Anda di halaman 1dari 5

PEMANFAATAN SOLAR PANEL PEMBASMI

HAMA DI DESA SAMPUNG KABUPATEN


PONOROGO
Laras Dwi Senli1, Mar’atun Nafiah1, Meilisa Mariatul Qori’ah1, Vatma
Krisna Valentin1, Waris Malik Fahad1, Rahman Azis Prasojo2, Irwan
Heryanto3
1,2
Teknik Elektro, Sistem Kelistrikan, 3Politeknik Negeri Malang
1
larassenli16@gmail.com, 2maranafiah22@gmail.com, 3meymeilisa05@gmail.com,
4
vatmakrisna@gmail.com, 5warismlk72@gmail.com,
6
rahmanazisp@polinema.ac.id, 5eryk@polinema.ac.id

Abstrak

Serangan hama pada tanaman bawang merah di Desa Sampung menjadi permasalahan yang membuat petani mengalami
kerugian, bahkan gagal panen. Untuk mengurangi hal tersebut petani mengambil satu-persatu hama berupa ulat secara manual.
Namun cara ini dianggap kurang efektif karena membutuhkan waktu lama dan banyak tenaga manusia, sehingga biaya yang
dihabiskan cukup mahal. Kelompok Tani Sumber Rejeki menyiasatinya dengan pemasangan lampu pada malam hari sebagai
media penangkap serangga. Penerapan iptek yang dilakukan dalam artikel ini mengembangkan sistem eksisting, dengan
menambahkan cahaya matahari sebagai sumber listrik melalui solar panel atau photovaltic serta kawat tegangan tinggi untuk
media pembasmi hama. Pemanfaatan sinar matahari di siang hari diserap oleh solar panel menjadi tegangan listrik DC untuk
pengisian baterai, dan malam hari untuk menyalakan sistem. Baterai dijadikan sumber penyimpanan energi listrik pada siang
hari, yang pada malam harinya mensuplai inverter yang mengubah tegangan DC keluaran dari photovaltaic menjadi tegangan
AC untuk mensuplai lampu AC yang dilengkapi dengan kawat tegangan tinggi di sekelilingnya sebagai media pembasmi hama.
Selain itu, lampu eksisting berdaya tinggi diganti dengan lampu UV 12-Watt yang lebih efektif menarik serangga. Melalui
usulan program ini, diharapkan penerapan iptek yang dilakukan menjadi solusi dari permasalahan mitra, serta dapat
meminimalisir biaya penggunaan listrik dalam upaya pemberantasan hama tanaman bawang merah di Desa Sampung.

Kata kunci : Bawang Merah, Photovaltic, Solar Charge Controller , Pembasmi Hama.

Solusi yang diusulkan dalam Program Kreatifitas


I. PENDAHULUAN mahasiswa memanfaatkan energi terbarukan yaitu energi
Desa Sampung merupakan desa yang terletak di matahari menjadi listrik yang dapat digunakan untuk menjadi
Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa suplai pembasmi hama[6]. Dengan memanfaatkan panel surya
Timur. Masyarakat Desa Sampung mayoritas bermata yang dijadikan sumber penyimpanan energi listrik pada aki pada
pencaharian sebagai petani, yang sebagian besar ladangnya siang hari dan pada malam harinya digunakan untuk menyalakan
ditanami oleh padi dan bawang merah. Tanaman bawang merah pembasmi hama. Panel surya ini akan diletakkan langsung pada
ini pada umumnya dipergunakan masyarakat untuk penyedap ladang bawang merah, sehingga penarikan kabel yang melintas
bumbu makanan[1]. Tanaman bawang merah banyak lahan milik orang lain tidak lagi diperlukan.
mengandung kalium, vitamin C, serat dan asid folic, sulfur,
Perkembangan era globalisasi saat ini berdampak pada
kalsium dan zat besi yang tinggi[2]. Problematika yang sering
kebutuhan konsumsi energi listrik yang semakin meningkat.
dialami oleh para petani adalah adanya (OPT) hama yang
Sangat diperlukan sumber energi alternative terbarukan untuk
mengganggu pertumbuhan dari tanaman bawang merah. [3][4].
memenuhi kebutuhan listrik saat ini salah satunya menggunakan
Dengan adanya hama yang menyerang pada tanaman bawang
4 energi matahari (solar energy). Solar cell yang berfungsi untuk
merah tersebut bisa menyebabkan kegagalan saat panen[5]. Oleh
mengubah atau mengkonversi radiasi matahari menjadi energi
karena itu, para tani memiliki strategi pembasmian hama yang
listrik secara langsung. [3] Teknologi solar cell merupakan
mengganggu tanamannya. Pembasmian tersebut dilakukan pada
sebuah hamparan semikonduktor yang dapat menyerap photon
malam hari. Pada proses pembasmian dibutuhkan penerangan
dari sinar matahari dan mengkonversi menjadi listrik. Solar cell
lampu sepanjang malam untuk menarik hama yang akan
banyak digunakan untuk berbagai aplikasi salah satunya pada
merusak tanaman mendekat, lalu jatuh ke perangkap baskom
lampu penerangan. Solar panel adalah alat yang terdiri dari sel
berisi air. Apabila dilihat dari segi biaya, untuk penerangan
surya yang mengubah cahaya menjadi listrik. Mereka disebut
listrik di sawah membutuhkan biaya yang terhitung tidak sedikit
surya atas Matahari atau "sol" karena Matahari merupakan
apabila dilihat dari jangka waktu yang digunakan.
sumber cahaya terkuat yang dapat dimanfaatkan [7]. Sel surya
Selain itu, lokasi dari ladang bawang merah yang atau sel PV bergantung pada efek photovoltaic untuk menyerap
dimiliki petani memliki jarak yang jauh dari pemukiman warga energi Matahari dan menyebabkan arus mengalir antara dua
menjadikan pendekatan ini tidak efisien. Menurut hasil survei lapisan bermuatan yang berlawanan.
yang telah dilakukan, adanya penolakan dari pemilik ladang
sekitar karena dinilai kabel yang melintas dapat membahayakan
warga sekitar.
Solar cell juga digunakan untuk pembasmi serangga
untuk meningkatkkan produktifitas tanaman padi [8]. Secara Mulai
ekonomi solar panel lebih menguntungkan digunakan daripada
listrik karena biaya yang digunakan lebih murah, selain itu
Observasi dan Survey Lapangan
ramah lingkungan karena menggunakan cahaya matahari.
Hama pada tanaman bawang sendiri berbagai macam
salah satu hama sering ada yaitu hama ulat yang aktif pada Perancangan Alat
malam hari. Gejala serangan ditandai dengan timbulnya bercak-
bercak putih transparan pada daun. Hama tersebut bukan hanya Perhitungan dan Pemilihan Alat
menyerang tanaman bawang saja melainkan tanaman jenis lain
seperti cabai, jagung, tomat dan yang lainnya. Setelah di lakukan
observasi langsung kepada kelompok petani, di dapatkan Pengujian Alat
informasi bahwa penangulangan hama tersebut yang di lakukan
selama ini yaitu menggunakan sistem penerangan lahan bawang
menggunakan lampu untuk menarik perhatian hama, yang lalu Evaluasi
masuk kedalam perangkap baskom berisi air. Sistem penerangan
tersebut menggunakn sumber energi konvensional dari instalasi
PLN warga, dan dirasa mahal oleh para petani. Berdasarkan
hasil diskusi yang dilakukan, Kelompok Tani Sumber Rejeki Selesai
setuju sebagai mitra untuk menerapkan teknologi penggantian
sumber listrik dengan solar panel di lahan pertanian bawang Gambar 1. Diagram implementasi program
merah di Desa Sampung, Kabupaten Ponorogo. 5 Pemanfaatan
solar panel sebagai pembasmi hama bawang merah merupakan A. Observasi dan Survei Lapangan
suatu inovasi teknologi tepat guna dalam proses pembasmian Masyarakat Desa Sampung mayoritas bermata
hama dan serangga. Dengan penggunaan solar panel, energi pencaharian sebagai petani, yang sebagian besar
alternatif yaitu cahaya matahari yang jumlahnya tak terbatas ladangnya ditanami padi dan bawang merah.
dapat dimanfaatkan sebagai perangkap hama tanaman. Dengan Problematika yang sering dialami oleh para petani adalah
adanya panel surya yang dipasang, akan membantu mitra secara adanya hama yang mengganggu pertumbuhan dari
teknologi dan ekonomi, dibandingkan harus menggunakan listrik tanaman bawang merah. Kelompok Tani Sumber Rejeki
dari instalasi warga [9]. Pemanfaatan solar panel ini ditujukan menyiasati permasalahan tersebut dengan menggunakan
untuk Kelompok Tani Sumber Rejeki yang memiliki potensi lampu pada malam hari, sebagai media perangkap
dalam pertanian bawang merah sebagai solusi pemecahan serangga atau wereng yang tidak merusak lingkungan.
masalah dalam hal pembasmian hama dan serangga. Teknologi Pada proses pembasmian dibutuhkan penerangan lampu
ini dirancang dalam bentuk sederhana, praktis, dan sesuai sepanjang malam untuk menarik hama yang akan
dengan kebutuhan mitra. Apabila penggunaan solar panel ini merusak tanaman mendekat, lalu jatuh ke perangkap
diterapkan di Kelompok Tani Sumber Rejeki, maka proses baskom berisi air. Sejauh ini energi listrik untuk
pembasmian hama dan serangga dapat dilakukan secara optimal menyalakan lampu perangkap hama didapatkan dari
dan efisien, dan diharapkan komoditas bawang merah yang instalasi listrik warga yang disuplai PLN.
dihasilkan bisa lebih berkualitas dan optimal. Permasalahannya, lokasi dari ladang petani yang jaraknya
jauh dari pemukiman warga menjadikan pendekatan ini
tidak efisien. Selain itu dari hasil survei yang telah
II. METODE PELAKSANAAN
dilakukan, adanya penolakan dari pemilik ladang sekitar
Terdapat beberapa tahap dalam pelaksanaan pembuatan dengan alasan kabel yang melintas membahayakan warga
alat ini yaitu: 1) Observasi dan Survei Lapangan. Pada tahap ini sekitar.
tim PKM kami menampung permasalahan dari mitra dan survei
lokasi lahan bawang merah di Desa Sampung ; 2) Perancangan
Alat. pada tahap ini terdapat berapa kegiatan meliputi pengadaan
alat dan bahan, pemesanan tiang, uji fungsi alat, dan
pemasangan alat di sawah Desa Sampung, Kabupaten Ponorogo
; 3) Perhitungan dan Pemilihan Alat. Pada tahap ini meliputi
perhitungan dari suplai sampai beban alat serta pemilihan alat
yang sesuai ; 4) Pengujian Alat. Keoptimalan dan keefektifitasan
alat diuji dan diimplementasikan pada lahan bawang merah ; 5) Gambar 2. Survei lapangan identifikasi masalah mitra
Evaluasi. Evaluasi merupakan tahap akhir penerapan teknologi
ini dengan melakukan pengecekan berkala terhadap hasil Hama pada tanaman bawang sendiri berbagai macam
keefektifan alat. salah satu hama sering ada yaitu hama ulat yang aktif pada
malam hari. Gejala serangan ditandai dengan timbulnya
bercak-bercak putih transparan pada daun. Hama tersebut
bukan hanya menyerang tanaman bawang saja melainkan
tanaman jenis lain seperti cabai, jagung, tomat dan yang
lainnya.
dari 5-8 VDC menjadi +- 1kVDC untuk mengaliri
kawat bertegangan tinggi.
f. Lampu UV/ LED
Komponen ini berfungsi untuk menarik hama agar
mendekat ke kawat bertegangan tinggi.
g. Jaring-jaring kawat
Komponen ini berfungsi untuk membasmi hama
dengan cara menyengat hama yang mendekat
dengan kawat bertegangan tinggi.
Gambar 3. Tanaman bawang merah yang terkena hama h. Sakelar lampu
Komponen ini berfungsi untuk memutus atau
B. Perancangan Alat menghubungkan jaringan listrik pada lampu
Penerapan iptek dalam program ini adalah
dengan memanfaatkan cahaya matahari sebagai sumber
Solar Solar Charge Buck Modul
listrik melalui solar panel atau photovaltic. Pemanfaatan Panel Controller Timer Converter Tegangan
sinar matahari di siang hari diserap oleh solar panel Tinggi
menjadi tegangan listrik DC, lalu dihubungkan pada solar
charge controller. Solar charge controller adalah alat 12V DC
Baterai (Aki) Kawat
yang berfungsi mengatur pengisian baterai atau aki, agar Alumunium
aki atau baterai tidak terlalu penuh atau terlalu kosong.
Sistem yang akan membasmi hama bekerja dengan cara Inverter 12 W AC
mengaliri kawat bertegangan tinggi dan cahaya lampu 220V AC Lampu UV
sebagai penarik hama. Ketertarikan serangga hama secara
Gambar 5. Diagram skematik modul perangkap hama
umum yaitu pada lampu cahaya UV[10]. Hama yang
mendekat pada lampu tersebut akan tersengat listrik
C. Perhitungan dan Pemilihan Komponen
ketika menyentuh kawat yang bertegangan.
Langkah awal dalam pemilihan kapasitas
komponen yaitu menghitung beban yang akan terhubung.
Pada alat ini sumber listrik akan terhubung pada lampu
sebagai penarik hama dan rangkaian elektronika yang
terhubung pada kawat bertegangan tinggi sebagai
pembasmi hama.
a. Kebutuhan Beban
Lampu akan menyala selama 9 jam mulai pukul
19.00 - 04.00. Modul Penangkap Wareng yang
megaliri kawat akan menyala selama 9 jam sama
seperti waktu lampu menyala
Beban Lampu : 12 watt x 9 jam = 108 W
Beban Modul : 12 watt x 9 jam = 108 W
Total Beban : 108 + 108 = 216 Wh
b. Kebutuhan Panel
Sel surya akan disinari matahari secara
Gambar 4. Desain gambar perangkap hama bawang maksimal selama 4 jam dimulai pukul 10.00 -
merah 14.00

Komponen yang mendukung kinerja alat tersebut


meliputi:

a. Sel Surya c.Kebutuhan Aki


Komponen ini berfungsi untuk menangkap sinar Kapasitas baterai juga harus dihitung
cahaya matahari dan diubah menjadi energi listrik. berdasarkan keluaran arus yang dihasilkan oleh
b. Solar Charge Controller sel surya yang akan kita gunakan.
Komponen ini berfungsi untuk mengatur pengisian Kapasitas Aki : Daya = V x I
baterai dari sel surya dan pengaturan saat operasi Arus = 54/12 = 4,5 A
baterai terhubung ke beban. Total Arus perhari : 4,5 x 9 jam = 40,5 A
c. Baterai DoD 50% = 150 % x 40 = 60 Ah
Komponen ini berfungsi untuk penyimpan energi Dari perhitungan tersebut maka baterai yang digunakan
listrik yang dihasilkan oleh sel surya. berkapasitas 60 Ah.
d. Buck Converter
Komponen ini berfungsi untuk menurunkan D. Pengujian dan Implementasi
tegangan DC dari 12 V menjadi 5-8 VDC. Untuk keefektifitasan dan juga keoptimalan
e. Modul Tegangan Tinggi pembasmian hama, digunakan modul perangkap hama
Komponen ini berfungsi untuk menaikan tegangan yang melalui pengujian dan pengimplementasian sebagai
berikut: B. Hasil Pengujian Dan Implementasi
1. Fungsi perangkap hama Pengukuran yang diukur meliputi tegangan dan arus.
Perangkap hama yang didesain memiliki fungsi Tegangan dan arus diukur dengan menggunakan
untuk pengoptimalan pembasmian hama di Desa multimeter digital. Pengukuran panel surya dilakukan
Sampung, Kabupaten Ponorogo yang meminimalisir waktu pagi 6 jam mulai dari pukul 09.00 – 15.00 dan
terjadinya kegagalan penamaman bawang merah. waktu malam hari. Hasil pengukuran panel surya
2. Pengukuran energi total beban berbeda-beda nilainya, dikarenakan intensitas cahaya
a. Lampu Ultraviolet matahari yang berbeda setiap jam dan wilayahnya. Hasil
Dinyalakan selama 9 Jam, Daya = 11 Watt pengukuran pada saat pagi dan malam hari sebagai
Total beban = 11 Watt x 9 Jam berikut:
= 99 Wh 1. Pengukuran Pagi Hari
b. Modul tegangan tinggi 9 Jam Tabel 1. Hasil Pengukuran pagi hari
Dinyalakan selama 9 Jam, Daya = 3 Watt Panel Surya
Beban = 3 Watt x 9 Jam Waktu V I P
= 27 Wh (Voltage) (Ampere) (Power)
Dari pengukuran tersebut, panel surya 50 Wp 9:00 14.95 2.15 25.8
dapat digunakan untuk menyalakan lampu 9:15 14.67 2.18 26.16
Ultraviolet dan modul tegangan tinggi. Total
9:30 15.05 1.80 21.6
beban dari rangkaian tersebut adalah 126 Wh.
9:45 14.62 2.17 26.04
E. Evaluasi 10:00 15.73 1.85 22.2
Pada tahap ini dilakukan evaluasi terhadap hasil pada 10:15 14.75 1.6 19.2
pengujian alat. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui 10:30 15.7 1.26 15.12
kekurangan pada saat proses pelaksanaan program 10:45 14.67 2.15 25.8
sebagai bahan belajar untuk menambah pengetahuan pada 11:00 14.51 2.16 25.92
saat pelaksanaan program kedepannya.
11:15 14.86 2.05 24.6
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 11:30 15.35 1.75 21
11:45 14.94 2 24
A. Hasil Alat Yang Dikembangkan 12:00 13.59 1.75 21
Proses pembasmian hama di Desa Sampung 12:15 14.89 1.7 20.4
yang sebelumnya hanya dibutuhkan penerangan lampu 12:30 15.18 1.4 16.8
