Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KASUS

Oleh : Kelompok I
• Reynaldi tumewu • Alvindra H. Sigali
• Meiske Uli • Hasri ainun daaliuwa
• Juniska R. giu • Cecy rahmatia nihe
• Saskia Alulu • Alfath Dj Ibrahim
• Endru budiharto • Delawati Lahmudin
• Hasmawati
• Dhikamawadda Dunda
Skenario
Seorang Laki-laki berumur 40 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan
timbul bercak-bercak merah kira-kira tiga bulan yang lalu. Bercak timbul
pada bercak yang sudah sembuh dan sebagian di tempat baru. Bercak tidak
terasa gatal dan sakit. Jari-jari tangan pasien dirasa membengkak tidak
diketahui sejak kapan. Pasien juga merasakan agak sulit untuk
menggerakkan jari-jari tangan baik kanan maupun kiri tidak diketahui sejak
kapan. Namun pasien mengeluhkan sering merasa seperti tersetrum dan
kesemutan pada tangan sejak kurang lebih tiga tahun yang lalu. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien baik dan kesadaran
komposmentis. Tekanan Darah 120/80 mmHg, frekuensi pernapasan 18
x/m, frekuensi nadi 80 x/m, dan suhu aksila 36,5 OC.

S K E N A R I O S AT U | K E L O M P O K 1
Klasifikasi
istilah – istilah
penting
BERCAK MERAH JARI TANGAN BENGKAK

bercak merah pada kulit disebut sebagai plak kulit, yakni Jari tangan bengkak bisa disebabkan oleh
perubahan warna kulit menjadi merah dengan tekstur
pembesaran otot, peradangan, atau
permukaan yang halus. Namun pada beberapa jenis
bercak, permukaannya dapat teraba kasar. Bercak merah penumpukan cairan di dalam jari tangan.
pada kulit juga bisa disertai dengan keluhan lain, seperti Ketika otot-otot atau jaringan di dalam jari
gatal, iritasi, dan perih. Bintik merah pada kulit bisa
tangan membesar, tentunya jari tangan
disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, iritasi, dan
alergi. Sebagian besar bintik merah bisa hilang secara akan tampak bengkak.
alami dan tidak berbahaya, tetapi ada juga yang
memerlukan perawatan medis oleh dokter

KELOMPOK 1
S K E N A R I O S AT U |
SENSASI TERSETRUM DAN KESEMUTAN TEKANAN DARAH
Tangan manusia memiliki sistem saraf dan peredaran Tekanan darah adalah gaya atau dorongan darah
darah, sehingga bila terdapat gangguan pada sistem ke dinding arteri saat darah dipompa keluar dari
saraf umumnya bisa menimbulkan rasa seperti jantung ke seluruh tubuh. Tekanan darah
tersengat listrik.Selain itu, sensasi nyeri yang seperti merupakan tenaga yang terdapat pada dinding
tersengat listrik kemungkinan bisa terjadi akibat aliran
arteri saat darah dialirkan. Tenaga ini
darah yang kurang lancar, misalnya karena efek
mempertahankan aliran darah dalam arteri agar
penekanan yang terlalu lama pada bagian tubuh
tertentu. tetap lancar
Klasifikasi
istilah – istilah
penting
NADI SUHU BADAN

Denyut nadi menggambarkan frekuensi arteri Pengukuran suhu aksila adalah ukuran dari
(pembuluh darah bersih) yang mengembang dan kemampuan tubuh dalam menghasilkan dan
berkontraksi dalam satu menit sebagai respons menyingkirkan hawa panas dengan meletakan alat
terhadap detak jantung. Melalui denyut nadi, pemeriksaan pada daerah aksila/ketiak.
kamu juga bisa mengetahui detak jantung, irama Pengukuran suhu tubuh aksila memiliki presisi
jantung, hingga kekuatan jantung. Sehingga, yang cukup baik dan bersifat sederhana, sehingga
memeriksa denyut nadi bisa menjadi tanda mudah digunakan dalam praktik sehari-hari
apakah jantung bekerja dengan baik atau tidak

