PENDAHUL
UAN
2
ION
3
Tujuan dan Manfaat Penulisan
Tujuan Manfaat
1. Mengetahui dan memahami tentang 1. Bagi Penulis : Sebagai bahan acuan dalam
diagnosa dan tatalaksana tentang efusi mempelajari, memahami dan
pleura mengembangkan teori efusi pleura
2. Melengkapi syarat tugas stase Paru dan 2. Bagi Institut Pendidikan: Sumber referensi atau
syarat Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) di bahan perbandingan bagi kegiatan yang ada
RSUD Muhammad Natsir Solok. kaitannya dengan pelayanan kesehatan,
khususnya yang berkaitan dengan efusi pleura
3. Bagi Pembaca: Memenuhi ilmu pengetahuan
tentang efusi plaura
02.
TINJAUAN
PUSTAKA
5
DEFINISI EFUSI
PLEURA
Penumpukan cairan berlebihan
dalam cavum pleura diantara pleura
parietalis dan visceralis berupa cairan
transudat dan eksudat akibat
ketidakseimbangan antara
pembentukan dan pengeluaran cairan
pleura
ETIOLOGI EFUSI PLEURA
8
KLASIFIKASI
Efusi pleura transudate
Akumulasi cairan non inflamasi dalam ruang interstisial atau rongga pleura yang
disebabkan oleh perubahan faktor sistemik yang terjadi dalam paru-paru akibat dari
perubahan tekanan hidrostatik dan atau tekanan koloid atau penimbunan cairan, bukan
akibat dari perubahan permeabilitas pembuluh darah.
Perubahan ini berhubungan dengan penyakit jantung kongestif, sirosis hepatis, sindroma
nefrotik dan hipoalbuminemia pada pasien malnutrisi dan malabsorbsi.
9
Efusi pleura eksudat
Cairan radang ekstravaskuler yang mempunyai berat jenis tinggi (> 1.015)
dengan kandungan protein yang lebih tinggi dari transudat. Cairan radang ini dapat
membeku karena mengandung fibrinogen.
Penyakit yang bisa menyebabkan terjadinya eksudat seperti infeksi, neoplasma
atau keganasan, trauma atau kondisi inflamasi.
10
Perbedaan cairan transudate dan eksudat
Transudat Eksudat
Cairan jernih Cairan keruh
warna kuning muda warna kuning
kehijauan/merah coklat/putih
susu
berat jenis < 1.015 berat jenis > 1.015
Tidak berbau berbau
bekuan (- ) / negatif bekuan (+) /positif
ph > 7,31 ph < 7,31
protein < 3 g% protein> 3 g%
11
glukosa = plasma darah Glukosa < plasma darah
kadar LDH < 200 I U kadar LDH > 200 I U
rivalta (-) / negatif rivalta (+) /positif
hitungsel PMN sedikit hitung sel PMN banyak
pewarnaan Gram (-) / pewarnaan Gram (+) /positif
negatif
BTA (-) /negatif BTA(+)/positif
kultur kuman (-) / negatif kultur kuman (+) /positif
12
GEJALA KLINIS
1.Sesak napas
2.Rasa berat pada daerah dada
3.Bising jantung → payah jantung
4.Lemas yang progresif
5.Penurunan berat badan → neoplasma
6.Batuk disertai darah pada perokok → Ca bronkus
7.Demam subfebril → TB Paru
8.Demam mengigil → empyema
9.Asites → penderita sirosis hati
10.Asites disertai tumor di daerah pelvis → penderita sindrom meig
13
DIAGNOSIS
Anamnesa :
1. Sesak nafas yang tidak berkaitan dengan cuaca, emosi, makanan.
Berkurang dengan posisi duduk, nyaman berbaring ke arah paru yang
mengalami efusi
2. Tergantung penyakit yang mendasari
a. TB : batuk kronis, batuk berdarah
b. Pneumonia : batuk berdahak warna putih kekuningan, demam tinggi
c. Keganasan : penurunan berat badan dratis, atau gejala tambahan
tergantung organ yang mengalami kanker
d. Gagal jantung : nyeri dada, kaki bengkak
e. Sirosis hepatis : perut membesar, ikterik, bak seperti teh, tidak nyaman
pada perut
f. Sindrom meigs : asites, pembesaran pada abdomen
14
Pemeriksaan Fisik
1. Tampak umum : tergantung etiologi penyebab
2. Paru
a. Inspeksi :
- Statis pergerakan hemithorax yang memiliki efusi flat dibanding pergerakan
hemithorax sebelahnya.
