Adaptasi Sel
Adaptasi Sel
• Pathologi:
– Pathos -> penyakit
– Logos -> ilmu
Ilmu urai penyakit, ilmu yang mempelajari penyakit
dan proses terjadinya penyakit
Hal-hal yang menyangkut PA :
- mempelajari lesi makros dan mikros suatu
penyakit
- cakupan luas meliputi seluruh disiplin
kedokteran
- menjembatani ilmu dasar dan klinik
- mendasari klasifikasi penyakit terutama
tumor
- tugas routine menjawab pertanyaan klinik
menyangkut diagnosis, patogenesis, dan
etiologi suatu penyakit selanjutnya dapat
ditetapkan terapinya
• Aspek sejarah PA:
– PERIODE I + 400 BC:
• Speculative philosphy/doktrin roh jahat, penyakit
merupakan refleksi kutukan Tuhan
– PERIODE II :
• Deduction from symptoms and signs and morphologic
changes
– 460-355 BC hipocrates analisa obyektif hubungan sebab
akibat dari penyakit
– 138-201 Galen teori humoral
– 1514-1564 Vesalius reformis anatomi
– 1624-1684 Sydenham karakteristik suatu penyakit
– 1682-1775 Morgagni bapak PA
– PERIODEIII :
• Virchow - Bapak celluler pathology
• Conheim - Master experimental of pathology
– PRIODEIV :
• The intracellular basis for disease
Bahan yang diperiksa di lab PA :
• Jaringan: histopatologis
– Hasil operasi
– Hasil biopsi
– Hasil otopsi
– Hasil kerokan
– Binatang percobaan
• Cairan: sitologi
– Cairan tubuh: cairan berasal dari
• pleura
• ascites
• cerebrospinal
• kista
– Sputum
– Sediaan hapusan :
– Vaginal smear
– Nasopharingeal smear
– AJH dll
• Fiksasi :
– Tujuan mempertahankan struktur
– Mulai sejak saat jaringan/cairan dipisahkan
dari tubuh
Persaratan fiksasi :
- beraksi cepat
- bersifat isotonis
- tidak bereaksi dengan jaringan
- stabil
- murah
- tidak toksis
• Keuntungan fiksasi :
– Jaringan mengeras mudah dipotong
– Menaikan diferiensiasi optik
– Mengurangi resiko kontaminasi
• Cara kerja fiksasi :
– Denaturasi dan presipitasi protein
• Faktor yang mempengaruhi fiksasi:
– Ketebalan
– Jenis kandungan yang ada dalam jaringan
– Fisis ;
• Digojok mempercepat fiksasi
• Pemanasan 37-56 ºC mempercepat fiksasi
• Bahan fiksasi :
– Jaringan : dengan formalin 10%
• Toleransi yang dapat digunakan antara 8-12%
• Daya penetrasi formalin 1mm/jam
• Dilakukan pada suhu kamar
• Perbandingan jaringan : formalin = 1 : 10-20 X
– Cairan :
• Sputum alkohol 70% , namun sebaiknya
sputum difiksasi alkohol 95% akan menjendal
lalu jendalan diproses seperti jaringan
• Cairan tubuh menggunakan alkohol 50% aa
antara cairan dan alkohol
• Sediaan hapusan dengan alkohol absolut atau
alkohol-eter
• Proses pengiriman sediaan ke lab PA
– Identitas penderita :
- nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan dan alamat
– Jenis bahan yang dikirim :
– Lokalisasi bahan dan tanda untuk membedakan
kanan kiri maupun tanda atas bawah dll
– Jenis bahan fiksasi yang digunakan
– Tujuan pemeriksaan:
– Program skrening, diagnostik, evaluasi terapi,
aktivitas hormon dll
– Diagnosis klinik
– Riwayat penyakit : riwayat penyakit dulu yang
mungkin berhubungan dengan penyakit sekarang
– Identitas pengirim
• Proses pembuatan preparat :
– Pemeriksaan makroskopis :
• Perlu dicatat jenis, ukuran,bentuk,warna berat dll
– Proses pembuatan sediaan :
• Pemotongan jaringan
• Dehidrasi
* clearing
* Infiltrasi
• Embedding
• Pemotongan
• Pewarnaan
• Evaluasi -> semua perlu waktu 24 jam
– Frozen section:
• Pemeriksan cepat dimana hasil dapat diberikan
sementara penderita masih diatas meja operasi:
– Sediaan tidak difiksir, dipotong dengan cryocut atau
mikrotom khusus , sediaan dipotong tipis lalu langsung
dicat dengan HE butuh waktu sekitar 15-30 menit
• Sediaan normal jadi dalam waktu 24 jam
– Ini untuk jawaban permintaan pemeriksaan cito
• Sediaan biasa jadi 2- 4 hr
• Kasus sulit lebih lama perlu:
– pengecatan khusus
– pemotongan deeper
– pemotomgam ulang
– konsultasi sejawat lain
• Sediaan tulang dilakukan dekalsifikasi 3-5 hari
baru dapat diproses perlu waktu 5-7 hr
• Jawaban PA
• jawaban pasti
• Jawaban kurang pasti : dengan kata-kata
sesuai,
• Jawaban kurang yakin dengan kata kata
sangat mungkin
• Jawaban tidak pasti : DD
jawaban yang kurang yakin dan tdak pasti perlu
keterangan klinis lebih detail
• Respon sel terhadap jejas
• Sel normal tidak diam selalu mengadakan perubahan :
– struktur [morfologis dan khemis] maupun
– fungsi untuk menghadapi :
• Perubahan kebutuhan
• Menanggulangi jejas/stress
• Menanggulangi kondisi patologis
Sehingga didapat respon sel terhadap jejas :
- adaptasi sel
- sel cidera akut :
reversible injury
sel mati :
nekrosis
apoptosis
- perubahan subseluler
- akumulasi intraseluler
- kalsifikasi patologis
• Dibawah ini kategori dari stress :
– Hipoksia
– Obat dan bahan kimia
– Agen fisis
– Agen mikrobiologi
– Immunologik
– Kelainan genetika
– Ketidakseimbangan nutrisi
– Penuaan.