KELOMPOK 1
S K E N A R I O S AT U |
PERNAPASAN
Pernapasan atau bisa disebut juga dengan respirasi yang dapat didefinisikan sebagai sebuah
proses pengambilan oksigen dan pelepasan karbohidrat dan penggunaan energi yang ada di
dalam tubuh. Ketika manusia bernapas, berarti sedang terjadi proses masuknya oksigen ke dalam
tubuh dan pelepasan karbondioksida keluar tubuh. Pertukaran antara oksigen dan
karbondioksida tersebut terjadi di dalam darah manusia. Manusia yang memiliki pernapasan
yang normal ditandai dengan bernapas sebanyak 12-20 kali dalam satu menit
Kata atau 01
02
Bercak merah ti dak terasa gatal
Jari tangan bengkak

Problem 03
04
S e n s a s i te rse t r u m d a n ke s e m u ta n
Te k a n a n d a ra h

Kunci 05
06
Nadi
Pernapasan
Suhu badan
07

S K E N A R I O S AT U | K E L O M P O K 1
Mind Map Kadas/Kurap

BERCAK
KEMERAHAN
PADA KULIT

ERITEMA Kusta
MULTIFORMIS
S K E N A R I O S AT U | K E L O M P O K 1
Table Checklist
NO. Manifestasi Klinis KUSTA ERITEMA KADAS/
MULTIFORMIS KURAP
1. Bercak kemerahan   
pada kulit
2. Jari tangan 
membengkak

3. Gangguan saraf 
perifer

4. Sensasi kesemutan 

5. Bercak terasa tanpa 


sensasi nyeri

S K E N A R I O S AT U | K E L O M P O K 1
Apa Penyebab Bercak Merah pada kasus diatas ?

Pada Kasus diatas besar kemungkinan disebabkan oleh penyakit kusta. Kusta
 (Leprae, Morbus hansen) adalah penyakit yang disebabkan oleh
infeksi Mycobacterium leprae. Kuman ini bisa menyerang kulit, sistem syaraf
tepi, selaput lendir di saluran pernapasan atas, serta mata. Kuman ini bisa
menular melalui cairan (droplet) dari saluran pernapasan yang umumnya
menyebar ke udara saat penderita batuk atau bersin. Gejala utama kusta, yaitu
bercak perubahan warna menjadi lebih putih dan lesi di kulit ataupun bercak
merah seperti kurap yang berbentuk benjolan yang tidak hilang setelah
beberapa minggu atau lebih. Lesi kuit juga disertai gejala kebas pada bagian
tersebut dan kelemahan otot. Penyakit kusta juga bisa menyebabkan gejala
lain pada kulit. Kondisi ini bergantung dari pertumbuhan bakteri itu sendiri

Apa penyebab kesemutan yang berlangsung lama pada kasus diatas?

Manifestasi neurologis terbanyak pada kusta ialah adanya kerusakan saraf


perifer yang menyertai lesi kulit, terutama pada serabut saraf kulit dan
trunkus saraf. Gangguan pada saraf perifer tersebut meliputi gangguan
pada cabang saraf sensorik, otonom dan motoric yang menyebabkan rasa
kesemutan pada pasien yang mengalaminya

S K E N A R I O S AT U | K E L O M P O K 1
Mengapa pada kasus diatas pasien sulit menggerakan jarinya?

Pada reaksi terjadi proses inflamasi akut yang menyebabkan


kerusakan syaraf. Monitoring fungsi syaraf secara rutin sangat
penting dalam upaya pencegahan dini kecacatan. Kerusakan syaraf
terjadi kurang dari 6 bulan, kerusakan syaraf permanen tidak akan
terjadi bila deiobati dengan tepat. Bila cacat tersebut sudah telanjur
menjadi cacat yang permanen maka yang dapat dilakukan adalah
upaya pencegahan kecacatan yang bertambah berat. Kerusakan
akibat rusaknya syaraf tepi dibagi menjadi tiga tahapan, antara lain
:
Tahap 1 : Terjadinya kelainan atau penebalan pada syaraf, adanya
nyeri tanpa gangguan fungsi gerak, tapi sudah ternyadi gangguan
sensorik.
Tahap 2 : Terjadi kerusakan syaraf, timbulnya kelumpuhan ,
termasuk pada otot, kelopak mata, otot jari tangan dan kaki. Bila
berlanjut dapat terjadi anaya luka dan kekakuan sendi.
Tahap 3 : Terjadi kehancuran syaraf, menetapnya kelumpuhan,
terjadinya infeksi yang progresif dengan kerusakan tulang dan
kehilangan penglihatan

S K E N A R I O S AT U | K E L O M P O K 1
TUJUAN PEMBELAJARAN SELANJUTNYA
1. Di harapkan bisa mengerti dan mendalami masalah
sistem Integumen.
2. Diharapkan bisa menganalisa penyakit yang terdapat
pada kasus diatas.
3. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang untuk
menegakkan diagnosa dari kasus diatas.
4. Untuk mengetahui apakah penatalaksanaan lanjutan
dari kasus diatas

S K E N A R I O S AT U | K E L O M P O K 1
INFORMASI TAMBAHAN

Penyakit kusta atau lepra disebut juga Morbus Hansen, merupakan penyakit
kulit yang disebabkan oleh infeksi Mycobcterium leprae, bakteri aerob yang
menular kepada manusia melalui kontak langsung dengan penderita dan melalui
pernafasan. Penyakit kusta menyerang berbagai bagian tubuh, diantaranya saraf
dan kulit. Penyakit ini merupakan penyakit dengan tipe granulomatosa pada
susunan saraf tepi dan bagian atas dari pernafasan dan lesi pada kulit menjadi
tanda yang bisa diamati dari luar tubuh. Kusta dapat bersifat sangat progresif jika
tidak ditangani, menyebabkan kerusakan pada saraf, kulit, anggota gerak, dan
mata. (Kemenkes RI. 2018).
Permasalahan penyakit kusta yang sangat komplek terkait dengan kehidupan
klien kusta yang terjadi secara fisik, psikologis, dan sosial di komunitas
membutuhkan penanganan yang menyeluruh. Permasalahan fisik penyakit kusta
terkait dengan lesi pada kulit dan kecacatan fisik. Permasalahan psikologis kusta
akan mengakibatkan gangguan interaksi sosial pada penderitanya akibat
pandangan yang negatif dari masyarakat terkait penyakit kusta. Permasalahan
sosial muncul akibat ketakutan pada klien kusta di komunitas (leprophobia).
Kusta dibagi atas kusta tipe kulit dan kusta tipe urat syaraf. Indikasi kusta
berupa ruam-ruam pada kulit seperti panu, lalu membengkak dan lecet serta
mengeluarkan cairan. Hal yang harus diperhatikan untuk pasien kusta adalah
dengan memeriksa tangan atau kaki dengan teliti apakah ada luka atau lecet.
Jika ada luka, memar, lecet sekecil apapun haruslah dirawat dan diistirahatkan
bagian yang luka tersebut sampai sembuh (Depkes RI 2006, h. 100). Cara untuk
menjaga dan mencegah terjadinya kerusakan kulit adalah dengan minyak zaitun
yang memiliki beragam manfaat, baik untuk kesehatan maupun kecantikan.
Minyak zaitun dipercaya dapat membantu mempertahankan kelembapan dan
elastisitas kulit sekaligus memperlancar proses regenerasi kulit, sehingga kulit
tidak mudah kering dan berkerut.

S K E N A R I O S AT U | K E L O M P O K 1
KLARIFIKASI INFORMASI

Perawatan kulit pada penderita kusta sangatlah penting untuk mencegah


terjadinya kerusakan kulit sampai dengan kecacatan. Perawatan kulit dalam upaya
pencegahan terjadinya kerusakan kulit dapat dilakukan dengan pemberian minyak
zaitun, karena minyak zaitun mengandung berbagai asam lemak, vitamin, terutama
sumber vitamin E yang berfungsi sebagai anti oksidan alami yang membantu
melindungi struktur sel yang penting terutama membran sel dari kerusakan akibat
adanya radikal bebas. Vitamin E mempunyai manfaat lain untuk melindungi sel
darah merah yang mengangkut oksigen ke selurh jaringan tubuh dari kerusakan.
Vitamin E juga berperan sangat penting bagi kesehatan kulit, yaitu dengan
menjaga, meningkatkan elastisitas dan kelembapan kulit, mencegah proses
penuaan dini, melindungi kulit dari kerusakan akibat radiasi sinar ultraviolet, serta
mempercepat proses penyembuhan luka.
Dari hasil penelitian yang dilakukan Nuniek Nizmah Fajriyah, dkk (2015) pada
15 responden selama 30 hari yang menderita kusta di Wilayah Kerja Puskesmas
Buaran Kabupaten Pekalongan, keadaan kulit penderita kusta sebelum dilakukan
intervensi pemberian minyak zaitun yang tidak mengalami kerusakan kulit sebanyak
8 responden (53,3%) dan yang mengalami kerusakan kulit sebanyak 7 responden
(46,7%). Keadaan kulit penderita kusta sesudah dilakukan intervensi pemberian
minyak zaitun yang tidak mengalami kerusakan kulit sebanyak 14 responden
(93,3%) dan yang masih mengalami kerusakan kulit sebanyak 1 responden (6,7%).
Untuk mencegah terjadinya kecacatan dalam mengatasi kerusakan kulit, upaya
pencegahan yang dapat dilakukan di rumah adalah dengan melakukan perawatan
diri dengan rajin. Tangan yang mati rasa bisa terluka oleh karena benda panas,
benda tajam, gesekan dari alat kerja, dan pegangan yang terlalu kuat pada alat
kerja. Semua itu dapat dicegah dengan cara memeriksa apakah ada luka atau lecet,
melindungi tangan dari benda yang panas dan tajam ataupun kasar dengan
memakai kaos tangan tebal atau alas kain, merawat luka yang memar atau lecet
dan istirahatkan bagian tangan atau kaki tersebut sampai sembuh (Depkes RI 2006,
hal. 100) S K E N A R I O S AT U | K E L O M P O K 1
Analisa & Sintesis
Informasi
Berdasarkan data pasien pada skenario 1 dan data-data
penunjang yang tertuang dalam materi ini dapat
disimpulkan bahwa diagnosa medis yang tepat untuk
pasien dalam skenario 1 adalah Morbus Hansen/Kusta,
berdasarkan pertimbangan data keluhan pasien:
bercak-bercak merah pada bercak yang sudah sembuh
dan sebagian di tempat baru. Bercak tidak terasa gatal
dan sakit. Jari-jari tangan pasien dirasa membengkak
tidak diketahui sejak kapan, sulit untuk menggerakkan
jari-jari tangan baik kanan maupun kiri, merasa seperti
tersetrum dan kesemutan pada tangan, keadaan umum
pasien baik dan kesadaran komposmentis, Tekanan
Darah 120/80 mmHg, frekuensi pernapasan 18 x/m,
frekuensi nadi 80 x/m, dan suhu aksila 36,5 OC
S K E N A R I O S AT U | K E L O M P O K 1
Konsep Medis Kusta
Penyakit kusta atau lepra adalah penyakit yang disebabkan
olehinfeksi Mycobacterium leprae.Penyakit kusta juga disebut
MorbusHansen atau Satyriasis.Kusta dapat menyerang semua umur
danbukan penyakit keturunan.Kusta menyerang berbagai bagian
tubuhdiantaranya saraf dan kulit penyakit ini adalah tipe penyakit
granulomatosa pada saraf tepidan mukosa dari saluran pernafasan
atas lesi pada kulit adalah tandayang bisa diamati dari luar.Saraf
yang terserang menjadi mati rasa,destruksi jari dan deformitas
terjadi kemudian.Bila tidak ditanganidengan benar, kusta dapat
sangat progresif menyebabkan kerusakanpada kulit, saraf-saraf,
anggota gerak dan mata.

