Anda di halaman 1dari 12

SIFAT KAYU TERHADAP PANAS

Dosen Pengampu: Munadian , S.Hut , M.Agr

Disusun Oleh : Rita Kurniati_G1011211308

FAKULTAS KEHUTANAN
UNIFERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2022
PENGERTIAN KAYU

Kayu adalah bagian batang / cabang / ranting tumbuhan yang


mengeras akibat proses lignifikasi atau pengayuan secara alami. Kayu
terbentuk akibat akumulasi selulosa dan lignin pada bagian dinding
sel berbagai jaringan pada batang pohon.
EXPANSION AND CONTRACTION
(EKSPANSI DAN KONSTRAKSI)

Seperti bahan yang lain, kayu akan mengalami pengembangan dimensi jika
dipanaskan dan mengalami pengurangan dimensi jika didinginkan. Fenomena ini
dinamakan expansion and contraction.
Expansion diukur dengan coeficient of thermal expansion (koefisien ekspansi
suhu), yang mengacu pada kondisi kayu kering tanur dan ukuran pemanjangan
unit ukuran panjang suatu materi jika suhunya dinaikkan 1⁰C.
Koefisien ekspansi berbeda pada tiga bidang penampakan kayu. Sangat kecil
pada bidang axial (longitudinal), dan arah radial lebih kecil dari pada tangensial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jika kayu basah di panaskan dalam air, dikukus,
atau dalam larutan pengawet, akan mengalami ekspansi pada bidang tangensial dan
konstraksi pada bidang radial. Ini akan menimbulkan retak (sebagai contoh adalah saat
perlakuan pendahuluan pemanasan log untuk pembuatan vinir). Pada suhu dibawah 0 ⁰C
kayu akan cepat mengalami kontraksi, juga akan mengalami pecah ujung dan mengalami
frost cracks (retak) pada kayu pohon hidup.
Ekspansi dari contoh kayu pada perubahan suhu dari T, ke lceil 2 (^ C,F), dapat dihitung
dengan rumus :

d
Dimana:
d = ekspansi (cm/cm, in/in)
= panjang semula (cm, in)
𝑙2 = panjang akhir (cm, in)
KONDUKTIFITAS PANAS
Sifat konduktifitas panas merupakan kebalikan dari sifat insulasi panas dari kayu atau
bahan lainnya. Kayu memiliki sifat konduktor yang jelek karena bahannya yang
berpori. Konduktifitas panas dinyatakan dalam koefisien konduktifitas panas (k). Ini
adalah ukuran jumlah panas dalam kalori yang mengalir selama satu unit waktu
melalui bahan setebal 1 cm dengan permukaan 1 cm², jika perubahan suhu sebesar
1 °C dikenakan diantara dua permukaan. Satuan koefisien konduktifitas panas adalah
cal.cm/s.cm.C.Konduktifitas

Panas dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah struktur kayu, kerapatan,
kelembaban, suhu, ekstraktif dan kerusakan kayu.
Konduktifitas panas arah axial 2 kali lebih besar daripada arah radial maupun tangensial.
Koefisien dari konduktifitas panas pada beberapa kayu pada suhu 20 °C,
adalah sebagai berikut:

1. Axial 0.191-0.284 kcal.M/h. "C


2. Radial 0.104 -0.151 kcal.M/h."C
3. Tangensial 0,090-0.140 kcal.M./H. "C

Besarnya konduktifitas pada arah axial dipengaruhi oleh morfologi serat dan susunan
axial dari sel kayu. Antara arah radial dan tangensial tidak ada perbedaan yang berarti. Pada
arah radial, konduktifitas panas lebih besar (antara 5 s/d 10%). hal ini banyak dipengaruhi
oleh jari-jari kayu.
KALOR JENIS

Panas jenis dari suatu benda adalah banyaknya panas yang dibutuhkan untuk menaikkan
suhu satu bagian massa sebesar 1 "C. Karena panas spesifik dari air adalah 1 (dimana
dibutuhkan I cal untuk menaikkan suhu dari 1 gram air dari 15°C ke 16°C), maka panas
spesifik dari benda lain termasuk kayu adalah perbandingan antara banyaknya kalori yang
dibutuhkan untuk menaikkan suhunya 1⁰C terhadap banyakkya kalori yang dibutuhkan
untuk menaikkan suhu satu bagian air sebesar 1 ⁰C.
Panas spesifik dari kayu lebih tinggi dari logam atau bahan yang lain, ini berarti
dibutuhkan lebih banyak kalori untuk menaikkan suhu tiap bagian kayu dari pada logam atau
bahan lainnya. Sifat ini sangat sejalan dengan sifat kayu yang sangat buruk dalam
menghantarkan panas (sifat konduktifitas panas), schinga kayu cocok sebagai bahan
pegangan yang membutuhkan penghantar panas yang lama. Hal ini juga sangat penting
dalam proses industri kayu seperti pengeringan, penambahan pengawet dan perekatan.
Panas spesifik tidak dipengaruhi oleh jenis dan kerapatan kayu tetapi meningkat jika suhu
dan kadar air meningkat
DIFUSI KALOR

Merupakan ukuran tingkat perubahan suhu pada suatu material, ketika


terjadi perubahan suhu lingkungan. Kayu memiliki difusi panas yang lebih
rendah bila dibandingkan dengan baja.
PEMBAKARAN
Kayu dapat terbakar. Sifat ini sangat berguna bagi penggunaan yang berhubungan
dengan panas dan energi, tetapi harus diperhatikan jika digunakan sebagai material
konstruksi. Kayu terbakar pada temperatur yang sangat tinggi, menghasilkan dekomposisi
kimia dan gas yang mudah terbakar.
tahap-tahap perubahan kayu terhadap panas adalah sebagai berikut:
a. Penguapan air dalam kayu (sampai 100 °C)
b. Penguapan bahan volatil (95-150 °C)
c. Perubahan struktur karbon dan mengeluarkan gas yang mudah terbakarsecara
perlahan (150-200 °C)
d. Percepatan keluarnya gas yang mudah terbakar, diikuti dengan pengapiandan cahaya
(200-300 °C).
e. Seluruh bagian kayu terbakar dan terjadinya proses pembentukan arang (370-500 °C).
Faktor lain yang mempengaruhi antara lain adalah adanya zat ekstraktif seperti resin.
Struktur kayu yang mempengaruhi kecepatan terbakarnya kayu antara lain adalah kayu
keras dengan pembuluh terbuka dan tanpa tilosis lebih mudah terbakar.

Kecepatan terbakar lebih cepat 2 kali lipat arah axial dibandingkan dengan arah
transversal. Kadar air kayu memperlambat proses pengapian dan proses pembakaran.
Dengan bertambahnya suhu, kayu lebih mudah terbakar. Tetapi pengecualian untuk kayu
dengan dimensi cukup besar akan sulit terbakar, dan kekuatannya menurun secara
berangsur-angsur dibandingkan dengan logam yang langsung melengkung (bending) pada
suhu tinggi diatas 100 °C. Fenomena ini dipengaruhi oleh rendahnya konduktifitas panas
dan tingginya panas spesifik dari kayu sehingga memperlambat proses terbakar.
THANKS YOU

FROM : RITA KURNIATI_G1011211308


DAFTAR PUSTAKA

• https://rimbakita.com/kayu/
• https://dupakdosen.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/959/08E00801.pdf?sequence=2

Anda mungkin juga menyukai