Anda di halaman 1dari 17

PENGANGGARAN

MODAL
(Analisis Usulan Investasi)

Manajemen Keuangan
Rima Ismayanti
01
D2.2101882

Riskawati
02
D2.2101894
Kelompok VII/7
Siti Azizah Fadillah
03
D2.2101799

Dosen Pengampu Bapak Fanji Farman, S.E., M.Ak.


Penganggaran Modal (Capital Budgeting)

Capital Budgeting adalah suatu


metode analisis keuangan untuk
menentukan apakah suatu proyek
perusahaan dapat dilakukan atau
tidak.

Proses mengevaluasi sebuah proyek


dari sisi finansial dan ditujukan untuk
memastikan keberhasilannya dalam
menghasilkan keuntungan yang
diinginkan.
Metode Analisis Capital Budgeting

01 Internal Rate of Return (IRR) 03 Average Rate of Return (ARR)

02 Net Present Value (NPV) 04 Payback Period (PP)


Manfaat Capital Budgeting Bagi Perusahaan

01 Menunjukkan Risiko
Menentukan Jenis Proyek yang
04 Bisa Diimplementasikan

02 Mencegah Kecurangan Oknum

05 Menunjukkan Sisi Profit Proyek


Kepada Investor
Membantu Membuat Rencana
03 Jangka Panjang
Menaksir Aliran Kas
Kegiatan penganggaran modal mencakup dua langkah :

Bagaimana mengestimasi aliran kas yang dihasilkan dari


01 investasi.

Bagaimana mengevaluasi aliran kas untuk memperoleh


02 kesimpulan investasi layak dilakukan atau tidak.
Menaksir Aliran Kas

Beberapa pertimbangan dalam menaksir aliran kas:

• Dalam analisis keputusan investasi, ada beberapa langkah yang akan


dilakukan:

1. Menaksir aliran kas dari investasi tersebut


2. Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang
3. Mengevaluasi investasi tersebut dengan kriteria investasi seperti Payback
period, NPV, dan IRR,dll.
4. Mengambil keputusan, apakah investasi diterima atau tidak
Menaksir Aliran Kas
Dalam menaksir aliran kas, ada beberapa hal yang harus
dipertimbangkan:

Aliran kas versus keuntungan akuntansi

Incremental cash flow: sunk cost, biaya Kesempatan


(opportunity cost) dan kanibalisasi pasar

Fokus pada aliran kas karena keputusan investasi, bukan


karena keputusan pendanaan.
Jenis – Jenis Aliran Kas berdasarkan Dimensi Waktu

1 2 3

Aliran Kas Operasional


Aliran Kas Awal (Operational Cash Aliran Kas Terminal
(Initial Cash Flow) Flow) (Terminal Cash Flow)
Kriteria Penilaian Investasi

01 Payback Period

02 Discounted Payback Period

03 Accounting Rate of Return (ARR)


Kriteria Penilaian Investasi

04 Net Present Value (NPV) 07 Profitability Index (PI)

05 Internal Rate of Return (IRR) 08 Perbandingan Metode NPV, IRR


dan PI

06 Kaitan antara NPV dengan IRR


09
MIRR (Modified Internal Rate of
Return
KRITERIA INVESTASI DALAM PRAKTEK
Dapat disimpulkan bahwa NPV, IRR, dan PI merupakan metode terbaik. Karena ketiganya
memperhatikan aliran kas (bukannya keuntungan akuntansi), memperhatikan nilai waktu
uang, dan semua aliran kas diperhitungkan. Sehingga ketiga metode tersebut dapat
menghasilkan kesimpulan yang konsisten.

Perbandingan Kriteria Investasi berdasarkan Survei, 1984

Metode Teknik Utama Teknik Kedua

Average Accounting 10,7% 14,6%


Return (AAR)
Payback Period 5,0% 37,6%

Internal Rate of Return 65,3% 14,6%

Net Present Value 16,5% 30,0%

Lainnya 2,5% 3,2%


KRITERIA INVESTASI DALAM PRAKTEK
Perbandingan Kriteria Investasi berdasarkan Survei, 2000

Metode % selalu atau hampir selalu


Internal Rate of Return 75,6%
Net Present Value 74,9%
Payback Period 56,7%
Discounted Payback Period 29,5%
Accounting Rate of Return 30,3%
Profitability Index 11,9%

Kriteria payback period lebih banyak digunakan oleh perusahaan kecil dan
oleh perusahaan yang manajer keuangannya tidak mempunyai tingkat
pendidikan setingkat MBA (Master atau Magister Manajemen, MM).
Contoh Kasus Capital Budgeting
1. Dalam metode IRR, contoh kasus capital budgeting adalah sebagai berikut.

Proyek A diketahui mampu memperoleh keuntungan sebanyak 30% dari pendanaan selama 10 tahun,
sementara proyek B memperoleh keuntungan 20% untuk pendanaan 5 tahun. Keduanya sama-sama
mendapat pendanaan senilai Rp80.000.000. Maka, nilai IRR tiap proyek ialah:

IRR proyek A

= [Rp80.000.000 + (30% x Rp80.000.000)] / 10 tahun

= Rp104.000.000 / 10 tahun = Rp10.400.000

IRR proyek B

= [Rp80.000.000 + (20% x Rp80.000.000)] / 5 tahun

= Rp96.000.000 / 5 tahun = Rp19.200.000

Walaupun persentase keuntungan yang dihasilkan proyek A lebih besar, akan tetapi dari perhitungan
IRR, proyek B jauh lebih banyak. Sehingga, yang layak memperoleh pendanaan ialah proyek B.
Contoh Kasus Capital Budgeting
2. Perhitungan NPV, contoh capital budgeting adalah sebagai berikut :
PT. Budi Bakti ingin melakukan pendanaan senilai Rp500.0000.000 pada salah satu proyek
perusahaannya, yaitu proyek X atau Y. Proyek X memperoleh cashflow setiap tahun senilai Rp50.000.000
dalam jangka 10 tahun dengan discount rate 5%. Sementara, proyek Y memperoleh cashflow tahunan
senilai Rp45.000.000 untuk jangka waktu 15 tahun dengan discount rate yang sama. Maka:
NPV Proyek X
= (Rp50.000.000 x 10 tahun) – 5%(Rp50.000.000 x 10 tahun)
= Rp500.000.000 – Rp25.000.0000 = Rp475.000.000
NPV Proyek Y
= (Rp45.000.000 x 15 tahun) – 5%(Rp45.000.000 x 15 tahun)
= Rp675.000.000 – Rp33.750.0000 = Rp641.250.000
Dari perhitungan tersebut, proyek yang layak didanai ialah proyek Y karena nilai NPV lebih besar.
Contoh Kasus Capital Budgeting
3. Perhitungan payback, contoh capital budgeting adalah sebagai berikut :
Dengan arus kas yang sama
Payback Period = Outlay x 1 tahun/ proceed
Dimana :
Outlay : Jumlah uang yang  dikeluarkan atau investasi
Proceed : Jumlah uang yang diterima
PD. Semakin Jaya melakukan investasi sebesar Rp. 450.000.000,- jumlah proceed  per tahun adalah
220.500.000,- maka Payback Periodnya adalah:
Payback Period =450.000.000 x 1/225.000.000
= 2 tahun
Sehingga nilai Payback Period adalah dua tahun. Artinya dana yang tertanam dalam aktiva sebesar Rp.
450.000.000,-akan dapat diperoleh kembali dalam jangka waktu dua tahun. Apabila investor dihadapkan
pada dua plihan investasi, maka pilih payback period yang paling kecil.
Thanks!
Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was


created by Slidesgo, including icons by Flaticon
, infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai