Anda di halaman 1dari 56

CURRICULUM VITAE

Nama : dr. CATUR SETIYA SULISTIYANA.,M.Med.Ed

Tempat dan Tanggal : Cirebon, 30 Juni 1971


Lahir
Agama : Islam

Golongan / Pangkat : III/B

Jabatan Akademik : Lektor

Perguruan Tinggi : Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati)


CURRICULUM VITAE
• RIWAYAT PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI
Tahun Program Pendidikan Perguruan Tinggi Jurusan/Program Studi
Lulus
2000 Sarjana (S1) Unissula Semarang Ilmu Kedokteran

2012 Magister (S2) Universitas Gadjah Ilmu Pendidikan Kedokteran


Mada Jogjakarta

2018 Doktor (S3) Universitas Doktor Ilmu Manajemen


Pasundan ( Kandidat )
Bandung
PEMBELAJARAN
KEPANITERAAN KLINIK
FK UGJ
DI ERA PANDEMI COVID-19
CATUR SETIYA S, dr.M.Med.Ed
PENDAHULUAN

SURAT EDARAN REKTOR


Diberlakukan WFH dan SFH
PEMBELAJARAN KEPANITERAAN KLINIK FK UGJ
DI ERA PANDEMI COVID-19

I. Tugas kepada mahasiswa Tahap Profesi


II. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) mahasiswa Tahap Profesi
III. Pembelajaran mahasiswa Tahap Profesi di Rumah Sakit Pendidikan
secara Off line
I. TUGAS KEPADA MAHASISWA
TUGAS MAHASISWA TAHAP PROFESI DI MASA PANDEMI COVID
19
TUGAS 1.

• Masing-masing kelompok diminta untuk membuat


pembahasan mengenai SEMUA penyakit yang ada
pada daftar penyakit di SKDI 2012.
• Pembahasan disesuaikan dengan level SKDI
LEVEL 1 terdiri dari : Level 2 terdiri dari :
• Definisi • Definisi
• Etiologi • Etiologi
• Patofisiologi • Patofisiologi
• Faktor resiko • Faktorresiko
• Anamnesis
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan penunjang
• Diagnosis banding
Level 3A dan 3B terdiri dari : Level 4 terdiri dari :
• Definisi • Definisi
• Etiologi • Etiologi
• Patofisiologi • Patofisiologi
• Faktor resiko • Faktor resiko
• Anamnesis • Anamnesis
• Pemeriksaan fisik • Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan penunjang • Pemeriksaan penunjang
• Diagnosis banding • Diagnosis banding
• Tatalaksana awal • Tatalaksana
• Edukasi
• Komplikasi
PEMBAGIAN SISTEM TUBUH BERDASARKAN KELOMPOK
No. Kelompok SistemTubuh

1. Kelompok IXA Sistem Psikiatri


2. Kelompok IX B Sistem Kardiovaskular
3. Kelompok IX C Sistem Gastrointestinal, Hepatobilier dan Pankreas
4. Kelompok IX D Sistem Ginjaldan SaluranKemih
5. Kelompok IX E Sistem Endokrin, Metabolik dan Nutrisi
6. Kelompok IX F Sistem Integumen
7. Kelompok X A Sistem Saraf
8. Kelompok X B Sistem Indra Mata
9. Kelompok XI A Sistem Indra THT
10. Kelompok XI B Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal
11. Kelompok XI C Sistem Hematologi dan Imunologi
12. Kelompok XI D Sistem Muskuloskeletal
13. Kelompok XI E Sistem Reproduksi
14. Kelompok XI F Sistem Respirasi
TUGAS 2.