• Hipoksia :
– Hilangnya suplai darah
• Penyempitan pembuluh darah
– Oksigenasi tidak adekuat
• Kegagalan sisten kardiorespirasi:
– Gagal jantung
– Penyakit paru
– Hilang/berkurangnya oxygen carrying
capacity
• Keracunan CO HbCO stabil
• O- +O - + 2H+ SOD
H 2 O2 + O 2
2 2
2 H 2O2 catalase
O2 + 2 H2O
• H2 O2 + 2GSH 2 H2 O + GSSH
• Jejas kimia :
– Merkuri chlorida berikatan dengan sulfidril
membran sel
– Sianida langsung menyebabkan kerusakan
mitokondria
– CCl4 terbentuk lipid peroksidasi hingga terjadi
perlemakan
– Acetaminophen Etylenol : menghasilkan
metabolit toksik pada hati
• Sublethal injury [reversible injury]:
– Hydropic change= cellular swelling [Dedegnerasi
hidropik]:
• Sel membengkak, sitoplasma pucat karena mengandung
air, selanjutnya terjadi pembengkakan organela,
sitplasma akhirnya bervakuola, umumnya akibat
hipoksia[keracunan], proses ini reversibel, dapat
irreversibel bila penybabnya persisten, ultrastruktur
nampak membran [ blebbing, bluntuing dan distorsi
micrivilli], mitokondria [ masa amorp samall fosfolipid
dan memadat], endoplasmic reticulum[ dilatasi,
disagregasi polisom], inti [ disintegrasi elemen fibriler]
– Fatty change:
• Akumulasi dari titik lemak hasil dari gangguan fungsi
ribosom, umumnya mengenai hati akibat
hipoksia/alkohol dll, bintik lemak bersatu jadi vakuola
akhirnya mendesak inti ketepi, perlemakan yang sedang
dan ringan reversibel, tetapi perlemakan berat
irreversibel
• Nekrosis :
• Nekrosis mencerminkan perubahan morfologi
setelah sel mati
• Sel mati baru dapat dilihat setelah sel tersebut
mengalami degradasi dari enzym akibat jejas
lethal
• Jaringan yang diberi formalin mati tapi tidak
mengalami degradasi
Jenis nekrosis:
digesti enzym nekrosis lliquifaksi
denaturasi protein nekrosis koagulasi
Tanda nekrosis piknotis, karioreksis, kariolisis
• Macam nekrosis yang dikenal diklinik:
– Nekrosis koagulasi
– Nekrosis liquefaksi
– Nekrosis kaseosa
– Nekrosis lemak / Enzymatic fat necrosis
– Nekrosis fibrinoid
– Nekrosis gangrenosa
– Apoptosis :
• Suatu bentuk sel mati dengan tujuan untuk
meeliminasi sel host yang tidak dipakai
• Apoptosis :
– Terjadi selama perkembangan
– Mekanisme homeostasis untuk menjaga
populasi sel dalam jaringan
– Mekanisme pertahanan pada reaksi
immunologi
– Terjadi ketika sel rusak karena penyakit atau
agen yang merugikan]
– Pada proses penuaan
• Morfologi apoptosis:
– Pengerutan sel termasuk pemadatan
organela
– Kondensasi kromatin, kromatin agregasi
ditepi pada membran, inti dapat pecah
menjadi fragmen
– Terjadi apoptosis bodies
– Fagositosis apoptosis bodies oleh sel
didekatnya atau makrofag
N koagulasi apoptosis