sepanjang malam untuk menarik hama untuk mendekat, 12:45 14.95 1.65 19.8
lalu hama tersebut jatuh ke perangkap baskom berisi air.
13:00 15.33 1.71 20.52
Penerangannya pun juga masih manggunakan aliran
listrik yang didistribusikan melalui rumah warga. Alat 13:15 14.84 1.71 20.52
perangkap hama yang sederhana tersebut dikembangkan 13:30 15.37 1.53 18.36
melalui program kreatifitas mahasiswa menjadi 13:45 15.96 1.26 15.12
pembasmi hama menggunakan solar cell dan tambahan 14:00 15.38 1.39 16.68
jaring jaring kawat. Konsep alat yang dikembangkan 14:15 14.06 0.98 11.76
yakni pemasangan solar cell untuk mengganti 14:30 15.05 0.71 8.52
penggunaan tenaga listrik yang dialirkan ke lampu sawah
14:45 15.53 1.51 18.12
untuk menarik hama yang mendekat, dan lampu tersebut
dikelilingi oleh jaring jaring kawat yang dialiri aliran 15:00 15.3 1.15 13.8
listrik, lalu hama tersebut akan tersengat aliran listrik dan Dapat diketahui pada penjelasan tabel tersebut letak
jatuh ke baskom yang berisi air. wilayah yang dipasang alat iptek merupakan area yang
cukup mendukung dalam sistem kerja pada panel surya.
Pada sistem kerja pengisian baterai sudah bekerja dengan
baik sehingga ketika alat mulai bekerja pada malam hari
hingga pagi hari baterai masih mempunyai sisa suplai.
2. Prengukuran Malam Hari
Tabel 2. Hasil Pengukuran malam hari
V I P
Waktu
(Voltage) (Ampere) (Power)
19:00 13.95 0.84 11.72
19:30 13.67 0.76 10.39
20:00 14.05 0.8 11.24
20:30 13.62 1.2 16.34
21:00 14.73 1.1 16.20
21:30 13.75 0.7 9.63
Gambar 5. Alat perangkap hama bawang merah 22:00 14.7 0.92 13.52
IV. KESIMPULAN
Pada tabel ini dilakukan pengukuran pada saat malam Berdasarkan hasil perancangan penangkap
hari yang mempunyai perbedaan pada pagi hari. Perbedaan hama pada tanaman bawang merah yang memanfaatkan
tersebut dikarenakan adanya beban dari inverter, lampu, solar panel dapat diambil kesimpulan bahwa: 1) Alat ini
dan modul raket nyamuk yang sebelumnya mati dan pada menggunakan solar panel sebagai sumber energi alternatif
malam hari komponen tersebut otomatis bekerja. Dengan untuk sumber energi guna mengurangi biaya pemakaian
adanya beban tersebut baterai masih bisa menyuplai hingga listrik di PLN; 2) Tiap satu set komponen menggunakan
di pagi hari pada saat komponen otomatis mati. satu tiang yang dipasang di area persawahan yang akan
3. Hama yang terperangkap ditanami bawang merah sebagai pembasmi hama; 3)
Tabel 3. Hasil pengamatan terhadap jumlah hama yang Menggunakan lampu Ultraviolet sebagai penarik hama; 4)
terperangkap oleh produk IPTEK Menggunakan modul tegangan tinggi untuk membunuh
hama; 5) Kapasitas komponen yang akan digunakan
No Hari Ke- Hama yang terperangkap ditentukan berdasarkan perhitungan diatas yaitu
Jumlah Keterangan menggunakan solar panel 2 x 50 Wp dan baterai VRLA 60
1 Hari-1 10 Ah.
2 Hari-2 66
3 Hari-3 58
4 Hari-4 70 Kupu kaper, V. DAFTAR PUSTAKA
kepik hijau,
5 Hari-5 55
jangkrik, [1] M. Paparang, I. V. V Memah, and I. J. B. Kaligis, “Populasi Dan
6 Hari-6 80 Persentase Serangan Larva Spodoptera Exigua Hubner Pada Tanaman
tomcat,
