Anda di halaman 1dari 17

APLIKASI NANOMATERIAL

Disusun Oleh Kelompok II:

1. Amelia Sela Sepani Gultom (4193540005)


2. Irene Naibaho (4193540006)
3. Nopita Br Girsang (4192240001)
4. Ruth Thifany Simanihuruk (4193240004)
01

Bidang Industri dan


Elektronik
Penerapan Nanomaterial di Industri
Pengolahan Air

Di dalam kepentingan kemajuan teknologi pengolahan air limbah,


nanoteknologi hadir sebagai alternatifnya. Berbagai percobaan telah dilakukan
untuk mengembangkan teknik pengolahan air limbah melalui adsorpsi dengan
nanoteknologi. Adsorben dengan karbon termasuk karbon aktif, karbon nanotube,
fullerenes dan graphene menunjukkan  kapasitas adsorpsi tinggi dan kestabilan
termal. Sejak penemuan karbon nanotubes (CNTs) dan fullerene, material ini
secara luas dipilih oleh banyak indsutri untuk digunakan sebagai adsorben yang
efektif. CNTs memiliki tinggi permukaan aktif dengan perbandingan volume yang
cukup besar. 
Nanomaterial dalam Bidang Solar Cell

Solar cell adalah suatu elemen aktif yang mengubah cahaya matahari
menjadi energi listrik. Pada umumnya solar cell memiliki ketebalan 0.3 mm yang
berupa irisan bahan semi konduktor dengan kutub (+) positif dan kutub (-)
negatif.  Apabila cahaya jatuh pada kedua kutub tersebut, maka akan terjadi beda
tegangan yang menghasilkan energi listrik yang berarus DC. Prinsip dasar
pembuatan solar cell merupakan proses photovoltaic (efek yang dapat mengubah
langsung cahaya matahari menjadi energi listrik, prinsip ini ditemukan oleh
Bacquerelber kebangsaan Perancis pada tahun 1839).
Contoh nanomaterial dalam bidang solar cell:

Pompa air tenaga surya

Pompa air tenaga surya merupakan teknologi


berbasis photovoltaic atau panel surya yang
mengkonversi sinar matahari menjadi
daya untuk menggerakkan pompa air.

Lampu jalan berbasis solar Solar cell sebagai sumber


cell energi listrik hidroponik
Lampu jalan berbasis solar cell ini Hydroponic Drip System menggunakan
menggunakan output berupa lampu DC. Panel sistem irigasi tetes (Drip Irrigation System)
surya menangkap sinar matahari dan dikonversi dimana sistem irigasi tetes dilakukan
menjadi energi listrik untuk mengisi kebutuhan dengan cara meneteskan air secara
energy di baterai dengan bantuan charger perlahan menuju akar tanaman
control.
Solar Cell sebagai energi listrik hidroponik

⃗ Hydroponic Drip System menggunakan sistem irigasi tetes (Drip


Irrigation System) dimana sistem irigasi tetes dilakukan dengan cara
meneteskan air secara perlahan menuju akar tanaman dengan tujuan
untuk menghemat air sehingga kebutuhan air menjadi lebih efektif
melalui permukaan tanah atau langsung menuju akar tanaman dengan
melalui jaringan katup, pipa dan emitter.
⃗ Dalam pembuatan rancang bangun alat, dibutuhkan design alat untuk
sistem hidroponik drip system. Alat ini di desain menggunakan solar
cell yang dapat diatur sudut putarnya untuk menemukan sudut yang
terbaik dengan daya maksimal. Pada alat ini juga merupakan portable
atau alat yang mudah untuk dipindahkan dari suatu tempat ke tempat
lain.
• Media tanam sistem ini yaitu batu apung, sekam bakar, zeolit, atau
cocopeat (sabut kelapa), yang berfungsi sebagai tempat akar
berkembang dan memperkokoh kedudukan tanaman.
• Nutrisi hidroponik disimpan di wadah.
• Pompa yang disiapkan di dalam wadah akan memompa nutrisi
melalui selang irigasi sesuai jadwal yang telah diatur.
• Cairan nutrisi yang tidak terserap dialirkan kembali melalui drainase
yang yang diletakkan di bagian bawah depan dari setiap pot tanaman.
Cairan ini akan kembali ke wadah penampung pupuk sehingga akan
menjadi sistem sirkulasi yang tertutup.
02

Bidang Kesehatan dan


Pertanian
Aplikasi Nanomaterial dalam Bidang
Pertanian

Pada bidang pertanian, teknologi nano digunakan untuk


meningkatkan produktivitas tanaman, kualitas produk, penerimaan
konsumen dan efisiensi penggunaan sumber daya. Dengan demikian,
penerapan teknologi nano akan membantu mengurangi biaya
pertanian, meningkatkan produktivitas, meningkatkan nilai produksi,
dan meningkatkan pendapatan pertanian, di samping mendukung
konservasi dan meningkatkan kualitas sumber daya alam dalam sistem
produksi pertanian.
Penerapan Teknologi Nano dalam Bidang
Pertanian
Formulasi Nano Agrokimia

Untuk penerapan pestisida dan


pupuk pada tanaman dengan
menggunakan tiga tipe material
nano, yaitu polimer organik,
senyawa inorganik, dan material
hibrid (komposit nano)

Pengembangan Perangkat
Penerapan Sensor Nano
Nano (Nanodevices)
Untuk manipulasi genetik Untuk identifikasi penyakit dan
tanaman residu agrokimia
Penerapan Teknologi Nano dalam Sistem
Pertanian
Identifikasi Sistem Sistem Terintegrasi

untuk melacak bahan/hasil ternak dan untuk penginderaan, monitoring, dan


tanaman dari bahan asal hingga intervensi respons aktif untuk produksi
konsumsi tanaman dan ternak

Sistem Lapang Pintar


Pengembangan Tanaman
(Smart Field Systems)
untuk mendeteksi, mengetahui lokasi, pengembangan tanaman yang resisten
melaporkan, dan pemberian air secara terhadap kekeringan dan toleran
langsung terhadap salinitas dan kelembaban
Aplikasi Nanomaterial dalam Bidang Pertanian

⃗ Terkait dengan penggunaan pestisida, fungisida, dan herbisida, Mousavi dan Rezael
(2011) menyebutkan bahwa teknologi nano membantu mengurangi polusi lingkungan
dengan menghasilkan pestisida dan pupuk kimia menggunakan partikel nano dan
kapsul nano yang mempunyai kemampuan untuk mengendalikan dan menunda
penghantaran, absorpsi, serta lebih efektif dan ramah lingkungan; selain juga produksi
kristal nano untuk meningkatkan efisiensi pestisida untuk penerapan pestisida dengan
dosis yang lebih rendah.
Aplikasi Nanomaterial dalam Bidang Pertanian

⃗ Teknologi nano mempunyai potensi dan kemampuan dalam memberikan solusi untuk
menyediakan bahan pangan, perawatan veteriner, serta obat dan vaksin untuk ternak.
Dalam perawatan veteriner, partikel nano perak merupakan antiseptik yang kuat
(antibakteri dan antimikroba), dan digunakan secara luas sebagai desinfektan dalam
peternakan hewan besar/kecil maupun unggas.
Aplikasi Nanomaterial dalam Bidang Pertanian

⃗ Holden et al. (2012) juga melaporkan potensi penerapan teknologi nano dalam
penanganan limbah pertanian, khususnya dalam industri kapas. Sebagian selulosa
atau serat yang timbul ketika kapas diproses menjadi kain yang biasanya dibuang
sebagai limbah atau hanya diolah menjadi produk bernilai rendah, ketika diproses
dengan menggunakan metode electrospinning, akan menghasilkan serat kapas
berdiameter 100 nm, yang mampu menyerap pupuk atau pestisida secara sangat
efektif, sehingga memungkinkan penerapannya dalam pertanian.
Aplikasi Nanomaterial dalam Bidang Pertanian

⃗ Aplikasi dalam bidang teknologi pertanian misalnya dalam Nano-modifikasi benih


dan pupuk / pestisida, teknik pengemasan makanan, energy ramah lingkungan dan
teknik jaringan, Nanoteknologi dapat membantu untuk mereproduksi atau untuk
memperbaiki kerusakan jaringan “Tissue engineering” yang menggunakan proliferasi
sel secara artifisial distimulasi dengan menggunakan nanomaterial berbasis perancah
yang sesuai dan faktor pertumbuhan.
Aplikasi Nanomaterial dalam Bidang Kesehatan

⃗ Dalam bidang kesehatan, melalui nanoteknologi dapat diciptakan "mesin


nano" yang disuntikan ke dalam tubuh guna memperbaiki jaringan atau
organ tubuh yang rusak. Penderita hipertensi, misalnya, kini tak perlu
lagi disuntik atau mengonsumsi obat, cukup hanya disemprot saja ke
bagian tubuh tertentu. Nanoteknologi mencakup pengembangan
teknologi dalam skala nanometer, biasanya 0,1 sampai 100 nm (satu
nanometer sama dengan seperseribu mikrometer atau sepersejuta
milimeter).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai