Anda di halaman 1dari 13

Menurut IFRS (PSAK 57), Liabilitas adalah kewajiban kini dari perusahaan yang timbul dari

peristiwa masa lalu, penyelesaian yang diharapkan dapat menghasilkan arus keluar dari
sumber daya perusahaan dalam mewujudkan manfaat ekonomi.

Dengan kata lain, liabilitas merupakan suatu usaha yang harus dikeluarkan karena sebab
adanya transaksi atau peristiwa di masa lalu yang diharapkan dapat mendatangkan manfaat
ekonomi di masa mendatang.
Menurut Kohler (1970), hutang atau liabilitas terjadi karena
beberapa faktor berikut ini:

1. Kewajiban legal/kontrak (contractual liabilities)


2. Kewajiban konstruktif (constructive liabilities)
3. Kewajiban equitable
LIABILITAS LANCAR
(liabilitas jangka pendek)

LIABILITAS TIDAK LANCAR


(liabilitas jangka panjang)

KONTINJENSI
Pada prinsipnya, kewajiban diakui pada saat keharusan telah
P
mengikat akibat transaksi yang sebelumnya telah terjadi. E
Mengikatnya suatu keharusan harus dievaluasi atas dasar kaidah
pengakuan. N
G
Sebelum masuk ke pembahasan kaidah atau aturan pengakuan
kewajiban, kewajiban ini melalui 3 tahap perlakuan, yaitu: A
• Penanggungan (pengakuan terjadinya) K
• Penelusuran, dan
• Pelunasan (penyelesaian)
U
A
N
P
E
Pengakuan dilakukan setelah suatu kewajiban terukur dengan
N cukup pasti. Penentuan kos kewajiban pada saat terjadi paralel
G dengan pengukuran asset. 
U
K Terjadinya kewajiban pada umumnya disertai dengan
pemerolehan asset atau timbulnya biaya. Pemerolehan asset
U dapat berupa penguasaan barang dagangannya atau asset
R nonmoneter lainnya yang terjadi dari transaksi pembelian.
A
N  
PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN
Penyajian Kewajiban Lancar, dalam prakteknya kewajiban lancar biasanya
dicatat dalam catatan akuntansi dan dilaporkan dalam laporan keuangan
pada nilai penuh jatuh temponya. Karena singkatnya priode waktu yang
terlibat, yang sering kali kurang dari satu tahun. 

Pengungkapan catatan umumnya berisi dari kewajiban, tanggal jatuh tempo,


suku bunga, provisi penarikan, pembatasan yang dilakukan oleh kreditor,
dan aktiva yang disepakati atau digadaikan sebagai jaminan.
PROSEDUR AKUNTANSI KEWAJIBAN SKPD
Prosedur Akuntansi di SKPD
meliputi:
1. Prosedur akuntansi penerimaan kas;
2. Prosedur akuntansi pengeluaran kas;
3. Prosedur akuntansi transaksi kas lainnya;
4. Prosedur akuntansi selain kas;
5. Prosedur akuntansi aset;
6. Prosedur akuntansi kewajiban
7. Prosedur akuntansi koreksi transaksi pengembalian pendapatan dan belanja.
PIHAK YANG TERKAIT DALAM PELAKSANAAN
AKUNTANSI DI SKPD

Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK-SKPD)


Bendahara di SKPD
JURNAL STANDAR KEWAJIBAN
SIMULASI PENCATATAN AKUNTANSI
KEWAJIBAN
Pada bagian ini akan diberikan beberapa
contoh transaksi penerimaan kas, pada
Dinas Pendapatan (Dispenda) yang bertindak
sebagai SKPD:
Pada tanggal 5 Februari 2011 PPK-SKPD
Dispenda menerima SPJ Bendahara
Penerimaan beserta lampirannya dari
Bendahara Penerimaan. Berdasarkan SPJ dan
lampiran tersebut diketahui bahwa selama
bulan Pebruari 2011, Dispenda menerima
pendapatan
 5 Pebruari 2011 Dispenda menerima pendapatan yang berasal dari pembayaran pajak hotel bintang
Tiga sebesar Rp10.000.000,00.
 5 Pebruari 2011 Dispenda menerima pendapatan dari pembayaran pajak restoran dari Cafe Del Mar
sebesar Rp2.500.000,00.
 10 Pebruari 2011 Dispenda menerima pendapatan yang berasal dari penerimaan sewa lahan untuk
reklame sebesar Rp500.000,00.
 18 Pebruari 2011 Dispenda menerima pendapatan yang berasal dari pembayaran pajak penerangan
jalan umum dari PT PLN yang merupakan pembayaran untuk bulan Desember 2010 sebesar
Rp100.000.000,00

Dari transaksi tersebut di atas, PPK-SKPD akan mencatat Jurnal sebagai Berikut:
ANALISIS:
1. Transaksi tanggal 5 dan 10 Pebruari 2011 merupakan transaksi
penerimaan pendapatan yang biasa dan hanya mempengaruhi akun
kas dan akun pendapatan.
2. Jika pendapatan langsung disetorkan ke rekening Kas Daerah
oleh wajib pajak/wajib retribusi, maka bendahara penerimaan
tidak menerima kas terlebih dahulu. Transaksi ini akan dicatat pada
Jurnal Umum.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai