan Bertindak
Memodifikasi

Demografis :
Persepsi manfaat :
• Pengetahuan
Manfaat yang dilihat dengan
Sosial psikologi : pemberian imunisasi
• Pengaruh lingkungan sekitar (tetangga, kader
kesehatan, tokoh masyarakat)
• Pengalaman efek simpang setelah imunisasi Persepsi Hambatan

Struktur : Jarak , biaya, tempat,


pengalaman KIPI
• Pekerjaan

• Akses ke pelayanan kesehatan

Persepsi Kerentanan :
Anak rentan atau tidak terhadap Persepsi ancaman PD3I Perilaku Orangtua dalam
PD3I Imunisasi

Pencetus tindakan :
Persepsi Keseriusan: - Kampanye di media massa
- Informasi dari petugas
PD3I serius atau tidak terhadap
anaknya kesehatan/kader kesehatan
- Nasehat keluarga, tetangga,dll
Universitas Indonesia
Veritas, Probitas, Justitia BAB I BAB II BAB III BAB IV 16
KERANGKA KONSEP
Pengetahuan

Persepsi Kerentanan :

Anak rentan atau tidak terhadap PD3I

Persepsi Keseriusan:

PD3I serius atau tidak terhadap anaknya

Persepsi ancaman PD3I

Perilaku Orangtua dalam


Imunisasi
Persepsi manfaat :

Manfaat yang dilihat dengan pemberian


imunisasi

Persepsi Hambatan

Jarak , biaya, tempat, pengalaman KIPI

Pencetus tindakan :
- Kampanye di media massa
- Informasi dari petugas kesehatan

17
DEFINISI OPERASIONAL
Pengetahuan Perilaku Persepsi kerentanan

• Pemahaman • realisasi individu • Penilaian ibu


tentang imunisasi dalam terhadap
dan bahaya memberikan kemungkinan
apabila anak tidak imunisasi atau anaknya
di imunisasi tidak terhadap menderita PD3I
balitanya
Persepsi Persepsi
Persepsi manfaat
keseriusan ancaman
• Penilaian ibu • Penilaian ibu • Penilaian ibu
terhadap terhadap tentang
PD3I apakah PD3 apakah manfaat
serius atau mengancam diimunisasi
tidak jiwa atau
tidak

Universitas Indonesia
Veritas, Probitas, Justitia BAB I BAB II BAB III BAB IV 18
DEFINISI OPERASIONAL

Informasi dari
Persepsi hambatan Kampanye media
petugas
• Persepsi ibu • Pengaruh • Pengaruh informasi
tentang hambatan2 kampanye media dari petugas
untuk imunisasi massa terhadap kesehatan terhadap
(jarak, tempat, perilaku ibu untuk perilaku ibu untuk
biaya, KIPI) imunisasi atau tidak imunisasi atau tidak

Universitas Indonesia
Veritas, Probitas, Justitia BAB I BAB II BAB III BAB IV 19
BAB IV
METODOLOGI

Universitas Indonesia
20
Veritas, Probitas, Justitia
METODOLOGI
Desain Rapid Assessment
Penelitian Procedure

Tempat dan
FKM UI 5 - 19 April 2019
Waktu
Mahasiswa Pasca Sarjana FKM UI
Informan yang memiliki anak usia balita dan
suami
Metode
Pengumpulan Wawancara mendalam
Data
Instrumen
Panduan
Pengumpulan Wawancara
Data
Menarik
Deskripsi Mengembangkan Mengorgani Koding Matriks Identifikasi
Analisis Data Informan catatan lapangan sasikan data variabel
kesimpula
n

Pengecekan Triangulasi Sumber,


Keabsahan Data Analisis dan data

Universitas Indonesia
Veritas, Probitas, Justitia BAB I BAB II BAB III BAB IV 21
BAB V
HASIL PENELITIAN

22
GAMBARAN LOKASI
PENELITIAN

• Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas


Indonesia, Depok
• Jumlah mahasiswa Pasca Sarjana : 443 orang
• Terdiri dari:
• Ilmu Kesehatan Masyarakat (236 orang)
• Epidemiologi (56 orang)
• Kajian Administrasi Rumah Sakit (71 orang)
• Keselamatan dan Kesehatan Kerja (80 orang)

