Anda di halaman 1dari 33

Skema Pembiayaan, Kelembagaan

dan Inovasi Perencanaan dan


Pengelolaan Air Bersih
Disampaikan oleh:
Dr. Tri Mulyani Sunarharum, S.T.

MK Perencanaan Sistem Infrastruktur Air Bersih dan Sanitasi


Minggu Ke-7
Skema Pembiayaan:
KPBU
PENYELENGGARAAN SPAM
(PP Nomor 122 Tahun 2015)

Kerjasama dalam rangka efisiensi &


efektivitas penyelenggaraan SPAM
Penyelenggaraan SPAM

Tanggung Jawab

Pemerintah Pusat dan/atau


Pemerintah Daerah
Badan Usaha Swasta Wewenang
mengatur
Wewenang membentuk

Operator
BUMN/BUMD
Kerjasama
operasional Jika berada di luar jangkauan pelayanan BUMN/D
Masyarakat
UPT/UPTD Terlayani
Jika berada di luar jangkauan pelayanan
BUMN/D dan UPT/D
Kelompok Masyarakat

Untuk kawasan yang belum terjangkau Badan Usaha untuk kebutuhan


BUMN/D, dan UPT/D sendiri

Kerjasama penyelenggaraan SPAM di bawah 500lt/detik dg skema B to B, sementara di atas 500 lt/det dg skema KPBU

sumber: BPPSSPAM
KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL
PENYELENGGARAAN SPAM
KEBIJAKAN
STRATEGI PENYELENGGARAAN SPAM STAKEHOLDER
NASIONAL
• Koordinasi intensif dalam rangka menjamin ketersediaan air baku • Kemen PUPR (DJCK, DJSDA,BPPSPAM)
PENYEDIAAN AIR BAKU • KLHK (DJPDASHL)
ANDAL • Meningkatkan layanan sarana dan prasarana terkait air baku
BERKELANJUTAN
• Pemprov dan Pemkab/Pemkot
• Menerapkan SPAM regional untuk mengatasi keterbatasan air baku • Pokmas

PENINGKATAN CAKUPAN • Kemen PUPR (DJCK, DJSDA, BPPSPAM)


PELAYANAN MELALUI • Meningkatkan cakupan akses aman melalui jaringan perpipaan dan
• Kemendagri (DJBKD)
JARINGAN PERPIPAAN DAN SPAM BJP terlindungi yang memenuhi 4K dalam rangka memenuhi • Pemprov dan Pemkab/Pemkot
BUKAN SPM melalui penurunan kebocoran/NRW, pemanfaatan idle capacity,
JARINGAN PERPIPAAN • BUMN/BUMD
dan penambahan kapasitas • Penyelenggara SPAM
TERLINDUNGI
• Meningkatkan tata laksana pengawasan kualitas air minum • Kemen PUPR (DJCK, BPPSPAM, DJBK, Balitbang)
PEMENUHAN STANDAR • Menerapkan Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM)/Water Safety • Pemprov dan Pemkab/Pemkot
KUALITAS AIR MINUM Plan (WSP) • BUMN/BUMD
• Pembangunan inovasi teknologi untuk mendukung pemenuhan 4K • Penyelenggara SPAM

• Kemen PUPR (DJCK, DJSDA, BPPSPAM)


• Meningkatkan kapasitas SDM di tingkat pusat dan daerah • Kemendagri (DJBKD)
PENINGKATAN KAPASITAS • Pemprov dan Pemkab/Pemkot
PENYELENGGARA SPAM • Memperkuat peran dan fungsi dinas/instansi daerah dalam
penyelenggaraan SPAM • Perpamsi
• Penyelenggara SPAM

PENGEMBANGAN DAN • Kemen PUPR (DJCK)


PENERAPAN NSPK • Memperkuat regulasi dalam rangka 100% akses aman air minum • Kemendagri (DJBKD)
TERMASUK MENINGKATKAN • Memperkuat peran stakeholder s termasuk masyarakat dan Badan • Kemenkes (DJKM)
PERAN MASYARAKAT DAN Usaha • Pemprov dan Pemkab/Pemkot
BADAN USAHA • Penyelenggara SPAM

• Meningkatkan kemampuan pengelolaan pendanaan penyelenggaraan • Bappenas (Dit Perkim)


PENINGKATAN KEMAMPUAN • Kemen PUPR (DJCK)
PENDANAAN DAN PENGUATAN SPAM
• Mengembangkan alternatif sumber pembiayaan • Kemendagri (DJBKD, DJBPD)
PERAN & KOMITMEN
STAKEHOLDER TERKAIT • Kemkeu (DJPB)
• Meningkatkan peran dan komitmen penyelenggara SPAM dalam • Pemprov dan Pemkab
PENDANAAN alokasi pendanaan • Penyelenggara SPAM

sumber: BPPSSPAM Kerjasama penyelenggaraan SPAM di bawah 500lt/detik dg skema B to B, sementara di atas 500 lt/det dg skema KPBU
KOMPONEN PENGEMBANGAN SPAM

1. SPAM JP (Jaringan Perpipaan)


Jaringan Distribusi
Jaringan Reservoar Bagi
Transmisi
Air Baku Jaringan Distribusi Utama

Jaringan Distribusi
b er Reservoir/
Sum aku Intake IPA Watermeter Induk Offtake
Bagi
Air B

Jaringan Distribusi
Bagi
Sambungan
Rumah (SR)

UNIT AIR BAKU UNIT PRODUKSI UNIT DISTRIBUSI & PELAYANAN

2. SPAM BJP (Bukan Jaingan Perpipaan)

• SUMUR DANGKAL BAK PENAMPUNG TERMINAL BANGUNAN PERLINDUNGAN


• SUMUR POMPA TANGAN AIR HUJAN AIR MATA AIR

sumber: BPPSSPAM Kerjasama penyelenggaraan SPAM di bawah 500lt/detik dg skema B to B, sementara di atas 500 lt/det dg skema KPBU
SKEMA PEMBIAYAAN
PENGEMBANGAN SPAM

Jaringan Distribusi
Jaringan Reservoar Bagi
Transmisi
Air Baku Jaringan Distribusi Utama

Jaringan Distribusi
Reservoir/
Intake IPA Watermeter Induk Bagi
Offtake

Jaringan Distribusi
Bagi
Sambungan
Rumah (SR)

UNIT AIR BAKU UNIT PRODUKSI UNIT DISTRIBUSI & PELAYANAN

SPAM
KAB/KOTA KABUPATEN/KOTA KAB/KOTA
Pusat: Pusat: Pemerintah Kabupaten/Kota: Pemerintah Kabupaten/Kota:
- APBN melalui Ditjen SDA - APBN melalui Ditjen CK - APBD kab/kota - KPBU - APBD kab/kota
- Pinjaman pemerintah kab/kota - DAK
- CSR
SPAM REGIONAL
PROVINSI
PROVINSI - KPBU
Pusat: Pusat: Pemerintah Provinsi:: - Pinjaman pemerintah kab/kota
- APBN melalui Ditjen SDA - APBN melalui Ditjen CK - APBD provinsi - KPBU
- Pinjaman pemerintah provinsi PDAM:
- Internal cash
SPAM REGIONAL - Pinjaman perbankan
PUSAT PUSAT - B-to-B
Pusat: Pusat:
- APBN melalui Ditjen SDA - APBN melalui Ditjen CK - KPBU

sumber: BPPSSPAM Kerjasama penyelenggaraan SPAM di bawah 500lt/detik dg skema B to B, sementara di atas 500 lt/det dg skema KPBU
BEBERAPA SKEMA PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR

Pengadaan Penugasan KPBU


Konvensional BUMN/D

Penanggung Penanggung Penanggung


Jawab Proyek Jawab Proyek Jawab Proyek
Kerjasama (PJPK) Kerjasama (PJPK) Kerjasama (PJPK)

Kontraktor BUMN/ Badan Badan


BUMD Usaha Usaha
PERBEDAAN PENGADAAN INFRASTRUKTUR
SKEMA KONVENSIONAL DAN KPBU

KONVENSIONAL KPBU
100% biaya konstruksi dari APBN/APBD APBN/APBD biaya kontruksi tidak perlu 100%
Risiko konstruksi ditanggung pemerintah Risiko konstruksi ditanggung swasta
Fokus pada pengadaan aset fisik Fokus pada pengadaan layanan
Pemerintah harus kontrak pengadaan untuk masing- Kontrak tunggal dengan Badan Usaha untuk suluruh
masing kegiatan: perancangan, konstruksi, O&M serta kegiatan perancangan, konstruksi, O&M disertai
layanan tambahan pembiayaannya
Risiko operasi dan kinerja aset ditanggung pemerintah Risiko operasi dan kinerja aset ditanggung swasta