• Membuat video tentang Covid-19


Ketentuan Video Covid 19 :
• Membuat video edukasi singkat tentang Covid-19
• Durasi 1-3 menit
• Satu video untuk 1 kelompok koas
• Buat video sekreatif mungkin dan bisa dengan mudah untuk dipahami
masyarakat banyak
• Pada akhir video beri logo UGJ dgn mencantumkan hastag apapun
misal #fkugjberantascovid19 #berantascovid19 #indonesiabebascovid
• Untuk hasil video yang dikumpulkan akan dikompilasikan agar dapat
di share ke masyarakat luas.
Tema video
No. Kelompok SistemTubuh

1. Kelompok IXA Apa yang dimaksud Covid-19


2. Kelompok IX B Siapa saja yang bisa tertular
3. Kelompok IX C Bagaimana kita bisa tertular
4. Kelompok IX D Apa saja gejala yang kira-kira akan muncul
5. Kelompok IX E Bagaimana supaya tidak tertular
6. Kelompok IX F Tindakan apa yang bisa dilakukan selama masa pandemi Covid-19
7. Kelompok X A Bagaimana jika mengalami gejala di seperti di sebut di nomer 4
8. Kelompok X B Kemana saya harus memeriksakan diri apabila terdapat gejala
9. Kelompok XI A (video detail) Apa itu PHBS
10. Kelompok XI B (video detail) Cara cuci tangan yang baik dan benar
11. Kelompok XI C (video detail) Bagaimana cara bersin dan batuk yang benar
12. Kelompok XI D (video detail) Social distancing
13. Kelompok XI E (video detail) Kenapa harus 14 hari
14. Kelompok XI F (video detail) Kearifan lokal tentang Covid-19
Beberapa contoh video mahasiswa
Penilaian Tugas Video Edukasi
• Penilaian:
NO ASPEK PENILAIAN NILAI BOBOT TOTAL
(0-100)

1. Isi video sesuai 0,1


dengan tema
• 0 – 55 : Kurang
2. Penyampaian 0,3 • 56 - 67 : Cukup
informasi dan pesan • 68 - 79 : Baik
mudah dipahami
(komunikatif dan • 80 - 100 : Istimewa
efektif)
3. Kualitas audio 0,2
(musik, suara
presenter)
3. Tulisan pada video 0,2
mudah dibaca
4. Video disajikan 0,2
secara menarik
Kegiatan Mahasiswa P3D FK UGJ
PSC Call Center 119 Kota Cirebon
dan RECON
PSC (Public Service Centre)

• PSC merupakan amanah dari instruksi Presiden No.4 Tahun 2013, dimana
seluruh kabupaten / kota di Indonesia harus membentuk PSC sebagai pusat
koordinasi layanan kegawatdaruratan di suatu daerah.
• Public Safety Center ( PSC ) adalah layanan cepat tanggap darurat
kesehatan yang dibentuk tahun 2016 bekerja sama dengan Kementerian
Perhubungan untuk membantu penangan kesehatan terhadap masyarakat
yang tidak hanya berhubungan dengan kecelakaan tetapi juga dalam situasi
kritis.
• Public Safety Centre (PSC) Kota Cirebon dibawahi oleh Dinas Kesehatan
baru beroperasi secara normal 24 jam di Kota Cirebon per 1 Maret 2018.
PSC

