Anda di halaman 1dari 27

TEORI DAN KONSEP MANAJEMEN BIAYA

Dosen Pengampu:
Prof. Undang Rosidin, M.Pd
Dr. Badrun, M.Ag
PROGRAM PASCASARJANA
PRODI. MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
TEORI DAN KONSEP MANAJEMEN BIAYA

KELOMPOK 4

ADI SUMENDRI (2022708701006)


DEBY LESMANA (2022708701016)
ALIT MAGDALENNA AISYAROH (2022708701057)
SEPTY PURWANTI (2022708701019)
LATAR BELAKANG
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan modal terpenting dalam melaksanakan pembangunan di
setiap Negara. Sumber Daya Manusia (SDM) tidak semata-mata dianggap sebagai faktor produksi
melainkan penggerak sistem produksi secara menyeluruh. Investasi di bidang Sumber Daya Manusia
(SDM) sangat penting bagi laju pembangunan suatu Negara. Investasi tersebut dikonkritkan
dengan menyelenggarakan pendidikan baik formal maupun nonformal. Untuk mendapatkan SDM
yang berkualitas maka diperlukan pula pendidikan yang berkualitas. Pendidikan juga dapat dipandang
sebagai sarana investasi yang akan memberikan implikasi secara ekonomi. Melalui upaya
penyelenggaraan pendidikan diharapkan akan melahirkan tenaga kerja terdidik yang akan mengisi
berbagai sektor pekerjaan , yang pada akhirnya dapat memberikan kontribusi langsung terhadap
pertumbuhan pendapatan negara melalui peningkatan keterampilan dan kemampuan produksi dari
tenaga kerja. Penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas tidak terlepas dari manajemen pembiayaan
yang juga optimal.

Manajemen Pembiayaan sebuah lembaga pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam
menjalankan sebuah lembaga yang bergerak di dunia pendidikan. Pembiayaan pendidikan memiliki
peranan yang sangat penting dalam berlangsungnya proses pendidikan, pembiayaan sebagai faktor
pendukung. Proses pembelajaran di sekolah akan berjalan dan terlaksana secara maksimal apabila
tujuan akan dicapai memenuhi persyaratan yang telah ditentukan sesuai dengan perencanaan.
RUMUSAN MASALAH

Bagaimana
Bagaimana Bagaimana cost
pendidikan sebagai
coasting management a cyclical
“investment in human
educational plan ? system processes ?
capital formation” ?
Pendidikan sebagai sebuah investment in human capital formation
Konsep tentang investasi sumber daya manusia (human investment) yang dapat menunjang
pertumbuhan ekonomi telah semakin mendapat pengakuan. Manusia diposisikan sebagai suatu bentuk
kapital sebagaimana bentuk-bentuk kapital lainnya (seperti teknonologi, mesin, tanah, uang, dsb.) yang
sangat menentukan terhadap pertumbuhan produktivitas suatu bangsa. Melalui investasi dirinya sendiri
seseorang dapat memperluas alternatif untuk memilih profesi, pekerjaan atau kegiatan-kegiatan lain
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

Human capital ini dapat diaplikasikan melalui berbagai bentuk investasi sumber daya manusia
diantaranya pendidikan, peningkatan kesehatan dan gizi, program kependudukan, dan sebagainya.
Dengan demikian, Investasi sumber daya manusia (SDM) bukan merupakan tanggung jawab salah satu
sektor pembangunan, tetapi tanggung jawab multisektor di dalam suatu kesatuan secara integral. Namun
dari berbagai bentuk investasi SDM tersebut, pendidikan dapat dikatakan sebagai katalisator utama
pengembangan SDM, dengan anggapan bahwa semakin terdidik seseorang, semakin tinggi pula tingkat
kesadarannya terhadap kesehatan, partisipasi politik, dan kegiatan lainnya.
Pendidikan sebagai sebuah investment in human capital formation
Manusia adalah faktor utama yang perlu dikelola dengan baik, seperti team work,
leadership, individual capability, dan the organizational climate. Modal manusia (human
capital) dari suatu organisasi merupakan bagian dari modal intelektual (intellectual
capital) yang dimiliki oleh organisasi tersebut, yang bersama-sama dengan modal
keuangan (financial capital) dapat memberikan nilai tambah (added value) bagi
organisasi.

Human capital adalah pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan seseorang yang


dapat digunakan untuk menghasilkan layanan profesional dalam hal ini yaitu pada bidang
pendidikan. Human capital mencerminkan kemampuan suatu organisasi secara kolektif
untuk menghasilkan suatu solusi terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh orang-
orang yang berada di dalam organisasi tersebut.
Hello!
Pendidikan sebagai sebuah investment in human capital formation
Konsep human capital diperkenalkan oleh Theodore W. Schulz melalui pidatonya yang
berjudul “Investment in Human Capital”, dihadapan para ekonom Amerika pada tahun 1960.
Para ekonom sebelumnya hanya mengenal capital fisik berupa alat-alat, mesin, dan peralatan
produktif lainnya yang diperkirakan memberikan kontribusi kepada pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan. Seiring berkembangnya zaman, teknologi saja tidak cukup menjadi alasan untuk
memberikan kontribusi keberhasilan pada suatu organisasi, untuk mengelola teknologi yang semakin
pesat membutuhkan tenaga yang cukup terampil secara pikiran.
Human capital analysis starts with the assumption that
Arti dari kalimat tersebut adalah analisis
individuals decide on their education, training, medical
modal manusia dimulai dengan asumsi
care, and other additions to knowledge and health by bahwa individu memutukan pendidikan,
Becker (1965), pelatihan, perawatan medis, dan
weighing the benefits and costs. Benefits include penambahan lainnya, pada pengetahuan
menyatakan : dan kesehatan dengan menimbang
cultural and other non monetary gains along with manfaat dan biaya. Manfaat termasuk
keuntungan moneter non budaya dan
improvement in earnings and occupations, while costs lainnya bersama dengan peningkatan
pendapatan dan pekerjaan, sementara
usually depend mainly on the foregone value of the time
biaya biasanya tergantung terutama pada
spent on these investment. nilai terdahulu dari waktu yang
dihabiskan untuk investasi.
Pendidikan sebagai sebuah investment in human capital formation

Penjelasan dari pengertian tersebut dapat diambil maknanya bahwa human capital
investment memang harus dilakukan, selain dapat meningkatkan pekerjaan juga dapat
meningkatkan penghasilan. Meningkatkan pekerjaan berarti bahwa setiap tenaga
kependidikan harus melakukan peningkatan pendidikan sehingga akan meningkat juga
tugas dan jabatan dari tenaga kependidikan tersebut, begitu juga dengan penghasilan.
Pendidikan sebagai salah satu bentuk investasi sumber daya manusia, maka
orientasinya dapat dipandang
  melalui tiga hal, yaitu :

Education for All ini mulai disosialisasikan melalui


Konferensi Internasional di Jomtien Thailand pada tahun 1990,
yang lebih dikenal dengan PUS atau Pendidikan Untuk Semua.
Education for All Deklarasi ini menegaskan bahwa setiap anak, remaja, dan semua
orang dewasa mempunyai hak (Hak Asasi) untuk memperoleh
(Pendidikan untuk keuntungan dan manfaat dari proses pendidikan yang
diarahkan pada pemenuhan semua kebutuhan dasar
Semua/Pendidikan pembelajaran (basic learning needs) setiap individu.

Universal)
Dari aspek ini pendidikan mengemban orientasi pada upaya mencerdaskan
kehidupan bangsa sebagaimana dituangkan dalam Pembukaan Undang Undang Dasar
1945. Fungsi ini tercermin pada ketentuan pasal 31 ayat (1) bahwa ”setiap warga negara
berhak mendapatkan pendidikan dan pengajaran dan pemerintah mengusahakan satu
sistem pendidikan nasional (ayat 2). Pasal ini merupakan landasan yang kuat bagi
pemerintah untuk mengemban program pendidikan untuk semua (education for all), hal
ini mengandung makna bahwa kebijakan pendidikan nasional yang ditempuh mampu
merespon kondisi masyarakat yang sangat beranekaragam tanpa memandang perbedaan
ras, suku bangsa, etnis, agama, sosio-ekonomi, dan budaya yang dianut. Jadi ruh nya
education for all telah dimiliki oleh kita jauh hari sebelum Deklarasi HAM itu
dirumuskan.
Pendidikan sebagai salah satu bentuk investasi sumber daya manusia, maka
orientasinya dapat dipandang melalui tiga hal, yaitu :
 