Design dibuat pemerintah sehingga ada keterbatasan Persaingan yang kompetitif memungkinkan Badan Usaha
inovasi berinovasi
Rawan intervasi politik Transparan sehingga mencegah intervensi politik dan
meningkatkan value for money bagi masyarakat
Struktur Proyek dengan Skema KPBU

Skema KPBU
• Struktur proyek KPBU berdasarkan buku
panduan Kerjasama Pemerintah dan
Swasta (KPS) oleh Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian tahun
2010, dibagi dalam 3 kelompok:

a. Pemerintah sebagai pembuat

kebijakan, peraturan dan mitra kerja

b. Badan Usaha yang melaksanakan


proyek KPBU

c. Penyedia Modal dan Jaminan


Definisi dan Dasar Hukum KPBU

Kerjasama antara Pemerintah dan 1. Peraturan Presiden No. 38 Tahun 2015 tentang
Badan Usaha dalam Penyediaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha
Infrastruktur untuk kepentingan dalam Penyediaan Infrastruktur
umum dengan mengacu pada
spesifikasi yang telah ditetapkan
2. Peraturan Menteri PPN / Kepala Bappenas No.4
sebelumnya oleh Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah/Badan Usaha
Tahun 2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Milik Negara/Badan Usaha Milik Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha
Daerah, yang sebagian atau seluruhnya
menggunakan sumber daya Badan 3. Peraturan Kepala LKPP No. 19 Tahun 2015
Usaha dengan memperhatikan tentang Tata Cara Kerjasama Pemerintah
pembagian risiko diantara para pihak dengan Badan Usaha dalam Penyedian
Infrastruktur
Tujuan Penyelenggaraan KPBU

a. Mencukupi kebutuhan pendanaan secara berkelanjutan dalam Penyediaan


Infrastruktur melalui pengerahan dana swasta;
b. Mewujudkan Penyediaan Infrastruktur yang berkualitas, efektif, efisien, tepat sasaran,
dan tepat waktu;
c. Menciptakan iklim investasi yang mendorong keikutsertaan Badan Usaha dalam
Penyediaan Infrastruktur berdasarkan prinsip usaha secara sehat;
d. Mendorong digunakannya prinsip pengguna membayar pelayanan yang diterima, atau
dalam hal tertentu mempertimbangkan kemampuan membayar pengguna; dan/atau
e. Memberikan kepastian pengembalian investasi Badan Usaha dalam Penyediaan
Infrastruktur melalui mekanisme pembayaran secara berkala oleh pemerintah kepada
Badan Usaha
Prinsip KPBU
a. Kemitraan  didasarkan pada
d. Pengendalian dan pengelolaan risiko 
ketentuan peraturan perundang-
dilakukan dengan penilaian risiko,
undangan dan persyaratan yang
pengembangan strategi pengelolaan, dan
mempertimbangkan kebutuhan
mitigasi terhadap risiko;
kedua belah pihak;
b. Kemanfaatan  memberikan e. Efektif  mampu mempercepat
manfaat sosial dan ekonomi bagi pembangunan sekaligus meningkatkan kualitas
masyarakat; pelayanan pengelolaan dan pemeliharaan
infrastruktur; dan
c. Bersaing  dilakukan melalui
tahapan pemilihan yang adil, f. Efisien  mampu mencukupi kebutuhan
terbuka, dan transparan, serta pendanaan secara berkelanjutan dalam
memperhatikan prinsip persaingan Penyediaan Infrastruktur melalui dukungan
usaha yang sehat; dana swasta.
sumber: BPPSSPAM
sumber: BPPSSPAM
Kelembagaan
ASPEK KELEMBAGAAN
 rencana pengembangan organisasi dan sumber daya manusia
untuk dapat meningkatkan efisiensi pengelolaan SPAM

LINGKUP KAJIAN
a. Sumber Daya Manusia
- Tingkat pendidikan
- Kualitas
b. Struktur organisasi dan penempatan kerja sesuai latar belakang pendidikan
mengacu pada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
c. Alternatif kelembagaan kerjasama pemerintah dan swasta
KELEMBAGAAN

Kelembagaan dimaksud adalah:


1) kelembagaan struktural di lingkungan organisasi pemerintah daerah setingkat dinas, sub
dinas, atau seksi yang tugas dan fungsinya terkait dengan pengembangan SPAM,
2) termasuk UPTD/BLUD;
3) kelembagaan PDAM; dan
4) kelembagaan penyelenggara pengembangan SPAM ada di masyarakat seperti koperasi,
badan usaha milik desa, yayasan, atau badan usaha lainnya
ANALISIS KELEMBAGAAN