23
KARAKTERISTIK INFORMAN

• Jumlah informan 12 orang


• Terdiri dari 6 orang Ibu dan 6 orang Bapak yang
memiliki balita
• Tabel karakeristik informan :
No. Jenis Umur Pekerjaan Jumlah Usia Anak
Informan Kelamin (Tahun) Anak Balita
(Tahun)
1 Perempuan 32 PNS 2 orang 3 dan 4
2 Perempuan 36 PNS 3 orang 4
3 Perempuan 37 PNS 3 orang 5
4 Laki – Laki 35 Karyawan 2 orang 5
Swasta
5 Perempuan 34 PNS Drg 2 orang 2
Puskesmas
6 Perempuan 44 PNS 4 orang 2
Kemenkes
7 Laki - Laki 36 PNS Dinkes 2 orang 3
8 Laki – Laki 39 PNS Rumah 2 orang 5
Sakit
9 Perempuan 38 PNS Dinkes 2 orang 3
10 Laki – Laki 36 PNS 2 orang 3
Kemenkes
11 Laki - Laki 29 Pegawai 1 orang 3
Swasta 24
12 Laki - Laki 37 Mahasiswa 2 orang 4
HASIL

1. PENGETAHUAN
Aspek-aspek pengetahuan terdiri dari :
• Pengetahuan informan tentang imunisasi
• Jenis-jenis PD3I
• Jenis-jenis imunisasi dan vaksin
• Jadwal pemberian imunisasi
• Manfaat imunisasi
• Tempat pelayanan imunisasi
• Cara pemberian imunisasi
• Efek simpang setelah imunisasi
25
HASIL PENGETAHUAN
• Pengertian imunisasi menurut sebagian besar ibu adalah upaya untuk
meningkatkan antibodi / kekebalan tubuh dan beberapa mengatakan upaya
pencegahan terhadap penyakit

“ Imunisasi itu menurut saya pemberian kekebalan pada anak melalui


pemberian vaksin… vaksin itu virus yang dilemahkan kemudiam bila diberikan
pada anak, tubuh anak sendiri yang akan meningkatkan kekebalan”

• Sejalan dengan Bapak-bapak sebagian besar mengatakan imunisasi adalah


upaya pencegahan penyakit dan untuk kekebalan tubuh

“Imunisasi itu adalah eee.. suatu jenis pencegahan yang dilakukan untuk
diberikan eee.. antibodi kepada balita agar supaya dia dapat mencegah
penyakit – penyakit tertentu sesuai dengan jenis imunisasinya”

26
HASIL PENGETAHUAN

• Untuk pengetahuan tentang PD3I semua informan ibu-ibu mengetahui

tentang penyakit Difteri dan Hepatitis, sebagian besar mengetahui tentang

Polio, pertusis, tetanus dan TBC, tapi hanya sebagian kecil mengatahui

tentang campak dan rubella


“Hepatitis, ada TB juga, ada polio, campak, difteri, pertussis, tetanus juga, sekarang ee

kemaren itu ada rubella juga ya..”

• Berbeda dengan ibu-ibu, sebagian besar bapak-bapak hanya mengetahui

penyakit Polio dan sebagian kecil saja yang mengetahui penyakit Hepatitis,

Campak, TB, Rubella, Difteri


“Kalau penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi ada polio ada..aaa... apa nama ..

tbc, ada...kemudian apa nama .. ada beberapalah hehe agak lupa...” 27


HASIL PENGETAHUAN

• Jenis vaksin yang diketahui oleh semua ibu-ibu adalah vaksin DPT, BCG,
sebagian besar mengetahui vaksin Polio, Campak, hanya sebagian kecil yang
mengetahui vaksin HiB, Hepatitis, MMR
“Jenis imunisasi itu ad ayang diwajibkan pemerintah…ada yang disarankan saja…Kalau
yang diwajibkan pemerintah itu ada polio, BCG, campak, DPT. Selain itu hanya dianjurkan
seperti MMR, PCV”

• Sedangkan jenis vaksin yang diketahui oleh semua bapak-bapak adalah vaksin
DPT, sebagian besar mengetahui jenis vaksin BCG dan hanya sebagian kecil
mengetahui jenis vaksin MMR, MR, Polio, Hepatitis, HIB, Campak
“DPT terus apalagi ya saya gak hapal..aku sih sebenar tau tapi gak gak hapal banget ada
HB, HIB ya.. gak terlalu hapal banget sih..”
28
HASIL PENGETAHUAN

• Terkait jumlah kunjungan imunisasi menunjukkan bahwa


sebagian besar ibu2 mengatakan jumlah kunjungan imunisasi
sebanyak 5 kali
“Kalau tidak salah ada 5 kali kunjungan….”

• Sedangkan Bapak2 sebagian besar tidak ingat jumlah


pemberian imunisasi dan harus melihat dari buku imunisasi
“Menurut saya sampai 2 tahun, kalau jumlahnya saya tidak hafal,
karena ada buku, saya ikuti saja yang ada di buku”

29
HASIL PENGETAHUAN

• Terkait jadwal pemberian imunisasi sebagian besar


mengatakan tidak hafal jadwal pemberian imunisasi
“Sedikit lupa sih tapi.. kalo ga salah ya yg umur dua bulan itu bcg,
kemudian 4 bulan dpt satu, kemudian sembilan bulan ada campak
juga ada selang beberapa itu dpt dua, delapan belas bulan itu ... saya
lupa ya, ada ulangan dpt itu sih kalo ga salah.”

• Sejalan dengan hal tersebut, sebagian besar Bapak2


mengatakan harus melihat dari buku
“Ada di buku, saya tidak hafal”
30
HASIL PENGETAHUAN

• Manfaat imunisasi yang diketahui oleh sebagian besar ibu2 adalah imunisasi

untuk kekebalan tubuh dan sebagian kecil menyatakan untuk mencegah dari

penyakit, kekebalan komunitas, mengurangi tingkat keparahan


“Kalau polio untuk mencegah lumpuh layu, Vaksin Hepatitis B untuk mencegah penyakit

hepatitis B, Vaksin DPT untuk mencegah penyakit difteri, pertussis, tetanus, Vaksin BCG saya

lupa, Vaksin campak untuk mencegah penyakit campak...Ada manfaatnya juga untuk

memberikan kekebalan komunitas”

• Sejalan dengan hal tersebut sebagian besar bapak2 menyatakan bahwa manfaat

imunisasi adalah untuk mencegah penyakit dan untuk kekebalan tubuh


“Yang pertama untuk mencegah… kemudian untuk.. kekebalan tubuh”

31
HASIL PENGETAHUAN

• Tempat untuk mendapatkan pelayanan imunisasi yang diketahui oleh sebagian

besar ibu2 adalah di Rumah Sakit, sebagian kecil menyatakan mendapatkan

imunisasi di dokter spesialis, puskesmas, posyandu, klinik, bidan


“Bisa di rumah sakit, Puskesmas, Posyandu, rumah sakit bersalin, klinik-klinik juga bisa…”

• Sejalan dengan ibu2, sebagian besar bapak2 juga mengetahui bahwa tempay

untuk mendapatkan pelayanan imunisasi adalah di Rumah Sakit dan sebagian

kecil menyatakan mendapatkan imunisasi di bidan, posyandu, puskesmas, klinik


“Banyak sih,. Di rumah sakit, saya pernah liat ada juga, di puskesmas, posyandu ada juga

cuman imunisasinya mungkin tidak selengkap di Rumah Sakit atau di klinik ya, karena

poliklinik kan mereka berbayar, karena berbayar itu biasanya mereka lebih lengkap disana

disbanding puskesmas” 32
HASIL PENGETAHUAN

• Semua informan ibu2 menyatakan cara pemberian imunisasi


adalah dengan tetes dan suntik, seperti ungkapan salah satu
informan :
“Pemberian imunisasi ada yang oral, melalui mulut itu kayak polio
yang disuntikkan itu bisa kayak dpt”

• Sejalan dengan hal tersebut, bapak2 juga menyatakan cara


pemberian imunisasi adalah dengan tetes dan suntik,
seperti ungkapan salah satu informan :
“Untuk jenis jenisnya misal dari polio di tetes kemudian untuk vaksin
lainnya suntik” 33
HASIL PENGETAHUAN
• Efek samping setelah imunisasi yang diketahui oleh sebagian besar ibu2 adalah

Demam dan sebagian kecil mengatakan Benjolan, mengalami abses, bengkak,

bendol, seperti ungkapan salah satu informan :


“Korengan sampai 2 minggu terus terbentuk jaringan parut itu kalau vaksin BCG, demam, anak

rewel karena merasa tidak nyaman, benjolan di tempat suntikan”

• Sejalan dengan hal tersebut semua bapak2 mengatakan efek samping imunisasi

adalah demam dan sebagian kecil mengatakan benjol dan bintik merah, seperti

ungkapan salah satu informan :


“Rata-rata yang saya ketahui itu panas yaa,, setalah imunisasi itu panas ee sekitar ya paling

seharilah, 12 jam itu setelah 12 jam suntik biasanya badan anak bayi biasanya panas tinggi

sebentar akan hilang.. ada juga yang sampai membekas ditangan ya, kayak ada kayak benjol

bentol gitu ada, kalok zaman sekarang sih udah gak terlalu banyak, kalok zaman dulu pernah

saya juga liat kakak saya itu juga ada kayak bekas imunisasi (nunjuk lengan).
34
HASIL PERSEPSI

Persepsi Kerentanan
• Sebagian besar informan ibu balita menyatakan bahwa anak mereka merupakan tipe yang

rentan terhadap berbagai penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) terutama

seperti penyakit TBC, seperti ungkapan salah satu informan :

“Kalau menurut saya anak-anak rentan terhadap semua penyakit karena sekarang ini virus ada

dimana-mana”

• Hal ini sejalan juga dengan ungkapan dari informan bapak balita yang bahwa anak mereka

termasuk yang tipe rentan untuk semua jenis penyakit, seperti ungkapan salah satu informan :

“Kalau dibilang gak rentan takutnya sombong ya…menurut saya sih rentan, karena nanti pada

saat usia sekolah kita tidak tau apakah teman-temannya sama gitu imunisasi lengkap atau
35
tidak seperti anak saya, jadi bagaimanapun rentan menurut saya… untuk semua penyakit sama
Persepsi Keseriusan
• Semua ibu menyatakan bahwa semua penyakit PD3I merupakan penyakit yang serius dan

berbahaya bagi anak mereka, seperti ungkapan salah satu informan :

“Serius bangeettt kalok karena kan menurunkan kualitas si anak ya, kalok ee kita aja kalau dewasa

kena TB produktivitas menurun, kalok anak yang masih tumbuh kembang terus sakit dia ee tumbuh

kembangnya pun akan terhambat karena salah satu ee gizinya juga berpengaruh karena itu”

• Hal ini juga diungkapkan oleh informan bapak balita yang sebagian besar menyatakan bahwa PD3I

merupakan penyakit yang serius jika sampai terjadi pada anak mereka walau sebagian kecil bapak

berpendapat jika tingkat keseriusan dari tiap penyakit itu berbeda, seperti ungkapan salah satu

informan :

“Kalau saya pikir rata – rata semua serius sih, tapi ada yang mungkin kualifikasinya yang lebih serius,

misalkan polio, kemudian eee bcg itu, itu bcg polio itu yang tingkat keseriusannya mungkin lebih…”

36
Persepsi Manfaat
• Sebagian besar ibu balita menyatakan bahwa manfaat dari imunisasi pada balitanya

yaitu agar terbentuk sistem kekebalan tubuh terhadap berbagai macam penyakit

khususnya yang dapat dicegah dengan imunisasi, seperti ungkapan salah satu

informan :

“Eee, ningkatin kekebalan tubuh, mencegah untuk tidak terjadi atau mengurangi

derajat, kalok emang sakit mengurangi derajat keparahan dari penyakit tersebut”

• Sejalan dengan menurut sebagian besar bapak balita menyatakan bahwa imunisasi

bermanfaat dalam membentuk kekebalan tubuh anaknya dari berbagai penyakit,

seperti ungkapan salah satu informan :

“Seperti yang saya bilang tadi yaa, intinya sih dia mempunyai kekebalan sih terhadap

suatu penyakit….”
37
Persepsi Hambatan
• Hambatan dalam mendapatkan imunisasi yang dirasakan oleh sebagian besar ibu balita yaitu terkait

dengan jadwal pemberian imunisasi dimana terkadang sulit disesuaikan dengan waktu kerja. Sedangkan

hambatan lainnya yang dirasakan seperti sulitnya mendapatkan vaksin dikarenakan vaksin kosong, seperti

ungkapan salah satu informan :

“Mencari alternative tempat imunisasi kalau saya di Puskesmas kan biasanya pagi- sedangkan saya sedang

bekerja, kalau di swasta kadang vaksin susah, lebih mahal dan khawatir juga vaksin palsu..”