Education for Self-


Perspektif Education for Self-help berkaitan dengan
help (Pendidikan manpower supply and deman. Pendidikan berorientasi pada
penyiapan tenaga kerja terdidik, terampil dan terlatih sesuai
menjadikan individu dengan kebutuhan pasar kerja dalam masyarakat industri.
Pendidikan dalam kaitannya dengan penyiapan tenaga kerja
menolong dirinya
dapat diklasifikasikan menurut jalur (sekolah atau luar sekolah),
sendiri) jenis keahlian, jenjang keahlian dan jenjang pendidikan.
Pendidikan sebagai salah satu bentuk investasi sumber daya manusia, maka
orientasinya dapat dipandang
  melalui tiga hal, yaitu :

Return on
Atas dasar pemikiran bahwa pendidikan sebagai prinsip
investasi dalam rangka mendayagunakan tenaga manusia dalam
Investment in
pembangunan. Maka dari itu, pendekatan return on investment ini terletak
pada seberapa jauh program-program pendidikan dapat menghasilkan lagi
Education (Manfaat
hasil yang bersifat produktif, atau apa yang ditanamkan dalam pendidikan,
maka dalam hal hasilnya harus diperhitungkan kembali. Maka analisis
Investasi dalam
pendekatan ini pada dasarnya membandingkan antara manfaat biaya
(cost efektiveness) dengan biaya (invest).
Pendidikan)
Maka dari itu, terlebih dahulu perlu juga diketahui aspek-aspek biaya dalam
pendidikan, minimal dikategorikan dalam empat golongan, yaitu sebagai
berikut :
 
Biaya rutin Biaya persiapan tenaga
pengajar
Biaya modal terdiri dari gaji dan tunjangan yang misalnya dalam menyelesaikan kursus
dibayar/disediakan kepada tenaga persiapan professional seorang guru
memperoleh keahlian tertentu yang
terdiri dari unsur-unsur pengajar dan petugas, ditambah biaya
memungkinkan ia menjalankan
tanah bangunan, perabot, perlengkapan seperti buku pelajaran, jabatannya serta mendapatkan gaji
dan tunjangan yang sesuai dengan
dan peralatan. alat tulis, dsb. jabatan tersebut.
Biaya atas kesempatan
yang hilang dipaki
untuk pendidikan

selama dalam pendidikan, seseorang mengorbankan pendapatan


yang sebenarnya dapat diperoleh seandainya tidak mengikuti
program pendidikan.
Human capital investment dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, kekreatifan agar lebih produktifitas dalam mengerjakan tugas.
Alasan yang mendasari investasi pada human capital didasarkan pada tiga argumen, yaitu :

Bahwa seseorang harus terus dipacu


Bahwa generasi baru Bahwa generasi baru untuk mengembangkan seluruh ide,
harus diberikan harus diajarkan produk, proses dan metode melalui
bagaimana pengetahuan pendekatan yang kreatif. Diterapkannya
pengetahuan yang seharusnya digunakan human capital investment pada generasi
relevan yang untuk mengembangkan baru atau tenaga baru di sebuah lembaga
terakumulasi dari produk baru, menawarkan atau organisasi adalah salah satu cara
proses dan metode produksi untuk menanggulangi kemerosotan
generasi sebelumnya. yang baru dan memberikan kualitas dan mempertahankan standar
pelayanan. sebuah lembaga maupun organisasi
Ada dua jenis indikator yang dijadikan acuan untuk menilai bentuk
manfaat dari investasi pendidikan, yaitu

Private rate Private rate of return berhubungan secara langsung dengan


kebutuhan pendidikan dan pembiayaan pendidikan, dimana nilai manfaatnya
dilihat dari dua jenis :
1. Kenaikan produksi barang dan jasa oleh seorang anggota angkatan kerja
of return 2.
yang diakibatkan proses pendidian/latihan yang diterimanya.
Kenaikan mutu kehidupan atau kepuasaan jiwa yang dinikmati oleh
seseorang disebabkan pendidikannya.
Ada dua jenis indikator yang dijadikan acuan untuk menilai bentuk
manfaat dari investasi pendidikan, yaitu

Sosial rate of return (nilai kembali bagi masyarakat) berhubungan


dengan biaya dan keuntungan pendidikan untuk masyarakat secara
Sosial rate keseluruhan dan bukan untuk peseorangan, artinya :
1. Adanya seeorang yang menikmati keuntungan tersebut tidak
mengurangi kemungkinan orang lain untuk menikmatinya juga.
of return 2. Tak seorang pun dapat dihindari menikmati manfaat/keuntungan
tersebut terlepas apakah ia ikut serta atau tidak dalam pembiayaan.
B. Costing educational plan

