Anda di halaman 1dari 4

pengertian drama arab

Sastra Arab modern mulai menapaki lembaran sejarah baru ketika menemukan sebuah
produk sastra yang dikenal dengan Masrahiyah (drama). Pada masa modern, drama menjadi
salah satu karya sastra Arab yang mendapat perhatian besar1. Oleh karenanya drama
mempunyai posisi penting dalam perkembangnan sastra khususnya diarab yang memberikan
moderenisasi kepada Masyarakat.
Pada dasarnya, drama Arab merupakan bagian dari prosa sastra Arab sendiri. Prosa sastra
Arab terbagi menjadi prosa sastra imajinatif dan non-imajinatif. Prosa sastra imajinatif adalah
karya sastra dalam bentuk fiksi atau cerita rekaan yang terbagi kedalam tiga genre, yakni a)
Riwayah/hikayah/qissah (Novel/ Roman), Ugshusiyah (Novelet), Masrahiyah (Drama).2
Drama merupakan gendre imajinatif yang disampaikan melalui dialog para pemerannya.
Drama muncul pertama kali di Yunani kemudian diikuti oleh bangsa-bangsa lainnya seperti
Arab. Drama arab adalah salah satu seni sastra yang menggambarkan peristiwa baik sifatnya
fakta atau imajinasi yang didukung oleh percakapan dan Gerakan3. Dari definisi tersebut
drama merupakan suatu cerita yang disampaikan pada Masyarakat dalam bentuk Gerakan dan
percakapan. Sehingga menjadikan drama sebagai suatu seni yang bisa dipertontonkan dan
memberikan nilai sastra secara langsung.
Lakon/drama (genre sastra dan jenis kegiatan praktis dalam sastra, menceritakan Suatu cerita
melalui tuturan dan tindakan tokoh-tokohnya, yang diwakili oleh para aktor, di atas pentas
atau pentas Teater di depan penonton.4
Drama merupakan salah satu genre sastra kuno yang memiliki peran berbeda sejak awal
kemunculannya Hingga saat ini, dan berbagai peran yang mengembangkan seni manusia
yang indah ini, drama mengambil langkah besar menuju kemajuan dan kecanggihan,
termasuk Yunani, Romawi, dan abad pertengahan Klasisisme, Romantisme, dan Realisme.
Drama ini dimulai dengan tarian primitif Diiringi musik dalam upacara keagamaan,
mengarah pada drama yang kita lihat saat ini Film modern dan sinematik yang berperan besar
dalam kehidupan manusia baru, dan dalam Mengarahkan perasaan mereka, dan kita melihat
saat ini tidak ada sastra bangsa yang lepas dari hal tersebut, namun sastra Arab pun tidak Dia
mempraktikkannya hanya di era kebangkitan sastra modern, karena sastra Arab kuno tidak
memiliki seni ini Hal ini disebabkan oleh fakto sosial dan agama, hal ini tidak dapat
dipungkiri oleh siapa pun.5 Oleh karena itu drama mempunyai keterlambatan lahirnya yang
mana hal itu dilatar belakangi oleh faktor sosial dan agama sehingga itu sastra arab kuno
tidak mengikuti sesuatu yang bertentangan dari ajaran dan norma dilingkungannya.

1
Zainal Abidin, 1987. Madzakurah fi Tarikh al-Adab al-Araby, Kualalumpur. Dewan Bahasa dan Pustaka
Kementerian Pendidikan Malaysia. Hal. 207
2
Abdul Aziz bin Muhammad al-Faishal 1405 H Al-Adab al-Arabi wa Tarikhuhu al-Ashr al-Jahili wa al-'Ashr al-
Islam wa al-'Ashr al-Umawi. Riyadh Kerajaan Saudi Arabiyah. Hal. 18
3
Basith. abdul, abdul Razzaq, Badr 1411. hal. 188
4
Sabiri ali, 1389 ,‫ ومراحل تطورها ودالئل تأخر العرب عنها‬،‫ المسرحية نشأتها‬h, Hal. 100
5
Ibid, Hal. 99
Dalam drama arab mempunyai perselisihan pendapat tentang drama, sehingga menuangkan
pemikiran tentang drama tersebut, pendapat pertama marrun al naqqasah berpendapat bahwa
drama merupakan teks sastra yang diharapkan dapat berdiri tegak bukan hanya dilihat dari
segi tontonannya akan tetapi dapat memberikan nilai sastra.
Adapun pendapat kedua ahmad abu khalil al qabbani menyatakan bahwa tidak setuju dengan
adanya drama sebagai teks sastra bukan karena dasar drama, akan tetapi dia lebih condong
dengan ada unsur tarian dan nyanyian.. Karena dalam cerita dalam lakon ada yang
menimbulkan situasi untuk bernyanyi sehingga menciptakan kesempatan di mana tarian
tersebut disajikan. Dan ketiga yakub berpendapat Ketika dia pergi ke dua negara prancis dan
italia untuk belajar drama disana, sehingga itu dia berkeinginan untuk menghidupkan drama
diarab.

Anda mungkin juga menyukai