Anda di halaman 1dari 38

STANDAR 7 (G)

PENANGANAN
LIMBAH
Linduati Christina, S.Kep., Ns, MARS.,
CIPP
Disampaikan Pada Seminar Persiapan
Rumah Sakit Dalam Akreditasi
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi
( PPI )
Tanggal 30 – 31 Mei 2022
CURICULUM
VITAE
Linduati Christina Latamora,
S.Kep.,Ns, MARS.,CIPP PENDIDIKAN
Tempat/tgllahir : Sarulla,29 Oktober  SPK RSU UKI Jakarta, lulus tahun 1998
Jeniskelamin 1978  S1 Keperawatan STIKES BINAWAN Jakarta, lulus tahun 2012
Agama :: Perempuan  Program Profesi Keperawatan STIKES BINAWAN Jakarta, lulus
tahun 2014
Status perkawinan Kristen
: Kawin
Program Pasca Sarjana MARS, URINDO, Jakarta ,2021
Alamatrumah : Perumahan
PELATIHAN
Bumi
 Kursus Dasar Pencegahan Pengendalian Infeksi oleh
Pertiwi Blok N 10 Cilebut – PERDALIN

Hp Bogor  pada tanggal 1-4 Desember2014

: 081905036677  Pelatihan IPCN oleh HIPPII pada tanggal 7- 13 Juni


2015
Riwayat Pekerjaan : IPCN RSU UKI , tahun  Pelatihan penanggulangan Bencana/Disaster tgl 15-16
2015 – Oktober 2015
sekarang  Pelatihan TB DOTS tgl 13 September 2016
 Pelatihan Trainning of Trainer ( TOT ) PPSDM KEMENKES 17-
21 Juli 2017
 Pelatihan MOT PPSDM 30 oktober – 2 november 2018
 Pelatihan TOT BNSP 29 oktober – 2 november 2019
TIGA BELAS FOKUS STANDAR PPI
DALAM AKREDITASI
1.
6. MANAJEMEN
PENYELENGGA
LINEN
RAAN PPI DI
RS 11.
2. PROGRAM 7. LIMBAH
PPI INFEKSIUS KEBERSIHAN
TANGAN
8. 12.PENINGKATAN
3. PENGKAJIAN
PELAYANAN MUTU DAN
RISIKO
MAKANAN EDUKASI
9. RISIKO INFEKSI
4. PERALTAN PADA KONSTRUKSI 13.EDUKASI
MEDIS DAN RENOVASI PENDIDIKAN
DAN ATAU BMHP
DAN PELATIHAN
5. 10. PENULARAN
KEBERSIHAN INFEKSI
LINGKUNGAN
7.
LIMBAH
INFEKSIU
S
Standar PPI.
Rumah
7 sakit mengurangi risiko infeksi melalui pengelolaan limbah
infeksius sesuai peraturan perundang undangan
MAKSUD DAN TUJUAN
 Setiap hari rumah sakit banyak menghasilkan limbah, termasuk limbah
infeksius.
 Pembuangan limbah infeksius dengan tidak benar dapat menimbulkan risiko
infeksi di rumah sakit. Hal ini nyata terjadi pada pembuangan cairan tubuh dan
material terkontaminasi dengan cairan tubuh, pembuangan darah dan komponen
darah, serta pembuangan limbah dari lokasi kamar mayat dan kamar bedah
mayat (post mortem).
 Pemerintah mempunyai regulasi terkait dengan penanganan limbah infeksius dan
limbah cair, sedangkan rumah sakit diharapkan melaksanakan ketentuan
tersebut sehingga dapat mengurangi risiko infeksi di rumah sakit
Rumah sakit menyelenggaraan pengelolaan limbah dengan benar untuk meminimalkan
risiko infeksi melalui kegiatan sebagai berikut:
a) Pengelolaan limbah cairan tubuh infeksius;
b) Penanganan dan pembuangan darah serta komponen darah;
c) Pemulasaraan jenazah dan bedah mayat;
d) Pengelolaan limbah cair;
e) Pelaporan pajanan limbah infeksius.