Dalam implementasinya, manajemen pembiayaan harus diatur dan


dikelola secara transparan, efesien dan akuntabel. Untuk mencapai tujuan
tersebut, dibutuhkan kreativitas kepala sekolah dalam menyusun Costing
Educatinaol Plan atau perencanaan pembiayaan pendidikan yang
selanjutnya di tuangkan dalam bentuk Rencana Anggaran Pendapatan
Belanja Sekolah (RAPBS), menggali sumber-sumber dana, menempatkan
bendaharawan yang menguasai dalam pembukuan dan pertanggungjawaban
keuangan sesuai paraturan dan perundangan yang berlaku.
B. Costing educational plan

RAPBS disusun sesuai ketentuan yang berlaku agar semua dana yang diperoleh
sekolah benar-benar dimanfaatkan secara tertib, efektif dan efisien. Dalam
penyusunan RAPBS dimulai dengan mengkaji perubahan-perubahan peraturan
perundang-undangan, tuntutan peningkatan mutu pendidikan yang mungkin membuka
peluang, dalam hubungan ini pemberian wewenang kepada kepala sekolah (otonomi
sekolah) untuk mengelola keuangan sekolah yang menjadi tanggung jawabnya
menjadi sangat strategis. Dalam penyusunannya RAPBS tidak dapat dipisahkan
dari RKJM, RKT dan RKAS, agar terjadi kesesuaian dalam pengelolaan
manajemen pembiayaan.
Penyusunan RKAS, sekolah perlu memperhatikan beberapa asas
penyusunan anggaran yaitu :
1. Azas kecermatan; maksudnya adalah Anggaran harus disusun dengan secara cermat mungkin, baik dalam hal
penjumlahan, pengurangan, perkalian, clan pembagian. Hal ini diperlukan dengan maksud agar secara efektif dapat terhindar
dari kemungkinan kekeliruan dalam penghitungan. Asas ini menuntut kepada semua pihak yang terkait dengan penyusunan
clan pembuatan RKAS untuk senantiasa bertindak hati-hati. RKAS disusun dengan mempertimbangkan secara
konperehensif semua aspek. Sehingga kemudian diperoleh RKAS yang efisien clan memberikan manfaat.

2. Azas Terinci; Detil dan dirinci dengan baik sangat diperlukan dalam penyusunan anggaran dalam RKAS. Di dalamnya
termuat dengan detil dan lengkap mengenai penerimaan clan pengeluaran atau pembelanjaan. Dengan detil clan terinci maka
akan memudahkan untuk dilihat clan dicermati. Dan rencana kegiatan clan anggaran sekolah/madrasah tersebut menjadi jelas
clan akan dapat membantu unsur pengawasan. Proses pengawasan menjadi mudah dilakukan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan, baik dari unsur internal ataupun unsur eksternal.
Penyusunan RKAS, sekolah perlu memperhatikan beberapa asas
penyusunan anggaran yaitu :
3. Azas Keseluruhan; Rencana Kegiatan clan Anggaran Sekolah (RKAS) yang disusun telah mencakup
seluruh aktivitas keuangan. Keseluruhan aktivitas keuangan dari awal sampai akhir tahun anggaran
tercantum dengan baik

4. Asas Keterbukaan; Asas keterbukaan atau transparansi adalah membuka diri terhadap hak orang lain
untuk mendapatkan informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif. Semua pihak yang telah
ditentukan oleh peraturan atau pihak yang terkait dengan sumber pembiayaan sekolah dapat memonitor aktivitas
yang tertuang dalam penyusunan anggaran maupun dalam pelaksanaannya. Hal ini mudak diperlukan
untuk menciptakan kepercayaan antar pemangku kepentingan (stakeholder). Caranya adalah dengan menyediakan
informasi dan juga menjamin bahwa informasi yang akurat dan memadai mudah diperoleh.

5.
Secara kelembagaan atau organisasi perencanaan pembiayaan harus
disusun berdasarkan prinsip-prinsip, sebagai berikut :

1 Adanya pembagian wewenang dan


tanggung jawab yang jelas dalam
sistem manajemen dan organisasi

3 Adanya penelitian dan


analisis untuk menilai 2 Adanya system akutansi
kinerja organisasi yang memadai dalam
melaksanakan perencanaan
pembiayaan.