- dinamis pergerakan hemithorax yang memiliki efusi pleura tertinggal
dibanding sebelahhnya
b. Palpasi : taktil fremitus menurun bahkan hilang di hemithorax yang mengalami efusi
c. Perkusi : redup sesuai dari RIC yang mengalami efusi
d. Auskultasi : suara nafas menghilang pada paru yang mengalami efusi
Pemeriksaan penunjang
1.Rontgen Thorax posisi PA
2.Thorakosintesis
3.Analisis cairan pleura
4.Deskripsi tampilan cairan
5.Kadar glukosa cairan pleura
6.Hitung jenis sel
7.Pemeriksaan mikrobiologis
8.Sitologi cairan pleura
16
Sitologi cairan pleura
Sel mesotel
Sel limfosit
Infeksi kronis, maligna
pleuritis tb, mesothelioma
limfoma maligna
01 02 03 04
05 06 07
Sel-sel besar
dengan banyak Sel maligna
Arthritis
inti Keganasan
reumatoid paru/metastasis
Algoritma diagnostik efusi pleura
Efusi pleura
Ya Tidak
19
Eksudat Transudat
prosedur diagnostic selanjutnya Obati CHF,sirosis, nefosis
Ukur glukosa,amilasi CP
Lakukan sitologi CP
Lakukan hitung jenis
Lakukan biakan/pulasan
Penanda CP untuk TB
20
Pertimbangkan emboli paru (pindai dg Obati untuk EP
Tidak CT scan spiral ) Ya
Penanda CP untuk TB
Ya Obati untuk TB
Tidak
Gejala membaik
Ya Amati
Tidak
22
Congestive Heart Failure (CHF)
Sirosis Hepatis
Embolisasi Paru
Sindrom Nefrotik
TRANSUDAT
Dialisis Peritoneum
Obstruksi Vena Cava Superior
Miksedema
Urinotoraks
EFUSI PLEURA
EKSUDAT
23
Penyakit Neoplastik
• Metastasis
• Mesothelioma
Infeksi
• Bakteri, virus, jamur, parasit
• TB
Embolisasi Paru
Gastrointestinal
• Perforasi Esofagus
• Penyakit Pankreas
EFUSI PLEURA EKSUDAT • Abses Intrabdomen
• Hernia Diafragma
Vaskular Kolagen
• Pleuritis Rheumatoid
• Lupus Imbas Obat
• Limfadenopati Imunoblastik
Pajanan Asbestos
Uremia
Sindrom Meigs
Hemotoraks
Kilotoraks
24
Laserasi Pleura Visceral
Emboli Udara
KOMPLIKASI
Hemothorax
Pneumothorax
Efusi Pleura Maligna > Hitung skor lent
25
TATALAKSAN
A
Segera lakukan pengeluaran cairan melalui pipa intubasi dari sela iga (torakosintesis)
• Posisi duduk bersila dengan tangan menyilang
• Tentukan tempat aspirasi (P.Fisik & Rontgen)
• Gunakan Betadine > beri tanda tempat pungsi
• Lakukan desinfeksi kassa steril > arah dalam keluar > ulangi alcohol 70%
• Injeksi lidokain 2 amp (1amp = 2mg) subkutan
• Aspirasi spuit 50cc lubang tepi > melihat cairan pleura
• Abbocath 14/16 G > media keluar cairan pleura > dihubungkan three way > dihubungkan dengan urine
bag
• Importan > PASIEN WAJIB MENAHAN BATUK
• Cairan berhenti mengalir > aspirasi spuit 50cc (cairan keluar maksimal)
• Cabut abbocath > tutup luka
• Importan (2) > CAIRAN TIDAK LEBIH DARI 1000-1500 CC/HARI
26
TATALAKSAN
A
Pengobatan sistemik sesuai etiologinya.