 Salah satu bahaya luka karena tertusuk jarum suntik adalah terjadi penularan penyakit
melalui
darah (blood borne diseases).
 Pengelolaan limbah benda tajam dan jarum yang tidak benar merupakan kekhawatiran
staf terhadap keamanannya.
 Kebiasaan bekerja sangat memengaruhi timbulnya risiko menderita luka dan kemungkinan
terpapar penyakit secara potensial.
 Identifikasi dan melaksanakan kegiatan praktik berdasar atas bukti sahih (evidence
based) menurunkan risiko luka karena tertusuk jarum dan benda tajam.
 Rumah sakit perlu mengadakan edukasi kepada staf bagaimana mengelola dengan
aman benda tajam dan jarum.
 Pembuangan yang benar adalah dengan menggunakan wadah menyimpan khusus
(safety box) yang dapat ditutup, anti tertusuk, dan anti bocor baik di dasar maupun
di sisinya sesuai dengan peraturan perundangan.
 Wadah ini harus tersedia dan mudah dipergunakan oleh staf serta wadah tersebut
tidak boleh terisi terlalu penuh.
 Pembuangan jarum yang tidak terpakai, pisau bedah (scalpel), dan limbah benda
tajam lainnya jika tidak dilakukan dengan benar akan berisiko terhadap kesehatan
masyarakat umumnya dan terutama pada mereka yang bekerja di pengelolaan
sampah.
 Pembuangan wadah berisi limbah benda tajam di laut, misalnya akan
menyebabkan risiko pada masyarakat karena wadah dapat rusak atau terbuka.

Rumah sakit menetapkan regulasi yang memadai mencakup semua tahapan proses, termasuk
identifikasi jenis dan penggunaan wadah secara tepat, pembuangan wadah, dan surveilans
proses pembuangan
Elemen Penilaian PPI. 7
RS mengurangi risiko infeksi melalui pengelolaan
limbah infeksius sesuai peraturan perundang
undangan
Regulasi .
Dokumen Wawancara Observasi Simulasi Skor

a) Rumah sakit telah


menerapkan Bukti tentang  IPCN Unit terkait Unit terkait 0 - 5 - 10
Kebijakan , pengelolaan  Kesling Ranap/
pengelolaan limbah
Pedoman limbah rumah rajal
rumah sakit untuk , SPO sakit, Inst.
meminimalkan risiko observasi/monitori Kamar
infeksi yang ng dan laporan jenazah
meliputi Lab
a) – e) pada
maksud dan tujuan
Elemen Penilaian PPI. 7
RS mengurangi risiko infeksi melalui pengelolaan
limbah infeksius sesuai peraturan perundang
undangan
Regulasi
.
Dokumen Wawancara Observasi Simulasi Skor

Bukti tentang  IPCN Unit lab Unit lab 0 – 5 - 10


b) Penanganan dan Kebijakan , Pelaksanaan  Kesling
pembuangan Pedoman a)monitoring
darah serta , SPO , supervisi
komponen darah
sesuai dengan b)Tindak lanjut
regulasi, dipantau hasil supervisi.
( feed back)
dan dievaluasi, serta
di tindaklanjutnya. c) Laporan
Elemen Penilaian PPI. 7
RS mengurangi risiko infeksi melalui pengelolaan
limbah infeksius sesuai peraturan perundang
undangan
.
Regulasi Dokumen Wawancara Observasi Simulasi Skor

c) Pelaporan
pajanan limbah Bukti tentang  IPCN Unit terkait Unit terkait 0 – 5 - 10
infeksius sesuai Kebijakan , a) Monitoring  Kesling
dengan regulasi dan Pedoman b) Hasil supervisi  K3
dilaksanakan , SPO c)Pelaporan pajanan
pemantauan, limbah infeksius
evaluasi, serta d) Tindak lanjut hasil
tindak lanjutnya. supervise
e) Laporan
Elemen Penilaian PPI. 7.1
RS menetapkan pengelolaan kamar mayat dan
kamar bedah mayat sesuai dengan peraturan
perundang- undangan
Regulasi Dokumen Wawancara Observasi Simulasi Skor

Bukti tentang :  IPCN Proses Unit terkait 0 – 5 - 10


Kebijakan , • Monitoring,  Kepala/ pemulasa
a) Pedoman tentang staf r an
Pemulasaraa , SPO kegiatan kamar
n jenazah pemulasaran jenazah
dan bedah jenazah dan
mayat sesuai bedah mayat
dengan • Audit kepatuhan
regulasi. • Laporan
Elemen Penilaian PPI. 7.1
RS menetapkan pengelolaan kamar mayat dan
kamar bedah mayat sesuai dengan peraturan
perundang- undangan
Regulasi Dokumen Wawancara Observasi Simulasi Skor

b) Ada bukti Bukti tentang :  IPCN Proses Unit terkait 0 – 5 - 10


kegiatan kamar Kebijakan , • Monitoring,  Kepala/ pemulasa
mayat dan kamar Pedoman tentang staf r an
bedah mayat , SPO kegiatan kamar
sudah dikelola pemulasaran jenazah
sesuai dengan jenazah dan
peraturan bedah mayat
perundang- • Audit kepatuhan
undangan. • Laporan
Elemen Penilaian PPI. 7.1
RS menetapkan pengelolaan kamar mayat dan
kamar bedah mayat sesuai dengan peraturan
perundang- undangan
Regulasi Dokumen Wawancara Observasi Simulasi Skor

b) Ada bukti Bukti tentang :  IPCN Proses Unit terkait 0 – 5 - 10


kegiatan kamar Kebijakan , • Monitoring,  Kepala/ pemulasa
mayat dan kamar Pedoman tentang staf r an
bedah mayat , SPO kegiatan kamar
sudah dikelola pemulasaran jenazah
sesuai dengan jenazah dan
peraturan bedah mayat
perundang- • Audit kepatuhan
undangan. • Laporan
Elemen Penilaian PPI. 7.1
RS menetapkan pengelolaan kamar mayat dan
kamar bedah mayat sesuai dengan peraturan
perundang- undangan
Regulasi Dokumen Wawancara Observasi Simulasi Skor

c) Ada bukti Bukti tentang :  IPCN Proses Unit terkait 0 – 5 - 10


pemantauan dan Kebijakan , • Monitoring,  Kepala/ pemulasa
evaluasi, serta Pedoman tentang staf r an
tindak lanjut , SPO kegiatan kamar
kepatuhan prinsip- pemulasaran jenazah
prinsip PPI sesuai jenazah dan
dengan peraturan bedah mayat
perundang- • Audit kepatuhan
undangan • Laporan
7.2. LIMBAH
BENDA
TAJAM
Standar PPI 7.2
Rumah sakit menetapkan pengelolaan limbah benda tajam
dan jarum secara aman
Maksud dan Tujuan PPI 7.2
 Salah satu bahaya luka karena tertusuk jarum suntik adalah terjadi
penularan penyakit melalui darah (blood borne diseases).
 Pengelolaan limbah benda tajam dan jarum yang tidak benar merupakan
kekhawatiran staf terhadap keamanannya. Kebiasaan bekerja sangat
memengaruhi timbulnya risiko menderita luka dan kemungkinan
terpapar penyakit secara potensial.
 Identifikasi dan melaksanakan kegiatan praktik berdasar atas bukti sahih
(evidence based) menurunkan risiko luka karena tertusuk jarum dan
benda tajam.
 Rumah sakit perlu mengadakan edukasi kepada staf bagaimana
mengelola
dengan aman benda tajam dan jarum.
 Pembuangan yang benar adalah dengan menggunakan wadah
menyimpan
khusus (safety box) yang dapat ditutup, antitertusuk, dan antibocor baik
 Wadah ini harus tersedia dan mudah dipergunakan oleh staf serta wadah tersebut
tidak boleh terisi terlalu penuh.
 Pembuangan jarum yang tidak terpakai, pisau bedah (scalpel), dan limbah benda
tajam lainnya jika tidak dilakukan dengan benar akan berisiko terhadap
kesehatan masyarakat umumnya dan terutama pada mereka yang bekerja di
pengelolaan sampah.
 Pembuangan wadah berisi limbah benda tajam di laut, misalnya akan
menyebabkan risiko pada masyarakat karena wadah dapat rusak atau
terbuka

Rumah sakit menetapkan regulasi yang memadai mencakup:


Semua tahapan proses termasuk identifikasi jenis dan penggunaan wadah
secara tepat, pembuangan wadah, dan surveilans proses pembuangan.
Laporan tertusuk jarum dan benda tajam.
Elemen Penilaian PPI. 7.2
Rumah sakit menetapkan pengelolaan limbah benda
tajam dan jarum secara aman

a) Benda tajam dan


jarum sudah Regulasi Dokumen Wawancara Observasi Simulasi Skor
dikumpulkan, Bukti tentang :  IPCN Lihat Unit terkait 0 – 5 - 10
disimpan di dalam Kebijakan , • Monitoring,  IPCLN kepatuhan
wadah yang tidak Pedoman pengelolaa petugas
 Kepala/
tembus, tidak , SPO n limbah dalam
staf Unit
bocor, berwarna • Audit Pelayanan pengelolaan
kuning, diberi label kepatuha limbah
 Petugas
infeksius, dan n Cleannin benda tajam
dipergunakan • Laporan g service
hanya sekali pakai  Kesling
sesuai dengan
peraturan
perundang
undangan
Elemen Penilaian PPI. 7.2
Rumah sakit menetapkan pengelolaan limbah benda
tajam dan jarum secara aman

Regulasi Dokumen Wawancara Observasi Simulasi Skor


b) Bila pengelolaan Bukti tentang :  IPCN Lihat Unit terkait 0 – 5 - 10
benda tajam dan Kebijakan , • Monitoring,  KESLING kepatuhan
jarum dilaksanakan Pedoman pengelolaa petugas
 K3
oleh pihak luar , SPO n limbah dalam
rumah sakit harus • Kerjasama/ pengelolaan
berdasar atas MOU limbah
kerjasama dengan dengan benda tajam
pihak yang memiliki pihak luar pada pihak
izin dan sertifikasi RS ke 3
mutu sesuai dengan • Izin
peraturan transporter
perundangundanga • Izin
n pengelolaan
limbah B3
• Sertifikasi mutu
Elemen Penilaian PPI. 7.2
Rumah sakit menetapkan pengelolaan limbah benda
tajam dan jarum secara aman

Regulasi Dokumen Wawancara Observasi Simulasi Skor


Bukti tentang :  IPCN Lihat Unit terkait 0 – 5 - 10
Kebijakan , • Monitoring  KESLING kepatuhan
Pedoman • Audit petugas
 Petugas
, SPO • Laporan dalam
Cleanin
c) Ada bukti pengelolaan
g
data dokumen limbah
service
benda tajam
limbah benda
pada pihak
tajam dan
ke 3 Unit
jarum. terkait
Elemen Penilaian PPI. 7.2
Rumah sakit menetapkan pengelolaan limbah benda
tajam dan jarum secara aman

Regulasi Dokumen Wawancara Observasi Simulasi Skor


d) Ada bukti Bukti tentang :  IPCN Lihat Unit terkait 0 – 5 - 10
pelaksanaan Kebijakan , • MOU  KESLING kepatuhan
supervisi dan Pedoman • Monitoring petugas
 Petugas
pemantauan oleh , SPO • Supervisi dalam
Cleanin
IPCN terhadap • Audit pengelolaan
g
pengelolaan benda • Laporan limbah
service
benda tajam
tajam dan jarum  Ka pada pihak
sesuai dengan ruangan ke 3 Unit
prinsip PPI, / terkait
termasuk bila unit
dilaksanakan oleh
pihak luar rumah
sakit.
Elemen Penilaian PPI. 7.2
Rumah sakit menetapkan pengelolaan limbah benda
tajam dan jarum secara aman

Regulasi Dokumen Wawancara Observasi Simulasi Skor


Bukti tentang :  IPCN Lihat Unit terkait 0 – 5 - 10
Kebijakan , • Monitoring  KESLING kepatuhan
Pedoman • Supervisi petugas
 Petugas
e) Ada bukti , SPO • Audit Cleanin dalam
pelaksanaan kepatuhan g pengelolaan
pemantauan • Laporan limbah
service
benda tajam
kepatuhan prinsip-  Kepala
prinsip PPI sesuai unit/
regulasi. ruangan
PENGERTIA
N dari suatu kegiatan atau produksi
LIMBAH : adalah bahan sisa
yang sudah tidak dapat digunakan lagi
LIMBAH RUMAH SAKIT : adalah bahan sisa dari suatu kegiatan
pelayanan kesehatan yang sudah tidak dapat digunakan lagi.
LIMBAH PADAT RS : adalah semua limbah rumah sakit yang berbentuk
padat sebagai akibat kegiatan RS yang terdiri dari limbah infeksius
dan non infeksius
LIMBAH CAIR : adalah semua air buangan termasuk tinja yang
berasal
dari RS yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan
kimia beracun dan radioaktif serta darah yang berbahaya bagi
kesehatan
LIMBAH INFEKSIUS : adalah limbah yang terkontaminasi organisme
pathogen yang tidak secara rutin ada di lingkungan dan dalam
jumlah, virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit.
TUJUAN PENANGANAN
LIMBAH
• Mencegah penularan penyakit yang disebabkan oleh
kepada pasien, pengunjung dan tenaga limbah
melindungi
kesehatan masyarakat serta
• Melindungi petugas yang membawa limbah dari perlukaan
• Semua limbah di Lingkungan Rumah Sakit dapat di
kelola dengan baik dan benar
• Agar kualitas kesehatan masyarakat disekitar rumah sakit
tetap terjaga dengan baik
• Untuk menjaga Citra Rumah Sakit
SUMBER-SUMBER
LIMBAH

R.
R. Laboratoriu Perkantoran R.tangg Gizi/Dapur
Perawatan
Farmasi m a
JENIS LIMBAH DI RUMAH
SAKIT Limbah
Padat

• Infeksius Limbah Cair


• Non
Infeksius Limbah
• Radioaktif Benda Tajam

Limbah
Radioaktif
KATEGORI LIMBAH LAYANAN KESEHATAN
PENANGANAN
LIMBAH Masuk kantong plastik kuning dalam
kontainer limbah infeksius diberi label,
Infeksius (hazard) 10 ¾ penuh dibuang ,dibakar dalam
% insenerator

Masuk kantong plastik hitam dalam


kontainer limbah non infeksius diberi
General (non hazard) 85 label,
% ¾ penuh dibuang pada tempat
Penangan pembuangan akhir
Limbah
Chemical radioactive 5 Dibuang dalam tempat
% khusus

Dibuang dalam saluran limbah


Limbah cair
Cair (IPAL)
BEBERAPA HAL YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN
DALAM MERUMUSKAN KODEFIKASI WARNA
MENURUT JENIS LIMBAH PADAT

WARNA
NO KATEGORI KANTONG KETERANGAN

Hitam Dengan Lambang Limbah


01 Limbah Umum (Non Medis) Umum

Kuning Kantong Plastik Yang


02 Limbah Infeksius ( Limbah Medis ) Kuat dan anti Bocor

Ungu Kantong plastik kuat dan


03 Limbah Sitotoksis anti
Bocor
Coklat Kantong Plastik atau
04 Limbah Kimia dan Farmasi Kontainer

Merah Kantong Box timbal dengan


Radio Aktif Simbol Radio Aktif
05
PROSES PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS
PADAT
Pemilahan Pewadahan Pengumpulan Pengangkutan

Incenerator

Pemusnahan
Pemilahan Limbah harus dipisahkan dari sumber dan jenis nya.
Semua Limbah harus diberi lebel yang jelas
Sebaiknya memakai kantong plastik sesuai jenis limbah

Pewadahan  Kantong boleh dibawa setelah terisi 2/3 bagian dari


kantong plastik
 Petugas yang menangani harus memakai APD
 Limbah infeksius: Incenerator
 Limbah non infeksius : Pemb. Limbah umum
 Limbah benda tajam : Incenerator
 Limbah cair :Spoelhok
 Limbah feses, urine, Wc
 Limbah pec. kaca Kontainer tahan tembus
 Bila terjadi pemilahan yang salah segera melaporkan
kepada penanggung jawab.
Penyimpanan  Simpan limbah ditempat penampungan sementara
khusus
 Tempatkan limbah dalam kantong plastik dan ikat dgn kuat
 Setiap hari limbah diangkat dari tempat penampungan
sementara
 Petugas memastikan Limbah dengan Biohazar yang sama
 Kantong tersebut harus ditempatkan pada ruang atau
empat yang kedap terhadap binatang, kutu dan hewan
perusak
 Limbah tidak lebih dari 2x24 Jam pada musim hujan, 1x24
jam pada musim kemarau.
Pengangkutan  Pengangkutan limbah harus mengg. kereta dorong khusus
 Kereta dorong harus kuat, mudah dibersihkan dan tertutup
 Tidak boleh ada yang tercecer
 Sebaiknya lift pengangkut limbah berbeda dengan lift pasien

Pembuangan  Limbah Medis di musnahkan dengan Incinerator


 Limbah Umum pada umumnya Rumah sakit bekerjasama dengan
tata kota atau Dinas Kebersihan Kota
Pengelolaan Limbah Benda
Tajam
 Tersedia Wadah yang tidak mudah tembus oleh benda tajam
tusukan,
/ tahan bocor ( jerigen bekas, kardus yang tahan benda
tajam)
 dan tertutuppenutup
Mempunyai berlabelyang
biohazard
tidak yang kuning kembali
bisa dibuka
 Mempunyai petugas yang berpengalaman dan
mempunyai pengetahuan tentang Limbah benda tajam di
Rumah sakit
 Limbah benda tajam yang telah di kemas pada tempatnya setelah
berisikan ± 2/3 bagian kemudian dibawa ke incinerator untuk
dibakar / dimusnah
PENGOLAHAN LIMBAH
CAIR
Unit Pengelolaan Limbah ( UPL ),

Merupakan sarana untuk mengolah limbah


cair dari mulai limbah kotor kemudian
disini diproses sampai menjadi cukup
bersih dan memenuhi baku mutu yg
ditetapkan oleh pemerintah
KESIMPULA
N
⚫Pengelolaan limbah Medis dan Benda tajam , bagian yang tidak
bisa dipisahkan dengan pengelolaan layanan kesehatan lainnya
dalam pencegahan penularan infeks
⚫Pengelola limbah seharusnya memahami tekhnik pengelolaan
limbah : Limbah non medis infeksius dan non infeksius, limbah benda
tajam
CATAT YANG
KAMU KERJAKAN
KERJAKAN YANG
KAMU CATAT

Anda mungkin juga menyukai