• Salah satu layanan tanggap darurat PSC ini adalah layanan call centre
119 dimana Layanan ini menyediakan layanan emergensi khususnya
emergensi medik dengan menggunakan kode akses 119 dan bebas
biaya.
• Sejak Pandemi Covid 19 ini terjadi di Indonesia dan semakin
meningkatnya angka kejadian COVID 19 di cirebon, PSC juga
menyediakan layanan emergensi untuk keluhan masyarakat terkait
COVID 19 ini
• Mahasiswa tahap Profesi FK UGJ yang berdomisili di Cirebon ikut
berkontribusi dalam layanan Call centre ini sejak April 2020.
Tugas Call Centre 119
yang dilakukan mahasiswa
• Salah satu tugas dari mahasiswa yaitu Menerima panggilan ( incoming
call ) dari masyarakat dan menanyakan maksud dan tujuan pihak
penelpon sehingga bisa dilakukan penanganan segera.
• Diharapkan dengan keikustertaan mahasiswa dalam kegiatan ini yaitu
mahasiswa bisa tanggap terhadap masalah yang berhubungan dengan
kesehatan terutama yang berhubungan dengan kasus
kegawatdaruratan dan bisa melakukan Konselling Informasi edukasi
kepada masyarakat yang membutuhkan penanganan.
• Dan apabila ada masyarakat yang membutuhkan penanganan
spesialistik atau RS , mahasiswa bisa melakukan koordinasi dengan
para petugas yang ada di PSC
RECON KEMENDIKBUD
• Dalam upaya gotong-royong menangani pandemi
Covid-19 di Indonesia, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemdikbud) melalui Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) berkomitmen untuk
mendukung Kementerian Kesehatan (Kemkes) dan
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB),
khususnya dalam penjaringan relawan mahasiswa
bidang kesehatan.
• Dalam tahap pertama, Relawan mahasiswa Kemdikbud
(yang saat ini dimulai dengan mahasiswa program
profesi dokter/co-as) melakukan fungsi Komunikasi,
Informasi dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat secara
daring melalui platform RECON (Relawan Covid19
Nasional) yang dapat diakses melalui
http://relawan.kemdikbud.go.id.
• Relawan mendapatkan bimbingan dan supervisi dari dosen/dokter
Fakultas Kedokteran yang dikoordinasikan oleh Asosiasi Institusi
Pendidikan Kedokteran Indonesia.
• Mahasiswa FK UGJ ikut serta dalam program Recon ini.
• Jumlah mahasiswa tahap 1 yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 15
mahasiswa dan masih tetap berlangsung sampai sekarang dengan
melakukan tele KIE dan edukasi masyarakat terkait Wabah Covid 19
ini.
SURAT EDARAN REKTOR
Diberlakukan WFH dan SFH
hingga 29 Mei 2020
SURAT EDARAN REKTOR
WFH berakhir masuk kembali per 3
Juni 2020 dgn pembatasan aktivitas
dan waktu kerja
SFH diperpanjang hingga 12 Juni 2020
II. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
• Penerapan penyesuaian kegiatan pendidikan tahap profesi ini
diharapkan dapat berjalan tanpa membebani masa studi dari peserta
didik.
• Penyesuaian kegiatan pendidikan tahap profesi ini dilakukan dengan
pematangan aspek kognitif di tahap awal yang dilakukan sampai
waktu dapat kembali ke RS Pendidikan.
• Diharapkan dengan adanya penyesuaian kegiatan pendidikan tahap
profesi tanpa melupakan ketercapaian kompetensi peserta didik.
Prodi Profesi

Stase
Stase RS
Komprehensif

Stase Dasar Stase Penunjang Puskesmas


(10 minggu) (4 minggu) (12 minggu)

 Ilmu Kesehatan Anak  Ilmu Peny THT


 Ilmu Kandungan &  Ilmu Peny Mata
Kebidanan  Ilmu Kesh Kulit dan
 Ilmu Peny Dalam Kelamin
 Ilmu Bedah  Ilmu Radiologi
 Ilmu Peny Saraf
 Ilmu Anestesi
 Ilmu Kesh Jiwa
 Ilmu Kedokteran Forensik
dan Medikolegal
Stase di Rumah Sakit Pendidikan
di masa Pandemi Covid 19
Penyesuaian kegiatan pendidikan tahap profesi dilakukan sebagai berikut:
1. Metode pembelajaran berfokus dalam mengasah keterampilan analisis
serta menambah wawasan yang diperlukan mahasiswa tahap profesi
agar dapat memenuhi standar kompetensi kognitif. Dilakukan
pematangan aspek kognitif, pengulangan dan pemahaman kembali
materi terkait kasus atau penyakit pada stase yang sedang dijalani.
2. Sistem Pembelajaran dilaksanakan dengan metode Pembelajaran Jarak
Jauh (PJJ) yang dilakukan secara daring.
3. Merupakan bagian dari proses pembelajaran masing-masing stase
dengan mengambil alokasi waktu pembelajaran 1 minggu dari 4
minggu untuk stase Penunjang dan 2 minggu dari 10 minggu untuk
stase Dasar.
4. Setelah pandemi COVID-19 ini terkendali, mahasiswa diharapkan
dapat kembali untuk proses pembelajaran di RS, maka sisa waktu
stase dapat dilanjutkan kembali.
5. Regulasi ini dibuat untuk tahap pertama dengan alokasi waktu
sampai masa tanggap bencana berakhir yaitu tanggal 6 Juni 2020 -
diperpanjang hingga 20 Juni 2020 (mempersiapkan rencana masuk
kembali ke RS dengan penetapan protocol COVID-19).
6. Pembelajaran tersebut merupakan bagian dari bentuk evaluasi
formatif yang dilaksanakan selama PJJ diterapkan. Proporsi
penilaian untuk evaluasi formatif ini sebesar 10% dari total
penilaian. Evaluasi sumatif dilakukan setelah kembali masuk ke RS.
Kegiatan
• Pemberian tugas berupa : journal reading, referat, refleksi kasus dari case report sesuai dgn stase
yang dijalani
• Presentasi secara daring
• Mengerjakan quizizz : soal-soal latihan persiapan UKMPPD sesuai dgn stase yang dijalani

Kelompok 13/04/20 20/04/20 27/04/20 04/05/20 11/05/20 18/05/20 25/05/20 1/06/20 7/06/20 14/06/20
XA Saraf Forensik Jiwa THT Anastesi IPD IPD
XB Mata Jiwa Kulit Forensik Saraf IKA IKA
XI A Obgyn Obgyn THT Mata Radiologi Anastesi Jiwa IKA IKA
XI B Bedah Bedah Forensik Jiwa THT Saraf Radiologi IPD IPD
LIBUR
XI C Obgyn Obgyn THT IKA IKA Bedah Bedah Mata Anestesi
XI D IKA IKA Radiologi Bedah Bedah IPD IPD Anestesi THT
XI E IPD IPD Kulit Obgyn Obgyn IKA IKA Saraf Forensik
XI F Bedah Bedah Mata IPD IPD Obgyn Obgyn THT Kulit
Stase Kedokteran Keluarga dan Komunitas
(Komprehensif)
• Tujuan : Mahasiswa diharapkan dapat menggunakan informasi dan
teknologi komunikasi untuk mendukung kegiatan promosi dan
pencegahan penyakit sebagai bagian dari manajemen komunitas melalui
kegiatan Evidence Based Case Report (EBCR).

• Waktu : Dilaksanakan selama 2 minggu secara daring, sisa 10 minggu


dilaksanakan kembali ke Puskesmas (menunggu situasi kondisi
terkendali).
Kegiatan EBCR

Mencari artikel penelitan Melakukan Critical


sesuai dengan tema yang Appraisal (CA) dan
Menentukan PICO dari telah ditentukan menyusun literature
kasus yang diberikan (penelusuran literatur) review terhadap artikel
dengan memperhatikan yang telah didapat 
kaidah pada EBCR laporan

Presentasi Membuat keluaran berupa


Poster atau Video
III. Pembelajaran di Rumah Sakit
Pendidikan secara Off line
• RSUD Waled 9 Stase
• Jejaring :
• Jiwa : RS Amino  mulai menerima peserta didik
• Forensik : Mulai menerima peserta didik
• Kulit : RS Tugu  belum menerima peserta didik
• Alternatif dalam keadaan terbatas (force Majouer) kegiatan stase
dilaksanakan sepenuhnya di RSUD Waled

