Anda di halaman 1dari 30

Dr.

Aris Sugiharto, MKes (Epid)


EPIDEMIOLOGI HT
GAMBARAN UMUM
• HIPERTENSI : Peningkatan tekanan darah secara menetap ≥ 140/90
mmHg; yg mbri gejala berlanjut pd suatu target organ tubuh shg timbul
kerusakan lebih berat seperti stroke (otak : dampak kematian tinggi),
Penyakit Jantung Koroner (pembuluh darah jantung), penyempitan ventrikel
kiri / bilik kiri (otot jantung)
• (Sirkesnas):
- Pengukuran 32,4%,
- Diagnosis oleh nakes 12,9%
- Kontrol rutin 4%
• Angka kesakitan 6-15% pada dewasa, cenderung kasus meningkat
menurut peningkatan usia.
• 50% penderita tdk menyadari sbg penderita, sehingga penderita
menjadi lebih berat krn tdk merubah & menhindari Faktor Risiko.
• 70% Hipertensi ringan, maka banyak diabaikan/ terabaikan shg
menjadi ganas (HT Maligna)
 90% HT esensial : tdk diketahui seluk beluk penyebabnya,
sulit cari btk intervensi
• Hanya 5-10% penyebabnya diketahui seperti penyakit ginjal,
kelainan hormonal dan kelainan pembuluh darah
• Penyakit ginjal
• Kelainan hormonal
• Kelainan pembuluh
darah
• Hipertiroid
• Penyakit kelenjar
adrenal
GEJALA HIPERTENSI
• Sebagian besar tanpa disertai gejala yang mencolok
• Sakit/ rasa berat pada bagian kepala belakang (tulang tengkorak)
• Mudah tersinggung / marah (persoalan ringan mudah marah)
• Mual hingga muntah
• Sesak nafas
• Sukar tidur
• Gelisah
• Dll
Deteksi Dini Hipertensi
Sasaran usia ≥
15 tahun

Cara membaca hasil:

Sistolik
Diastolik
Denyut
Nadi

- Monitor akan mati secara otomatis


setelah 1 menit bila tidak ada pengguna
lagi.
- Jika sudah tidak digunakan, keluarkan
baterai dari tensimeter.

15
CARA MENGUKUR TEKANAN DARAH

Persiapan :
• Duduk tenang 3-5 menit
• Buang air kecil terlebih dahulu
• Hindari konsumsi kopi, alkohol dan rokok minimal 30 menit
sebelum pengukuran
PROSES PENGUKURAN
1. Posisi bersandar dan rileks
2. Lengan diposisikan di atas meja dengan ketinggian sejajar dengan posisi jantung
3. Posisi kaki tidak menyilang dan telapak kaki rata menyentuh lantai
4. Lipat lengan baju hingga memungkinkan manset menempel pada kulit lengan atau kalau tidak
memungkinkan tidak perlu dilipat (pakaian tdk tebal)
5. Masukkan lengan ke dalam lingkaran manset, dan letakkan tangan dalam posisi telapak tangan
menghadap ke atas dan posisi manset sejajar jantung
6. Tekan tombol start untuk memulai pengukuran dan manset akan mengembang
7. Tidak bergerak dan berbicara selama pengukuran
8. Letak manset sejajar posisi jantung, batas bawah manset sekitar 2,5 cm (2 jari) di atas lipatan siku
9. Bila menggunakan tensimeter digital, pastikan baterai berfungsi dengan baik
10. Lakukan pengukuran 2 (dua) kali, dengan jeda 1-2 menit. Ambil nilai rata-rata dari kedua pengukuran
tersebut.
11. Pada kunjungan pertama, pengukuran tekanan darah dilakukan pada kedua lengan untuk mendeteksi
kemungkinan adanya perbedaan tekanan. Pengukuran selanjutnya dapat menggunakan sisi lengan
dengan pengukuran tertinggi sebagai referensi.
12. Pada kunjungan pertama pasien diabetes melitus, lanjut usia dan kondisi lain dengan kecurigaan
kemungkinan terjadi hipotensi ortostatik, maka lakukan pula pengukuran tekanan darah 1-3 menit
setelah posisi berdiri.
BATASAN HIPERTENSI
Menurut JNC VII-2003

Klasifikasi Sistolik Diastolik Perubahan Gaya


Hidup
Normal < 120 dan < 80 Pertahankan
Pre Hipertensi 120-139 atau 80-89 Ya

Hipertensi Tk I 140-159 atau 90-99 Ya Ya

Hipertensi Tk II  160 atau  100 Ya Ya Ya


Hipertensi Systolik Terisolasi  140 atau < 90 Ya Ya
FAKTOR RISIKO DAN
PENGELOLAAN
HIPERTENSI
FAKTOR RISIKO

Umur : Tensi drh meningkat sesuai umur (>40)


Ras : Kulit Hitam > Putih
Urban/Rural : Kota > Desa
Geografis : Pantai > Pegunungan
Jns Kelamin : wanita > Laki-laki
Kegemukan : Gemuk > Kurus
Stres : Type A > B
Makanan : Tinggi garam, Tinggi lemak,
Minuman : Alkohol, Sodium
Rokok
Diabetes Mellitus (kencing manis)
Pil KB : Risiko meninggi dg lamanya
pakai (± 12 tahun berturut²)
PENGELOLAAN HIPERTENSI
1. Pencegahan
Ukur tensi secara teratur
Turunkan berat badan pada obesitas/kegemukan
Pembatasan konsumsi garam dapur
Hentikan konsumsi alkohol
Hentikan rokok
Olahraga teratur & istirahat cukup
Diet rendak lemak jenuh
Hindari stress
Pemberian kalium dlm bentuk makanan
(sayur dan buah)
2. Pengobatan Hipertensi
Berobat secara teratur
Minum obat, walaupun tidak ada keluhan (obat seumur
hidup)
Ikuti nasehat dokter
Diet rendah garam & lemak jenuh
Olah raga secara teratur
Hadapi persoalan tdk emosional
• Semua makanan trmsk buah & sayur yg diolah dng mgnk garam
dapur/soda; biskuit, daging asap, ham, bacon, dendeng, abon,
ikan asin, sayurdlm kaleng, ikan kaleng, kornet, ebi, telur asin,
telur pindang, sawi asin, asinan, acar dll
• Otak, ginjal, lidah, keju
• Margarin & mentega biasa
• Bumbu-bumbu; garam dapur, baking powder, soda kue, vetsin,
kecap, terasi, maggi, tomato ketchup, petis, taoco dll
DAMPAK MODIFIKASI GAYA HIDUP
TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

Modifikasi Rekomendasi Penurunan TD (mmHg)


Berat badan Pertahankan IMT 18,5 – 22.9 kg/m2* 5-20mmHg/penurunan
10 kg
Diet sehat Konsumsi sayur & buah cukup, hindari 8-14 mmHg
lemak
Batasi garam Konsumsi garam < 1 sendok teh kecil 2-8 mmHg
Aktivitas fisik Olah raga teratur : jalan kaki 30-45 menit 4-9 mmHg
(3 km)/hari – 5 kali per-minggu

Batasi alkohol Laki-laki : 2 unit minuman/ hari 2-4 mmHg


Perempuan : 1 unit minuman/ hari
tugas
• Menyusun resume dari 2 buah artikel penelitian tentang
penyakit hipertensi.
• Sistematika:
Pendahuluan (latar belakang, tujuan, metode, dll)
Hasil (hasil kajian)
Pembahasan
Kesimpulan & rekomendasi
Pustaka/ Referensi

Anda mungkin juga menyukai