Untuk mencegah terjadi kembali efusi pleura pada efusi maligna dapat dilakukan pleurodesis (Yakni
melengketkan pleura bis era lis dan parietalis)
• Pipa selang > Ruang sela iga
• Tunggu > cairan tidak lagi keluar
• Masukkan 500mg tetra siklin (larutkan 20cc garam fisiologis) > rongga pleura
• Masukkan kembali > garam fisiologis 20 cc ke rongga pleura
• Kunci selang (6 jam) > posisi pasien berubah ubah
• Buka selang > sampai tidak ada lagi cairan keluar
• Selang dicabut
27
03
LAPORAN
KASUS
28
Identitas Pasien
Nama : Ny. Nurbaiti
Umur : 55 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Tanggal Masuk : 26 September 2022
Keluhan Utama :
Sesak nafas meningkat sejak 3 hari Sebelum Masuk Rumah Sakit.
29
• Riwayat Penyakit Sekarang :
Sesak napas meningkat sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit, sudah dirasakan sejak 1 bulan yang
lalu, tidak menciut, tidak dipengaruhi oleh cuaca, emosi, dan makanan tetapi dipengaruhi oleh
aktivitas dan batuk. Dalam 3 hari terakhir sulit tidur malam hari karna sesak. Pada saat sesak pasien
lebih nyaman berbaring dalam posisi miring ke kanan dan posisi duduk, tidak menggunakan obat-
obatan penghilang rasa sesak
Batuk tidak berdahak hilang timbul sejak 3 bulan yang lalu, dahak mudah dikeluarkan, berwarna putih
kekuningan.
Riwayat batuk darah disangkal.
Nyeri dada disangkal.
Riwayat demam sudah 1 minggu yang lalu hilang timbul dan tidak menggigil.
Riwayat keringat malam disangkal.
Penurunan nafsu makan sejak 1 minggu yang lalu diikuti penurunan berat badan 2kg dalam 1 minggu
terakhir.
Sakit kepala sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit
Mual tanpa diikuti muntah.
BAB dan BAK normal.
30
Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat Penyakit Keluarga
31
Riwayat Pekerjaan, Sosial, dan
Kebiasaan
• Pekerjaan
• Petani beras
• Kebiasaan
• Merokok : tidak ada
• Narkoba : tidak ada
• Alkohol : tidak ada
Pemeriksaan fisik umum
KEPALA
● Keadaan umum : Tampak Sakit Sedang Mata
● Kesadaran :Composmentis kooperatif Konjungtiva Anemis (-/-)
Tekanan darah : 136/69 mmHg Sklera ikterik (-/-)
● Frekuensi Nadi : 98x/menit Leher
● Frekuensi Napas : 28x/menit JVP : 5 -2 cmH2O
● Suhu : 36,5 ˚C KGB : Tidak ada pembesaran KGB
● Berat Badan : 55 kg Axsilla
● Tinggi Badan : 150 cm KGB : Tidak ada pembesaran KGB
THORAX
Paru
Inspeksi : Hemithorax kanan lebih flat dari
kiri dalam keadaan statis.