S K E N A R I O S AT U | K E L O M P O K 1
Etiologi Kusta
Penyakit kusta disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae.
Mycobacterium ini adalah kuman aerob, tidak membentuk
spora,berbentuk batang, dikelilingi oleh membran sel lilin yang
merupakanciri dari spesies Mycobacterium. Kuman berukuran
panjang 1-8micro, lebar 0,2 – 0,5 micro biasanya berkelompok dan
ada yangersebar satu-satu, hidup dalam sel dan bersifat tahan
asam (BTA) ataugram positf.
Bakteri kusta banyak terdapat pada kulit tangan, daun telinga,dan
daun mukosa. Bakteri ini mengalami proses pembelahan
cukuplama antara 12-21 hari. Kuman M.leprae masuk ke dalam
tubuh,setelah itu menuju sel pada saraf tepi. Di dalam sel,
kumanberkembang biak, sel tersebut pecah dan kemudian
menginfeksi selyang lain atau ke kulit.Daya tahan hidup kuman
kusta mencapai 9hari diluar tubuh manusia.Kusta memiliki masa
inkubasi 2-5 tahunbahkan juga dapat memakan waktu lebih dari 5
tahun.

S K E N A R I O S AT U | K E L O M P O K 1
MANIFESTASI KLINIS
Timbulnya penyakit kusta pada seseorang tidak mudah, hal inibergantung pada beberapa faktor.
Mycobacterium lepraememilikimasa inkubasi penyakit yang sangat lambat yaitu sekitar 5 tahun
dangejala yang ditimbulkan baru mulai muncul setelah 20 tahun.Gejalakusta yaitu ditemukan
adanya lesi tunggal atau ganda, biasanya kurangberpigmen dari kulit sekitarnya.
Tanda awal berupa bercak keputihan dengan batas yang kadangkurang jelas dan mulai atau sudah
mati rasa pada area bercak. Tandatersebut masih belum dapat dipastikan tipenya.(2) Gejala-gejala
yangterdapat pada penderita penyakit kusta yaitu : panas dari derajatrendah sampai menggigil,
anoreksia, nausea, cephalgia, kadang-kadang disertai iritasi, neuritis.(15) Selain itu ada tanda-tanda
dugaanyang belum dapat digunakan sebagai dasar sesorang dinyatakanmenderita kusta. Tanda-
tanda tersebut diantaranya adalah bercak kulityang merah atau putih, bercak tidak gatal, kulit
mengkilap atau keringbersisik, ditemukan kelainan kulit seperti tidak berkeringat atau
tidakberambut, adanya luka yang sulit sembuh, nyeri tekan pada saraf,kelemahan anggota gerak
atau wajah dan rasa kesemutan, sepertitertusuk-tusuk dan nyeri pada anggota gerak.
Untuk menetapkan diagnosis penyakit kusta perlu dicari tanda-tanda utama (cardinal sign) yaitu:
Kelainan kulit yang mati rasaKelainan kulit atau lesi dapat berbentuk hipopigmentasi (bercakputih)
atau anestesi (mati rasa) pada kulit.
Penebalan saraf tepi yang disertai dengan gangguan fungsi saraf.Gangguan fungsi saraf ini
disebabkan peradangan saraf tepi yangkronis. Gangguan saraf ini bisa berupa :
Gangguan fungsi sensoris merupakan gangguan yang ditandaidengan mati rasa.
Gangguan fungsi motoris merupakan gangguan yang ditandaidengan kelemahan atau kelumpuhan
otot.
Gangguan fungsi otonom merupakan gangguan yang ditandaidengan kulit kering dan retak-retak.
Hasil pemeriksaan laboratorium dari kerokan jaringan kulitmenunjukkan BTA (basil
tahan asam) positif.
S K E N A R I O S AT U | K E L O M P O K 1
KLASIFIKASI
Klasifikasi kusta didasari dari hasil pemeriksaan klinis yangmeliputi inspeksi,
pemeriksaan sensibilitas, saraf tepi, saraf otonomdan kerokan jaringan kulit.(30) Setelah
seseorang didiagnosis kusta,maka tahap selanjutnya harus ditetapkan tipenya. Tujuan