• Sejalan dengan ungkapan sebagian besar bapak balita bahwa hambatan yang dirasakan terkait dengan

waktu pemberian imunisasi di posyandu sama dengan hari kerja mereka. Hambatan lainnya yang

ditemukan terkait dengan kurangnya informasi, vaksin kosong, dan biaya, seperti ungkapan salah satu

informan :

“Jadi biasanya hambatan di masalah waktu, kedua di masalah biaya, karenakan kalok di rumah sakit di

dokter spesialis itu kan bayar gitu.. tapi kalok di puskesmas, posyandu itukan biasanya gratis, cuman

karena kami keterbatasan waktu, kami dua-duanya kerja jadi ee apa, yang saya lakukan di sore hari

biasanya ke dokter spesialis.”


38
HASIL PERILAKU
Aspek Perilaku
Semua informan ibu - ibu memberikan imunisasi kepada
anaknya dengan lengkap, seperti ungkapan salah satu informan:

“Iya, lengkap…”

Hal ini sejalan dengan informan bapak – bapak yang juga


menyatakan memberikan imunisasi kepada anaknya dengan
lengkap, seperti ungkapan salah satu informan :

“Insyaallah lengkap, ada bukunya dirumah”


Semua informan ibu - ibu memberikan imunisasi dasar secara
lengkap kepada anaknya , seperti ungkapan salah satu informan
:

“Semua imunisasi dasar yang wajib dari pemerintah.”

Hal ini tidak sejalan dengan informan bapak – bapak dimana


mereka sebagian besar menyatakan memberikan imunisasi
dasar secara lengkap kepada anaknya namun, sebagian kecil
untuk jenisnya sendiri tidak hafal, seperti ungkapan salah satu
informan :

“So far imunisasi dasar sudah semua, tapi saya tidak hafal,
ditambah imunisasi MMR”
Sebagian besar informan Ibu – ibu menyatakan memberikan
imunisasi kepada anaknya sesuai dengan jadwal, dan sebagian
kecil tidak hafal dengan jadwal imunisasi anaknya dengan
perkiraan sekitar 4 atau 5 kali, seperti ungkapan salah satu
informan :

“Sejauh ini sesuai jadwal,baru 5 kali”

Hal ini sejalan dengan informan bapak – bapak yang sebagian


besar menyatakan memberikan imunisasi kepada anaknya sesuai
jadwal. Namun berbeda dalam hal berapa kali dalam memberikan
imunisasi kepada anak, dimana sebagian kecil juga tidak hafal,
sekitar 6 sampai 8 kali, seperti ungkapan salah satu informan :

“Sejauh ini sesuai jadwal. Itu tadi, sekitar 6 sampai 8…”


Sebagian besar informan ibu – ibu memberikan imunisasi kepada
anaknya di puskesmas, dan sebagian kecil di bidan, dokter
spesialis,rumah sakit, klinik, seperti ungkapan salah satu informan :

“Kalok untuk anakku yang ini semuanya ngambilnya dari puskesmas..”

Hal ini tidak sejalan dengan informan bapak – bapak yang sebagian
besar memberikan imunisasi kepada anaknya di Rumah sakit, dan
sebagian kecil di Puskesmas, klinik, bidan, seperti ungkapan salah satu
informan :

“Karena sayakan ee apa ya, terkendala sama waktu, jadi saya (anak)
tidak di vaksin di puskesmas atau di posyandu tapi divaksinnya di
rumah sakit di dokter spesialis gitu..”
Sebagian besar informan ibu – ibu menyatakan yang memberikan
imunisasi kepada anaknya seorang bidan,sedangkan sebagian kecil
menyatakan dokter di pukesmas, dokter, seperti ungkapan salah satu
informan :

“Kemarin sih bidan ...”

Hal ini tidak sejalan dengan informan bapak – bapak yang sebagian
besar menyatakan yang memberikan imunisasi kepada anaknya
adalah seorang dokter dan sebagian kecil oleh bidan, seperti
ungkapan salah satu informan :

“Anak saya di dokter..”


HASIL PENCETUS
TINDAKAN
Sebagian besar informan ibu – ibu menyatakan mengetahui informasi tentang imunisasi dari

media sosial dan internet. Dan sebagian kecil dari poster/leaflet, film, dan buku, kader

posyandu, seperti ungkapan salah satu informan :

“Saya membaca brosur yang ada di rumah sakit, saya baca juga buku KIA dan beberapa

informasi dari medsos, tapi kalau informasi dari petugas kesehatan saya rasa kurang”

Hal ini sejalan dengan informan bapak – bapak yang sebagian besar menyatakan mengetahui

informasi tentang imunisasi dari media sosial dan internet. Dan sebagian kecil dari kader

posyandu, dokter dan buku, seperti ungkapan salah satu informan :

“Biasanya dari media sosial, media online, terus juga baca-baca dari buku juga dari apaa, dari

buku ituu, buku imunisasi..”


KESIMPULAN (1)
• Pengetahuan mahasiswa Pasca Sarjana FKM UI yang
memiliki anak balita tentang pengertian, manfaat, tempat
pemberian pelayanan imunisasi, cara pemberian dan efek
simpang setelah imunisasi sudah cukup baik, akan tetapi
pengetahuan tentang jenis PD3I, jenis vaksin, jadwal
pemberian dan jumlah kunjungan imunisasi masih kurang

• Seluruh informan telah memberikan imunisasi dasar


lengkap kepada anak balitanya, hal ini mungkin disebabkan
karena mahasiswa pasca sarjana FKM UI memiliki persepsi
kerentanan dan persepsi keseriusan terhadap PD3I serta
persepsi manfaat yang baik terhadap program imunisasi,
walaupun ada hambatan tentang penyesuaian jadwal
imunisasi karena sebagian besar informan adalah pekerja
45
KESIMPULAN (2)
• Fasilitas pelayanan imunisasi yang paling banyak
dipilih oleh mahasiswa pasca sarjana FKM UI adalah
Puskesmas dan Rumah Sakit dan petugas kesehatan
yang dipilih adalah bidan dan dokter
• Media sosial adalah sumber informasi utama bagi
mahasiswa pasca sarjana FKM UI untuk
mendapatkan informasi tentang imunisasi

46
SARAN
• Perlu peningkatan upaya sosialisasi dan edukasi
kepada masyarakat tentang PD3I dan imunisasi,
terutama untuk vaksin-vaksin baru seperti Hib dan
MR
• Media informasi yang dapat dimanfaatkan untuk
peningkatan sosialisasi tentang imunisasi bagi
masyarakat dengan tingkat pendidikan tinggi adalah
media sosial dan internet

47
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 2003. Ilmu Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.
Ali, M. & Asrori, M. 2006. Psikologi Remaja, Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara.
Badan Litbangkes. 2013. Laporan RISKESDAS 2013. Jakarta
Bloom, Benjamin S., etc. 1956. Taxonomy of Educational Objectives : The Classification of
Educational Goals, Handbook I Cognitive Domain. New York : Longmans, Green and Co.
Gerungan, W.A.2009. Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama.
https://www.who.int/features/factfiles/immunization/en/. Diakses pada 30 Maret 2018
Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
Notoadmojo, S. 2005. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka cipta: Jakarta.
Notoatmodjo,S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Sekretaris Badan Litbangkes. 2018. Bahan Presentasi Pertemuan Nasional Program Imunisasi :
Peran dan Fungsi Litbangkes Dalam Mendukung Program Imunisasi. Yogyakarta. Badan
Litbangkes

Universitas Indonesia
Veritas, Probitas, Justitia 48
PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM PENELITIAN KUALITATIF
“TELAAH PERILAKU MAHASISWA PASCA SARJANA FKM UI YANG
MEMILIKI BALITA DALAM PEMBERIAN IMUNISASI TAHUN 2019”
Welcome!!
Insert the title of your subtitle Here

“ Easy to change colors, photos and Text. Get a modern PowerPoint Presentation that is
beautifully designed. I hope and I believe that this Template will your Time, Money and

Reputation. Easy to change colors, photos and Text. Easy to change colors, photos and Text. Get a
modern PowerPoint Presentation that is beautifully designed.

Your Text Here

Contents
MATRIKS WAWANCARA MENDALAM
Universitas Indonesia
Veritas, Probitas, Justitia

“Hidup ini bagai tesis


banyak bab dan revisi yang harus dilewati.
Tapi akan selalu berakhir indah,
bagi yang pantang menyerah”.

TERIMA KASIH

55

Anda mungkin juga menyukai