Hemithorax kanan tertinggal dalam keadaan Jantung
dinamis. Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Taktil Fremitus kanan melemah di Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
banding kiri Perkusi : Batas kiri jantung bergeser ke lateral
Perkusi : Redup RIC II dan pekak mulai dari Batas kanan tidak dapat dinilai
RIC V pada paru kiri, sonor pada paru kanan Batas atas linea parasternalis sinistra RIC II
Auskultasi : Brokovesikuler, ronkhi (-/+), Auskultasi : Irama reguler, murmur (-), gallop (-)
wheezing (-/-), suara nafas menghilang di
paru kanan bawah
Abdomen
Inspeksi : Distensi abdomen dan sikatrik tidak ada
Palpasi : Supel, nyeri tekan pada regio epigastrium,
nyeri lepas tidak ada
Perkusi : Timpani, shifting dullnes (-)
Auskultasi : Bising usus normal
Mamae
Inspeksi: Mamae kanan sikatrik (+), krusta kehitaman
bagian lateral disertai nanah dan darah
EKSTREMITAS
Akral hangat
CRT < 2 detik
Edem (-/-)
LABORATORIUM DARAH RUTIN
● Darah rutin : 12,9g/dl
● Leukosit : 7.100 mm3
● Trombosit : 312.000 mm3
HASIL RONTGEN POSISI AP SUPINE
• Perselubungan relative homogen di hemithoraks kanan
• Sudut kostofrenikus kanan terselubung dengan lateral lebih
tinggi dari pada medial
• Jantung terdorong ke kiri, tampak massa di perihiller
kanan
• Kesan efusi pleura kanan dengan massa di hemithorak
kanan
USG THORAK
Efusi pleura kanan
Diagnosis Kerja
Diagnosis Banding
Pasien di instruksikan posisi duduk dengan tangan kanan memegang bahu kiri
Tentukan tempat aspirasi dengan pemeriksaan fisik dan dengan bantuan foto toraks.
Memberi tanda daerah yang akan dipungsi di linea aksilaris posterior, khususnya tempat insersi di
bawah batas redup pada pemeriksaan perkusi, di ruang interkostal, tepi atas iga.
Disinfeksi dengan kasa steril yang diberi betadin dari arah dalam ke luar, lalu ulangi dengan alkohol
70%.
Anestesi lokal dengan lidocain 2 % sebanyak 3 ampul dengan spuit 10 cc, diinfiltrasikan anestesi
lokal intradermal, tunggu sesaa kemudian lanjutkan ke arah dalam hingga terasa jarum menembus
pleura.
Jika jarum telah menembus rongga pleura lalu dilakukan aspirassi di dalam kavum pleura sampai
spuit penuh, kemudian spuit di cabut.
Kran threeway stopcock kembali diputar ke arah rongga pleura dan dilakukan aspirasi kembali 50
cc
Dilakukan evakuasi sampai jumlah cairan dalam urine bag 1.100 cc dan spuit 50 cc.
Setelah selesai evakuasi abocath dicabut dan luka bekas tusukan ditutup dengan kasa steril yang
telah diberi betadine.
Spesimen kemudian diberi label dan dikirim untuk pemeriksaan analisi dan sitology cairan pleura.
Pemeriksaan
Pemeriksaan
anjuran Anjuran
Analisa cairan pleura
Sitology cairan pleura
CT scan thorax
Check TCM
Biakan sputum MTB
EKG
Ekokardiografi
43
Follow up
• Hari/tanggal : Selasa, 27 Agustus 2022
S/:
Sesak nafas : sesak nafas berkurang
Demam : tidak ada
Batuk/batuk berdarah : berdahak, mudah dikeluarkan berwarna kekuningan
Nyeri dada : ketika batuk
Nafsu makan : menurun
BAB & BAK : tidak ada keluhan
O/
Keadaan umum : Sakit sedang
Kesadaran : composmentis kooperatif
TD/Nadi : 110/50 mmHg / 107x/menit
Nafas : 22 x/menit
Suhu : 36.3 ˚C
Paru
Inspeksi : Asimetris, hemithorax kanan lebih flat
dalam keadaan statis dan tertinggal dalam keadaan
dinamis.
Palpasi : Taktil Fremitus kanan melemah dibanding kiri
Perkusi : Redup pada paru kanan
Auskultasi : bronkovesikuler, ronkhi (-/+), wheezing
(-/-) suara nafas melemah di lapang paru kanan bawah.