klasifikasisangat penting untuk menentukan jenis pengobatan, lama pengobatandan
perencanaan logistik.(5) Penentuan klasifikasi kusta didasarkanpada tingkat kekebalan
tubuh dan jumlah kuman.
Kusta tipe Pausi Basiler disebut juga kusta kering dan tidakmenular sedangkan kusta
tipe Multi Basiler disebut kusta basahdansangat mudah menular.Pasien kusta tipe MB
yang belum diobati atautidak teratur berobat dapat menjadi sumber penularan.Penyakit
kusta juga diklasifikasikan dengan skala Ridley dan Joplingdalam 5 tipe sebagai berikut :
• Tuberculoid (TT)
Lesi yang ditemukan berjumlah 1-3, hasil pemeriksaan basil smearnegatif, hasil tes
lepromin positif 3, sel epitelberkurang, kerusakansaraf, sarkoid seperti granuloma
• Bordeline Tuberculoid (BT)
Jumlah lesi sedikit, hasil pemeriksaan basil smear positif 1,hasiltes lepromin positif 2, sel
epitel berkurang dan terjadi kerusakansaraf.
• Bordeline (BB)
Lesi sedikit atau banyak dan simetris. Hasil pemeriksaan basilsmear positif 2.
• Bordeline Lepromatous (BL)
Lesi banyak. Hasil pemeriksaan basil smear positif 3, hasil teslepromin positif.
• Lepromatous (LL)
Lesi banyak dan simetris, hasil basil smear positif 4, hasil tes
lepromin negatif. Terjadi peningkatan histiocytes, sel busa,granuloma seperti santhoma.
S K E N A R I O S AT U | K E L O M P O K 1
Kusta dikenal dengan penyakit menjijikkan karena
terdapat kecacatan tubuh.Tanpa komplikasi dalam
penyakit kulit edengan terbentuknya makula, infiltrate, dan
keduannya. Pada saraf perifer akan merespon dan akan
menjadi pembesaran juga terasa nyeri di nervus
PATOFISIOLOGI aurikularis, nervus uralis, nervus popliteal lateralis, nervus
tibialis posterior, nervus medianus, nervus radialis, nervus
facialis. Kerusakan pada saraf ulnaris memberikan respon
dalam manifestasi anastesia pada jari ujung kelingking
anterior dan jarimanis.
Apabila saraf medianus mengalami kerusakan lalu
dapat merespon dan timbul gejala seperti mati rasa pada
jari interior, jari tengah, dan telunjuk serta tidak bisa di
aduksi pada jari telunjuk, jari kelingking, jari tengah.
Apabila kerusakan yang terjadi di saraf radialis maka
akan terjadi merespondan muncul gejala mati rasa pada
dorsum menus tangan yang menggantung (wrist drop),
tidak adanya kemampuan meekstensi jari dan
pergelangan tangan
S K E N A R I O S AT U | K E L O M P O K 1
KOMPLIKASI
Berikut ini komplikasi yang dialami penderita kusta yaitu
• Menyerang ekstremitasYang paling diserang yaitu pada saraf
ulnaris danmengakibatkan jarikeempat dan kelima seperti
mencakar yang diakibatkan oleh kehilangandari fungsi otot.
Pada saraf medianus apabila terinfeksi maka
akanmenyebabkankelumpuhan pada jari tangan.
• Apabila pada hidung terinfeksi oleh bakteri maka akan
menyebabkanperdarahan, dan apabila tidak segera diobati
akan merusak tulang rawandan sampai kehilanganhidungnya.
• Indera penglihatan
Apabila penglihatan terinfeksi akan mengalami gangguan
penglihatanseperti buram dan terjadi keruh pada cairan
mata, juga dapat menyerangbagian saraf penglihatan dan
dapat mengalami kebutaan.
• Testis
Apabila testis diserang maka dapat menyebabkan terjadinya
infeksipada salurannya, dan jika tidak dilakukan terapi maka
akan terjadikerusakan yang permanen.
S K E N A R I O S AT U | K E L O M P O K 1
Asuhan Keperawatan
Pengkajian

Identitas pasien : Pemeriksaan fisik :


Nama : Tn. ID (laki-laki) - Ttv : TD : 120/80 mmHg
Umur : 40 Tahun
N : 80x/m
Keluhan masuk : Keluhan timbul R : 18x/m
bercak-bercak merah kira-kira tiga S : 36,5℃
bulan yang lalu, bercak tidak terasa
gatal dan sakit, bercak timbul pada - Timbul bercak-bercak merah kira-kira 3
bercak yang sudah sembuh dan bulan yang lalu
sebagian di tempat baru
- Bercak timbul pada bercak yang sudah
Riwayat penyakit sekarang : sembuh dan pada tempat baru
jari-jari tangan membengkak, sulit di
Gerakan,mengeluh sering merasa - Bercak tidakterasa gatal dan sakit
kesetrum/kesemutan pada tangan - Jari-jari tangan pasien terasa bengkak
sejak 3 tahun yang lalu
tidak tau sejak kapan
S K E N A R I O S AT U | K E L O M P O K 1
Asuhan Keperawatan
- Pasien juga merasakan
agak sulit untuk
menggerakan jari-jari
tangan kanan maupun kiri
tidak tau sejak kapan
- Pasien mengeluh sering
merasa kesetrum dan
kesemutan

S K E N A R I O S AT U | K E L O M P O K 1
S K E N A R I O S AT U |
KELOMPOK 1
Analisa Data
1.  
Masuk kedalam tubuh gangguan
Data Subjektif :   integritas
• Timbul bercak-bercak merah Saraf sensorik kulit
kira-kira 3 bulan yang lalu  
• Bercak timbul pada bercak yang Tangan kaki mati rasa
sudah sembuh dan pada tempat  
baru
• Bercak tidakterasa gatal dan Terdapat lesi pada kulit
sakit
• Jari-jari tangan pasien terasa
 
bengkak tidak tau sejak kapan Gangguan integritas kulit
Data Objektif :

S K E N A R I O S AT U | K E L O M P O K 1
1.  
Analisa Data Masuk kedalam tubuh Gangguan
  Mobilitas
Ds: fisik
• Pasien juga merasakan agak sulit untuk Kelemahan
menggerakan jari-jari tangan kanan  
Menyerang saraf ulnaris,aurikularis, radialis
maupun kiri tidak tau sejak kapan  
• Pasien mengeluh sering merasa  
kesetrum dan kesemutan
Kontraktur otot & sendi
DO : -  
 
Gangguan aktivitas
 
 

Gangguan
Mobilitas fisik

S K E N A R I O S AT U | K E L O M P O K 1
epidermis) atau jaringan (membrane mukosa. keutuhan. Kelembapan dan mencegah perkembangan
Kategori : Lingkungan Kornea, fasia, otot, tendon, tulang, kartilago, mikroorganisme.
Subkategori : Keamanan dan Proteksi
Definisi : Kerusakan kulit (dermis dan/atau kapsul sendi dan/atau ligament). Observasi
epidermis) atau jaringan (membran mukosa, kornea, Kriteria Hasil : Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
fasia, otot, tendon, tulang, kartilago, kapsul sendi Setelahdilakukan intervensi keperawatan (mis.perubahan sirkulasi, perubahan status nutrisi,
dan/atau ligamen) selama 3 x24 jammaka Integritas penurunan kelembaban,suhu lingkungan ekstrem,
DS :
Timbul bercak-bercak merah kira-kira 3 bulan yang Kulit/Jaringan Meningkat, dengan kriteria penurunan mobilitas)
hasil: Terapeutik
lalu
Bercak timbul pada bercak yang sudah sembuh dan 1. Kemerahan menurun 1. Gunakan produk berbahan petrolium atau minyak pada
pada tempat baru 2. Sensasi kulit membaik kulit kering.
Bercak tidak terasa gatal dan sakit 3. Tekstur membaik
2. Gunakan produk berbahan ringan/alami dan hipoalergik
Jari-jari tangan pasien terasa bengkak tidak tau   pada kulit sensitif
sejak kapan   3. Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit kering
Edukasi
4. Anjurkan menggunakan pelembab (mis.lotion,serum)
5. Anjurkan minum air yang cukup
6. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
7. Anjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur
8. Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrim
9. Anjurkan menggunakan tabir surya SPF minimal 30 saat
beradadi luar rumah
10. Anjurkan mandi dan sabun secukupnya
Kolaborasi :
-

SKENARIO DUA | KELOMPOK 2


Kategori : Lingkungan epidermis) atau jaringan (membrane mukosa. untuk memulihkan gangguan kulit.
Kornea, fasia, otot, tendon, tulang, kartilago, Observasi
Subkategori : Keamanan dan Proteksi
Definisi : Kerusakan kulit (dermis dan/atau kapsul sendi dan/atau ligament). 1. Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi, dan
epidermis) atau jaringan (membran mukosa, kornea, Kriteria Hasil : kontraindikasi obat
fasia, otot, tendon, tulang, kartilago, kapsul sendi
dan/atau ligamen) Setelahdilakukan intervensi keperawatan 2. Verifikasi order obat sesuai dengan indikasi
selama 3 x24 jammaka Integritas 3. Periksa tanggal kadaluwarsa obat
DS : Kulit/Jaringan Meningkat, dengan kriteria 4. Monitor efek lokal, efek sistemik dan efek samping obat
Timbul bercak-bercak merah kira-kira 3 bulan yang hasil:
lalu Terapeutik
Bercak timbul pada bercak yang sudah sembuh dan 1. Kemerahan menurun 5. Lakukan prinsip enam benar (pasien, obat, dosis, waktu,
pada tempat baru 2. Sensasi kulit membaik rute, dokumentasi)
Bercak tidak terasa gatal dan sakit 3. Tekstur membaik 6. Cuci tangan dan pasang sarung tangan
Jari-jari tangan pasien terasa bengkak tidak tau  
7. Bersihkan kulit dan hilangkan obat sebelumnya
sejak kapan   8. Oleskan agen topikal pada kulit yang tidak mengalami
luka, iritasi atau sensitif
9. Hindari terpapar sinar ultraviolet pada kulit yang
mendapatkan obat topikal
Edukasi
10.Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan yang
diharapkan, dan efek samping sebelum pemberian
11.Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan
efektifitas obat
12.Ajarkan teknik pemberian obat secara mandiri, jika perlu
Kolaborasi :

SKENARIO DUA | KELOMPOK 2


Implementasi Evaluasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan
(Implementasi Keperawatan) adalah pelaksanaan Evaluasi adalah proses penilaian
tindakan yang telah ditentukan, dengan maksud pencapaian tujuan serta pengkajian
agar kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal. ulang rencana keperawatan. Evaluasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan adalah
implementasi keperawatan terhadap pasien secara menilai respon pasien yang meliputi
urut sesuai prioritas masalah yang sudah dibuat subjek, objek, pengkajian kembali
dalam rencana asuhan keperawatan termasuk di (assessment), rencana tindakan
dalamnya nomor urut dan waktu ditegakkannya
suatu pelaksanaan asuhan keperawatan (Basri, (planning) (Basri, Utami & Mulyadi,
Utami & Mulyadi, 2020). 2020).
S K E N A R I O S AT U | K E L O M P O K 1
Thank You

S K E N A R I O S AT U | K E L O M P O K 1

Anda mungkin juga menyukai