Anda di halaman 1dari 15

PERKEMBANGAN DRAMA ARAB

)
Asal mula Drama

Terdapat 3 teori tentang asal mula drama:


1. Teori pertama menurut Brockett : drama telah berkembang dari
upacara religius (agama) primitif yang di pentaskan untuk meminta
pertolongan dari dewa.
2. Teori kedua : berasal dari nyanyian/himne pujian dinyanyikan
bersama didepan makan seorang pahlawan.
3. Teori ketiga : drama tumbuh dari kecintaan manusia untuk bercerita
atau kegemaran manusia mendengarkan cerita.
Perkembangan Drama

Kemunculan dan perkembangan drama pertama kali adalah di


Yunani, kemudian diikuti oleh bangsa-bangsa lainnya. Beberapa tokoh
yang terkenal dalam drama Yunani yaitu Aristoteles, Plato, dan
Sophacles. Sedangkan awal kemunculan drama Arab terdapat
perbedaan pendapat di kalangan peneliti dan pemerhati Arab.
 Pertama kali drama Arab dirintis sekitar pertengahan abad 19 di suriah.
Suriah juga mencakup libanon dan palestina karena semuanya di
gabungkan. Adapun orang yang pertama kali memulai drama arab
yaitu (marwan an-naqos 1817-1855). Sedangkan kebudayanya bangsa
italia, perancis, turki dan kebudayaan bangsa arab itu mengambil dari
seni italia akan tetapi dari segi tema mereka bergantung pada drama-
drama dan kebudayaan perancis. Pada tahun 1848 marwan naqos
menampilkan drama di rumahnya yang terletak di Beirut dengan
bantuan ahli penerjemah karya sastra drama, drama yang ditampilkan
berjudul ‫ ( ا لبخيل‬L’Avare) dalam drama yang ditampilkan tersebut
menunjukan karakter bangsa-bangsa arab dilihat dari segi nama- nama
tokohnya dan  latarnya.
Adapun drama yang ke dua yaitu drama komedi oleh Abu Hasan yang
diambil dari karya sastra 1001 malam. Abu Hasan adalah keturunan
dari kholifah Harun ar-Rosyid, dan drama yang ke tiga sekaligus drama
terakhir yang menceritakan sejarah drama oleh Moliere .
Terdapat tiga fase dalam perkembangan drama:
1. Fase Marun Nuqas al-Lubnani :

Pada tahun 1846, Ia mulai mengenal teater dan opera di Italia.


Sekembalinya ke Libanon, Ia terinspirasi untuk menulis naskah dan
membuat pementasan drama dalam bahasa Arab, dengan memasukkan
unsur-unsur lokal bercampur Barat dalam drama musikalnya yang
berjudul Al-Bakhil yang terinspirasi oleh Muller. Drama pertamanya ini
dipentaskan di rumahnya pada tahun 1847 dan ditonton oleh para
pejabat luar negeri Dari situ lah masyarakat mulai mengenal seni drama.
Lanjutan fase 1

Karir Marun Nuqas tidak bertahan lama karena Ia jatuh sakit dan
akhirnya meninggal di Tarsus tahun 1855. Karya-karyanya dikumpulkan
oleh saudaranya Niqula an-Nuqas dalam sebuah buku berjudu Arzat
Lubnan yang diterbitkan pada tahun 1869.
2. Fase-2 : Abu Khalil al-Qubbani di Damaskus
Ia dikenal sebagai pelopor pementasan drama musikal pendek atau
opera dalam teater Ara. Dramanya yang berjudul Abu Hasan al-
Mughafal menjadi drama kontroversi karena dianggap mengejek
khalifah Harun Ar-Rasyid. Pementasan ini berujung pada keputusan
pemerintah Ottoman menutup teater dan melarang pertunjukan
teaternya di Syiria. Kemudian Ia berhijrah ke Mesir untuk meneruskan
karirnya di bidang drama. Kebanyakan dialog dalam dramanya
menggunakan bahasa fusha berupa campuran puisi dan prosa.
Lanjutan fase 2