A/ :
Susp. Efusi pleura dextra ec metastasis ca mamae
dextra + Susp. CHF + Susp. TB paru + Hipertensi
stage II
P/ :
O2 3L/menit (nasal canul)
IVFD RL 12 jam/kolf
Inj. Ceftriaxone 1 x 2 gr
NAC 2 x 200 mg (p.o)
Hari/tanggal : Rabu/28 September 2022
S/ :
Sesak nafas : sesak nafas berkurang
Demam : tidak ada
Batuk/batuk berdarah : berdahak, kenuningan, mudah dikeluarkan
Nyeri dada : tidak ada
Nafsu makan : menurun
BAB & BAK : tidak ada keluhan
Lainnya : terasa gatal pada punggung kanan (setelah thorakosintesis)
O/ :
Keadaan umum : Sakit sedang
Kesadaran : composmentis kooperatif
TD/Nadi : 120/70 mmHg / 98x/menit
Nafas : 25 x/menit
Suhu : 36.5 ˚C
Paru :
Inspeksi : Hemitoraks simetris dalam keadaan statis dan
hemitoraks kanan tertinggal dalam keadaan dinamis.
Palpasi : Taktil Fremitus kanan melemah dibanding kiri
Perkusi : Redup pada paru kanan
Auskultasi : bronkovesikuler, ronkhi (-/+), wheezing
(-/-), suara nafas melemah di lapang paru kanan.
A/ :
Susp. Efusi pleura dextra ec metastasis ca mamae dextra +
Susp. CHF + Susp. TB paru + Hipertensi stage II
P/ :
O2 3L/menit (nasal canul)
IVFD RL 12 jam/kolf
Inj. Ceftriaxone 1 x 2 gr
NAC 2 x 200 mg (p.o)
Curcuma 2x1
B complex 3x1
Hari/tanggal : Kamis, 29 September 2022
S/ :
Sesak nafas : sesak nafas berkurang
Demam : tidak ada
Batuk/batuk berdarah : berdahak, mudah dikeluarkan berwarna kekuningan
Nyeri dada : ketika batuk
Nafsu makan : menurun
BAB & BAK : tidak ada keluhan
Lainnya : pusing dan tidur kurang
O/ :
Keadaan umum : Sakit sedang
Kesadaran : composmentis kooperatif
TD/Nadi : 118/89 mmHg / 96x/menit
Nafas : 24 x/menit
Suhu : 36.7 ˚C
Paru
Inspeksi : Hemitoraks simetris dalam keadaan statis
dan hemioraks kanan tertinggal dalam keadaan dinamis.
Palpasi : Taktil Fremitus kanan melemah dibanding kiri
Perkusi : Redup pada paru kanan
Auskultasi : bronkovesikuler, ronkhi (-/+), wheezing (-/-),
suara nafas melemah di lapang paru kanan.
PEMERIKSAAN HASIL
KIMIA KLINIK
Total Protein-Alb-Glob
CAIRAN TUBUH
Warna
Tes Rivalta
pH 113 g/dL
BJ 1500 mm3
MN Sel 1010
Pewarnaan BTA 5%
Kesan 95%
Hasil Pemeriksaan Laboratorium Patalogi Anatomi :
Dalam sediaan apus yang dibuat dari cairan pluera,
berwarna kemerahan, volume ± 1.100 cc. Mikroskopis
tampak sel-sel limfosit, beberapa mesotel serta
kelompokan sel-sel epitel berukuran besar,
nuclear/cytoplasma (N/C) ratio meningkat, vesicular,
kromatin kasar, membrane inti irregular, nucleoli ada
nyata
Kesan : metastasis suatu carcinoma pada cairan
pleura
A/ : Efusi Pleura e.c metastasis ca
mamae + susp. TB paru + Hipertensi stage 2
P/ :
O2 3L/menit (nasal canul)
IVFD RL 12 jam/kolf
Inj. Ceftriaxone 1 x 2 gr
NAC 2 x 200 mg (p.o)
Curcuma 2x1
B complex 3x1
Rujuk ke RSUP Dr.M Djamil Padang
Diskusi
56
Dilakukan prosedur
thorakosintesis untuk
Pasien diberikan O2 dengan
diagnostic dan terapik nasal canul sebanyak
3L/menit – cegah sesak dan
hipoksia
Hasil cairan pleura
yang didapatkan Pemberian antibiotic spektrum
sebanyak 1100 cc luas karena curiga CAP
dengan warna kuning
keruh, kuning keruh
Curcuma – menaikkan nafsu
menandakan
makan
Dapat terjadi infeksi,
Paracetamol– menurunkan
neoplasma, trauma,
demam
atau peradangan IVFD RL 12 jam per kolf untuk
lainnya terapi cairan
EDUKASI PASIEN 57
Kesimpulan
Efusi pleura didefinisikan sebagai suatu keadaan di mana terdapatnya cairan yang
berlebih jumlahnya di dalam cavum pleura, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan
antara pembentukan dan reabsorbsi (penyerapan) cairan pleura ataupun adanya cairan
di cavum pleura yang volumenya melebihi normal. Akumulasi cairan melebihi volume
normal dan menimbulkan gangguan jika cairan yang diproduksi oleh pleura parietal dan
viscerail tidak mampu diserap oleh pembuluh limfe dan pembuluh darah mikropleura
visceral atau sebaliknya yaitu produksi cairan melebihi kemampuan penyerapan.