4 Adanya dukungan dan pelaksana


mulai dari tingkat atas sampai yang
paling bawah.
Penyusunan RKAS, sekolah perlu memperhatikan beberapa asas
penyusunan anggaran yaitu :
5. Asas Periodik; Pelaksanaan anggaran harus mempunyai batas waktu yang jelas atau pasti. Asas ini
terkait dengan sasaran Rencana Kerja Sekolah/Madrasah secara umum. Sasaran memegang peranan
penting karena merupakan acuan dalam kegiatan dan ukuran penentuan keberhasilan program. Sasaran
dianggap baik jika telah mencakup komponen SMART, yaitu specific (sasaran harus jelas dan fokus), measurable
(dapat diukur), achievable (menantang namun realistis dan dapat dicapai), relevant (sesuai kebutuhan),
timely (harus memiliki batas waktu).

6. Asas Pembebanan; Dalam asas pembebanan ini, dasar pembukuan terhadap pengeluaran/pembelanjaan dan
penerimaan anggaran perlu diperhatikan. Kapan suatu biaya pengeluaran dibebankan kepada anggaran ataupun
suatu penerimaan yang menguntungkan terhadap anggaran perlu diperhitungkan secara baik
Persoalan penting dalam Costing Educational Plan atau perencanaan pembiayaan pendidikan adalah bagaimana
memanfaatkan dana secara efektif dan efisien, mengalokasikan dana secara tepat sesuai dengan skala
prioritas. Itu sebabnya dalam prosedur peyusunan rencana pembiayaan memerlukan tahapan-tahapan yang
sistematik yaitu sebagai berikut:
a) Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan
b) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dinyatakan dalam uang, jasa dan barang.
c) Semua sumber dinyatakan dalam bentuk uang sebab pembiayaan pada dasarnya merupakan pernyataan
finansial.
d) Memformulasikan rencana pembiayaan dalam bentuk format yang telah disetujui dan dipergunakan oleh
instansi tertentu.
e) Menyusun usulan rencana pembiayaan untuk memperoleh persetujuan dari pihak yang berwenang.
f) Melakukan revisi usulan rencana pembiayaan.
g) Persetujuan revisi usulan rencana pembiayaan.
h) Pengesahan rencana pembiayaan
C. Cost Management as a cyclical system processes

Cost Management as a cyclical system processes merupakan rangkaian aktivitas mengatur


keuangan lembaga pendidikan mulai dari perencanaan, penatausahaan, pembukuan,
pembelanjaan,pengawasan, pelaporan, dan pertanggung jawaban keuangan lembaga
pendidikan sebagaimana tersaji pada skema berikut ini :

Siklus Manajemen Pembiayaan Lembaga Pendidikan


(Cost Management as a cyclical system processes)
 
Perencanaan dan

Penganggaran (RKS,
RKAS)

Pelaporan Pelaksanaan

Monitoring dan
evaluasi
C. Cost Management as a cyclical system processes

Berdasarkan skema di atas dapat diartikan bahwa Manajemen


Pembiayaan (Cost Management) merupakan suatu proses atau
tahapan – tahapan pembiayaan pendidikan yang terjadi secara
terus menerus membentuk suatu siklus (cyclical system
processes) pada sistem lembaga pendidikan.
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Human capital ini dapat diaplikasikan
melalui berbagai bentuk investasi sumber daya manusia. Human capital investment dilakukan dengan
tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, kekreatifan agar lebih produktifitas dalam
mengerjakan tugas. Diterapkannya human capital investment pada generasi baru atau tenaga baru di
sebuah lembaga atau organisasi adalah salah satu cara untuk menanggulangi kemerosotan
kualitas dan mempertahankan standar sebuah lembaga maupun organisasi. Untuk merealisasikan hal
tersebut diperlukan sumber daya manusia yang memiliki kualitas pendidikan yang baik. Kualitas pendidikan
yang baik harus didukung dengan pengelolaan manajemen pembiayaan yang juga baik dengan tingkat
perencanaan yang matang dalam bentuk Costing Educational Plan. Manajemen pembiayaan dalam suatu
lembaga pendidikan dilakukan secara kontinu dengan tahapan – tahapan yang sistematis, sehingga membentuk
Hello!
suatu siklus pembiayaan dalam lembaga pendidikan.
Hello!

Terima Kasih
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh

Hi!

Anda mungkin juga menyukai