Filsafat Hukum
Filsafat Hukum
Oleh
Prof. Dr. Pasolang Pasapan, SH., MH.
Aliran-aliran dalam FH
1. Hukum Kodrat
2. Positivisme Hukum
3. Utilitarisme
4. Historisme
5. Sosiological Jurisprudence
6. Realisme Hukum
7. Freirechtslehre
Pert III
TAHAP PERKEMBANGAN PEMIKIRAN HUKUM/ I. ZAMAN YUNANI
KUNO
• Salah satu persoalan pokok dalam pemikiran hukum adalah :
Apakah hukum itu ?
• Hukum berlaku sebagai perangkat normatif yang menjamin kepentingan warga negara
* Kaum sofis belum membedakan secara tegas : hukum – agama – moralitas –
kebiasaan – keadilan
• Zenophon : tak seorangpun pantas mendapatkan pujian kecuali ia mengerti apa itu hukum
•Diskusi plato dengan Socrates , Glaucon, dll menekankan pentingnya membedakan yang
•Bertindak adil adalah perbuatan yang baik, tanpa harus dikaitkan untung atau rugi
* Menolak uu yang diskriminatif berarti membela keadilan
• Osi keadilan adalah nilai yang paling utama dalam politik dan
hukum
•Hukum terdiri atas hukum Ilahi (ius divinum) dan hukum manusia (ius humana)
-Hukum kodrat mendapat wujud konkret dalam penetapan prinsip moral dan
adat kebiasaan sejauh tidak bertentangan wahyu Allah (Al-Quran) dan sunnah Nabi
-Mempelajari hak dan kewajiban yang harus dipatuhi dalam kehidupan bersama
•Sunnah (hidup dan ajaran Nabi Muhammad , ditemukan dalam tradisi dan Hadish
•Kijas (analogi)
* Peraturan dalam Hukum Islam , meliputi :
- Ibadat
- Keluarga
- Warisan
- Milik
- Politik dan Hukum
- dan Negara
* Hukum Islam, membedakan perjanjian dan sifat mengikat dari
hukum :
-Hukum adalah tindakan dari kehendak baik dan benar dari penguasa
(superior) untuk mewajibkan orang yang dikuasai
-Osi kebebasan individu harus dijamin dengan peraturan hukum yang mengikat
bagi semua pihak
-Itulah awal lahirnya juridicial society masyarakat yang relasi sosialnya diatur
oleh hukum :
. Hasil dari rasio praktis manusia
. Yang berdaulat adalah hukum dan keadilan bukan raja atau penguasa
ᵜ Keadilan akan tercapai apabila :
-Perilaku masyarakat berpedoman pada maxim universal
(baik dalam hukum , maupun etika)
•Roh itu menjadi antitesis bagi Roh untuk berkembang sebagai Roh Absolut
* Hukum merupakan bagian realitas politik riil atau
tatanan etis yang secara normatif mengarahkan
perilaku manusia
• Apakah hukum :
Thomas Aquinas : hukum adalah peraturan dan ukuran tindakan yang mendorong
untuk melakukan atau mencegah tindakan
• Oleh sebab itu manusia dengan rasionya berpartisipasi dalam providensi Ilahi
• Hukum manusia diterima secara umum karena secara rasional dapat dipahami manfaatnya
• Apa saja yang berasal dari alam atau kebiasaan hanya berlaku jika sesuai hukum
• Hukum positif (lex humana) hendaknya tetap bersandar pada hukum Ilahi yang
diletakkan Tuhan dalam diri manusia berupa norma moral hukum
VI. Positivisme Hukum
Positivisme hukum , dimaknai sebagai :
1. Positivisme hukum , dimaknai konsep hukum yang mendefinisikan hukum
sebagai komando (Jhon Austin)
4. P-H yang menerima cara berpikir bahwa moral dapat dilakukan dengan menunjuk
bukti-bukti faktual atau argumen nasional (Joseph Raz)
5. P-H digunakan pula untuk menunjuk pandangan bahwa hukum yang ada ,
walaupun tidak adil harus dipatuhi
JHON AUSTIN
Dua tugas penting Filsafat Hukum :
1. Melakukan analisis tentang konsep dasar dalam hukum dan struktur hukum
sebagaimana adanya , pertanyaannya :
Apakah hukum , tanggung jawab hukum , hak dan kewajiban hukum , dst
2. Yurisprudensi normatif :
mengevaluasi dan mengkritik hukum yang bertolak dari konsep hukum
sebagaimana seharusnya , pertanyaannya :
- mengapa hukum disebut hukum
- mengapa kita wajib menaati hukum
- apakah basis validitas hukum
Austin menolak pandangan Teori Hukum Kodrat yang melandaskan hukum pada moral :
1. Peraturan Primer :
Peraturan Perubahan:
> Mengatasi sifat statis peraturan primer
> Mekanisme otointatif untuk memberlakukan , membedakan atau
mengubah hukum → legislatif
Immanuel Kant :
- memisahkan secara tegas antara moral dan hukum
Contoh : hukum melarang zinah antara orang yang terikat perkawinan atau
antara orang yang terikat dalam perkawinan dengan seseorang
yang belum kawin
Dari sudut pandang Hukum Kodrat
Menurut Dowrkin ada dua argumen dalam hal hakim mengambil putusan
dengan hukum baru :
• hakim harus berani mengambil keputusan yang diyakininya tepat dan adil
Pert VII HUKUM DAN KEKUASAAN
•Perkembangan ini , secara politik berarti konfirmasi kehendak rakyat oleh sebuah
senatusconsultum (konsul tertua)
•Dalam tradisi hukum Inggris dan Amerika otoritas ini diberkan kepada hakim ;
orang yang tau banyak tentang hukum dan menguasai pemikiran artifisial hukum
hingga tingkatan tertinggi
1. Kedaulatan Tuhan
- Raja sebagai keturunan Dewa
- Atau Raja yang dikehendaki Tuhan
- Kekuasaan Raja dikehendaki oleh Tuhan
2. Kedaulatan Raja
- Kekuasaan Raja yang paling mutlak
- Raja mengatasi hukum
- Raja dapat menyimpang dari hukum
> tirani kekuasaan
3. Kedaulatan Negara
- pengembangan kedaulatan Raja
- Tirani dan diktator
- Kekuasaan mutlak dari Kepala Negara
- Raja tidak dibatasi oleh hukum
▲ Kedua ranah ini tidak dapat dipisahkan terjadi transisi dari yang satu ke yang lain
* kekuasaan memberi peluang lebih besar :
- untuk mengemukakan yang dianggap benar lebih meyakinkan
- akses ke sarana komunikasi lebih besar
- dapat membujuk dengan penjelasan masuk akal
* otoritas hukum dengan otoritas orang yang meningkatkan peluang untuk dapat
dijalankan atau diberlakukan
Otoritas hukum bersandar pada kemasukakalannya , keadilannya
* legalitas konstitusi , undang-undang atau keputusan bersandar pada
kesesuaiannya dengan hukum positif
* dan legitimasinya bersandar pada kebenarannya