7 Hari-7 78 Bawang Daun Dan Bawang Merah Di Desa Ampreng Kecamatan
wereng Langowan Barat,” Cocos, vol. 7, no. 7, pp. 1–10, 2016.
8 Hari-8 60
[2] Y. Haryati and A. Nurawan, “Peluang pengembangan feromon seks
9 Hari-9 57 dalam pengendalian hama ulat bawang,” J. Litbang Pertan., vol. 28,
10 Hari-10 89 no. 2, pp. 72–77, 2009.
Pada tabel ini menunjukan hama yang terperangkap [3] N. Safitri, P. N. Lhokseumawe, T. Rihayat, and P. N. Lhokseumawe,
NO . ISBN 978-623-91323-0-9, no. June 2020. 2019.
sampai 10 hari sejak alat IPTEK diterapkan. Hasilnya [4] R. Febrianasari, H. Tarno, and A. Afandhi, “Efektivitas
adalah hama yang terperangkap pada produk IPTEK yang Klorantraniliprol dan Flubendiamid pada Ulat Bawang Merah
dibuat lebih banyak. (Spodoptera exigua Hubner) (Lepidoptera: Noctuidae),” Hama
Penyakit Tumbuh., vol. 2, pp. 103–109, 2014.
[5] E. Suprihadi, B. Firmanto, and T. Kurrahman, “Aplikasi Alat
4. Penjelasan Alat Pengendali Wereng Berbasis Solar Cell Di Desa Bringin Kabupaten
Cara kerja dari alat ini cukup sederhana yaitu dengan Malang,” Pros. Konf. Nas. Pengabdi. Kpd. Masy. dan Corp. Soc.
cara menyalakan MCB yang berada didalam box panel. Responsib., vol. 2, pp. 255–262, 2019, doi: 10.37695/pkmcsr.v2i0.464.
Pada saat malam hari timer akan menyala dan seluruh [6] A. Septiawan and Subandi, “Alat Perangkap Serangga Menggunakan
Tegangan Kejut Untuk Pengendalian Hama Pertanian,” Semin. Nas.
raingkaian akan bekerja. Hama akan tertarik dengan lampu ITENAS, pp. 19–24, 2018.
UV sampai menyentuh kawat bertegangan tinggi hingga [7] Sholatur, “Perencanaan Building Integrated Photovoltaic (BIPV) pada
hama yang menyentuh akan mati atau sekarat, ketika hama Gedung Bengkel Listrik Baru Politeknik Negeri Malang,” 2020.
sudah mengenai kawat bertegangan tinggi akan jatuh ke [8] G. Hani, S. and Santoso, “„Pembasmi Serangga Menggunakan Energi
Solar Cell Untuk Meningkatkan Produktifitas Tanaman Padi,‟ in
dalam wadah baskom yang berisi air dan hama yang masih Simposium Nasional RAPI XVII.,” 2018.
sekarat akan mati dalam pagi hari. Di pagi hari alat wajib [9] A. Permana, Y., Soleh, M. and Siswanto, “Prototype Sumber Energi
dibersihkan dari sisa hama yang masih menempel di kawat Solar Cell Sebagai Penerangan Untuk Hama Ladang Bawang Daerah
bertegangan tinggi agar alat dapat bertahan lama. Pancalang Kuningan,” 2018.
[10] W. Alamsyah, O. Nurhilal, J. Yuda Mindara, A. Hi Saad, S. Setianto,
and S. Hidayat, “Alat Perangkap Hama Dengan Metode Cahaya Uv
Dan Sumber Listrik Panel Surya,” J. Ilmu dan Inov. Fis., vol. 1, no. 1,
pp. 37–44, 2017, doi: 10.24198/jiif.v1n1.5.

Gambar 6. Hasil hama yang di dapatkan

Hama yang di hitung merupakan hama kupu kaper


penghasil ulat sebagai hama tanaman bawang merah.
Selain kupu kaper terdapat beberapa jenis hama seperti
kepik hijau, wereng, dan tomcat. Hasil hama yang
terperangkap pada produk IPTEK yang dibuat lebih banyak
dibandingkan dengan alat dari mitra. Dengan menggunakan
lampu UV sebagai penarik hama dan kawat bertegangan
tinggi serta baskom berisi air yang bisa membuat lebih
banyak memerangkap hama.

Anda mungkin juga menyukai