Sejak kepindahannya, drama Mesir mengalami perkembangan baru,


yang mana sebelumnya drama Mesir diadopsi dari mancanegara, tetapi
setelah kedatangannya, sejarah Arab dan Islam Ia jadikan sumber
inspirasi dalam pembuatan naskah drama. Beberapa karyanya: al-Amir
Mahmud Syahal ‘Ajm, an-Nas al-Jalis, dan Syeh Wahdah.
3. Fase-3 : Ya’qub Sannu’
Lahir dari keluarga Mesir Yahudi, Ia pernah dikirim ke Liverno, Italia,
untuk menuntut ilmu. Ia seorang sastrawan drama pengikut Marun an-
Nuqus di Syiria dan Libanon. Ia merupakan seorang pionir drama Arab
Moderen dan dijuluki sebagai Moliere Mesir.
Ia hidup pada masa pemerintahan Ismail Basha yang pada saat itu
di bangun gedung pertunjukan dimana disitu ditampilkan opera
“Aida” dengan menggunakan bahasa Perancis.
Masa Matang Drama Arab

Masa matang drama Arab dimulai dari tahun 1930 hingga kini. Permulaan
masa matang dimulai dengan munculnya figur utama pionir drama
Arab, Taufiq al-Hakim yang lahir di Alexandria tahun 1917. ia
bermigrasi ke Kairo untuk melanjutkan pendidikannya sekaligus
mendalami seni suara dan musik. Hal inilah yang mengantarkannya ke
dunia teater. Pada tahun 1925 ia dikirim ke Paris untuk menyelesaikan
doktoral dalam bidang hukum. Kembali ke Kairo pada tahun 1928
tanpa membawa gelar doktor, taufiq al-Hakim justru membawa ide-ide
baru dalam karya sastra, terutama dalam penulisan naskah dan teknik
pertunjukan drama.
DRAMA ARAB DI LUAR MESIR

 SYIRIA
Menurut syarif Khaszandar, drama arab di Syiria hanya bertahan selama
tujuh tahun. Masa tersebut ditandai oleh pembentukan National
Theatre Troupe pada tahun 1958. Adapun penulis dramanya antara
lain:
1. Sa’dallah Wannus, ia mengangkat tema politik dalam dramanya.
Salah satu karyanya adalah Haflat Samar min Ajlil Khomis min.
2. Hoda Barakat, dengan karyanya Maraqtu min Zaman.
3. Raymond jabbarah
4. Isam Mahfuz
 PALESTINA
Pada tahun 1977, berdirilah Palestinian al-Hawkati Troup. Mereka
mengangkat drma dengan tema-tema konflik yang terjadi antara
Palestina dan Israel.

 TUNISIA
1.Izz al-Din Al-Madani, dramanya bertema revolusi populer berjudul
Thawrat Sahib al-Himar (1971), Rihlat al-Hallaj (1973), Diwan al-Zanj
(1974), dan Al-Mawlay as-Sultan al-Hasan al-Hafsi (1977).
2.Arusiya an-Naluti, menulis dua naskah drama: At-Tawba (dipentaskan
oleh Sinbad Theatre company pada 1992) dan Tamashi (dipentaskan
oleh Tunisia Nation Theatre ompany pada tahun 1995).
 MAROKO
1.Ahmad Thayyib Al-Ilj dengan karyanya Wali Allah yang mencapai
kesuksesan pada festival teater Tunisia tahun 1968.
2.At-Tayyib al-Shiddiqi , dengan karyanya Diwan Sidi Abdur Rahman al-
Majhub (1966) dan Maqamat Badiuz-Zaman al-Hamadani (1971).
 IRAK
Penulis naskah drama di Irak adalah Yusuf al-’Ani. Karyanya terinspirasi
oleh revolusi Irak pada tahun 1958 yang berjudul Ana Ummak Ya Shakir
dan Al-Miftah
 KUWAIT
Penulis naskah Kuwait adalah As-Saqr al-Rashud dan ‘Abdu al-Aziz
Surayyi.
 ALJAZAIR
Para penulis Aljazair turut berkontribusi dalam mempopulerkan drama
yang menggunakan percakapan dengan dialek daerah. Adapun penyair
Aljazair yang aktif menulis naskah drama adalah Katib Yasin.

Anda mungkin juga menyukai