• Analisis terhadap kelembagaan tentunya tidak hanya menganalisis


keberadaan struktur organisasinya saja, namun analisis terhadap
pelaksanaan tugas dan fungsinya, sumber daya manusia dan tata
kerjanya, termasuk pemenuhan persyaratan atau kewajiban-
kewajiban yang harus dipenuhi sebagai suatu organisasi
penyelenggara pengembangan SPAM yang berkualitas (misalnya untuk
UPTD/BLUD, PDAM, BUMDES, atau Koperasi).
PERAN DAN KEMITRAAN BADAN USAHA DAN MASYARAKAT

• Analisis terhadap peran dan kemitraan badan usaha dan masyarakat dilakukan dengan
melihat apakah pada saat sekarang di daerah yang bersangkutan sudah ada kerjasama
dengan badan usaha atau masyarakat dalam pengembangan SPAM (termasuk SPAM
untuk keperluan sendiri), dan seandainya telah ada, bagaimanakah kinerjanya saat ini.
• Apabila belum ada badan usaha yang tertarik untuk berinvestasi di bidang air minum di
daerah yang bersangkutan, kendala dan permasalahan apa yang kira-kira pernah
disampaikan oleh badan usaha yang bersangkutan (misalnya: masalah tarif awal dan
penyesuaiannya, peraturan investasi di daerah yang tidak kondusif, khawatir adanya
ketidakpastian hukum akibat adanya pergantian pimpinan di daerah, atau lingkup
pengembangan SPAM yang akan dikerjasamakan kurang menarik).
TANTANGAN DAN ISU STRATEGIS

1. Tantangan merupakan kendala yang akan dihadapi, yang merupakan benturan


terhadap tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Ada yang bisa diperkirakan(dapat
ditepis dengan memaksimalkan peluang atau kesempatan yang diperoleh dari
lingkungan eksternal), dan ada yang tidak bisa diperkirakan(ditepis dengan
memaksimalkan daya atau kekuatan organisasi).

2. Isu Strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan
dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan dengan
karakteristik bersifat penting, mendasar, mendesak, dan menentukan tujuan
penyelenggaraan SPAM.

3. Isu-isu strategis umumnya dirumuskan berdasarkan permasalahan-permasalahan


pembangunan, tantangan dan potensi pembangunan kedepan, yang dapat meliputi
aspek fisik-lingkungan, sosial-budaya, ekonomi-keuangan dan legal-kelembagaan.
TANTANGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL

Tantangan internal : Tantangan eksternal:


 Meningkatkan cakupan pelayanan air  Memenuhi target nasional
minum pengembangan SPAM
 Mengoptimalkan potensi dalam hal  Memenuhi komitmen MDG
pendanaan  Meningkatkan tingkat derajat
 Adanya tuntutan untuk kesehatan masyarakat
penyelenggaraan SPAM yang profesional  Meningkatkan iklim investasi yang
 Memenuhi kebutuhan air baku untuk air kompetitif
minum
Inovasi
Cultivando Agua Boa/Cultivando Agua Buena, Brazil

When Itaipu Binacional, the world’s largest


hydropower plant, was built in the 1980s,
environment was seen as a limiting factor for
economic development. Thus the creation of
the dam, and growth and activity in the area
led to a reduction of biodiversity, the
disappearance of riverheads and a degradation
of water quality in surface and groundwater
sources.

A new approach to land and water


management was required. This need gave
birth to the “Cultivando Agua Boa” program.
The program aims to protect natural
resources and fight poverty in the region. It
works on social and environmental
problems, promoting a new vision of water
resources use through the participation of
all stakeholders involved.
Social arts for community mobilization and safe water access –
ONE DROP Project India

ONE DROP uses water to drive change with


a unique approach that empowers people
to improve their living conditions. Called
the “ABCs of Sustainability”, it is based on 3
comple- mentary components designed to
establish a solid foundation on which
communities can build and flourish: Access
to Water and Sanitation (“A”); Behavior
Change through Social Arts (“B”); Capital/
microloans (“C”) for economic
development.

Project India is rooted in the “A” and “B”


components. It is implemented in Odisha,
which is among the seven poorest Indian
states.
Terima Kasih

Email: yani.sunarharum@ugm.ac.id
LinkedIn: https://id.linkedin.com/in/trimulyanisunarharum
Instagram/Twitter: @YaniSunarharum

Anda mungkin juga menyukai