58
Akumulasi cairan pleura melebihi normal dapat disebabkan oleh beberapa kelainan, antara lain
infeksi dan kasus keganasan di paru atau organ luar paru. Pada kasus pasien didiagnosis
dengan efusi pleura dekstra karena sesuai dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang yang ditemukan pada pasien, sehingga penatalaksanaan utama pada
pasien ini adalah berupa terapi thorakosintesis dan pengobatan kausal. Disamping itu pada
pasien ini juga diberikan beberapa terapi penunjang lainnya, yang disesuaikan dengan
manifestasi klinis yang muncul.
59
References
1. Fauci F, Longo K. Harrison’s Principles Of Internal Medicine. 21st ed. 2021.
2. Kakumanu S, Tara S. Pleural EFFUSIONS PATHOGENESIS AND ANTERIOR POSTERIOR
CHEST X RAY FINDINGS. Pleural Effusions Dis 2022; 1: 1.
3. Hanley, Michael E, Carolyn H. McGraw-Hill. 5th ed. New York, 2010.
4. Saferi S, Mariza M. Konsep Penyakit Efusi Pleura. Penyakit Paru UMP 2013; : 9–11.
5. Lestari MD,dkk. Editors. Harrison Pulmonologi dan penyakit kritis Ed II dalam bab
gangguan pleura dan mediastinum.ECG.2014.pp 199-203
6. Halim H MD. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Ed VI Jilid II dalam bab Penyakit-
Penyakit Pleura.Interna Publishing.2014.pp 1633-1641
7. Ramadhaniah F,dkk. Gambaran Kanker Paru Karsinoma bukan Sel Kecil dengan Efusi
Pleura. J Respiro Indo.2016;36(2).pp 60-66
8. Abisheganaden J,dkk. An Observational Study Evaluating the Performance of LENT
Score in the Selected Population of Malignant Pleural Effusion from Lung
Adenocarcinoma in Singapore. Respiration.2018.pp 308-313 60
9. Indonesia PDP, editor. Tumor Mediastinum : Pedoman & Penatalaksanaan di
11. Karina D, Oyagi R. Pneumonia. Universitas Udayana; 2017.
12. Sari EF, Rumende M, Harimuti K. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Diagnosis
Pneumonia pada Pasien Usia Lanjut. J Penyakit Dalam Indones. 2016;3(4):1–10.
13 Laura B, Richardsond S. Adult Pneumonia : Pathogenesis and Clinical Findings. Infect Dis
Pneumonia. 2022;1:1.
14 Abdjul RL, Herlina S. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Pneumonia: Study Kasus.
Indones J Heal Dev. 2020;2(2):1–6.
15 Anasari N. Pneumonia. Poltekkes Denpasar. 2021;
16 Soepandi PZ, Burhan E, Nawas A, Giriputro S, Isbaniah F, et al. Pneumonia
Komunitas:Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan di Indonesia. Edisi Ke2. Jakarta:Badan
Penerbit FKUI. 2014
17 Damayanti AAAK, Ryusuke O. Pneumonia. Denpasar:FK UNUD. 2017
18 Sattar, SBA. and Sharma, S. Bacterial Pneumonia. StatPearls. 2021.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513321/
61