Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

TEKNIK GEMPA
GEMPA BUMI DI LOMBOK

Nama Kelompok : 4

1. Alvianita Dwi Aiko Putri ( 1803010055 )


2. Bayu Dwi Pangestu ( 1803010056 )
3. Angga Utama ( 1803010059 )
4. Velyn Meliana ( 1803010064 )
5. Maulana Ardiansyah ( 1803010075 )
GEMPA BUMI LOMBOK
Gempa bumi Lombok Juli 2018 adalah sebuah
gempa darat berkekuatan 6,4 Mw yang melanda
Pulau Lombok, Indonesia pada tanggal 29 Juli
2018, pukul 06.47 WITA. Pusat gempa berada di
47 km timur laut Kota Mataram, Nusa Tenggara
Barat dengan kedalaman 24 km. Guncangan
gempa bumi dirasakan di seluruh wilayah Pulau
Lombok, Pulau Bali, dan Pulau Sumbawa. Gempa
ini merupakan rangkaian gempa awal sebelum
gempa bermagnitudo lebih besar mengguncang
Lombok pada 5 Agustus 2018.
Gempa bumi ini berpusat di darat di dekat Gunung Rinjani wilayah Kabupaten Lombok Timur.
Dengan memperhatikan lokasinya dan kedalaman hiposenter, maka gempa bumi ini
merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Naik Flores (Flores Back Arc
Thrust). Setelah gempa utama 6,4 Mw pada pukul 06.47 WITA hingga pukul 10.20 WITA,
telah terjadi 124 gempa bumi susulan dengan empat gempa berkekuatan lebih dari 5,0 Mw dan
yang terbesar 5,7 Mw pada pukul 10.16 WITA.
Data Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) menyebutkan 20 orang meninggal
dunia, salah satunya warga negara Malaysia serta 401 orang lainnya mengalami luka-luka.
Sedikitnya 10.062 rumah ikut rusak terdampak gempa ini. Orang Malaysia yang tewas itu
dikatakan karena tertimpa material longsor. Adapun warga Malaysia itu bernama Siti Nur
Lesmawida yang tertimpa runtuhan tatkala sedang istirahat di penginapannya di Lombok
Timur. Dalam pada itu, 333 pendaki masih terjebak di kaldera Gunung Rinjani. Sebagian
pendaki yang terjebak itu adalah pendaki dari luar negeri serupa dari Thailand, Belanda, 
Prancis, dan Malaysia. Guna mengevakuasi yang masih terjebak, BTNGR (Balai Taman
Nasional Gunung Rinjani) telah mengutus 184 personeil, 100 dari antara itu merupakan
anggota Kopassus. Sebelum itu, BTNGR menyebut masih ada lebih kurang 500 orang yang
terjebak di Gunung Rinjani.
Kerusakan terjadi pada sejumlah bangunan.
Terjadi kerugian material, yaitu adanya 1.454
rumah, 7 unit fasiltas pendidikan, 22 tempat
ibadah, 5 unit kesehatan, 37 kios, dan 1 jembatan
yang rusak.[16] Kepada masyarakat, 
Dwikorita Karnawati, Kepala Pusat BMKG —
sebagaimana dilansir Antara— telah menghimbau
agar tetap tenang, jangan panik, dan tidak
menempati bangunan yang telah rusak diguncang
gempa.[17]

Anda mungkin juga menyukai