42
Harga (Rp) /
Nomor APD
Satuan
1 Masker Surgical 8.000
2 Handshcoen
a. Gynecology 27.500
b. Pendek steril 8.000
c. Pendek tidak steril 1.000

3 Baju Kerja 125.000


4 Baju Gown OK 285.000
5 Hand Sanitizer 600cc 69.000

43
Harga (Rp) /
Nomor APD
Satuan
1 Goggles / Face shield 52.000 – 60.000
2 Masker N95 82.500 - 195.000
3 Apron plastik 7.000
4 Handshcoen
a. Gynecology 27.500
b. Pendek steril 8.000
c. Pendek tidak steril 1.000

5 Hand Sanitizer 600cc 69.000

44
Nomor APD Harga (Rp) / Satuan

1 Boots 244.000 – 257.000

2 Goggles / Face shield 52.000 – 60.000

3 Masker N95 82.500 – 195.000

Handshcoen
a. Gynecology 27.500
b. Pendek steril 8.000
4
c. Pendek tidak steril 1.000

Cover All Jumpsuits 380.000


5 (Krisbow)

6 Hand Sanitizer 600cc 69.000

45
Biaya APD per Minggu
Nomo
APD Rincian Jumlah (Rp)
r
1 Masker Surgical 8.000 x 7 hari 56.000
2 Handscoon Non Steril 1.000 x 7 hari 7.000
3 Handscoon Steril 8.000 x 7 56.000
4 Masker N95 82.500 – 195.000 x 7 hari 700.000
5 Head Cap 3.000 x 7 hari 21.000
6 Handsrub 500 mL 69.000
7 Face Shield/Goggle 1 Pcs 52.000
Total 961.000

46
Latar belakang kembali
Kepaniteraan Klinik
• COVID-19 merupakan infeksi yang telah menjadi pandemic, dan
dinyatakan sebagai darurat nasional sejak Maret 2020
• Saat ini kondisi COVID-19 di Indonesia masih terus berjalan;
bagaimana akhirnya nanti masih belum jelas. Sebagian analisis
mengatakan sudah mulai berkurang, tetapi ada kekhawatiran
munculnya gelombang kedua, ketiga dst, bahkan akan menjadi
endemic, sebagai konsekuensi kebijakan “flattening the curve”. Ini
berarti COVID-19 belum akan tuntas dalam waktu 1-2 tahun, dan
menjadi “bagian rutin” dari pelayanan kesehatan  diramalkan
bahwa pelayanan kesehatan dan kehidupan masyarakat akan
terlaksana dengan “gaya baru” akibat pandemic ini

47
• Kementrian kesehatan juga memiliki kebijakan untuk tidak menunda penempatan
doktern internship. Faktanya tenaga dokter baru justru sangat dibutuhkan saat ini
• AIPKI juga tampaknya memiliki kebijakan untuk tidak menunda kelulusan dokter, dengan
tetap melaksanakan UKMPPD Agustus 2020
• Salah satu FK negeri yg tetap menjalankan stase bangsal untuk koas, didapatkan 1 kasus
COVID (+) yang diduga kuat diperoleh bukan dari pasien di RS. Infeksi bersifat tidak berat
dan ybs telah sembuh
• Situasi pandemic COVID-19 itu sendiri sebenarnya merupakan kesempatan yang baik
bagi koas untuk belajar dan menerapkan ilmu pada kondisi riil sesuai dengan tantangan
yang akan dialami kelak (terutama bila pandemi menjadi berkepanjangan)
• Risiko sakit atau menjadi spreader COVID-19 bersifat bervariasi, tetapi dapat
diprediksikan dan relative dapat dikendalikan berdasarkan ilmu pengetahuan saat ini,
sehingga keputusan menjalankan atau tidak menjalankan stase KKB-PS sebaiknya tidak
digeneralisasi
• Sistem RS saat ini relative lebih stabil dan kondusif, system makin tertata, APD tersedia,
rapid diagnostic test dan RT-PCR semakin mudah dijangkau

48
• Menstasekan koas di bangsal saat ini memang berisiko infeksi di RS,
tetapi risiko ini adalah Bagian dari risiko profesi yang akan digeluti
nantinya, apalagi diperkirakan pandemi akan berlangsung sangat lama
(3-4 tahun).
• Tugas dosdiknis adalah mengamankan dengan membekali koas
dengan ketrampilan yang akan dibutuhkan saat bekerja sebagai
dokter umum, bukan sekedar mengamankan koas dengan cara
merumahkan mereka
• Tidak menstasekan koas karena ketakutan akan terinfeksi, ibarat
mengajar koas mengendarai mobil tetapi hanya dengan teori saja,
tidak boleh praktek dengan mobil karena takut menabrak lalu FK yang
harus bertanggung jawab. Anehnya, ketika lulus tetap harus bisa
mengendarai mobil sendiri...
49
Beberapa alternative solusi pembelajaran koas
Alternatif Positif Negatif
1. Menstasekan PS • Bisa selesai tepat • Risiko transmisi
waktu • Kondisi belajar tidak optimal
• Ketrampilan minimal
masih +
2. Mencutikan, stase Risiko transmisi (-) • Pengunduran kelulusan >>
dilanjutkan setelah • Tidak tahu penundaan sampai kapan
“aman” • Tidak bayar UKT  dampak keuangan Universitas ??
Gaji dosen/ tendik kontrak? Pemeliharaan asset?
• Penumpukan jumlah koas yang akan masuk bangsal,
padahal kapasitas RS pendidikan dan dosdiknis
sudah maksimal  tetap tidak bisa segera masuk
bangsal walau sudah aman, tunggu giliran
3. 100% stase PJJ, Bisa selesai tepat waktu Kompetensi minimal tidak tercapai. Makin lama
tidak ada stase PS PJJ100%, semakin rendah kualitas lulusan  tanggung
jawab institusi?? Kepuasan lulusan ??
50
USULAN
• Melaksanakan kegiatan kepaniteraan dengan panduan pecegahan
penularan covid 19
• skrining
• Pembatasan area berkumpul
• Penggunaan APD yang sesuai
• Manajemen Resiko

51
SKRINING

• Surat pernyataan kesediaan melaksanakan kegiatan profesi dari orang


tua ( Inform Concern )
• Surat pernyataan pakta Integritas dari mahasiswa yang akan
mengikuti kegiatan profesi kembali
• Pemeriksaan swab untuk peserta didik, dikarenakan sebagian besar
peserta didik pulang ke rumahnya masing-masing  FK UGJ memiliki
Lab Center Covid 19 sendiri, lebih efisien

52
Pembatasan Area Berkumpul
• Setiap SMF menyusun kegiatan kepaniteraan pada masa pandemi
• Dapat membagi kelompok menjadi kelompok kecil untuk mengurangi
jumlah kontak
• Mengurangi jumlah jam kegiatan untuk peserta didik

53
Penggunaan APD yang Sesuai
• Ruang komkordik disiapkan sebagai area penggantian pakaian untuk
peserta didik
• Disediakan sarana untuk membersihkan diri diruang komkordik
• Disediakan APD level 1, Level 2, Level 3, dengan jumlah disesuaikan
dengan kegiatan yg telah disusun oleh tiap-tiap SMF

54
Manajemen Resiko
• Resiko yg muncul dapat berupa morbiditas maupun mortalitas
• Apabila muncul resiko tersebut menjadi tanggung jawab siapa?
• Tanggung jawab secara keputusan menjadi tanggung jawab bersama
direktur dan dekan
• Komkordik bertanggung jawab pada unsur teknis regulasi
penjadwalan peserta didik.

55
Terima Kasih….
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai