Anda di halaman 1dari 283

MODUL TEORI

AKUNTANSI

Dr. Priyastiwi, Msi, Ak, CA


BAB I
TINJAUAN
Accounting Theory
Taksonomi Bidang Akuntansi

 Seni?
 Sains?
 Teknologi?

Penempatan seperangkat pengetahuan akuntansi ke


dalam salah satu kategori menentukan karakteristik teori
akuntansi.
12/10/22 Transi 3
 Akuntansi sebagai Seni

Akuntansi sebagai bidang pengetahuan


keterampilan, keahlian, dan kerajinan yang
menuntut praktik untuk menguasainya.

Akuntansi menuntut pertimbangan


(judgment) dalam penerapannya.

Pertimbangan harus dituntun oleh


pengalaman dan pengetahuan
(profesionalisma).
12/10/22 Transi 4
Sains

Pengetahuan untuk menjelaskan dan


meramalkan gejala alam dan sosial seperti
apa adanya dengan metoda ilmiah.
Menguji dan menetapkan kebenaran
penjelasan atau pernyataan tentang suatu
masalah.
Bebas nilai (value-free).
Karakteristik: koherensi, korespondensi,
keterujian, dan keuniversalan.
12/10/22 Transi 5
 Akuntansi sebagai Sains

Akuntansi sebagai bidang pengetahuan


yang menjelaskan fenomena akuntansi
secara objektif, apa adanya, dan bebas
nilai.

Penjelasan dinyatakan dalam bentuk


aksioma, proposisi, prinsip umum, atau
hipotesis yang tidak langsung berkaitan
dengan kebijakan.

Pertimbangan dan penyimpulan dituntun


12/10/22 Transi 6
Teknologi

Seperangkat pengetahuan untuk


menghasilkan sesuatu (produk) yang
bermanfaat. Teknologi meliputi teknologi
lunak.
Penggunaan pengetahuan ilmiah dalam
suatu masyarakat pada suatu saat untuk
memecahkan masalah nyata yang
dihadapinya sesuai dengan budaya dan
nilai yang dianut.
Perekayasaan melekat pada proses
12/10/22 Transi 7
 Akuntansi sebagai Teknologi

Penggunaan pengetahuan ilmiah dalam


suatu wilayah negara untuk menyediakan
informasi keuangan dalam rangka
mencapai tujuan sosial dan ekonomik.

Perekayasaan pelaporan keuangan dalam


suatu masyarakat (negara) dalam rangka
pencapaian tujuan negara.

Basis definisi dalam buku ini.


12/10/22 Transi 8
Traditional approaches to
accounting theory

 Pendekatan Pajak
 Pendekatan Legal
 Ethical approach
 Economic approach
 Pendekatan perilaku
 Pendekatan strukutural
The nature of accounting:
various images
Accounting as:
 language
 historical record
 current economic reality
 information system
 commodity
 ideology
Accounting Images
Akuntansi sebagai ideologi:
 Diartikan sebagai cara menjaga dan melegitimasi kondisi sosial, ekonomi and
politik:
 Sebagai instrumen rasionalitas ekonomi dan alat sistem kapitalistik

Akuntansi sebagai bahasa:


 Dipersepsikan sebagai bahasa bisnis
 Menurut Hawes, bahasa terdiri dari dua komponen; symbols (debit & kredit) dan
grammatical rules (sekumpulan prosedur)

Akuntansi sebagai catatan historis


 Menyediakan catatan historis tentang pertanggungjawaban manajer atas sumber
daya pemiilik (owner’s resources)

Akuntansi sebagai realitas ekonomi saat ini:


 Income satatement & balance sheet didasarkan pada realitas ekonomi saat ini,
yang tujuannya adalah untuk menentukan true income
Accounting Images

Akuntansi sebagai sistem informasi:


 Menghubungkan sumber-sumer informasi atau transmiter (biasanya
akuntan, channel komunikasi, dan sekumpulan receivers (external
users)

Akuntansi sebagai komoditi:


 Akuntansi tetap ada karena informasi-informasi khusus yang diminta
dan konsultan ingin dan mampu memproduksinya
The nature of accounting theory
 Tujuan utama teori akuntansi adalah menjadi
dasar untuk prediksi dan penjelasan berbagai
perilaku dan kejadian dalam akuntansi
 Belum ada satu teori yang menyeluruh
 Hendriksen: TA adalah sekumpulan prinsip yang
luas yang meyediakan kerangka referensi tentang
praktek akuntansi sehingga bisa dievaluasi &
menjadi tuntunan perkembangan berbagi praktek
dan prosedur yang baru.
Definitions of accounting theory
(cont’d)
McDonald: teori harus punya 3 elements:
1. encoding of phenomena to symbolic
representation
2. manipulation or combination according to rules
3. translation back to real-world phenomena
Accounting mencakup:
1. symbols (debit and credit)
2. translation rules
3. rules of manipulation
Terdapat 2 Metodologi:
 Metodologi deskriptif: mendeskripsikan praktek
akuntansi yang ada dan dianggap berguna
 Metodologi normatif: menjustifikasi apa yang
seharusnya bukannya apa yang terjadi
Pendekatan Non-theoretical:
 Pendekatan pragmatis: penyusunan teori yang
disesuaikan dengan praktek di dunia nyata dan
menyarankan solusi praktis
 Pendekatan authoritarian: mengeluarkan
keputusan untuk regulasi praktek akuntansi
The deductive approach
Langkah-langkah dalam pendekatan deduktif:
1. Menspesifisikasikan tujuan laporan keuangan
2. Memiilih postulat akuntansi
3. Menurunkan prinsip-prinsip akuntansi
4. Mengembangkan teknik akuntansi

Langkah-langkah dalam pendekatan induktif:


1. mencatat semua observasi
2. Menganalisa dan mengklasifikasikan observasi
3. Derivasi induktif
4. Derivasi induktif dari gneralisasi dan prinsip-prinsip akuntansi
yang terjadi dalam observasi
Membandingkan pendekatan
deduktif dan induktif
 Dalam inductive approach, kebenaran atau kesalahan proposisi
tidak tergantung pada proposisi lainnya, akan tetapi harus bisa
diverifikasikan secara empiris
 Dalam inductive approach kebenaran proposisi tergantung pada
observasi tentang hubungan yang berulang
 Proposisi akuntansi yang berasal dari pendekatan inductive
menghasilkan teknik akuntansi yang khusus dengan probabilitasnya
yang tinggi
 Proposisi akuntansi yang berasal dari pendekatan deduktif pasti
menghasilkan teknik akuntansi yang khusus
The ethical approach
 The basic core consists of the concepts of fairness,
justice, equity and truth
 In general, the concept of fairness implies that
accounting statements have not been subject to
undue influence or bias
 The committee on auditing procedures refers to
‘fairness of presentation’ as:
1. conformity with GAAP
2. disclosure
3. consistency
4. comparability
The economic approach
 Emphasises controlling the behaviour of
macroeconomic indicators that result from the
adoption of various accounting techniques
 The choice of different accounting techniques
depends on their impact on the national economic
good
 Accounting policies and techniques should reflect
‘economic reality’, and the choice of accounting
techniques should depend on ‘economic
consequences’
BAB II

SEJARAH
PERKEMBANGA
TEORI AKUNTANSI
TEORI AKUNTANSI

1. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN


AKUNTANSI.
2. SIFAT DAN PENGGUNAAN AKUNTANSI
3. PENDEKATAN TRADISIONALFORMULASI
TEORI AKUNTANSI.
4. PENDEKATAN REGOLATORI FORMULASI
TEORI AKU NTANSI.
5. KERANGKA KONSEPTUAL UNTUK
AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN,
6. STRUKTURE DAN TEORI AKUNTANSI
7. KEJUJURAN PENGUNGKAPAN DAN TREND
MASA DEPAN AKUNTANSI.
8. PRESPECTIF PENELITIAN DALAM
AKUNTANSI.
SEJARAH PERKEMBANGAN TEORI
AKUNTANSI
 3600 SEBELUM MASEHI
 ZAMAN YUNANI DAN ROMAWI
KUNO TEORI AKUNTANSI TELAH
DILAKUKAN ,SUATU CONTOH
YAITU PENILKAIAN TENTANG
ASSET YAITU TEMBOK DENGAN
CARA MENGHITUNG
MEMBEBANKAN SEPERDELAPAN
DARI BEAYA YANG DIKELURKAN
SETIAP TAHUN SELAMA TEMBOK
TERSEBUT MASIH BERDIRI.
ABAD KE 11 DA 13

 TIMBULNYA PUSAT PUSAT


PERDAGANGAN DI KOTA ITALIA
 SAAT PERANG SALIB DIBUTUHKAN
KAPAL DAN PERLENGKAPAN
SEKEMBALI DARI TIMUR TENGAH
MEMBAWA BARANG DAGANGAN
 TIMBUL ADANYA PARTNER SHIP.
 MUNCUL KONSEP HAK MILIK
PRIBADI ,PERKEMBANGAN
PERKREDITAN,AKUMULASI
MODAL ,ENTITY DAN PROFIT.
ABAD KE 14
 ABAD INI MUNCUL METODE YANG
DIPAKAI OLEH PARA PEDAGANG ABAD
PERTENGAHAN DI ITALIA PADA TH 1340
YAITU ETODE DOUBLE ENTRY
BOOKKEEPING YANG KEMUDIAN
DIKEMBANGKAN OLEH LUCA PACIOLI
 TERSIRAT BISNIS ENTITY
 TRANSAKSI DIHITUNG DENGAN MATA
UANG
 DITEKANNKAN PERKIRAAN EXPENSES
DAN ENTITY
ABAD KE 16
 PADA ABAD INI TATA BUKU
BERPASANGAN MULAI DITULIS DAN
DIKEMBANGKAN DALAM BEBERAPA
BAHASA PERTAMA KALI DALAM BAHASA
BELANDA ,INGGRIS DAN ITALIA.
 DALAM ABAD TERSEBUT TEORY
AKUNTANSI BERKEMBANG PESAT DI
ITALIA YANG DITUANGKAN DALAM
BEBERAPA KONSEP TEORI AKUNTANSI
•TUJUAN UTAMA TEORI AKUNTANSI ADALAH
MEMBERIKAN INFORMASI KEPADA
PEMILIKTERHADAP ASSET ,LIABITITIES,DAN
LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI STEWARD
SHIP, DAN DASAR PEMBERIAN KREDIT.
CIRI CIRI AKUNTANSI ADALAH ENTITY YANG
MEMISAHKAN PEMILIK DAN
PERUSAHAANNYA DAN PENYETORAN PARA
PARTNER SEBAGAI MODAL PERUSAHAAN.
 KONSEP KONTINUITAS,
 CIRI CIRI DARI KONSEP AKUNTANSI ITALIA
INI ADALAH KURANG ADANYA SUATU UNIT
KEUANGAN YANG TUNGGAL DAN STABIL.
ABAD 17 DAN 18

 METODE BERPASANGAN TERSEBAR


KESELURUH NEGARA DI EROPA.
 PERHITUNGAN RUGI LABA DIBUAT SETIAP
PEREODE TIDAK SETIAP JOINT USAHA
SELESAI .
 PERSO NIFIKASI ( PERKIRAAN DALAM
LAPORAN KEUANGAN BEREDIRI SENDIRI
TIDAK TERGANTUNG SATU DENGAN YANG
LAINNYA.
 KELANJUTANNYA ADALAH METODE CARHGE
AND DISCHARGE SEBAGAI PENJABARAN DARI
PEMAKAIIAN DEBIT DAN KREDIT
ABAD 19 DAN 20
 PERKEMBANGAN PADA ABAD KE 19 DAN 20
INI ADALAH DITANDAI DENGAN PENGARUH
PENGARUH PENTING
1. REVOLUSI INDUSTRI YANG MEMBAWA
PENGARUH TERHADAP AKUNTANSI BEAYA
DAN AKUNTANSI PENYUSUTAN
2. PERKEMBANGAN DALAM PEMBANGUNAN
JALAN JALAN KERETA API MEMPUNYAI
PENGARUH TERHADAP AKUNTANSI
PENYUSUTAN DAN KESERAGAMAN DALAM
INDUSTRI KERETA API .
3. PERATURAN DIBIDANG PERPAJAKAN
4. BERKEMBANG PESAT PERSEROHAN
TERBATAS.
CIRI CIRI PERKEMBANGAN .
 MUNCULNYA METODE COST ACCOUNTING DAN
DITERAPKAN KONSEP DEPRECIATION .
 PENGARUH PAJAK PENDAPATAN DALAM
AKUNTANSI SANGAT BESAR DALAM ( UNDANG
UNDANG PAJAK SANGAT DIPENGARUHI
STANDARD PRAKTEK AKUNTANSI )
 BERKEMBANGNYA DAN MENINGKATNYA MUTU
LAPORAN AKUNTANSI DENGAN
MEMPERTAHANNYA
KONSISTENSI ,SEPERTI ,PERHITUNGAN
DEPRECIATION ,MENCANTUMKAN INVENTORY
METODE COST OR MARKET WHICH EVER S
LOWER ,SEPERTI KONSEP BAGI PENILAIAN
SAHAM
 PERUSAHAAN SEBAGAI PERSEROAN TERBATAS
MEMPENGARUHI SECARA LANGSUNG TEORI
AKUNTANSI.
PERKEMBANGAN TERAKHIR
 MUNCULNYA DAN BERDIRINYA PANITIA
PANITIA KHUSUS MISALNYA TH 1938
BERDIRI COMMITTE ON ACCOUNTING
PROSEDURE,SEDANGKAN SEBELUNNYA TH
33 S/D 36 ADALA SPESIAL COMMITTE ON
DEVELOPMENT OF ACCOUNTING
PRINCIPLE YANG BERSIFAT MEMECAHKAN
PROBLEM PROBLEM AKUNTING .
 TAHUN 1959 AICPA MENDIRIKAN
ACCOUNTING PRINCIPLE BOARD YANG
DIDORONG OLEH MUNCULNYA SKANDAL
KEUANGAN DAN MEMBATASI CAMPUR
TANGAN PEMERINTAH DALAM PROFESI
AKUNTANSI.
ADA TIGA KELEMAHAN APB UNTUK
KEMUDIAN MENDORONG DIDIRIKANNYA
FASB FINANCIAL ACCOUNTING
STANDARD BOARD
 TERJADI PERUBAHAN PESAT MERGER AQUISITIONSYANG
MENDORONG CONGLOMERTE SEHINGGA MUNCUL
EARNING PER SHARE ,DAN PARA PERUSAHAAN
MEMILIH BEBERAPA ALTERNATIF TEKNIK AKUNTANSI
UNTUK MELAPORKANNEARNING PER SHARE.
 MUNCULNYA BANYAK KECURANGAN DALAM YANG
AKUNTAN PUBLIKNYA MEMBERIKAN UN QUALIFIFIED
OPINION
 KETIDAK MAMPUAN APB UNTUK MENCIPTAKAN ATURAN
DARAS SEBAGAI PEDOMAN ACCOUNTING PRINCIPLE.
 FASB AKTIF DALAM PENGANBANGAM PRINSIP PRINSIP
AKUNTANSI .

PEREODISASI ABAD KE 20
PEREODE LAIZZEZ FAIRE AKUTAN BEBAS MENGGUNAKAN
AKAL PIKIRANNYA UNTUK MENENTUKAN PRAKTE
AKUNTANSI YANG PALING TEPAT DALAM KASUS YANG
DIHADAPI.
 ZAMAN DIMANA ADA REKOMENDASI APA YANG
DIANGGAP” BEST PRACTICE DAPAT DILIHAT KEGIATAN
DARI COMMITE ACCOUNTING PROSEDURE.
 ZAMAN DIMANA REKOMENDASI DIBUAT UNTUK
MEMPERBAIKI PRAKTEK DAN PROSEDURE YANG ADA
TANPA MEMPERHATIKAN PRAKTEK TERSEBUT DIANUT
APA TIDAK ,ZAMAN ACCOUNTING PRINSIPLES BOARD.
 ZAMAN DIMANA DITETAPKAN PRAKTEK YANG MENJADI
KEHARUSAN ( AUTHORIITATIVE PRACTICE ) UNTUK
DIIKUTI BISA DILANGAR APABILA DAPAT
DIPERTANGANNKAN KEBENARAN NYA DAN DIDICLOUSE
DALAM LAPORAN JAMANNYA FASB.
SEJARAH PERKEMBANGAN
AKUNTANSI
1.PENDAHULUAN
2. EVOLUSI PEMBUKUAN BERPASANGAN
3. PERKEMBANGAN PRINSIP DI A S
4. AKUNTANSI DANNKAPITALISME
5.RELEVANSI SEJARAN AKUNTANSI
6. KONKLUSI.
PENDAHULUAN

MEMPELAJARI SEJARAH AKUNTANSI DAN


PERKEMBANGANNYA MERUPAKAN HAL
YANG SANGAT PENTING UNTUK
MEMAHAMI DAN MENGAPRESIASI
PRAKTEK SEKARANG ,MASA DEPAN DAN
STRUKTURE INSTITUSIONAL BIDANG
SAINS AKUNTANSI TAHAPAN TAHAPAN
PENTING SEJARAH AKUNTANSI DAN
PERKEMBANGANNYA HARUS DIKETAHUI
DAN DIPAHAMI OLEH SETIAP MAHASISWA.
SEJARAH AWAL AKUNTANSI
PENCATATAN TELAH ADA PADA 3OOO BC
PERADABAN KALDEA –
BABILONIA,ASIRIA ,SAMARIA YANG
MERUPAKAN PEMBENTUK SISTEM
PEMERINTAHAN PERTAMA DIDUNIA
PERADABAN MESIR ,DIMANA PARA PENULIS
MEMBENTUK POROS BERPUTARNYA
SELURUH MESIN KEUANGAN DEPARTEMEN
,PERADABAN CHINA DENGAN AKUNTANSI
PEMERINTAHAN DIJAMAN DINASTI CHAO
1122-256 BC ,PERADABAN YUNANI TH256
BC .
PERADABAN ROMA DENGAN HUKUM YANG
MENENTUKAN BAHWA PEMBAYAR PAJAK HARUS
MEMBUAT LAPORAN KEUANGAN,

BERBAGAI FAKTOR DIANTARANYA SISTEM


PENULISAN PENGENALAN ANGKA ARAB DAN
DESIMAL,PENYEBARAN PENGETAHUAN
ALJABAR
MUNCULNYA PEMBUKUAN BERPASANGAN YANG
DIKENALKAN OLEH LUCA PACIOLI PADA
TAHUN 1494 DIA MEMPUBLIKASIKAN BUKU
SUMMA DE ARITHMETICA PROPORTION ET
PROPORTIONALITA YANG MENGGAMBARKAN
PEMBUKUAN BERPASANGAN .
PERKEMBANGAN PEMBUKUAN
BERPASANGA N
PADA ABAD KE 16 METODE TERSEBUT BERKEMBANG
LUAS DI EROPA MENJADI MODE YANG MEMEILIKI
KARAKTERISTIK MODEL PEMBUKUAN BERPASANGAN
SAMPAI DENGAN SAAT INI./
TAHAP PERKEMBANGAN SEBAGAI BERIKUT :
1. SEKITAR ABAD 16 SEDIKIT PERUBAHAN DIBUAT
DALAM TEHNIK PEMBUKUAN YAITU ADANYA
PENGENALAN JURNAL KHUSUS UNTUK MENCATAN
TIPE TIPE TRANSAKSI YANG BERBEDA.
2. EVOLUSI PRAKTEK LAPORAN KEUANGAN PEREODIK
TERJADI PADA ABAD 16 DAN
TUJUHBELAS,PERSONIFIKASI AKUN DAN TRANSAKSI
SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMBUAT ATURAN DEBIT DAN
KREDIT MENJADI LEBIH MASUK AKAL
3. PENERAPAN SISTEM BERPASANGAN DIPERLUAS
DENGAN TIPE ORGASNISASI YANG LAIN .
4 PENGGUNAAN AKUN SEDIAAN YANG
TERPISAH UNTUK TIPE BARANG YANG
BERBEDA TERJADI PADA ABAD KE 17.
5. DIMULAI DENGAN EAST INDIA COMPANY DALAM ABAD 17 DAN
PERTUMBUHAN CORPORASI SETELAH REVOLUSI INDUSTRI.
6.METODE PENGAKUAN ASET TETAP YANG BDIKEMBANGKAN SEBELUM
ABAD 18 .
7.ABAD KE 19 ,DEPRESIASI KEKAYAAN NDIPERLAKUKAN SEBAGAI BARANG
DAGANGAN YANG TIDAK TERJUAL ,DALAM PARUH DUA ABAD
19 ,DEPRESIASI DLM NINDUSTRI KERETA API DIPANDANG TIDAK PERLU
JIKA KEKAYAAN TERSEBUT TIDAK MENGALAMI KONDISI MEMBURUK.
8. AKUNTANSI COST HADIR DALAM ABAD KE 19 SEBAGAI AKIBAT DARI
REVOLUSI INDUSTRI DIMULAI PADA PERUSAHAAN TEKSTIL .
9. PERKEMBANGAN TEKNIK AKUNTANSI UNTUK PEMBAYARAN DIMUKA DAN
AKRUAL UNTUK MEMUNGKINKAN KOMPUTASI PROFIT TERJADI PADA
ABAD 19 .
10.PERKEMBANGAN LAPORAN DANA PADA ABAD PARUH 19 DAN 20
11.PADA ABAD 20 TERJADI PERKEMBANGAN METODE METODE AKUNTANSI
MENYANGKUTA ISUE COMPLEK . EARNINGS PER LEMBAR SAHAM.
PERKEMBANGAN PRINSIP PRINSIP
AKUNTANSI DI USA

ADA 4 PASE PROSES PERKEMBANGAN AKUNTANSI


YANG BDAPA DIINDENTIFIKASI :
 PASE PERTAMA 1900 S/D 1933 MANAGEM,EN
SEPENUHNYA MENGENDALIKANPEMILIHAN
INFORMASI KEUANGAN YANG HARUS
DIUNGKAPKAN.
 PASE KEDUA 1933 S/D 1959 .
 PASE KE TIGA 1959 S/D 1973 LEMBAGA LEMBAGA
PROFESIONAL MEMAINKAN PERANAN SIGNIFIKAN
DALAM PENGEMBANGAN PRINSIP PRINSIP
AKUNTANSI .
 FASE KEEMPAT BERLANJUT BSAMPAI SEKARANG
FASB FINACIAL ACCCOUNTING STANFRADS BOARD
DAN BERBAGAI KELOMPOK PENEKAN YANG LAIN .
FASE FASE
1. FASE KONSTRIBUSI
MANAGEMEN 1900M-1933,
2. FASE KONSTRIBUSI INSTITUSI
1933 -1959
3. FASE KONSTRIBUSI
PROFESIONAL 1959 1973
4. FASE POLITISASI 1973 –
SEKARANG .
AKUNTANSI DAN
KAPITALISME
AKUNTASI DANKAPITALISME ,
DIKAITKAN DENGAN KLAIM SECARA
UMUM BAHWA PEMBUKUAN
BERPASANGAN MERUPAKAN SUATU
YANG FITAL BAGI PERKEMBANGAN
DAN EVOLUSI KAPITALISME .
EMPAT ALASAN PERANAN AKUNTANSI
BERPASANGAN TERHADAP
KAPITALISME :
1.MENYUMBANGKAN SIKAP BARU
DALAM PERKEMBANGAN KEHIDUPAN
EKONOMI
SPIRIT AKUISISI YANG BARU TERSEBUT
DIBANTU DAN DIDORONG OLEH
KALKULASI EKONOMIC
RASIONALISME YANGBARU INI
SELANJUTNYA DITINGKATKAN OLEH
ORGANISASI YANG SISTEMATIK .
SISTEM AKUNTANSI BEREPASANGAN
MEMUNGKINKAN PESIHAAN
KEPEMILIKAN DAN MANAGEMEN
SEHINGGA MENDORONG PERTUMBUHAN
PERUSAHAAN PATUNGAN YANG BESAR .
RELEVANSI SEJARAH AKUNTASI
SEJARAH AKUNTANSI PENTING BAGI
PENDIDIKAN ,KEBIJAKAN ,DAN PRAKTRIK AKUNTANSI ,
SEJARAH AKU NTANSI MEMUNGKINKAN UNTUK MEMAHAMI
KONDISI KITA SEKARANG DAN U NTUK MERAMAL ATAU
MENGENDALIKAN MASA DEPAN KITA LEBIH BAIK .
SEJARAH AKUNTANSI ADALAH STUDY TENTANG EVOLUSI
PEMIKIRAN,PRAKTEK ,DAN INSTITUSI AKUNTANSI SEBAGAI
TANGGAPAN TERHADAP PERUBAHAN LINGKUN GAN DAN
KEBUTUHAN SOSIAL ,SEJARAH AKUNTANSI MEMBAHAS
PENGARUH EVOLUSI TERSEBUT TERHADAP LINGKUNGAN.
SEJARAH AKUNTANSI MERUPAKAN STUDI TENTANG WARISAN
AKUNTANSI DAN KONSTRIBUSINYA PADA
PEDAGOGI ,KEBIJAKAN DAN PRESPEKTIF AKUNTANSI.
DALAM KAITANNYA DENGAN PERSPEKTIF KEBIJAKAN ,SEJARAH
AKU NTANSI DAPAT MENJADI SARANA PENILASIAN LEBIH BAIK
TERHADAP PRAKTEK YANG BERJALAN MELALUI
PERBANDINGAN DENGAN METODE MASA LALU.
KONKLUSI
EVOLUSI HISTORIS AKUNTANSI MEMBERI ARAH DAN
PENJELASAN BAGI SEBAGIAN BESAR PERISTIWA
PERISTIWA PENTING YANG MEMBENTUK SISTEM
PEMBUKUAN BERPASANGAN DAN
PERKEMBANGAN AKUNTANSI NMODERN.SEJARAH
AKUNTANSI MENINGKATKAN KEMAMPUAN ORANG
YANG TERTARIK DENGAN BIDANG AKUNTANSI
UNTULK MEMBUAT PERTIMBANGAN YANG LEBIH
LUAS DAN DENGAN DASAR YANG LEBIH
TERINFORMASI.
SEJARAH AKUNTANSI MEMUNGKINKAN KITA UNTUK
MENGHUBUNGKAN SESUATU YANG IPRAKTEKKAN
DIMASA LALU DENGAN APA YANG HARUS
DIPRAKTEKKAN SEKARANG KENYATAAN SEJARAH
DENGAN KENYATAAN POSITIF DAN NORMATIF ,.
SIFAT DAN PENGGUNAAN
AKUNTANSI
 DIFINISI DAN PERAN AKUNTANSI
 PENGUKURAN DALAM AKUNTANSI
 ALASAN DIBALIK AKUNTANSI
BERPASANGAN
 PRINSIP AKUNTANSI BERTERIMA UMUM
 KEBIJAKAN DAN PERUBAHAN AKUNTANSI
 HIPOTESIS PERATAAN INCOME
 KIPOTESIS SALAH SAJI KEUANGAN
SELECTIF
 KONKLUSI
BAB III
STRUKTUR TEORI AKUNTANSI

DR. PRIYASTIWI, MSI. AK. CA


STRUKTUR TEORI AKUNTANSI

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

POSTULAT AKUNTANSI KONSEP TEORITIS AKUNTANSI

PRINSIP DASAR AKUNTANSI

STANDAR AKUNTANSI
STRUKTUR TEORI AKUNTANSI
•ELEMEN STRUKTUR TEORI AKUNTANSI
TUJUAN LAPORAN KEUANGAN ADALAH UNTUK
MENYEDIAKAN INFORMASI YANG MENYANGKUT
POSISI KEUANGAN, KINERJA SERTA PERUBAHAN
POSISI KEUANGAN SUATU PERUSAHAAN YANG
BERMANFAAT BAGI SEJUMLAH BESAR PEMAKAI
DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN EKONOMI
STRUKTUR TEORI AKUNTANSI

•ELEMEN STRUKTUR TEORI AKUNTANSI


POSTULAT AKUNTANSI ADALAH PERNYATAAN YANG DAPAT MEMBUKTIKAN
KEBENARANNYA SENDIRI ATAU DISEBUT JUGA AKSIOMA YANG SUDAH
TERIMA KARENA KESESUAIANNYA DENGAN (UNTUK MENOPANG DAN
MEWUJUDKAN) LAPORAN KEUANGAN YANG MENGGAMBARKAN ASPEK
EKONOMI, POLITIK, SOSIOLOGIS DAN HUKUM SUATU LINGKUNGAN DI MANA
AKUNTANSI ITU BEROPERASI
STRUKTUR TEORI AKUNTANSI
• ELEMEN STRUKTUR TEORI AKUNTANSI
KONSEP TEORITIS AKUNTANSI ADALAH PERNYATAAN YANG DAPAT
MEMBUKTIKAN KEBENARANNYA SENDIRI ATAU DISEBUT JUGA AKSIOMA
YANG JUGA SUDAH DITERIMA UMUM KARENA KESESUAIANNYA DENGAN
(UNTUK MENOPANG DAN MEWUJUDKAN) TUJUAN LAPORAN KEUANGAN YANG
MENGGAMBARKAN SIFAT – SIFAT AKUNTANSI YANG BERPERAN DALAM
EKONOMI BEBAS YANG DITANDAI OLEH ADANYA PENGAKUAN PADA
PEMILIKAN PRIBADI
STRUKTUR TEORI AKUNTANSI

•ELEMEN STRUKTUR TEORI AKUNTANSI


PRINSIP DASAR AKUNTANSI ADALAH PRINSIP SIFAT – SIFAT YANG
MENDASARI AKUNTANSI DAN SELURUH OUTPUTNYA (LAPORAN KEUANGAN)
YANG MENJADI DASAR DALAM PENGEMBANGAN TEKNIK ATAU PROSEDUR
AKUNTANSI YANG DIPAKAI DALAM MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN
STRUKTUR TEORI AKUNTANSI
• ELEMEN STRUKTUR TEORI AKUNTANSI
STANDAR AKUNTANSI ADALAH PERATURAN – PERATURAN KHUSUS YANG
DIJABARKAN DARI PRINSIP DASAR AKUNTANSI, YANG MENGATUR TENTANG
BAGAIMANA STANDAR PERLAKUAN PENCATATAN DAN PELAPORAN TERHADAP
SEMUA TRANSAKSI ATAU KEJADIAN – KEJADIAN TERTENTU YANG DIALAMI
OLEH SUATU LEMBAGA (ENTITY) ORGANISASI ATAU PERUSAHAAN
POSTULAT AKUNTANSI
• ENTITY
MENURUT KONSEP INI KITA BISA MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN SESUAI
DENGAN KEBUTUHAN PEMAKAINYA, MAKA SETIAP PERUSAHAAN DIANGGAP
SEBAGAI UNIT AKUNTANSI YANG TERPISAH DARI PEMILIKNYA
YANG MENJADI PERHATIAN DALAM POSTULAT INI ADALAH PARA PEMAKAI
LAPORAN KEUANGAN BUKAN PADA APA YANG DIINGINKAN OLEH TEORI
AKUNTANSI
POSTULAT AKUNTANSI
• GOING CONCERN
POSTULAT INI MENGANGGAP BAHWA PERUSAHAAN AKAN TERUS
MELAKSANAKAN OPERASINYA SEPANJANG PROSES PENYELESAIAN PROYEK,
PERJANJIAN, DAN KEGIATAN YANG SEDANG BERLANGSUNG. ARTINYA BAHWA
PERUSAHAAN DIANGGAP TIDAK AKAN BERHENTI, DITUTUP ATAU DILIKUIDASI
DIMASA YANG AKAN DATANG. JADI POSTULAT INI MEMBENARKAN METODE
HISTORICAL COST DAN BOOK VALUE TERHADAP ASSET
POSTULAT AKUNTANSI
• UNIT OF MEASURE
POSTULAT INI MENGANGGAP BAHWA SETIAP TRANSAKSI HARUS DIUKUR
DENGAN SUATU ALAT UKUR ATAU ALAT TUKAR YANG SERAGAM (ALAT
UKURNYA ADALAH UANG/RUPIAH).
KETERBATASANNYA ; INFORMASINYA DALAM BENTUK MATA UANG ; NILAI
BERFLUKTUASI KARENA TERGANTUNG KEPADA KEMAMPUAN DARI DAYA BELI
UANG TERSEBUT.
POSTULAT AKUNTANSI
• ACCOUNTING PERIOD
DALAM MENYAJIKAN LAPORAN KEUANGANNYA HARUS DILAKUKAN SECARA
PERIODE. PENGERTIAN PERIODE ADALAH JANGKA WAKTU PELAPORAN YANG
DAPAT BULANAN, PER TRIWULAN, CATURWULAN, SEMESTER DAN TAHUNAN
KONSEP TEORI AKUNTANSI

• THE PROPRIETORY THEORY


MENURUT KONSEP INI, ENTITY ADALAH SEBAGAI AGEN,
PERWAKILAN ATAU PENUGASAN DARI PENGUSAHA ATAU PEMILIK.
TUJUAN UTAMANYA ADALAH MENENTUKAN DAN MENGANALISA
KEKAYAAN BERSIH PERUSAHAAN YANG MERUPAKAN HAK SI
PEMILIK
ASSET – LIABILITIES = PROPRIETOR’S EQUITY
KONSEP TEORI AKUNTANSI

• THE ENTITY THEORY


TEORI INI MENGANGGAP ENTITY SEBAGAI SESUATU YANG TERPISAH
DAN BERBEDA DARI PIHAK YANG MENANAMKAN MODAL KE DALAM
PERUSAHAAN DAN UNIT USAHA ITULAH YANG MENJADI PUSAT
PERHATIAN YANG HARUS DILAYANI BUKAN PEMILIK. DENGAN
DEMIKIAN YANG MENJADI PERHATIANNYA ADALAH INCOME

ASSET = EQUITIES ASSET = LIABILITIES + STOCKHOLDER’S EQUITY


KONSEP TEORI AKUNTANSI
• THE FUND THEORY
TEORI INI MENGANGGAP UNIT USAHA MERUPAKAN SUMBER EKONOMI
(FUNDS) DAN KEWAJIBAN YANG DITETAPKAN SEBAGAI PEMBATASAN –
PEMBATASAN TERHADAP PENGGUNAAN ASET TERSEBUT. PERHATIAN TEORI
INI ADALAH ASSET.

ASSET = PEMBATASAN ASSET


KONSEP TEORI AKUNTANSI
• COMMANDER THEORY
TEORI INI MENGANGGAP BAHWA YANG HARUS DIPERHATIKAN ADALAH
MEREKA YANG MEMILIKI KEKUASAAN ATAU WEWENANG UNTUK MELAKUKAN
KONTROL EKONOMI ATAS PENGEMBANGAN YANG EFEKTIF TERHADAP SUATU
LEMBAGA. PERHATIANNYA ADALAH PERTANGGUNG JAWABAN DALAM
MENGELOLA KEKAYAAN YANG DIAMANAHKAN KEPADANYA
KONSEP TEORI AKUNTANSI
• THE INVESTOR THEORY
TEORI INI MENGANGGAP BAHWA YANG PERLU DIPERHATIKAN ADALAH
INVESTOR/KREDITUR (SPECIFIC EQUITIES) DAN RESIDUAL EQUITIES
(PEMEGANG SAHAM)

ASSET = SPESIFIK EKUITAS + RESIDUAL EKUITAS


PRINSIP DASAR AKUNTANSI
• DASAR AKRUAL
DALAM MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN PENGAKUAN TRANSAKSI DIDASARKAN
PADA KEJADIAN ATAU PERISTIWA BUKAN DIDASARKAN PADA TRANSAKSI KAS

• KELANGSUNGAN USAHA
LAPORAN KEUANGAN DISUSUN BERDASARKAN ASUMSI BAHWA ENTITY YANG
DIMAKSUD AKAN TERUS MELANJUTKAN USAHANYA(TIDAK ADA LIKUIDASI)
PRINSIP DASAR AKUNTANSI

•THE COST PRINCIPLE


SERING DISEBUT DENGAN HISTORICAL COST, YAITU
DASAR PENELAIAN YANG TEPAT UNTUK MENCATAT
PEROLEHAN BARANG. DENGAN KATA LAIN, SETIAP
PERKIRAAN DINILAI BERDASARKAN HARGA
PERTUKARANNYA PADA TANGGAL PEROLEHAN
PRINSIP DASAR AKUNTANSI
• THE REVENUE PRINCIPLE
MENJELASKAN TIGA HAL, YAITU :
A. SIFAT DAN KOMPONEN REVENUE
B. PENGUKURAN REVENUE
C. BUKTI PENGAKUAN REVENUE
• THE MATCHING PRINCIPLE
PRINSIP INI MENGATUR AGAR PEMBEBANAN BIAYA HARUS DILAKUKAN PADA
PERIODE YANG SAMA DENGAN PERIODE PENGAKUAN PENDAPATAN
PRINSIP DASAR AKUNTANSI

•THE CONSISTENCY PRINCIPLE


MENURUT PRINSIP INI, KEJADIAN EKONOMIS YANG
SEJENIS HARUS DICATAT, DILAPORKAN SECARA
KONSISTEN DARI SATU PERIODE KE PERIODE YANG
LAIN. ARTINYA PROSEDUR AKUNTANSI YANG SAMA
HARUS DITERAPKAN DALAM PERIODE ITU.
PRINSIP DASAR AKUNTANSI
• THE DISCLOSURE PRINCIPLE
LAPORAN KEUANGAN DIDESAIN DAN DISAJIKAN SEBAGAI KUMPULAN POTRET
DARI KEJADIAN EKONOMI YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN UNTUK
SUATU PERIODE DAN BERISI CUKUP INFORMASI, SEHINGGA MEMBUAT
ORANG BAIK UMUM ATAU INVESTOR PAHAM DAN TIDAK SALAH TAFSIR
TERHADAP LAPORAN KEUANGAN TERSEBUT.
PRINSIP DASAR AKUNTANSI
• THE CONSERVATISM PRINCIPLE
MENURUT PRINSIP INI, APABILA KITA DIHADAPKAN UNTUK MEMILIH DI
ANTAR DUA ATAU LEBIH PRINSIP/TEKNIK AKUNTANSI YANG SAMA – SAMA
DITERIMA, DIUTAMAKAN PILIHAN YANG MEMBERIKAN PENGARUH
KEUNTUNGAN YANG PALING KECIL PADA EQUITY PEMILIK.
ARTINYA PADA PRINSIPNYA ADALAH MENGANUT SIKAP “PESIMIS”
PRINSIP DASAR AKUNTANSI

•THE MATERIAL ITU PRINCIPLE


MENURUT PRINSIP INI, TRANSAKSI DAN KEJADIAN YANG
MEMILIKI PENGARUH EKONOMI YANG PENTING DAPAT
DICATAT DENGAN CARA YANG DIPERMUDAH TANPA
MELIHAT APAKAH SESUAI DENGAN PRINSIP DASAR
AKUNTANSI ATAU TIDAK SERTA PERLU ATAU TIDAK
DIUNGKAPKAN.
BAB IV
KERANGKA KONSEPTUAL
(KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
TUJUAN KERANGKA
KONSEPTUAL
 TUJUAN KERANGKA KONSEPTUAL :
ADALAH UNTUK MEMBERIKAN PEDOMAN
DALAM PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN
LAPORAN KEUANGAN BERTUJUAN UMUM
(GENERAL PURPOSES FINANCIAL
STATEMENTS).
INSTITUT AKUNTAN INDONESIA PADA BULAN
SEPTEMBER 1994 MEMUTUSKAN MENGADOPSI
KERANGKA KONSEPTUAL YANG DISUSUN
OLEH INTERNATIONAL ACCOUNTING
STANDARD COMMITTEE (IASC) SEBAGAI
DASAR PENYUSUNAN DAN INFORMASI
KEUANGAN DI INDONESIA. SEDANGKAN
NEGARA – NEGARA AMERIKA DAN AUSTRALIA
SUDAH MEMILIKI KERANGKA KONSEPTUAL
SENDIRI.

KERANGKA KOSEPTUAL YANG AKAN DIBAHAS


DALAM TEROI AKUNTANSI AKAN MENGACU
PADA KERANGKA KONSEPTUAL YANG
DIKEMBANGKAN DI USA.
PENGERTIAN KERANGKA
KONSEPTUAL
KERANGKA KONSEPTUAL DAPAT DIPANDANG
SEBAGAI TEORI AKUNTANSI YANG
TERSTRUKTUR (BELKAOUI, 1993), KARENA
STRUKTUR KERANGKA KONSEPTUAL SAMA
DENGAN STRUKTUR TEORI AKUNTANSI YANG
DIDASARKAN PADA PROSES PENALARAN
LOGIS. YANG DAPAT DIGAMBARKAN DALAM
BENTUK HIERARKI YANG MEMILIKI BEBERAPA
TINGKATAN YAITU:
 PADA TINGKATAN TEORI TINGGI :
KERANGKA KONSEPTUAL MENYATAKAN
RUANG LINGKUP DAN TUJUAN PELAPORAN
KEUANGAN

 PADA TINGKATAN SELANJUTNYA :


KERANGKA KONSEPTUAL MENG-
IDENTIFIKASI DAN MENDDFINISIKAN
KARAKTERISTIK KUALITATIF DARI
INFORMASI KEUANGAN DAN ELEMEN
LAPORAN KEUANGAN.
 PADA TINGKATAN OPERASIONAL YANG
LEBIH RENDAH : KERANGKA KONSEPTUAL
BERKAITAN DENGAN PRINSIP-PRINSIP DAN
ATURAN-ATURAN (RULES) TENTANG
PENGUKURAN DAN PENGAKUAN ELEMEN
LAPORAN KEUANGAN DAN TIPE INFORMASI
YANG PERLU DISAJIKAN.
FASB (1978), MEN-DEFINISIKAN
KERANGKA KONSEPTUAL SBB :
SUATU SISTEM YANG KOHEREN TENTANG
TUJUAN (OBJECTIVE) DAN KONSEP DASAR
YANG SALING BERKAITAN, YANG
DIHARAPKAN DAPAT MENGHASILKAN
STANDAR-STANDAR YANG KONSISTEN DAN
MEMBERIKAN PEDOMEN TENTANG JENIS,
FUNGSI DAN KETERBATASAN AKUNTANSI
DAN PELAPORAN KEUANGAN.
PERLUNYA KERANGKA KONSEPTUAL
:
  SEBAGAI PEDOMAN DALAM MENENTUKAN
STANDAR AKUNTANSI
 SEBAGAI KERANGKA REFERANSI UNTUK
MEMECAHKAN MASALAH AKUNTANSI APABILA
STANDAR YANG SEKARANG ADA, TIDAK
MENGATUR ISUE-ISUE YANG BARU MUNCUL
 SEBAGAI DASAR MEMBUAT PERTIMBANGAN
(JUDGEMENT) DALAM MENYAJIKAN LAPORAN
KEUANGAN
 MENINGKATKAN DAYA BANDING DENGAN CARA
MENGURANGI BERBAGI ALTERNATIF METODE
AKUNTANSI YANG ADA.
SETIAP PERUSAHAAN DI-IJINKAN
MEMILIH METODE AKUNTANSI YANG
DI-SUKAI DALAM LINGKUP
GENERALLY ACCEPTED
ACCOUNTING PRINCIPLE (GAAP).
HAL INI DIANUT OLEH BANYAK PIHAK,
TERUTAMA PERUSAHAAN (WATTS
AND ZIMMERMAN, 1986)
GAAP OLEH APB (ACCOUNTING
PRINCIPLE BOARD, 1970), DI-
DEFINISIKAN SEBAGAI :
KONVENSI – YAITU PRINSIP-PRINSIP YANG
DITERIMA SECARA UMUM BERDASARKAN
KESEPAKATAN (AGREEMENT), BUKANNYA
DIHASILKAN SECARA FORMAL DARI
SEPERANGKAT POSTULAT ATAU KONSEP
DASAR . PRINSIP-PRINSIP TERSEBUT
BERKEMBANG BERDASARKAN
PENGALAMAN, ALASAN, KEBIASAAN,
PEMAKAIAN, DAN JUGA KEBUTUHAN
PRAKTIK.
TABLE KERANGKA KONSEPTUAL (USA) :

LEVEL I : TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN


TUJUAN DARI PELAPORAN KEUANGAN MENURUT SFAC
NO. 1 (STATEMENT OF FINANCIAL ACCOUNTING
CONCEPTS.
 
 PELAPORAN KEUANGAN MEMBERIKAN INFORMASI YANG
BERMANFAAT BAGI INVESTOR DAN KREDITOR, DAN
PEMAKAI LAINNYA DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN
INVESTASI, KREDIT DAN YANG SERUPA SECARA
RASIONAL. INFORMASI TERSEBUT HARUS BERSIFAT
COMPREHENSIVE BAGI MEREKA YANG MEMILIKI
PEMAHAMAN YANG RASIONAL TENTANG KEGIATAN
BISNIS DAN EKONOMI DAN MEMILIKI KEMAUAN UNTUK
MEMELAJARI INFORMASI DENGAN CARA YANG RASIONAL
 PELAPORAN KEUANGAN MEMBERIKAN INFORMASI
UNTUK MEMBANTU INVESTOR , KREDITOR DAN
PEMAKAI LAINNYA TENTANG PENERIMAAN KAS
BERSIH YANG BERKAITAN DENGAN PERUSAHAAN.
 PELAPORAN KEUANGAN MEMBERIKAN INFORMASI
TENTANG SUMBER-SUMBER EKONOMI SUATU
PERUSAHAAN DAN KLAIM TERHADAP SUMBER-
SUMBER TERSEBUT.
 PELAPORAN KEUANGAN MENYEDIAKAN
INFORMASI TENTANG HASIL USAHA (PERFORMAN
KEUANGAN) SELAMA SATU PERIODE
 PELAPORAN KEUANGAN MENYEDIAKAN
INFORMASI TENTANG BAGAIMANA PERUSAHAAN
MEMPEROLEH DAN MEMBELANJAKAN KAS,
PINJAMAN DAN PENGEMBALIANNYA, TRANSAKSI
MODAL, DIVIDEN DAN EQUITIES LAINNYA DAN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SOLVENCI DAN
LIKUIDITAS PERUSAHAN.
 PELAPORAN KEUANGAN MENYEDIAKAN
INFORMASI TENTANG BAGAIMANA
MANAJEMEN MEMPERTANGGUNG-
JAWABKAN KEPADA PEMILIK ATAS
PEMAKAIAN SUMBER EKONOMI YANG
DIPERCAYAKAN KEPADANYA
 PELAPORAN KEUANGAN MEMBERIKAN
INFORMASI YANG BERMANFAAT BAGI
MANAJER DAN DIREKTUR SESUAI
KEPENTINGAN PEMILIK.
LEVEL : 2 – KARAKTERISTIK KUALITATIF
DAN ELEMEN LAPORAN KEUANGAN
1. KARAKTERISTIK KUALITATIF DARI INFORMASI.

FASB DALAM SFAC NO. 2 , KARAKTERISTIK KUALITATIF DIMAKSUDKAN


: UNTUK MEMBERIKAN KRITERIA DASAR DALAM MEMILIH :

- ALTERNATIF METODE AKUNTANSI DAN PELAPORAN


KEUANGAN
- PERSYARATAN PENG-UNGKAPAN (DISCLOSURE)

KEGUNAAN BAGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN, DARI DUA YANG


TERPENTING, LALU SEKUNDER DAN YANG LAINNYA :
 RELEVANSI, DAN
 RELIABILITY,
``BERKAITAN DENGAN : TIMELINESS,
PREDICTIVE VALUE DAN FEEDBACK VALUE
 COMPARABILITY, DAN
 CONSISTENCY, YANG MERUPAKAN
KUALITAS SEKUNDER
 COST - BENEFIT, DAN
 MATERIALITY , MERUPAKAN KRITERIA
UNTUK MENGAKUI INFORMASI AKUNTANSI
2. ELEMENT LAPORAN KEUANGAN
DALAM SFAC NO.3, TERDIRI DARI :
 AKTIVA (ASSETS)
 HUTANG (LIABILITIES)
 EKUITAS (EQUITY)
 INVESTASI OLEH PEMILIK (INVESTMENT BY
OWNERS)
 DISTRIBUSI PADA PEMILIK (DISTRIBUTION TO
OWNERS)
 LABA KOMPREHENSIVE (COMPREHENSIVE
INCOME)
 PENDAPATAN (REVENUE)
 BIAYA (EXPENSES)
 KEUNTUGAN (GAINS)
 KERUGIAN (LOSSES)
3. PENGAKUAN DAN PENGUKURAN.
DALAM SFAC NO. 5 DIBEDAKAN ANTARA
LABA PERIODIK (EARNING) DAN LABA
KOMPREHENSIF (COMPREHENSIVE
INCOME). EARNING BERBEDA DENGAN
INCOME, KARENA DALAM EARNING TIDAK
DIPERHITUNGKAN PENYESUAIAN-
PENYESUAIAN PERIODE SEBELUMNYA YANG
TIDAK DIAKUI PADA PERIODE SEKARANG.
SEPERTI PENGARUH KUMULATIF
PERUBAHAN PRINSIP AKUNTANSI TIDAK
DIMASUKKAN DALAM EARNINGS.
SEDANGKAN COMPREHENSIVE INCOME,
MENGAKUI DUA POS YANG DIKELUARKAN DARI
EARNING, MENGAKUI PENGARUH PERUBAHAN
ATAS PENYESUAIAN AKUNTANSI PERIODE
SEBELUMNYA YANG DIAKUI PADA PERIODE
SEKARANG DAN PERUBAHAN LAINNYA DALAM
AKTIVA NETTO PERUSAHAAN (HOLDING GAINS
AND LOSSES) YANG DIAKUI PADA PERIODE
BERJALAN, MISALNYA, PERUBAHAN DALAM
NILAI PASAR INVESTASI SURAT BERHARGA
DIKLASIFIKASIKAN SEBAGAI AKTIVA TIDAK
LANCAR DAN PENYESUAIAN PENJABARAN
ATAS MATA UANG ASING DIMASUKKAN
SEBAGAI LABA KOMPREHENSIF.
5 DASAR PENGUKURAN YANG DAPAT
DIGUNAKAN UNTUK MENENTUKAN NILAI
AKTIVA DAN HUTANG :
 COST HISTORIS (HISTORICAL COST), YAITU
JUMLAH KAS ATAU SETARANYA YANG
DIKELUARKAN UNTUK MEMPEROLEH
AKTIVA SAMPAI SIAP DIGUNAKAN.
 COST PENGGANTIAN TERKINI (CURRENT
REPLACEMENT COST), YAITU JUMLAH KAS
ATAU SETARANYA YANG HARUS DIBAYAR
JIKA AKTIVA YANG SEJENIS/SAMA
DIPEROLEH PADA SAAT SEKARANG.
 NILAI PASAR TERKINI (CURRENT MARKET
VALUE), YAITU JUMLAH KAS ATAU SETARANYA
YANG DIPEROLEH DENGAN MENJUAL AKTIVA
KEGIATAN PENJUALAN NORMAL.
 NILAI BERSIH YANG DAPAT DIREALISASI (NET
REALISABLE VALUE), YAITU JUMLAH KAS ATAU
SETARANYA YANG DIPEROLEH JIKA AKTIVA
DIHARAPKAN AKAN DIJUAL SETELAH
DIKURANGI DENGAN BIAYA LANGSUNG (BIAYA
PRODUKSI DAN PENJUALAN).
 NILAI SEKARANG ALIRAN KAS MENDATANG
(PRESENT VALUE OF FUTURE CASH FLOW),
YAITU NILAI SEKARANG ALIRAN KAS MASA
MENDATANG YANG AKAN DIPEROLEH
SEANDAINYA AKTIVA DIJUAL PADA MASA YANG
AKAN DATANG.
LEVEL KE – TIGA : POSTULATE,
PRINSIP DAN KETERBATASAN
 A. POSTULATE AKUNTANSI (ASUMSI / KONSEP
DASAR)
ADALAH PERNYATAAN ATAU AKSIOMA YANG
KEBENARANNYA TERBUKTI DENGAN SENDIRINYA,
DAN MENGGAMBARKAN LINGKUNGAN EKONOMI,
POLITIK, SOSIOLOGI DAN HUKUM TEMPAT
AKUNTANSI DIPRAKTEKKAN.

 THE ECONOMIC ENTITY


 GOING CONCERN
 MONOTARY UNIT (UNIT MONETER/MATA UANG)
 THE ACCOUNTING PERIOD
B. ACCOUNTING PRINCIPLES
(PRINSIP PENDAPATAN)
 THE HISTORICAL COST PRINCIPLE
 THE REVENUE PRINCIPLE
 THE MATCHING PRINCIPLE
 THE FULL DISCLOSURE PRINCIPLE

C. CONSTRAINT
 COST BENEFIT RELATIONSHIP
 THE MATERIALITY PRINCIPLE
 INDUSTRI PRACTICE
KERANGKA CONCEPTUAL
INDONESIA.
PENGURUS PUSAT IAI PADA TANGGAL 7 SEPTEMBER
1994, MENAMAKAN KERANGKA KONSEPTUAL
INDONESIA DENGAN ISTILAH “ KERANGKA DASAR
PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN “
KEGUNAAN :
 KOMITE PENYUSUN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
DALAM PELAKSANAAN TUGASNYA
 PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN UNTUK
MENANGGULANGI MASALAH AKUNTANSI YANG BELUM
DIATUR DALAM STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
 AUDITOR, DALAM MEMBERIKAN PENDAPAT MENGENAI
APAKAH LAPORAN KEUANGAN DISUSUN SESUAI
PRINSIP AKUNTANSI YANG BERLAKU UMUM
 PARA PEMAKAI LAPORAN KEUANGAN, DALAM
MENAFSIRKAN INFORMASI YANG DISAJIKAN DALAM LK
YANG DISUSUN SESUAI PSAK
 TUJUAN :
MENURUT IAI : TUJUAN LAPORAN KEUANGAN
ADALAH UNTUK MENYEDIAKAN INFORMASI YANG
BERKAITAN DENGAN POSISI KEUANGAN,
PRESTASI HASIL USAHA SERTA PERUBAHAN
POSISI KEUANGAN PERUSAHAAN YANG
BERMANFAAT BAGI PEMAKAI DALAM
PENGAMBILAN KEPUTUSAN EKONOMI.

 PEMAKAI LAPORAN KEUANGAN :


INVESTOR, KREDITOR, PEMASOK, KARYAWAN,
PELANGGAN, PEMERINTAH DAN MAYARAKAT.
 
ASUMSI DASAR :
 DASAR AKRUAL
 KELANGSUNGAN HIDUP
KARAKTERISTIK KUALITATIF DAN KENDALA
INFORMASI
KAREKTERISTIK YANG DIGUNAKAN IAI, TERDIRI DARI :
UNDERSTANDABILITY, RELEVAN, RELIABILITY, COMPARABILITY,
RELEVAN, TIMLINESS, SUBSTANCE OVER FORMS, SERTA MATCHING
CONCEPT
 
IAI MENGAKUI ADANYA KENDALA DALAM PENYAJIAN INFORMASI,
DIANTARANYA ADALAH : KETEPATAN WAKTU PENYAJIAN,
KESEIMBANGAN ANTARA BIAYA DAN MANFAAT SERTA
KESEIMBANGAN DI ANTARA KARAKTERISTIK KUALITATIF.
 
ELEMEN LAPORAN KEUANGAN
AGAK BERBEDA DENGAN FASB, IAI HANYA MENGAKUI 5 ELEMEN
LAPORAN KEUANGAN, YAITU :
 AKTIVA
 KEWAJIBAN
 EKUITAS
 PENGHASILAN (INCOME)
 BEBAN (EXPENSES)
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
PENGAKUAN ADALAH PROSES PEMBENTUKAN SUATU POS YANG
MEMENUHI DEFINISI ELEMEN LAPORAN KEUANGAN SERTA KRITERIA
PENGAKUAN, DENGAN CARA MENYTAKAN POS TERSEBUT BAIK
DALAM KATA-KATA MAUPUN DALAM JUMLAH RUPIAH DAN
MENCANTUMKANNYA DALAM NERACA ATAU LAPORAN LABA-RUGI.

KRITERIA PENGAKUAN YANG DIKEMUKAKAN OLEH IAI LEBIH


SEDERHANA DIBANDINGKAN FASB. MENURUT IAI, POS YANG
MEMENUHI DEFINISI ELEMEN LAPORAN KEUANGAN HARUS DIAKUI
APABILA :

- MANFAAT EKONOMI YANG BERKAITAN DENGAN POS TERSEBUT


AKAN MENGALIR DARI ATAU KE DALAM PERUSAHAAN
- POS TERSEBUT MEMPUNYAI NILAI ATAU BIAYA YANG DAPAT
DIUKUR DENGAN ANDAL
PENGUKURAN ADALAH PROSES PENENTUAN
JUMLAH RUPIAH UNTUK MENGAKUI DAN
MEMESUKKAN SEIAP ELEMEN LAPORAN KEUANGN
DE DALAM NERACA ATAU LAPORAN LABA-RUGI.

BERBAGAI PENGUKURAN TERSEBUT ANTARA LAIN :


 BIAYA HISTORIS, YAITU AKTIVA DICATAT SEBESAR
PENGELUARAN KAS (SETARA KAS) YANG DIBAYAR
ATAU SEBESAR NILAI WAJAR DARI IMBALAN YANG
DIBERIKAN UNTUK MEMPEROLEH AKTIVA
TERSEBUT PADA SAAT PEROLEHAN DAN
KEWAJIBAN DICATAT SEBESAR JUMLAH YANG
DITERIMA SEBAGAI PENUKAR DARI KEWAJIBAN
ATAU JUMLAH KAS YANG DIHARAPKAN AKAN
DIBAYARKAN UNTUK MEMENUHI KEWAJIBAN
DALAM PELAKSANAAN USAHA YANG NORMAL.
 BIAYA TERKINI (CURRENT COST), AKTIVA DINILAI DALAM
JUMLAH KAS YANG DIBAYARKAN UNTUK MEMPEROLEH
AKTIVA TERSEBUT SEKARANG. KEWAJIBAN DINYATAKAN
DALAM JUMLAH KAS UNTUK MENYELESAIKAN KEWAJIBAN
SEKARANG.

 NILAI REALISASI (REALIZABLE VALUE), AKTIVA DINYATAKAN


DALAM JUMLAH KAS YANG DAPAT DIPEROLEH SEKARANG
DENGAN MENJUAL AKTIVA DALAM PELEPASAN NORMAL
(ORDERLY DISPOSAL). KEWAJIBAN DINYATAKAN SEBESAR
JUMLAH KAS YANG DIHARAPKAN AKAN DIBAYARKAN UNTUK
MEMENUHI KEWAJIBAN DALAM PELAKSANAAN USAHA
NORMAL

 NILAI SEKARANG (PRESENT VALUE), AKTIVA DINYATAKAN


SEBESAR ARUS KAS DIMASA DEPAN YANG DIDISKONTOKAN
KE NILAI SEKARANG DALAM PELAKSANAAN USAHA NORMAL.
KEWAJIBAN DINYATAKAN SEBESAR ARUS KAS DI MASA
DEPAN YANG DIDISKONTOKAN KE NILAI SEKARANG DALAM
PELAKSANAAN USAHA NORMAL
KRITIK TERHADAP KERANGKA KONSEPTUAL
DI AMERIKA BERBAGAI KRITIK DITUJUKAN TERHADAP
PROYEK KERANGKA KONSEPTUAL BAHWASANYA
PERKEMBANGAN BERJALAN AGAK LAMBAT.
 
DUA PENDEKATAN YANG DIGUNAKAN DALAM ANALISIS
ADALAH :

 KERANGKA KONSEPTUAL SEHARUSNYA MERUPAKAN


PENDEKATAN ILMIAH YANG MAMPU MEMBENARKAN
OBSERVASI BERDASARKAN LOGIKA DAN BUKTI EMPIRIS

 PEDEKATAN YANG DIPUSATKAN PADA PEMILIHAN


TINDAKAN YANG DIANGGAP PALING BAIK
BERDASARKAN NILAI-NILAI PROFESIONAL
BAB V
General Accepted
Accounting Principles
(GAAP)
Pengertian Prinsip, Standard &
PABU
 Prinsip Akuntansi
Adalah segala ideologi, gagasan, asumsi,
konsep, postulat, kaidah, prosedur,
metoda, & teknik akuntansi yg tersedia
baik secara teoritis maupun praktis yg
berfungsi sebagai pengetahuan.
Pengertian Prinsip, Standard &
PABU
 Standar Akuntansi
Adalah konsep, prinsip, metoda, teknik, dan
lainnya yg sengaja dipilih atas dasar
rerangka konseptual oleh badan penyusun
standar (atau yg berwenang) utk
diberlakukan dlm suatu lingkungan atau
negara dan dituangkan dlm bentuk dokumen
resmi guna mencapai tujuan pelaporan
keuangan negara tsb.
Pengertian Prinsip, Standard &
PABU
 Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU)
Adalah suatu rerangka pedomanyg terdiri
atas standar akuntansi 7 sumber-sumber
lain yg didukung berlakunya scr resmi
(yuridis), teoritis, dan praktis.
Hubungan Prinsip Akuntansi,
Standar Akuntansi & PABU
Ketentuan/praktik yg tdk diatur
Prinsip-prinsip Akuntansi:
yg tdk diatur dlm standar
Semua konsep, tujuan, prosedur,
akuntansi termasuk peraturan
metoda dan teknik yg tersedia
Badan autoritatif lain,
scr teoritis maupun praktis
Kebiasaan dan konvensi

Dipilih atas dasar rerangka


konseptual oleh Padan Penyusun Dipilih & diterapkan oleh penyaji LK
Standar utk mencapai tujuan Sepanjang sesuai dgn
Pelaporan di lingk. ttt rerangka konseptua;
& tidak menyesatkan pemakai

Standar Akuntansi Praktik Sehat

Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU)


Rerangka Kerja GAAP di AS:

Empat organisasi yang terlibat:


• Securities and Exchange Commission (SEC)
• American Institute of Certified Public
Accountants (AICPA)
• Financial Accounting Standards Board (FASB)
• Government Accounting Standards Board
(GASB)
I. Securities and Exchange
Commission
Didirikan oleh pemerintah federal th. 1934 sebagai
pelaksana the Securities Acts yg disusun th. 1933
Akuntansi dan pelaporan utk public companies
Securities Act Securities Act
of 1933 of 1934

Mendorong penyusunan standar utk perusahaan


private
SEC meminta perusahaan publik utk menaati GAAP
Kekeliruan SEC (SEC Oversight)
Pelaksanaan otoritas (Enforcement Authority)
II. American Institute of CPAs
National professional organization
Mendirikan/membentuk:

Committee on Accounting
Accounting Principles Board
Procedures
 1939 to 1959  1959 to 1973
 Issued 51  Issued 31 Accounting
Accounting Principle Board
Opinions (APBOs)
Research Bulletins
 Wheat Committee
(ARBs)
recommendations
 Problem-by-problem adopted in 1973
approach failed
Committee on Accounting
Procedures (CAP)
 Committee on Accounting Procedures (CAP)
– Menggunakan pendekatan induktif untuk mengembangkan aturan-
aturan akuntansi, sedangkan AAA (sekarang AICPA) mengacu
pada pendekatan deduktifdipublikasikan via ARBs
– Mencurahkan waktu hanya utk memecahkan masalah dengan
pendekatan satu per satu tanpa mengembangkan prinsip-prinsip
fundamental akuntansi
– Tidak ada teori akuntansi yang mendasari
– Menciptakan “oversupply” atas prinsip akuntansi yang “baik”
– Konflik dengan SECLap. Laba/Rugi & Biaya Depresiasi
 Keseragaman meningkat secara signifikan pembuatan
kebijakan akuntansi berdasarkan sektor swasta
Accounting Principles Board (APB) &
Accounting Research Division
 Menggunakan dua pendekatan (deduktif
dan induktif)
 Bersifat otonom dan konsentrasi pd
pengembangan prinsip akuntansi
Rerangka PABU versi APB
Lingkungan Akuntansi Keuangan

Tujuan Akuntansi Keuangan &


Statement Keuangan

Ciri Dasar & Elemen Dasar


Akuntansi Keuangan

Prinsip Mendasar
(pervasive)

Prinsip
GAAP
Operasi Umum

Prinsip Terinci
Rerangka PABU versi APB (APB
Statement No.4)
 PABU versi APB merupakan sarana utk
menjabarkan atau mengoperasionalkan
konsep-konsep diatasnya agar scr langsung
mempengaruhi bentuk, isi, dan jenis
statement keuanganpedoman operasional
praktik akuntansi
Wheat & Trueblood Committee
 Wheat Committee:
mempelajari pembentukan prinsip akuntansi
mendorong pembentukan FASB
 Trueblood Committee
mempelajari tujuan penyusunan laporan
keuangan
III. Financial Accounting Standards Board

Financial Memilih angota FASB fungsi


Accounting pengawas
Foundation Mendanai kegiatan FASB
Exercises general oversight.
Financial Tujuan: menetapkan dan
Accounting meningkatkan standar
Standards Board akuntansi keuangan dan
pelaporannya
Financial Accounting
Standards Advisory Memberi saran kepada FASB.
Council
Financial Accounting Standards Board

Tujuan FASB menentukan dan meningkatkan standar-


standar pelaporan dan akuntansi keuangan. Perbedaan
antara FASB dan APB:

Keanggotaan semakin kecil


Full-time, keanggotaannya dibayar
Otonomi semakin besar
Independensi meningkat
Broader Representation
FASB
 Didirikan tahun 1973
 Independen dari AICPA
 Sebisa mungkin dibentuk untuk menetapkan
standar dalam tata cara yang paling efisien dan
lengkap
 Diluncurkan proyek rerangka konseptual
 Operasi berbeda dari CAP dan APB
 Struktur Organisasi
Due Process
FASB relies on two basic premises:
(1) Responsive to entire economic community
(2) Operate in full view of the public

Step 1 = Topic placed on agenda


Step 2 = Research conducted and Discussion Memorandum
issued.
Step 3 = Public hearing
Step 4 = Board evaluates research, public response and
issues Exposure Draft
Step 5 = Board evaluates responses and issues final
Statement of Financial Accounting Standard
Governmental Accounting Standards Board

Financial
Accounting
Foundation

Financial Governmental
Accounting Accounting
Standards Board Standards Board

Financial Accounting Governmental


Standards Advisory Accounting Standards
Council Advisory Council
Sumber-sumber GAAP

FASB Standards, Interpretations, and


Staff Positions
APB Opinions
AICPA Accounting Research Bulletins
House of GAAP
AICPA Accounting FASB Implementation Recognized Industry
Interpretations Guides Practices

Category D (Least Authoritative)

FASB Emerging Issues Task Force AICPA AcSEC Practice Bulletins

Category C

FASB Technical AICPA Industry Audit AICPA Statements of


Bulletins and Accounting Guides Position

Category B

FASB Statements,
CAP Accounting
Interpretations, and APB Opinions
Research Bulletins
Staff Positions

Category A (Most Authoritative)


PENERAPAN PSAK BERBASIS IFRS
EFEKTIF SAMPAI DENGAN 2015
Agenda

1. Standar Akuntansi di Indonesia

2. Perkembangan PSAK sd 2015


Standar Akuntansi

• Untuk keseragaman laporan keuangan, laporan keuangan


yang relevan dan reliable (representational faitfullness)
• Memudahkan penyusun laporan keuangan karena ada
pedoman baku sehingga meminimalkan bias dari penyusun
• Memudahkan auditor dalam mengaudit
• Memudahkan pembaca laporan keuangan untuk
menginterpretasikan dan membandingkan laporan
keuangan entitas yang berbeda.
• Pengguna laporan keuangan banyak pihak sehingga
penyusun tidak dapat menjelaskan kepada masing-masing
pengguna
Tujuan Laporan Keuangan

121
Laporan Keuangan Relevan dan Dapat Diandalkan

Standar • Pasar Modal yang


Kerangka
Akuntansi efisien
Konseptual
Berkualitas • Keputusan yang
tepat
Laporan
Manajemen Keuangan yang
Informasi yang
Corporate Relevan dan
berkualitas
Governance dapat
Diandalkan
Independen Dampak informasi
assimetri
Kualitas
Standar Audit 1. Adverse selection
Audit 2. Moral hazard
Kompeten
Sejarah Standar Akuntansi

Efektif Efektif
1 Januari 2012 1 Januari 2015

8 Desember 2008
Komitmen mendukung IFRS
sebagai standar akuntansi
keuangan global

123
Empat Pilar Standar Akuntansi Indonesia

 IFRS hanya diadopsi PSAK full 2012, pada tahun 2013 dilakukan revisi
beberapa standar dan ditambahkan standar baru 65, 66, 67, 68 yang akan
efektif pada tahun 2015
 SAK ETAP digunakan untuk entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik
tidak signifikan.
 DSAS telah mengeleluarkan 10 PSAK Syariah
124
SAK ETAP
• SAK ETAP: Standar akuntansi keuangan untuk entitas tanpa akuntabilitas
publik signifikan
• ETAP adalah entitas yang:
– Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan
– Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial
statement) bagi pengguna eksternal.
• Menggunakan acuan IFRS untuk Small Medium Enterprises.
• Lebih sederhana antara lain:
– Aset tetap, tidak berwujud menggunakan harga perolehan
– Entitas anak tidak dikonsolidasi tetapi sebagai investasi dengan metode ekuitas.
– Pajak menggunakan konsep pajak terutang bukan pajak tangguhan
– Mengacu pada praktik akuntansi yang saat ini digunakan.
• Tahun 2011 perusahaan harus memilih menjadi menggunakan PSAK-IFRS
atau PSAK-ETAP

125
PSAK SYARIAH
• Basis transaksi
• Digunakan oleh entitas yang melakukan transaksi syariah
baik entitas lembaga syariah maupun non lembaga syariah
• Pengembangan dengan model PSAK umum namun berbasis
syariah dengan acuan fatwa MUI
• PSAK 100 – PSAK 110
• PSAK 101 Penyajian Laporan • PSAK 106 Akuntansi Musyarakah
Keuangan Syariah • PSAK 107 Akuntansi Ijarah
• PSAK 102 Akuntansi Murabahah) • PSAK 108 Akuntansi Transaksi Asuransi
Revisi 2013 Syariah
• PSAK 103 Akuntansi Salam • PSAK 109 Akuntansi Zakat, Infaq dan
• PSAK 104 Akuntansi Istishna Shadaqoh
• PSAK 105 Akuntansi Mudharabah • PSAK 110 Akuntansi Sukuk

126
SAP
• Instansi Pemerintah menggunakan Standar Akuntansi
Pemerintahan, PP 24 tahun 2005  PP 71 tahun 2010
• Standar disusun oleh Komite Akuntansi Pemerintahan
kemudian ditetapkan dengan PP
• Diterapkan untuk entitas pemerintah dalam menyusun LKPP
dan LKPD:
– instansi pemerintah pusat
– Instansi pemerintah daerah
– BLU dikonsolidasikan dengan LKP – menggunakan PSAP dan PSAK,
– BUMN (sbg investasi pemerintah)  menggunakan PSAK
• Entitas sektor publik selain pemerintah menggunakan PSAK 45
untuk pelaporan dan yang lain mengikuti PSAK / SAK ETAP.
127
PSAK – IFRS BASED
• Wajib diterapkan untuk entitas dengan akuntabilitas publik
seperti: Emiten, perusahaan publik, perbankan, asuransi, dan
BUMN.
• Dapat diterapkan oleh entitas lainya.
• Basis transaksi, bukan basis industri.
• Tujuan: memberikan informasi yang relevan bagi user laporan
keuangan
• Indonesia melakukan adopsi penuh 1 Januari 2012 – tahap 1
• Proses adopsi tahap kedua efektif 1 Januari 2015

128
IFRS - PSAK

• Pasca Konvergensi PSAK 2012 = IFRS (kecuali IFRS terbaru)


• Perbedaan IFRS dengan PSAK dijelaskan dalam Standar
bagian depan.
– Substansi / konseptual
– Redaksional
– Tanggal efektif
• Secara gradual, IFRS sudah diterapkan mengikuti
pemberlakuan PSAK yang bersangkutan.
• Setelah konvergensi IFRS  PSAK akan berkembang
dinamis mengikuti IFRS

129
Mengapa IFRS
• Indonesia bagian dari IFAC, yang harus tunduk pada SMO (Statement
Membership Obligation), salah satunya menggunakan IFRS sebagai
accounting standard.
• Konvergensi IFRS adalah salah satu kesepakatan pemerintah Indonesia
sebagai anggota G20 forum.
• Hasil dari pertemuan pemimpin negara G20 forum di Washington DC, 15
November 2008 :
– “Strengthening Transparency and Accountability”
• Pertemuan G20 di London, 2 April 2009 menghasilkan kesepakatan untuk
Strengthening Financial Supervision and Regulation  “to call on the
accounting standard setters to work urgently with supervisors and
regulators to improve standards on valuation and provisioning and
achieve a single set of high-quality global accounting standards.”

130
Manfaat IFRS

• Meningkatkan daya banding laporan keuangan.


• Memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal
internasional
• Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan
mengurangi perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan.
• Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan
multinasional dan biaya untuk analisis keuangan bagi para
analis.
• Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju “best
practise”.

131
Karakteristik Standar ??

Principle Based :
Dinamis Judgment

Lebih banyak Fair Value


Pengungkapan

132
Karakteristik IFRS

• IFRS menggunakan “Principles Base “ :


– Lebih menekankan pada intepreatasi dan aplikasi atas standar sehingga harus
berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut.
– Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi apakah
presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi.
– Membutuhkan profesional judgment pada penerapan standar akuntansi.
• Menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai pasar aktif
harus melakukan penilaian sendiri (perlu kompetensi) atau menggunakan
jasa penilai
• Mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih banyak baik
kuantitaif maupun kualitatif
• IFRS secara dinamis akan berubah mengikuti perkembangan lingkungan
bisnis dan kebutuhan informasi para pengguna.

133
“Judgment”
• IFRS = Principles
• Penerapan standard mengacu pada substansi ekonomi bukan
bentuk hukumnya.
• Pemahaman underlying transaksi dan detail kontrak menjadi
penting
• Pengajaran dengan menggunakan kasus

 Ilustrasi
 PT. A memiliki kontrak dengan PT. B untuk membeli semua produk yang
dihasilkan. Produknya khusus dan hanya dapat dijual kepada PT. A.
Kontrak meliputi jangka waktu 20 tahun. Kontrak tersebut menjamin
bahwa PT. A membeli jumlah minimum produk B setiap tahun dengan
harga yang telah ditentukan. Dari kontrak tersebut PT. B dapat
memperoleh pengembalian modal dari investasi untuk memproduksi
produk tersebut.
134
Dinamis
• IFRS membuka wawasan, bahwa mengajarkan akuntansi
keuangan harus sesuai dengan standar bukan teks book.
• Awareness terhadap standar akuntansi meningkat
• Materi pengajaran harus dinamis mengikuti perkembangan
standar.
• IFRS sering berubah
– Digunakan perusahaan banyak di negara sehingga kesulitan penerapan
akan membuahkan kritik terhadap standar yang ada  perubahan
– Perubahan lingkungan usaha
• Contoh  Pendapatan awalnya menggunakan konsep risk and
reward, kemudian ditambahkan konsep present obligation.

135
“Fair value”
• IAS 41 Agriculture
– Biological asset dinilai sebesar nilai wajar dikurangi dengan biaya
penjualan (point-of-sale costs), baik pada pengakuan pertama maupun
pada tanggal laporan. Perubahan harga diakui sebagai pendapatan
pada periode berjalan.
– Agriculture product dinilai nilai wajar dikurangi dengan biaya penjualan
(point-of-sale costs), pada pengakuan pertama sebagai persediaan.

• Fair value adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga
yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara
pelaku pasar pada tanggal pengukuran.
 Nilai wajar dapat menggunakan:
 Tingkat 1 harga kuotasi pasar
 Tingkat 2 Input selain harga kuotasian (dapat diobservasi)
 Tingkat 3 Input yang bukan berdasar harga pasar
 Perhitungan fair value : menentukan arus kas, tingkat suku bunga, Model opsi

136
Pengungkapan Lebih Banyak
• Ilustrasi laporan keuangan.
• Membaca dan membuat pengungkapan
• pengungkapan yang diinginkan oleh standar
• Judgment : apa yang perlu diungkapkan

PSAK 60 – Instrumen keuangan


Pengungkapan kualitatif : eksposure dan timbulnya risiko;
tujuan, kebijakan dan proses pengelolaan risiko; perubahan dua
hal tersebut.
Pengungkapan kuantitatif: risiko kredit, aset keuangan yang
melewati jatuh tempo/mengalami penurunan, agunan dan
peningkatan kualitas kredit; risiko pasar; risiko likuiditas analisis
sensitifitas; pengungkapan risiko pasar laiinnya.
137
PSAK 2013 & 2014
NO IFRS STATUS
1 IFRS 10: Consolidated Financial PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian [1
Statements Jan 2015]
2 IFRS 11: Joint Arrangements PSAK 66: Pengaturan Bersama [1 Jan 2015]
3 IFRS 12: Disclosure of Interests in PSAK 67: Pengungkapan Kepentingan dalam
Other Entities Entitas Lain [1 Jan 2015]
4 IFRS 13: Fair Value Measurement PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar [1 Jan
2015]
5 IFRIC 18: Transfer of Assets from ISAK 27: Pengalihan Aset dari Pelanggan [1
Customers Jan 2014]
6 IFRIC 19: Extinguishing Financial ISAK 28: Pengakhiran Liabilitas Keuangan
Liabilities with Equity Instruments dengan Instrumen Ekuitas [1 Jan 2014]
7 IFRIC 20: Stripping Costs in the ISAK 29: Biaya Pengupasan Lapisan Tanah
Production Phase of a Surface Mining tahap Produksi pada Pertambangan Terbuka
[1 Jan 2014]

138
PSAK 2013 & 2014
NO IFRS STATUS
1 IAS 1: Presentation of Financial PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan [1 Jan 2015]
Statements
2 IAS 19: Employee Benefits PSAK 24: Imbalan Kerja [1 Jan 2015]
3 IAS 27: Separate Financial Statements PSAK 4: Laporan Keuangan Tersendiri [1 jan 2015]
4 IAS 28: Investments in Associates and PSAK 15: Investasi pada Entitas Asosiasi dan
Joint Ventures Ventura Bersama [1 Jan 2015]
5 IAS 32: Financial Instruments: PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian
Presentation [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015]
6 IAS 36: Impairment of Assets PSAK 48: Penurunan Nilai Aset [Disahkan pada 29
April 2014, berlaku 1 Jan 2015]
7 IAS 39: Financial Instruments: PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Recognition and Measurement (IFRS 9 Pengukuran [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku
eff 2018 belum diadopsi) 1 Jan 2015]
8 IFRS 7: Financial Instruments: PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan
Disclosures [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015]
9 IAS 12: Income Tax PSAK 46: Pajak Penghasilan [Disahkan pada 29
April 2014, berlaku 1 Jan 2015]
139
PSAK non IFRS

• PSAK 28: Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian;


• PSAK 36: Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa;
• PSAK 38: Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali;
• PSAK 34 Kontrak Konstruksi
• PSAK 44 Pendapatan Real Estate
• PSAK 45: Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba;
• ISAK 25: Hak atas Tanah

140
Perkembangan Setelah 1 Januari 2015

141
PSAK
No IFRS PSAK
 1 IFRS 1 First-time Adoption of International    
Financial Reporting Standards
 2 IFRS 2 Share-Based Payment PSAK 53 Pembayaran Berbasis Saham (R2011)
 3 IFRS 3 Business Combinations PSAK 22 Kombinasi Bisnis (revisi 2010)
 4 IFRS 4 Insurance Contracts PSAK 62 Kontrak Asuransi (revisi 2011)
 5 IFRS 5 Non-current Assets Held for Sale and PSAK 58 Aset Tidak Lancar Yang Dimiliki Untuk Dijual dan
Discontinued Operations Operasi yang Dihentikan (revisi 2009)
 6 IFRS 6 Exploration for and Evaluation of PSAK 64 Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral
Mineral Resources (R2011)
 7 IFRS 7 Financial Instruments : Disclosure PSAK 60 Instrumen Keuangan Pengungkapan (R2013)
 8 IFRS 8 Operating Segments PSAK 5 Segmen Operasi (revisi 2009)
 9 IFRS 9 Financial Instrument – Juli 2014 Belum diadopsi
 10 IFRS 10 Consolidated Financial Statement PSAK 65 Laporan Keuangan Konsolidasian
 11 IFRS 11 Joint Arrangement PSAK 66 Pengaturan Bersama
 12 IFRS 12 Disclosure of Interest Entity PSAK 67 Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain
13 IFRS 13 Fair Value PSAK 68 Pengurkuran Nilai Wajar

142
PSAK & ISAK
No IFRS PSAK
 1 IFRIC 1 Changes in Existing Decommissioning, Restoration    
and similar liabilities
 2 IFRIC 2 Members’ Share in Co-operative Entities and    
Similar Instruments
 3 IFRIC 4 Determining whether an arrangement contains a ISAK 24 Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang
Lease mengandung Bentuk Legal Sewa
 4 IFRIC 5 Rights to Interests arising from Decommissioning,
Restoration and Environmental rehabilitation
Funds
 5 IFRIC 6 Liabilities arising from Participating in a Specific    
Market – Water electrical and Electronic
Equipment
 6 IFRIC 7 Applying the Restatement Approach under IAS 29 ISAK 19 Penerapan Penyajian Kembali dalam PSAK 63
Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi
Hiperinflasi
 7 IFRIC 10 Interim Financial Reporting and Impairment ISAK 17 Laporan Keuangan Interim dan Penurunan
Nilai
IFRIC 19 Extinguishing Financial Liabilities with Equity ISAK 28 Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan
Instruments Instrumen Ekuitas
IFRIC 20 Stripping Costs in the ISAK 29 Biaya Pengupasan Lapisan Tanah tahap
Production Phase of a Surface Mining Produksi pada Pertambangan Terbuka,
 8 IFRIC 12 Service Concession Arrangements ISAK 16 Perjanjian Konsesi Jasa
 9 IFRIC 13 Consumer Loyalty Programmes PSAK 10 Program Loyalitas Pelanggan
143
PSAK & ISAK

No IFRS PSAK
 1 IAS 1 Presentation of Financial Statements PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan (revisi 2009)
 Revisi 2013
 2 IAS 2 Inventories PSAK 14 Persediaan (revisi 2008)
 3 IAS 7 Statement of Cash Flows PSAK 2 Laporan Arus Kas (revisi 2009)
 4 IAS 8 Accounting Policies, Changes in PSAK 25 Kebijakan Akuntansi Perubahan estimasi Akuntansi,
Accounting Estimates and Errors dan Kesalahan (revisi 2009)
 5 IAS 10 Event after the reporting Period PSAK 8 Peristiwa Setelah Akhir Periode Pelaporan(revisi
2010)
 6 IAS 11 Construction Contracts PSAK 36 Kontrak Konstruksi (revisi 2011)
 7 IAS 12 Income Taxes PSAK 46 Pajak Penghasilan - (revisi 2013)
 8 IAS 16 Property, Plant and Equipment PSAK 16 Aset Tetap(revisi 2007)
 9 IAS 17 Leases PSAK 30 Sewa (revisi 2007)
 10 IAS 18 Revenue PSAK 23 Pendapatan (revisi 2010)
 11 IAS 19 Employee Benefits PSAK 24 Imbalan Kerja (revisi 2010)  Revisi 2013
 12 IAS 20 Accounting for Governance Grants PSAK 61 Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan
and Disclosure of Government Bantuan Pemerintah(revisi 2011)
Assistance

144
PSAK & ISAK

145
PSAK & ISAK
No IFRS PSAK
 25 IAS 37 Provisions, Contingent Liabilities and PSAK 57 Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi (revisi
Contingent Assets 2009)
 26 IAS 38 Intangible Assets PSAK 19 Aset Tidak Berwujud (revisi 2010)
 27 IAS 39 Financial Instruments: Recognition and PSAK 55 Instrumen keuangan: Pengakuan dan Pengukuran (revisi
Measurement 2013)
 28 IAS 40 Investment Property PSAK 13 Properti Investasi (revisi 2007)

 29 IAS 41 Agriculture    


 30 SIC 12 Consolidation – Special Purpose Entities ISAK 7 Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus (revisi 2009)
 31 SIC 13 Jointly Controlled Interest – non Monetary ISAK 11 Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh
Contribution by Ventures Venturer
 32 SIC 15 Operating Leases – Incentives ISAK 19 Sewa Operasi – Insentif
 33 SIC 21 Income Taxes – Recovery of Revalued non    
Depreciable Assets
 34 SIC 27 Evaluating the Substance Transaction in the ISAK 8 Transaksi Mengandung Sewa
Legal Form of Lease
 35 SIC 32 Intangible Assets – Website Costs ISAK 14 Biaya Situs Web
 36     ISAK 21 Perjanjian Konstruksi Real Estate

146
Perkembangan Setelah 1 Januari 2015

147
BAB VII
AKTIVA DAN PENGUKURAN

148
AKTIVA
• Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai
perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa
lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa
depan diharapkan akan diperoleh perusahaan
• Ciri aktiva :
– Memiliki manfaat di masa yang akan datang
– Memiliki hak untuk memanfaatkan
– Terjadi dari transaksi masa lalu

149
Aktiva
• Aktiva Lancar
– Kas
– Surat berharga
– Piutang
– Persediaan
• Investasi
• Aktiva Tetap
• Aktiva tidak Berwujud
• Aktiva Lain-lain
150
Standar Akuntansi Aktiva
• PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan
• PSAK 13 Akuntansi untuk Investasi
• PSAK 14 Persediaan
• PSAK 15 Akuntansi untuk Investasi dalam Perusahaan Asosiasi
• PSAK 16 Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain
• PSAK 17 Akuntansi Penyusutan
• PSAK 19 Aktiva Tak Berwujud
• PSAK 26 Kapitalisasi Biaya Pinjaman
• PSAK 48 Penurunan Nilai Aktiva
• PSAK 43 Akuntansi Anjak Piutang
• PSAK 50 Akuntansi Investasi Efek Tertentu

151
Penyajian Neraca
• Perusahaan menyajikan aktiva lancar terpisah
dari aktiva tidak lancar dan kewajiban jangka
pendek terpisah dari kewajiban jangka
panjang kecuali untuk industri tertentu yang
diatur dalam SAK khusus.
• Aktiva lancar disajikan menurut ukuran
likuiditas sedangkan kewajiban menurut
urutan jatuh tempo.

152
Aktiva Lancar
• Diklasifikasikan sebagai aktiva lancar jika :
– Diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki atau digunakan
dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan atau
– Dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka
pendek dan diharapkan akan direalisasi dalam jangka
waktu 12 bulan dari tanggal neraca atau
– Berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak
dibatasi
• Siklus operasi  jangka waktu antara perolehan
bahan baku sampai dengan realisasinya menjadi kas

153
Format Neraca
• Paragrap 49 menyajikan daftar pos-pos neraca
– Aktiva berwujud
– Aktiva tidak berwujud
– Aktiva keuangan
– Investasi yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas
– Persediaan
– Piutang usaha dan piutang lainnya
– Kas dan setara kas
• Hanya daftar bukan urutan.
• Penyesuaian diperlukan untuk :
– Penambahan pos dilakukan jika PSAK mewajibkan penyajian secara
terpisah atau pos tersebut material
– Istilah yang digunakan dapat diubah sesuai dengan sifat perusahaan
dan transaksinya.

154
Persediaan
• Persediaan adalah aktiva :
– Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal
– Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan
– Atau dalam bentuk bahan atau perlengkapan / supplies untuk
digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa
• Persediaan diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih mana yang
lebih rendah (the lower of the cost and net realizable value)
• Biaya persediaan meliputi :
– Biaya pembelian
– Biaya konversi
– Biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan
tempat yagn siap untuk dijual atau dipakai (present location and
condition)

155
Persediaan
• Biaya pembelian meliputi harga pembelian, bea masuk dan pajak lainnya
kecuali yang dapat ditagih kembali kepada kantor pajak.
• Biaya konversi meliputi biaya yang secara langsung terkait dengan unit
yang diproduksi dan biaya overhead produksi tetap dan variable yang
dialokasikan secara sistematis.
• Biaya yang dikeluarkan dari persediaan :
– Jumlah pemborosan yang tidak normal
– Biaya penyimpanan kecuali biaya tersebut diperlukan dalam proses produksi
sebelum tahap produksi berikutnya
– Biaya administrasi dan umum
– Biaya penjualan
• Teknik pengukuran biaya persediaan Metode biaya standar, Metode
eceran (retail) dapat digunakan bila hasilnya mendekati biaya historis
• Persediaan yang dibeli dengan pembayaran ditunda tidak boleh
memasukkan unsur bunga.

156
Rumus Biaya
• Untuk barang yang tidak dapat diganti dengan barang
lain (not interchangeable) serta jasa yang dihasilkan
dan dipisahkan untuk proyek khusus  identifikasi
khusus terhadap biaya masing-masing.
• Untuk barang lain dihitung dengan menggunakan
rumus biaya :
– Masuk pertama keluar pertama / FIFO
– Rata-rata / Weighted Average
– Masuk terakhir keluar pertama / LIFO

157
Nilai Realisasi Bersih
• Konsisten dengan pendapat: aktiva seharusnya tidak
dinyatakan melebihi jumlah yang mungkin dapat
direalisasi
• Estimasi nilai bersih :
– berdasarkan bukti yang paling andal yang tersedia
– Mempertimbangkan fluktuasi harga atau biaya yang
langsung terkait
– Mempertimbangkan tujuan persediaan
• Nilai realisasi bersih :
– Biaya ganti / replacement cost
– Harga jual dikurangi dengan biaya untuk melakukan
penjualan

158
Penurunan ke Nilai Realisasi Bersih

• Penurunan dapat dilakukan item per item atau


group.
• Penurunan yang terjadi langsung dibebankan beban
periode berjalan/ menambah beban persedian.
• Pemulihan nilai akan diakui sebagai pengurang
jumlah beban persediaan
• Nilai realisasi bersih yang telah ditentukan harus
ditinjau kembali pada setiap periode berikutnya.

159
Pengungkapan

• Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran


persediaan termasuk rumus biaya.
• Total jumlah tercatat ppersediaan dan jumlah tercatat
menurut klasifikasi yang sesuai
• Jumlah tercatat persediaan yang dicatat sebesar nilai realisasi
bersih.
• Jumlah dari setiap pemulihan dari setiap penurunan nilai yang
diakui sebagai penghasilan selama periode tersebut
• Kondisi atau peristiwa penyebab terjadinya pemulihan nilai
persediaan yang diturunkan
• Nilai tercatat persediaan yang diperuntukkan sebagai jaminan
kewajiban

160
Anjak Piutang
• Anjak Piutang adalah jenis pembiayaan dalam bentuk
pembelian dan atau pengalihan piutang atau tagihan jangka
pendek suatu perusahaan yang berasal dari transaksi usaha.
– Anjak piutang tanpa recourse merupakan penjualan piutang atas dasar
notifikasi. Klien menjual piutangnya kepada factor dan factor
menanggung secara penuh risiko penagihan tanpa hak menerima
pembayaran dari klien apabila terjadi kerugian atas piutang alihan
yang tidak tertagih. Nasabah melakukan pembayaran atas piutang
alihan langsung kepada factor.
– anjak piutang dengan recourse, klien mempunyai kewajiban
membayar seluruh (full recourse) atau sebagian (limited recourse)
dana yang diperoleh dari piutang alihan, atau membeli kembali
piutang alihan, dalam hal nasabah tidak membayar piutang alihan
tersebut kepada factor pada saat jatuh tempo.

161
Anjak Piutang
• Anjak piutang dengan recourse diperlakukan
sebagai penjualan piutang apabila memenuhi
semua kriteria berikut:
– a) Klien tidak lagi memiliki manfaat ekonomi masa depan
dan tidak menanggung risiko kolektibilitas yang
terkandung dalam piutang;
– b) Kewajiban klien dalam perjanjian recourse dapat
diestimasi secara andal; dan
– c) Klien tidak memiliki kewajiban atau opsi untuk
membeli kembali piutang tersebut.

162
Anjak Piutang - Factor
• Anjak piutang tanpa recourse diakui sebagai tagihan anjak
piutang sebesar nilai piutang yang diperoleh.
• Selisih antara tagihan anjak piutang dengan jumlah
pembayaran kepada klien ditambah retensi diakui sebagai
pendapatan anjak piutang pada saat transaksi anjak piutang.
• Tagihan anjak piutang tanpa recourse dinyatakan sebesar
nilai bersih yang dapat direalisasi.
• Sedangkan retensi diakui sebagai hutang retensi anjak
piutang dan disajikan dalam neraca sebagai kewajiban.

163
Anjak Piutang - Factor
• Anjak piutang dengan recourse diakui sebagai
tagihan njak piutang sebesar nilai piutang yang
diperoleh.
• Selisih antara tagihan anjak piutang dengan jumlah
pembayaran kepada klien ditambah retensi diakui
sebagai pendapatan tangguhan selama periode
anjak piutang.
• Tagihan anjak piutang dengan recourse dinyatakan
sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi dan
retensi disajikan sebagai pengurang tagihan anjak
piutang.
164
Anjak Piutang - Klien
• Anjak piutang tanpa recourse diperlakukan sebagai
penjualan piutang.
• Selisih antara nilai piutang alihan dengan jumlah dana yang
diterima ditambah retensi diakui sebagai kerugian atas
transaksi anjak piutang.
• Kerugian atas transaksi anjak piutang tanpa recourse diakui
sebagai beban pada saat transaksi disajikan dalam laporan
laba rugi sebagai beban usaha.
• Dana yang ditahan (retensi) oleh factor dalam rangka anjak
piutang tanpa recourse diakui sebagai piutang retensi anjak
piutang dan disajikan dalam neraca sebagai aktiva lancar.

165
Anjak Piutang - Klien
• Anjak piutang dengan recourse diakui sebagai
kewajiban anjak piutang sebesar nilai piutang yang
dialihkan.
• Selisih antara nilai piutang yang dialihkan dengan
dana yang diterima ditambah retensi diakui sebagai
beban bunga selama periode anjak piutang.
• Kewajiban anjak piutang disajikan dalam neraca
sebesar nilai piutang yang dialihkan dikurangi
retensi dan beban bunga yang belum diamortisasi.

166
Anjak Piutang – Pengungkapan Factor

• Kebijakan akuntansi yang digunakan untuk anjak piutang.


• Jumlah tagihan anjak piutang tanpa recourse, termasuk anjak piutang
dengan recourse yang memenuhi kriteria penjualan, jumlah hutang
retensi anjak piutang dan pendapatan anjak piutang, serta
pengungkapan mengenai ikatan penting lainnya yang diatur dalam
perjanjian anjak piutang.
• Jumlah tagihan anjak piutang dengan recourse diungkapkan sebagai
berkut:
– Tagihan anjak piutang xxx
– Pendapatan anjak piutang tangguhan (xxx)
– Retensi (xxx) xxx
– Penyisihan piutang ragu-ragu (xxx)
– Tagihan anjak piutang bersih xxx
• Pengungkapan mengenai ikatan penting yang diatur dalam perjanjian
anjak piutang dengan recourse meliputi antara lain: tingkat bunga, jatuh
tempo dan jumlah piutang yang diperoleh.

167
Anjak Piutang – Pengungkapan Klien

• Kebijakan akuntansi mengenai transaksi anjak piutang baik


tanpa recourse maupun dengan recourse.
• Jumlah piutang yang dialihkan dalam rangka anjak piutang
tanpa recourse, termasuk anjak piutang dengan recourse
yang memenuhi kriteria penjualan. Pengungkapan ini juga
meliputi jumlah kerugian, piutang retensi anjak piutang,
jatuh tempo, dan ikatan penting lainnya yang diatur dalam
perjanjian anjak piutang.
• Jumlah kewajiban anjak piutang dalam rangka anjak piutang
dengan recourse. Pengungkapan ini meliputi beban bunga,
retensi, jatuh tempo dan jumlah piutang alihan, serta ikatan
penting lainnya yang diatur dalam perjanjian anjak piutang.

168
Aktiva tetap

• Suatu benda berwujud diakui sebagai aktiva bila :


– Besar kemungkinan bahwa manfaat keekonomian di masa yang akan datang
yang berkaitan dengan aktiva tersebut akan mengalir ke dalam perusahaan
– Biaya perolehan aktiva dapat diukur dengan andal
• Pada awalnya diukur berdasarkan harga perolehan
• Jika diperoleh secara gabungan ditentukan dengan mengalokasikan harga
gabungan tersebut berdasarkan nilai wajar masing-masing aktiva
• Diperoleh dari pertukaran:
– Tidak serupa atau aktiva lain nilai wajar aktiva yang dilepas atau diperoleh
mana yang lebih andal
– Sejenis  keuntungan tidak diakui dan kerugian diakui.
• Diperoleh dengan sumbangan  modal yang berasal dari sumbangan.

169
Pengeluaran setelah Perolehan

• Jika memperpanjang masa manfaat atau


memberi manfaat keekonomian di masa yang
akan datang dalam bentuk peningkatan
kapasitas, mutu produk atau standar kinerja
 ditambahkan pada jumlah tercatat aktiva
• Beban yang tidak memenuhi kriteria di atas
dibebankan pada periode berjalan

170
Aktiva tetap

• Disajikan nilai perolehan aktiva tersebut dikurangi akumulasi


penyusutan
• Penilaian kembali / revaluasi aktiva tetap tidak diperkenankan
karena penilaian berdasarkan harga pertukaran.
– Penyimpangan dari ketentuan ini mungkin dilakukan berdasarkan
ketentuan pemerintah.
– Selisih antara nilai tercatat aktiva tetap dibukukan dalam akun modal
 Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap.
• Aktiva tetap dieliminasi jika dilepaskan atau secara permanen
ditarik dari penggunaan dan tidak ada manfaat ekonomi di
masa mendatang yang diharapkan dari pelepasannya

171
Pengungkapan Aktiva Tetap

• Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan jumlah


tercatat bruto
• Metode penyusutan yang digunakan
• Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan
• Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan awal dan
akhir periode.
• Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode
• Eksistensi batasan hak milik
• Kebijakan biaya perbaikan
• Jumlah pengeluaran pada akun aktiva tetap dalam konstruksi
• Jumlah komitmen untuk akuisisi aktiva

172
Pengungkapan Revaluasi

• Dasar yang digunakan untuk menilai kembali


aktiva
• Tanggal efektif penilaian
• Nama penilai independen, bila ada
• Hakekat setiap petunjuk yang digunakan untuk
menentukan biaya pengganti
• Jumlah tercatat setiap jenis aktiva tetap
• Surplus penilaian kembali neraca
173
Kapitalisasi Biaya Pinjaman
(PSAK 26)
• Biaya pinjaman yang secara langsung dapat
diatribusikan dengan perolehan, konstruksi
atau produksi suatu Aktiva Tertentu harus
dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya
perolehan Aktiva Tertentu tersebut.

174
Kapitalisasi Biaya Pinjaman
(PSAK 26)
• Apabila bulan pinjaman dapat diatribusikan secara
langsung dengan Aktiva Tertentu, maka biaya
pinjaman tersebut harus dikapitalisasi terhadap
Aktiva Tertentu tersebut.
• Untuk menentukan jumlah biaya pinjaman yang
dikapitalisasi dalam periode tertentu, jumlah biaya
pinjaman harus dikurangi terlebih dahulu dengan
hasil investasi atas dana yang belum terpakai
tersebut.

175
Kapitalisasi Biaya Pinjaman
(PSAK 26)
• Apabila biaya pinjaman tersebut tidak dapat
diatribusikan secara langsung dengan Aktiva
Tertentu, maka kapitalisasi biaya pinjaman
ditentukan dengan:
– mengalikan tingkat kapitalisasi terhadap pengeluaran yang
terjadi untuk memperoleh Aktiva Tertentu. Tingkat
kapitalisasi dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang dari
biaya pinjaman dibagi dengan jumlah pinjaman dari suatu
periode, (tidak termasuk jumlah pinjaman yang secara
khusus digunakan untuk perolehan Aktiva Tertentu)
– jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi dalam periode
tertentu tidak boleh melebihi jumlah biaya pinjaman yang
terjadi selama periode tersebut.

176
Kapitalisasi Biaya Pinjaman
(PSAK 26)
• Kapitalisasi biaya pinjaman sebagai bagian dari biaya
perolehan suatu aktiva dimulai apabila:
– Pengeluaran untuk aktiva tersebut telah mulai dilakukan.
– Biaya pinjaman sedang terjadi.
– Aktivitas yang dibutuhkan untuk mempersiapkan
pembangunan atau memproduksi Aktiva Tertentu sedang
berlangsung.
• Kapitalisasi biaya pinjaman harus dihentikan apabila
dalam sautu periode yang cukup lama perusahaan
menangguhkan atau menunda aktivitas perolehan,
pembangunan ataupun produksi.

177
Aktiva Lain-lain

• Pos yang tidak dapat digolongkan pada aktiva


yang lain
• Contoh :
– Aktiva tetap tidak digunakan
– Piutang kepada pemegang saham
– Beban ditangguhkan
– Pajak penghasilan ditangguhkan

178
Akuntansi Penyusutan

• Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat


disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi.
Penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan ke
pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung.
• Aktiva yang dapat disusutkan adalah aktiva yang :
– Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode
– Memiliki suatu masa manfaat yang terbatas
– Ditahan oleh suatu perusahaan untuk digunakan dalam produksi atau
memasok barang dan jasa untuk disewakan atau untuk tujuan
administrasi

179
Depreciation Methods: Overview

Depreciation
Methods

Financial Accounting Tax


Depreciation Methods Depreciation

Activity Straight- Decreasing


line Charge
Special
methods

1. Declining Balance 1. Composite method


2. Sum-of-the-years’ digits
180 2. Hybrid methods
Metode Penyusutan

• Berdasarkan waktu
– Metode garis lurus (straight light)
– Metode pembebanan yang menurun
• Metode jumlahh angka tahun (sum of the year digits)
• Metode saldo menurun/saldo menurun ganda (double declining)
• Berdasarkan penggunaan
– Metode jam-jasa (service hours method)
– Metode jumlah unit produksi (productive output method)
• Berdasarkan kriteria lain
– Metode berdasarkan jenis dan kelompom (group and composite
method)
– Metode anuitas (annuity method)
– Sistem persediaan (inventory system)

181
Penyusutan

• Metode yang dipilih harus konsisten dari periode ke periode


kecuali perubahan keadaan yang memberi alasan atau dasar
suatu perubahan metode. Pengungkapan:
– Kuantifikasi perubahan
– Alasan perubahan
• Faktor dalam mempertimbangkan masa manfaat berikut :
– Taksiran aus dan kerusakan fisik
– Keusangan
– Pembatasan hukum atau lainnya atas penggunaan aktiva
• Masa manfaat harus ditinjau secara periodik. Prosentase
penyusutan disesuaikan untuk periode sekarang dan yang
akan datang

182
Pengungkapan

• Metode yang digunakan


• Estimasi masa manfaat
• Jumlah yang dapat disusutkan yang
dialokasikan dalam suatu periode
• Akumulasi penyusutan pada akhir periode
tersebut.

183
Aktiva Tak Berwujud

• Aktiva tak berwujud adalah aktiva non moneter yang


dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik
serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan
atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan
kepada pihak lain atau tujuan administratif.
• Hal yang sulit ditentukan :
– keteridetifikasian,
– pengendalian sumber daya
– manfaat ekonomis di masa mendatang.

184
Keteridentifikasian

• Harus dapat dibedakan dengan jelas.


• Goodwill dalam akuisisi timbul karena sinergi
antara aktiva yang diperoleh yang dapat
diidentifikasi.
• Dapat dipisahkan  dapat menyewakan,
dapat menjual
• Cara lain identifikasi  contoh pengalihan hak
hukum

185
Pengendalian

• Memiliki kemampuan untuk memperoleh manfaat


ekonomis masa depan dan dapat membatasi akses
pihak lain dalam memperoleh manfaat ekonomis.
• Manfaat ekonomis timbul dari pengetahuan pasar
dan pengetahuan teknis
• Karyawan trampil karena program pelatihan  tidak
dapat mengendalikan manfaat ekonomi masa depan.
• Pelanggan setia  karena tidak ada hak hukum
untuk melindungi dan mengendalikan

186
Manfaat ekonomis masa depan

• Pendapatan dari penjualan


• Penghematan biaya dengan menekan biaya produksi
• Untuk menilai manfaat ekonomis masa depan,
perusahaan harus menggunakan asumsi yang masuk
akal dan dapat dipertanggungjawabkan yang
merupakan estimasi terbaik manajemen atas kondisi
ekonomis yang berlaku sepanjang masa manfaat
aktiva tersebut

187
Aktiva Tak Berwujud

• Aktiva tidak berwujud diakui jika :


– Kemungkinan besar perusahaan memperoleh manfaat ekonomis masa
depan dari aktiva tersebut
– Biaya perolehan aktiva tersebut dapat diukur secara andal
• Diakui awalnya sebesar biaya perolehan
– Harga beli dan semua pengeluaran yang dapat dikaitkan langsung
dalam mempersiapkan aktiva sehingga siap digunakan
– Jika dengan kredit  nilai tunainya
– Pertukaran saham  nilai wajar saham
– Pertukaran aktiva tidak sejenis  nilai wajar aktiva yang diterima
– Pertukuran aktiva sejenis  proses perolehan pendapatan belum
selesai maka tidak diakui keuntungan dan kerugian  nilai buku aktiva
yang diserahkan. Jika nilai buku lebih tinggi dari nilai wajar yang
diserahkan maka ada kerugian yang diakui atau aktiva baru dicatat
setelah memperhitungkan penurunan nilai.

188
Aktiva Tak Berwujud

• Goodwill yang dihasilkan di dalam perusahan (internally generated) tidak


boleh diakui
• Perusahaan tidak boleh mengakui aktiva tidak berwujud yang timbul dari
riset atau dari tahap riset paa suatu proyek intern. Pengeluaran riset pada
suatu proyek intern diakui sebagai beban pada saat terjadinya.
• Suatu aktiva tidak berwujud yagn timbul dari pengembangan atau dari
tahap pengembangan pada suatu proyek intern diakui jika dan hanya jia
perusahaan dapat menunjukkkan :
– Kelayakan teknis penyelesaian aktiva tidak berwujud tersebut dapat digunakan
atau dijual
– Niat untuk menyelesaikan aktiva tidak berwujud tersebut dan
menggunakannya
– Kemampuan untuk menggunakan
– Cara aktiva tersebut menghasilakan
– Tersedianya sumber daya
– Kemampuan untuk mengukur secara andal

189
Amortisasi

• Aktiva tidak berwujud dinilai sebesar biaya perolehan


dikurangi akumulasi dan akumulasi rugi penurunan nilainya.
• Jumlah yang dapat diamortisasi dari aktiva tidak berwujud
harus dialokasikan secara sistematis berdasarkan perkiraan
terbaik dari masa manfaatnya.
• Pada umumnya masa manfaat suatu aktiva tidak berwujud
tidak boleh melebihi 20 tahun sejak tanggal aktiva siap
digunakan
• Jika pola konsumsi tidak dapat ditentukan dengan handal
maka harus digunakan metode garis lurus.
• Biaya amortisasi diakui sebagai beban kecuali PSAK lainnya
mengizinkan atau mengharuskan untuk dimasukkan ke dalam
nilai tercatat aktiva lain.

190
Pengendalian Hak Hukum

• Jika pengendalian atas manfaat ekonomis masa


depan dari suatu aktiva tidak berwujud diperoleh
melalui hak hukum yang diberikan selama suatu
periode tertentu maka masa manfaat aktiva
berwujud tidak boleh melebihi periode hak hukum
kecuali :
– Hak hukum tersebut dapat diperbaharui
– Pembaruan tersebut pada dasarnya pasti diperoleh
• Nilai wajar tidak mengalami penurunan
• Terdapat bukti hak hukum akan diperbarui
• Terdapat bukti bahwa persyaratan hukum untuk pembaruan akan
dipenuhi.

191
Pengungkapan

• Untuk setiap golongan aktiva tidak berwujud :


– Masa manfaat atau tingkat amortisasi yang digunakan
– Metode amortisasi yang digunakan
– Nilai tercatat bruto dan akumulasi amortisasi (yang
digabungkan dengan akumulasi rugi penurunan nilai)
– Rekonsiliasi antara nilai tercatat pada awal dan akhir
periode
• Jika amortisasi tidak mengikuti asumsi umum, aktiva
tak berwujud yang penggunaannya dibatasi,
komitmen untuk memperoleh aktiva

192
Ilustrasi

• Perusahaan sedang mengembangkan sebuah


produk. Biaya riset yang dikeluarkan pada
tahun 2005 sebesar 2 milyar. Tahun 2006
produk dipastikan dapat dijual. Biaya yang
dikeluarkan sebesar 200 juta biaya personel,
150 juta biaya untuk mengurus patent. Pada
2007 perusahaan mengeluarkan sebesar 300
juta untuk memenangkan tuntutan hukum
atas patent produk tersebut.

193
Impairment-aktiva
• Pada setiap tanggal neraca, perusahaan harus
mereview ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai
aktiva.
• Jika terjadi indikasi penurunan nilai perusahaan
harus menaksir jumlah yang dapat diperoleh kembali
dari aktiva tersebut.
• Pertimbangan dalam menentukan penurunan nilai :
– Informasi dari luar perusahaan
– Informasi dari dalam perusahaan

194
Impairment-aktiva
• Nilai yang dapat diperoleh kembali adalah nilai
tertinggi antara harga jual dengan nilai pakai.
• Nilai pakai adalah nilai sekarang dari taksiran kas
yang diharapkan diterima atas penggunaaan dan
penghentian aktiva.
• Pengukuran nilai diperoleh kembali :
– Harga jual disesuaikan dengan tambahan biaya yang akan
dikeluarkan  aktiva diperdagangkan
– Jumlah yang dapat diperoleh perusahaan  tidak
diperdagangkan.
– Aliran kas bersih dari pemakaian dan penghentian setelah
didiskontokan

195
Impairment-aktiva
• Jika nilai yang dapat diperoleh kembali dari suati
aktiva lebih kecil dari nilai tercatatnya maka nilai
tercatat harus diturunkan menjadi sebesar nilai yang
dapat diperoleh kembali.
• Penurunan tersebut merupakan rugi penurunan nilai
aktiva dan harus segera diakui sebagai beban pada
laporan laba rugi.
• Beban depresiasi aktiva untuk periode yagn akan
datang harus disesuaikan agar mencerminkan alokasi
nilai tercatat yang direvisi setelah dikurangi nilai sisa.

196
Impairment-unit penghasil kas

• Kerugian penurunan nilai atas aktiva penghasil


kas harus diakui hanya jika nilai yang dapat
diperoleh kembali dari unit tersebut lebih kecil
dari jumlah agregat nilai tercatat semua aktiva
dalam unit terebut.
• Goodwill berhubungan dengan unit penghasil
kas

197
Impairments: The Recoverability
Test
Impairment?

Sum of expected
Sum of expected
future net cash flows
future net cash flows
from use and disposal
from use and disposal
of asset is
of asset is less than
equal to or more than
the carrying amount
the carrying amount

Impairment has occurred No impairment

198
Impairments: Measuring Loss

Impairment has occurred Loss =


Carrying amount
Determine Yes less
impairment loss Fair value of asset

Does an active market


Loss =
exist for the asset?
Carrying amount
less
No present value of
expected net cash
Use company’s market flows
rate of interest
199
Impairment: Accounting

Impairment has occurred

Assets are held Assets are held


for use for sale
1. Loss = Carrying value 1. Loss = Carrying value
less Fair value less Fair Value less
2. Depreciate new cost basis cost of disposal
3. Restoration of impairment 2. No depreciation is taken
loss is NOT permitted 3. Restoration of impairment
loss is permitted
200
Graphic of Accounting for
Impairments

201
Investasi

• Investasi jangka pendek (surat berharga)


• Investasi dalam properti
• Investasi jangka panjang (penguasaan saham
perusahaan lain)

202
Leasing
• "Leasing ialah setiap kegiatan pembiayaan
perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang
modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk
suatu jangka waktu tertentu berdasarkan
pembayaran-pembayaran secara berkala disertai
dengan hak pilih (optie) bagi perusahaan tersebut
untuk membeli barang-barang modal yang
bersangkutan atau me mperpanjang jangka waktu
leasing berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati
bersama".

203
Jenis Leasing
• Finance Lease (Sewa Guna Usaha Pembiayaan)  perusahaan sewa guna
usaha (lessor) adalah pihak yang membiayai penyediaan barang modal.
• Operating Lease (Sewa-Menyewa Biasa)  perusahaan sewa guna usaha
membeli barang modal dan selanjutnya disewagunausahakan kepada
penyewa guna usaha.
• Sales-Type Lease (Sewa Guna Usaha Penjualan)  Sewa guna usaha jenis
ini merupakan transaksi pembiayaan sewa guna usaha secara langsung
(direct finance lease) di mana dalam jumlah transaksi termasuk laba yang
diperhitungkan oleh pabrikan atau penyalur yang juga merupakan
perusahaan sewa guna usaha.
• Leveraged Lease  Transaksi sewa guna usaha jenis ini melibatkan
setidaknya tiga pihak, yakni penyewa guna usaha, perusahaan sewa guna
usaha dan kreditor jangka panjang yang membiayai bagian terbesar dari
transaksi sewa guna usaha.

204
Transaksi Leasing
• Sewa Guna Usaha Langsung (Direct Lease)  penyewa guna
usaha belum pernah memiliki barang modal yang menjadi
obyek sewa guna usaha sehingga atas permintaannya
perusahaan sewa guna usaha membeli barang modal
tersebut.
• Penjualan dan Penyewaan Kembali (Sale and Leaseback) 
penyewa guna usaha terlebih dahulu menjual barang modal
yang sudah dimilikinya kepada perusahaan sewa guna usaha
dan atas barang modal yang sama ini kemudian dilakukan
kontrak sewa guna usaha antara penyewa guna usaha (pemilik
semula) dengan perusahaan sewa guna usaha.

205
Finance leasing
• Penyewa guna usaha memiliki hak opsi untuk membeli aktiva
yang disewagunausaha pada akhir masa sewa guna usaha dengan
harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya
perjanjian sewa guna usaha.
• Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh penyewa guna
usaha ditambah dengan nilai sisa mencakup pengembalian harga
perolehan barang modal yang disewagunausaha serta bunganya,
sebagai keuntungan perusahaan sewa guna usaha (full payout
lease).
• Masa sewa guna usaha minimum 2 (dua) tahun.

Kalau salah satu kriteria tersebut di atas tidak terpenuhi maka


transaksi sewa guna usaha dikelompokkan sebagai transaksi sewa
menyewa biasa (operating lease).

206
Finance Lease - Lessor
• Penanaman neto dalam aktiva yang disewagunausahakan harus diperlakukan
dan dicatat sebagai penanaman neto sewa guna usaha. Jumiah penanaman
neto tersebut terdiri dari jumlah piutang sewa guna usaha ditambah nilai sisa
(harga opsi) yang akan diterima oleh perusahaan sewa guna usaha pada akhir
masa sewa guna usaha dikurangi dengan pendapatan sewa guna usaha yang
belum diakui (unearned lease income), dan simpanan jaminan (security
deposit).
• Selisih antara piutang sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi) dengan
harga perolehan aktiva yang disewagunausahakan diperlakukan sebagai
pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui (unearned lease income).
• Pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui harus dialokasikan secara
konsisten sebagai pendapatan tahun berjalan berdasarkan suatu tingkat
pengembalian berkala (periodic rate of retum) atas penanaman neto
perusahaan sewa guna usaha.
• Apabila perusahaan sewa guna usaha menjual barang modal kepada penyewa
guna usaha sebelum berakhirnya masa sewa guna usaha, maka perbedaan
antara harga jual dengan penanaman neto dalam sewa guna usaha pada saat
penjualan dilakukan harus diakui dan dicatat sebagai keuntungan atau
kerugian periode berjalan.

207
Operating Lease - Lessor
• Barang modal yang disewagunausahakan harus diperlakukan dan
dicatat sebagai aktiva sewa guna usaha berdasarkan harga
perolehan.
• Pembayaran sewa guna usaha (lease payments) selama tahun
berjalan yang diperoleh dari penyewa guna usaha diakui dan
dicatat sebagai pendapatan sewa. Pendapatan sewa harus diakui
dan dicatat berdasarkan metode garis lurus sepanjang masa sewa
guna usaha, meskipun pembayaran sewa guna usaha mungkin
dilakukan dalam jumlah yang tidak sama setiap periode.
• Penyusutan aktiva yang disewagunausahakan harus dilakukan
dalam jumlah yang layak berdasarkan taksiran masa manfaatnya.
• Kalau aktiva yang disewagunausahakan dijual maka perbedaan
antara nilai buku dan harga jual harus diakui dan dicatat sebagai
keuntungan atau kerugian tahun berjalan.

208
Capital Lease - Lessee
• Transaksi sewa guna usaha diperlakukan dan dicatat sebagai aktiva tetap dan kewajiban pada awal
masa sewa guna usaha sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha ditambah
nilai sisa (harga opsi) yang harus dibayar oleh penyewa guna usaha pada akhir masa sewa guna
usaha. Selama masa sewa guna usaha setiap pembayaran sewa guna usaha dialokasikan dan
dicatat sebagai angsuran pokok kewajiban sewa guna usaha dan beban bunga berdasarkan tingkat
bunga yang diperhitungkan terhadap sisa kewajiban penyewa guna usaha.
• Tingkat diskonto yang digunakan adalah tingkat bunga yang dibebankan oleh perusahaan sewa
guna usaha atau tingkat bunga yang berlaku pada awal masa sewa guna usaha.
• Aktiva yang disewagunausaha harus diamortisasi dalam jumlah yang wajar berdasarkan taksiran
masa manfaatnya.
• Kalau aktiva yang disewagunausaha dibeli sebelum berakhirnya masa sewa guna usaha, maka
perbedaan antara pembayaran yang dilakukan dengan sisa kewajiban dibebankan pada tahun
berjalan.
• Kewajiban sewa guna usaha harus disajikan sebagai kewajiban lancar dan jangka panjang sesuai
dengan praktek yang lazim.
• Dalam hal dilakukan sales and leaseback maka transaksi tersebut harus diperlakukan sebagai dua
transaksi yang terpisah
• yaitu transaksi penjualan dan transaksi sewa guna usaha. Selisih antara harga jual dan nila i buku
aktiva yang dijual harus diakui dan dicatat sebagai keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan.
Amortisasi atas keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan harus dilakukan secara proporsional
dengan biaya amortisasi aktiva yang disewa guna usaha apabila leaseback merupakan capital lease
atau secara proporsional dengan biaya sewa apabila leaseback merupakan operating lease .

209
Operating Lease - Lessee
• Pembayaran sewa guna usaha selama tahun berjalan
merupakan biaya sewa yang diakui dan dicatat
berdasarkan metode garis lurus selama masa sewa guna
usaha, meskipun pembayaran sewa guna usaha
dilakukan dalam jumlah yang tidak sama setiap periode.

210
Investasi Efek Tertentu
• Investasi diklasifikasikan atas :
– Diperdagangkan
– Tersedia untuk dijual
– Held to maturity (khusus untuk obligasi)
• Investasi diperdagangkan dan tersedia untuk dijual :
– disajikan sebesar harga wajar investasi tersebut pada tanggal neraca.
– Penyajian diperdagangkan sebagai investasi jangka pendek sedangkan
tersedia untuk dijual tergantung kondisinya.
– Selisih nilai tercatat dan nilai pada tanggal neraca:
• Diperdagangkan  dimasukkan dalam laba rugi
• Tersedia untuk dijual  dimasukkan dalam ekuitas

211
Investasi jangka panjang
• Investasi dipegang hingga jatuh tempo
diklasifikasikan sebagai investasi jangka panjang dan
disajikan sebesar amortized cost.
• Kepemilikan saham dalam jumlah yang significant >
20% akan dicatat dengan menggunakan metode
ekuitas
• Walaupun kurang dari 20% jika perusahaan dapat
menunjukkan unsur pengendaliannya maka
perusahaan dapat mencatat dengan menggunakan
metode ekuitas

212
BAB VIII
EKUITAS
Dr. Priyastiwi, Msi, Ak, CA
Pengertian Ekuitas
ekuitas sering disebut modal. Ekuitas mengandung
unsur pemilik, untuk organisasi nonprofit ekuitas disebut
aset bersih.
IAI mendifinisikan ekuitas adalah hak residual atas aktiva
perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban
FASB dalam SFAC No. 6 equity or net asset is the residual interest
in the assets of an entity that remains after deducting its
liabilities.
Godfey, Hodgson dan Holmes (1997) membedakan ekuitas dan
kewajiban atas dasar kriteria:
a. Hak-hak masing-masing pihak atas penyelesaian klaim
b. Hak penggunaan aset dalam operasi
c. Substansi ekonomik perjanjian
Komponen Ekuitas Pemegang Saham
Ekuitas Pemegang
Saham

Modal setoran Laba ditahan Lain-lain

Modal setoran
Modal Yuridis
tambahan

Penerbitan saham baru •Premiun modal saham •Laba atau rugi


Kapitalisasi laba •Penjualan saham treasuri •Dividen
ditahan •Penyerapan defisit •Rekapitaslisasi
Dividen saham •Deklarasi devidin likuidasi •Defisit
Konversi obligasi •Restrukturisasi kapital •Koreksi
Stock subscription •Revaluasi aset •Perubahan ekuitas
Tujuan Penyajian Ekuitas
Menyediakan informasi kepada yang berkepentingan
tentang efisiensi dan kepengurusan manajemen.
Menyediakan informasi tentang riwayat serta
prospek investasi pemilik dan pemegang ekuitas.

Perbedaan Modal Setoran dan Laba Ditahan


Komponen membentuk ekuitas:
1.Jumlah rupiah yang disetorkan oleh pemegang saham
2.Laba ditahan yang merupakan sisa laba setelah pembagian dividen
3.Jumlah rupiah yang timbul akibat apresiasi
4.Jumlah rupiah donasi dari pihak nonpemegang saham
5.Sumber lainnya

Laba ditahan terbentuk dari akumulasi laba yang dipindahkan dari akun ikhtisar laba
rugi.
Perbedaan kedua dari segi administrasi keuangan, laba ditahan adalah indikator daya
melaba sehingga laba ditahan harus dipisahkan dengan modal setoran meskipun jumlah akhir di total
membentuk ekuitas pemegang saham.
Modal setoran adalah dana dasar yang harus tetap di pertahankan untuk menunjukan
perlindungan pada pihak lain.
Modal Yuridis

Modal yuridis timbul ketentuan hukum yang mengharuskan bahwa harus ada
sejumlah rupiah yang dipertahankan perlindungan kepada pihak lain.

Besarnya modal yuridis: sama dengan jumlah yang dikenal dengan modal
saham. Modal saham menunjukan jumlah rupiah perkalian antara cacah saham
beredar dengan nilai nominal persaham. Jumlah ini jumlah yang secara yuridis
menjadi hak pemegang saham.

Nominal saham sering dianggap bukan harga efektif


saham secara akuntansi penentuan nilai nominal saham
sebenarnya tidak bermakna ekonomik. Nilai nominal
saham adalah alat untuk pemerataan distribusi pemilikan
Modal setoran awal daripada menunjukan nilai saham itu sendiri. Saham
diterbitkan tanpa nilai nomunal karena alasan:
1.Menghindari utang bersyarat dalam hal saham terjual
dibawah harga nominal
2.Tidak ada hubungan antara nilai nominal dengan harga
pasar saham.
Perubahan modal setoran
Tujuannya untuk membedakan secara tegas antara perubahan akibat transaksi
operasi dan transaksi modal. Berbagai sumber yang dapat mengubah modal
setoran dengan berbagai masalah teoritisnya adalah:
a. Pemesanan saham
b. Obligasi terkonversi atau berhak tukar
c. Saham istimewa terkonversi atau berhak tukar
d. Dividen saham
e. Hak beli saham, opsi dan waran
f. Saham treasuri

Pemesanan saham
Pada saat perseroan didirikan atau melakukan penawaran publik perdana,
perusahaan telah menetapkan apa yang disebut modal dasar. Secara konseptual, ekuitas
pemegang saham bersifat seperti kewajiban. Jumlah pesanan diakui sebagai modal setoran
hanya apabila syarat berikut dipenuhi:
a.Jumlah rupiah yang disepakati dalam pemesanan merupakan klaim yuridis bagi perusahaan
terhadap pemesan dan tidak dapat dibatalkan
b.Harga pemesanan tersebut akan ditagih penerbit dalam periode yang cukup pasti dan tidak
terlalu lama
Obligasi Terkonversi
Perusahaan menerbitkan obligasi dengan karakteristik bahwa obligasi
dapat ditukar dengan saham biasa atas kehendak pemegang obligasi dalam
periode konversi tertentu. Ada 2 nilai yang dapat digunakan basis kapitalisasi yaitu:
1. Nilai buku atau nilai bawaan obligasi pada saat penukaran
2. Harga pasar obligasi atau harga pasar saham

Saham prioritas terkonversi


Pengukuran jumlah rupiah harus diakui sebagai modal setoran. Pendekatan
pertama nilai nominal saham prioritas plus porsi premium di transfer ke modal
pemegang saham dan premium modal pemegang biasa. Pendekatang kedua, kalau
ada selisih antara harga pasar baik saham biasa maupun saham prioritas, selisih
tersebut harus dikompensasi ke atau dari laba ditahan.
Dividen Saham

Dividen saham adalah distribusi dividen dalam bentuk saham


yang sejenis dengan saham yang mula-mula diterbitkan.

Karakteristik Dividen Saham

1.Bagi pemegang saham , dividen saham bukan merupakan


pendapatan atau laba.
2.Dari sudut pandang kesatuan usaha, dividen saham bukan
merupakan pembagian laba.
3.Dari segi pandang kesatuan pemilik, dividen saham bukan
merupakan laba bagi penerimannya.
KAPITALISASI

3.Modal setoran
1. Kapitalisasi 2.Kapitalisasi
atas dasar nilai atas dasar harga persaham
nominal
saham sebelum dividen
saham
Kapitalisasi atas dasar nilai nominal

Kapitalisasi dividen saham haruslah hanya sebesar nilai nominal atau nyataannya.
Jumlah minimal yang harus dikapitalisasi untuk memenuhi ketentuan yuridis

Kapitalisasi atas dasar harga saham

Dividen saham dapat dipandang sebagai pengganti dividen kas karena dividen saham
mempunyai nilai. Paling tidak, pemegang saham dapat menjual saham tersebut karena
dividen kas yang diharapkan dan investasi semula tidak berubah. Nilai tersebut diukur
atas dasar harga saham. Dengan demikian, harga pasar merupakan dasar yang tepat
untuk menentukan kapitalisasi. Berrbagai dasar pikiran mendukung hal ini
a.Laba ditahan
b.Transaksi dividen saham
c.Dari kacamata prusahaan, jumlah rupiah dividen saham.
d.Penggunaan harga saham
Saham treasuri
Transaksi yang jelas akan mengurangi saham adalah penarikan kembali
saham untuk sementara menjadi saham treasuri. Alasan perusahaan
melakukan penarikan kembali saham sebagai saham treasuri adalah:
a.Saham tersebut akan diterbitkan kembali kepada karyawan dalam
program opsi saham.
b.Saham tersebut akan digunakan untuk membeli perusahaan lain dalam
transaksi penggabungan usaha (business combination).

Konsep Satu-Transaksi
Disebut satu transaksi karena pebelian saham treasuri dan
penjualannya kembali dianggap sebagai satu transaksi. Artinya, pembelian
dan penjualan dianggap sebagai kesatuan transaksi untuk mencapai tujuan
yang diinginkan dengan transaksi saham treasuri tersebut.
Konsep Dua-Transaksi
Dengan konsep ini, pemerolehan kembali saham sebagai saham
treasuri dianggap likuidasi ekuitas pemegang saham sedangkan penjualan
kembali saham treasuri dianggap sebagai penerbitan saham baru. Konsep ini
disebut dengan pendekatan nilai nominal karena harga penarikan atau
penjualan kembali ditandingkan dengan nilai normal. Selisihnya, baik dalam
penarikan atau penjualan, dikompensasi ke modal setoran lain atau sebatas
porsi modal setoran lain mula-mulanya dikompensasi ke laba ditahan.

Perubahan Laba Ditahan


Kalau pemisahan antara transaksi modal dan transaksi operasi
harus tetap dipertahankan, hanya terdapat dua faktor utama yang
mempengaruhi besarnya laba ditahan yaitu laba atau rugi periodik dan
pembagian deviden. Laba yang dipinndahkan dari akun Laba-Rugi (income
summary) adalah laba yang merupakan selisih seluruh elemen transaksi
operasi dalam arti luas yang disebut laba komperhensif.
Penyesuaian Perioda Lalu
Penyesuaian perioda-lalu adalah perlakuan
terhadap suatu jumlah rupiah yang mempengaruhi
operasi perioda masa lalu (yang baru ditemukan atau
baru dapat diakui dalam perioda sekarang) bukan
sebagai pengurang atau penambah perhitungan laba
tahun sekarang (masuk dalam statemen laba-rugi
tahun sekarang/berjalan) tetapi sebagai penyesuai
terhadap laba ditahan awal perioda sekarang.

Koreksi Kesalahan
Dalam hal tertentu kesalahan tidak bisa
diketahui dan baru ketahuan beberapa waktu atau
bahkan beberapa perioda setelah statemen keuangan
disusun dan diterbitkan. Jadi untuk dapat disebut
kesalahan, suatu jumlah rupuiah harus berasal dari
kesalahan hitung, kesalahan aplikasi atau penerapan
prinsip akuntansi, atau kehilafan atau kekeliruan
menggunakan fakta yang tersedia pada saat
penyusunan laporan keuangan.
Kohersi Sebagai Koreksi Sebagai Penyesuai
Penyesuaian Laba Ditahan Modal Setoran Lain

Laba ditahan awal periode Paton dan Littleton (1970)


berjalan disesuaikan dengan jumlah rupiah menegaskan bahwa koreksi yang
pengaruh kumulatif kesalahan terhadap berkaitan dengan penggunaan aset
perhitungan laba periode-periode dalam perioda-perioda yang lalu
sebelumnya dan kalau statemen komperatif dengan alasan apapun hendaknya
disajikan, pengaruh retroaktif kesalahan dipisahkan dengan premium modal
harus ditunjukan dalam statemen keaungan saham.
periode-periode yang terpengaruh.
Koreksi Sebagai Komponen Statemen Laba-Rugi
Paton dan Littleton (1970) mendukung perlakuan ini dengan alasan bahwa
statemen laba rugi kumulatif yang didasarkan atas statemen-statemen terdahulu harus
menunjukan laba (atau rugi) komperhensif sepanjang riwayat perusahaan sampai tangga
sekarang. Dengan demikian kalau koreksi langsung dilakukan dalam akun laba
ditahantanpa ada petunjuk atau penjelasan apapun dalam statemen laba-rugi, beberapa
statemen laba rugi yang pernah diterbitkan tidak dapat memberikan gambaran yang
menyeluruh tentang kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.

Perubahan Akuntansi
Karena alasan tertentu suatu perusahaan mungkin melakukan kebijakan yang
mempunyai pengaruh terhadap konsistensi dalam proses akuntansi dan pelaporan
keuangan yang disebut dengan perubahan akuntansi. Ada 3 macam perubahan akuntansi
yaitu:
•Perubahan prinsip atau metode akuntansi (change in accounting principle or method)
•Perubahan taksiran akuntansi (change in accounting estimate)
•Perubahan kesatuan pelaporan (change in the reporting entity)
3 Alternatif atau Metode
 Penyesuaian Retroaktif
Metode ini mengakui pengaruh kumulatif perubahan dalam
laba perioda yang lalu sebagai penyesuaian perioda-lalu.

 Penyesuaian Sekarang
Metode ini mengakui seluruh pengaruh perubahan dalam
laba perioda yang lalu sebagai komponen dalam
menghitung laba perioda sekarang (periode terjadinya
perubahan).

 Penyesuaian Sekarang dan Prospektif


Metode ini menyebar pengaruh kumulatif perubahan dalam
laba perioda yang lalu ke perioda sekarang dan beberapa
perioda mendatang yang sesuai.
Kuarsi Re-organisasi
Kuarsi reorganisasi adalah reorganisasi, tanpa melalui reorganisasi secara
hokum yang dilakukan dengan menilai kembali akun-akun aktiva dan
kewajiban pada nilai wajar dan mengeliminasi saldo defisit.

Syarat-syarat kuarsi reorganisasi menurut Dewan Standar Akuntansi :


1.Perusahaan mengalami defisit dalam jumlah yang material.
2.Perusahaan harus memiliki status kelancaran usaha dan memiliki
prospek yang baik pada saat kuasi reorganisasi dilakukan.
3.Perusahaan tidak sedang mengadapi permohonan kepailitan.
4.Tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku.
5.Saldo ekuitas sesudah kuasi organisasi harus positif.
Penyajian Modal Pemegang Saham
Urutan Penyerapan Rugi Urutan Menerima Distribusi Aset

1. Pendapatan kotor 1. Karyawan dan pemerintah


2. Laba bersih 2. Kreditor berjaminan
3. Laba ditahan 3. Kreditor tak berjaminan
4. Premium modal saham 4. Pemegang saham prioritas
5. Modal saham 5. Pemegang saham biasa
Perincian Laba Ditahan
Perincian laba ditahan dapat disajikan dan dirinci
atas dasar sumber dan atas dasar tujuan. Dengan atas dasar
sumber, laba ditahan dapat dirinci menjadi laba ditahan
yang berasal dari operasi normal atau rutin dan yang
berasal dari laba luar biasa. Sedangkan atas dasar tujuan,
perincian ini ditujukkan dengan adanya pos cadangan
jaminan sosial, laba ditahan terbatas, dan cadangan umum.
Laba komprehensif

Perubahan akibat transaksi operasi


atau transaksi nonpemilik harus dipisahkan
secara tegas dengan perubahan akibat transaksi
pemilik. Pemisahan ini dilakukan agar diketahui
pos-pos mana saja yang disajikan melalui
statemen laba-rugi dan pos-pos mana saja yang
dilaporkan dengan statemen laba ditahan.
Terdapat dua pendekatan yang dianut yaitu
pendekatan kinerja sekarang dan pendekatan
semua-termasuk.
Konsep Pemanfaatan Aset

Statemen laba-rugi harus menyajikan secara efektif semua akibat dari pemanfaatan
aset yang diserahkan sepenuhnya kepada manajemen. Pemisahan laba menjadi
normal dan tidak normal dalam dua statemen akan cenderung mengalihkan pusat
perhatian pemakaian secara tidak semistinya ke laba normal dan dengan demikian
secara tidak sadar mengurangi perhatian pembaca akan keefektifitaan manajemen
secara keseluruhan. Ada berbagai cara untuk untuk memanfaatkan aset.
•Penggunaan aset yang utama adalah untuk menghasilkan barang atau jasa untuk
mendatangkan laba
•Penggunaan aet yang kedua adalah untuk dijadikan jaminan kontrak utang atau
pendanaan dan untuk alat pelunasan kontrak tersebut.
Konsep Aset Kapital

Sebagai lawan konsep pemanfaatan aset, konsep ini


membedakan fungsi aset lancar dan aset tetap. Dengan demikian,
perubahan aset tetap karena penjualan atau penghentian berbeda
dengan perubahan karena pemanfaatan aset untuk menciptakan
laba (melalui depresiasi) sehingga laba atau rugi pemberhentian
aset harus dilaporkan terpisah sebagai penyesuai laba ditahan.
Laba atau rugi ini dipandang sebagai transaksi modal karena
dianggap modal pemegang saham tertanam dalam aset tetap.
Paton dan Littleton menyangkal konsep di atas. Secara
konseptual, laba atau rugi yang berkaitan dengan pemanfaatan
aset tetap tidak berbeda dengan laba atau rugi yang berkaitan
dengan pengelolaan aset lancar. Lagipula, tidak ada alasan yang
kuat untuk mengaitkan aset tetap fisis dengan kontibusi modal
oleh insvestor karena jenis aset tertentu secara umum tidak dapat
ditelusuri dengan pasti asal sumber dananya.
Penyajian laba konferhensif

Dengan dianutnya pendekatan laba semua termasuk atau


laba konferhensif, masalahnya adalah bagaimana
menyajiakan komponen komponen pembentuk laba
komperhensif dan bagaimana disajikan dalam statemen
laba rugi. Sebagai basis pembahasan penyajian laba,
berikut ini memuat komponen komponen pembentuk
statemen laba rugi.
1.Seksi operasi utama
2.Seksi operasi tambahan
3.Pajak penghasilan
4.Operasi hentian/taklanjutkanan
5.Pos-pos luar biasa/ekstraordinir
6.Pengaruh kumulatif perubahan perinsip akuntansi
7.Pengaruh kumulatif perubahan estimat/taksiran
8.Perubahan ekuitas nonpemilik lainnya
PT ABC
Statemen Laba-Rugi
untuk Tahaun Berakhir 31 Desember 200X
BAB IX
LAPORAN ARUS KAS

Laporan Aliran Kas_Teori Akuntans 238


Definisi Laporan Arus Kas

Laporan keuangan yang menggambarkan


arus kas masuk dan keluar selama suatu
periode tertentu.

Laporan Aliran Kas_Teori Akuntans 239


Manfaat Laporan Arus Kas
• Memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna untuk
mengevaluasi perubahan dalam aset bersih entitas, struktur keuangan
(likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan mempengaruhi jumlah serta
waktu arus kas dalam rangka penyesuaian terhadap keadaan dan peluang
yang berubah.
• Menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas dan
memungkinkan para pengguna mengembangkan model untuk menilai dan
membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash
flows) dari berbagai entitas.
• Meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai entitas

Laporan Aliran Kas_Teori Akuntans 240


Kegunaan Laporan Arus Kas
Memberikan informasi untuk menilai:
1. Kemampuan entitas dalam menghasilkan arus kas di masa
depan.

2. Kemampuan entitas dalam membayar dividen dan kewajiban.

3. Penyebab timbulnya perbedaan antara laba bersih dan arus kas


bersih dari aktivitas operasi.

4. Transaksi-transaksi investasi dan pendanaan baik secara tunai


maupun non tunai.

Laporan Aliran Kas_Teori Akuntans 241


Kas dan Setara Kas

Menurut PSAK 2, “kas” yang dimaksud dalam laporan arus kas


sebenarnya adalah “kas dan setara kas”.

Setara kas adalah invetasi jangka pendek, sangat likuid yang


memenuhi kriteria:
 Siap dikonversi menjadi kas dengan jumlah yang sudah
ditentukan, dan
 Waktu jatuh tempo sangat pendek (umumnya sekitar kurang
atau sama dengan tiga bulan), sehingga tidak memiliki resiko
yang signifikan terhadap perubahan nilai (misalnya akibat
perubahan tingkat bunga)
Arus kas tidak termasuk mutasi antara pos-pos yang termasuk kas atau
setara kas

Laporan Aliran Kas_Teori Akuntans 242


Penyajian Laporan Arus Kas

• Laporan arus kas melaporkan arus kas selama periode tertentu


dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan.
• Penyajian ketiga aktivitas terebut dengan cara yang paling sesuai
dengan bisnisnya.
• Suatu transaksi tunggal dapat diidentifikasikan ke dalam lebih dari
satu aktivitas misal pelunasan pinjaman dan bunganya 
pendanaan dan operasi

Laporan Aliran Kas_Teori Akuntans 243


Klasifikasi Arus Kas

Aktivitas Aktivitas Aktivitas


Operasi Investasi Pendanaan

Aktivitas penghasil utama Aktivitas perolehan dan Aktivitas yang


pendapatan entitas pelepasan aset jangka mengakibatkan perubahan
panjang serta investasi lain jumlah dan komposisi
yang tidak termasuk setara ekuitas dan pinjaman
kas entitas

PSAK memberikan fleksibilitas dalam pengklasifikasian item tertentu


terkait bunga, dividen dan pajak

Laporan Aliran Kas_Teori Akuntans 244


Arus Kas Operasi
• Aktivitas operasi adalah Aktivitas penghasil utama pendapatan entitas
dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan
pendanaan.
• Indikator utama menentukan apakan operasi dapat menghasilkan kas
memelihara kemampuan operasi entitas.

Inflows terdiri dari : Outflows terdiri dari:


 Penerimaan dari penjualan  Pembayaran kepada pemasok
barang/jasa, royalti, pendapatan barang dan jasa
lain.  Pembayaran untuk karyawan.
 Penerimaan dari pendapatan sewa,  Pembayaran klaim (asuransi),
restitusi pajak.  Pembayaran biaya operasi
 Penerimaan lain

Laporan Aliran Kas_Teori Akuntans 245


Pelaporan Arus kas dari Aktivitas Operasi

• Metode yang dapat digunakan:


– Metode langsung  kelompok utama dari penerimaan dan
pengeluaran kas bruto diungkapkan;
– Metode tidak langsung  laba disesuaikan dengan mengoreksi
transaksi non kas, penangguhan atau akrual dan unsur
penghasilan/beban yang terkait aktivitas investasi dan pendanaan.
• Dianjurkan melaporkan dengan metode langsung  informasi
yang lebih berguna

Laporan Aliran Kas_Teori Akuntans 246


Metode Tidak Langsung

Arus kas dari


Laba
kegiatan operasi
bersih

+ Beban bukan kas


seperti depresiasi dan
amortisasi

Laporan Aliran Kas_Teori Akuntans 247


Arus Kas Investasi

• Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aset jangka


panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.
• Mencerminkan pengeluaran untuk sumber daya yang
dimaksudkan menghasilkan kas di masa depan

Inflows terdiri dari : Outflows terdiri dari:


 Penerimaan penjualan aset tetap, aset  Pembayaran kas untuk membeli
tidak berwujud dan aset jangka panjang aset tidak tetap, aset tidak
lain. berwujud, biaya pengembangan
 Penerimaan kas dari kontrak future/ dikapiralisasi
forward, future untuk pendanaan  Pembayaran kas dari kontrak
 Penerimaan penjualan instrumen utang future, forward, swap untuk
atau kas (selain diperdagangkan) aktivitas pendanaan.
 Penerimaan kas dari pelunasan uang  Pembayaran untuk membeli
muka dan pinjaman dari pihak lain. instrumen utang/ekuitas/ ventura
selain untuk diperdagangkan
Laporan Aliran Kas_Teori Akuntans 248
Arus Kas Pendanaan

• Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan


perubahan dalam jumlah serta komposisi kontribusi modal dan
pinjaman entitas
• Memprediksi klaim atas arus kas masa depan oleh para penyedia
modal entitas

Inflows terdiri dari : Outflows terdiri dari:


 Penerimaan kas dari  Pembayaran kas kepada pemiliki
penerbitan saham. untuk menarik atau menebus
 Penerimaan kas dari saham.
penerbitan obligasi, wesel,  Pelunasan pinjaman
pinjaman jangka pendek dan  Pembayaran kas oleh lessee untuk
jangka panjang, hipotek, mengurangi saldo liabilitas terkait
sewa pembiayaan

Laporan Aliran Kas_Teori Akuntans 249


Pelaporan Arus kas dari
Aktivitas Investasi dan Pendanaan

• Dilaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan kas bruto dan


pengeluaran kas bruto yang berasal dari aktivitas investasi dan pendanaan
kecuali yang boleh dilaporkan neto.
• Dilaporkan dengan neto
– Penerimaan dan pengeluaran kas untuk kepentingan pelanggan jika lebih
mencerminkan aktivitas pelanggan daripada aktivitas operasi (pembayaran
rekening giro, dana pelanggan dikelola entitas asosiasi)
– Penerimaan dan pengeluaran untuk pos-pos dengan perputaran yang cepat,
jumlah yang besar dan jangka waktu singkat (transaksi kredit nasabah,
pembelian dan penjualan investasi, pinjaman jangka pendek)
– Untuk lembaga keuangan dengan arus kas neto
• Penerimaan dan pembayaran kas sehubungan dengan deposito
• Penempatan dan penarikan deposito pada lembaga keuangan lain
• Pemberian dan pelunasan uang muka dan pinjaman kepada nasabah

Laporan Aliran Kas_Teori Akuntans 250


Arus kas dalam mata uang asing

• Arus kas dari transaksi mata uang asing dibukukan dalam


mata uang fungsional entitas dengan mengalikan jumlah mata
uang asing tersebut dengan nilai tukar pada tanggal transaksi.
• Arus kas entitas anak di luar negeri dijabarkan berdasarkan
nilai tukar pada tanggal transaksi arus kas.
• Konsisten dengan PSAK 10.
• Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi akibar
perubahan nilai tukar bukan arus kas.
• Perubahan nilai tukar dilaporkan dalam LAK untuk
merekonsiliasi saldo awal dan akhir kas dan setara kas.

Laporan Aliran Kas_Teori Akuntans 251


Bunga dan Dividen

• Arus kas bunga dan dividen diungkapkan secara terpisah dan


diklasifikasikan secara konsisten.
• Bunga
– Beban bunga dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau pendanaan
(alternatif)
– Pendapatan bunga dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau
investasi (alternatif)
• Dividen
– Dividen yang dibayarkan dapat disajikan sebagai arus kas pendanaan
atau operasi (alternatif)
– Pendapatan dividen dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau
investasi (alternatif)

Laporan Aliran Kas_Teori Akuntans 252


Pajak Penghasilan

• Arus kas yang berkaitan dengan pajak


penghasilan diungkapkan secara
terpisah.
• Diklasifikasikan sebagai arus kas dari
aktivitas operasi kecuali jika secara
spesifik dapat diidentifikasi sebagai
aktivitas pendanaan dan investasi.
• Jika diklasifikasikan secara terpisah
jumlah keseluruhan pajak dibayarkan
diungkapkan

Laporan Aliran Kas_Teori Akuntans 253


Investasi dalam asosiasi, anak, bisnis lain

• Investasi dilaporkan hanya terkait dengan arus kas yang terjadi antara
investor dan investee
• Arus kas yang berasal dari perolehan dan kehilangan pengendalian atas
entitas anak dan bisnis lain disajikan secara terpisah dan diklasifikasikan
sebagai aktivitas investasi.
• Pengungkapan atas perolehan dan kehilangan pengendalian entitas anak
dan bisnis:
– Jumlah imbalan
– Porsi imbalan yang merupakan kas atau setara kas
– Jumlah kas dan setara kas pada entitas anak di mana pengendalian hilang
– Jumlah aset dan liabilitas selain kas /setara kas di mana pengendalian hilang.

Laporan Aliran Kas_Teori Akuntans 254


Ketentuan lain
• Transaksi investasi dan pendanaan nonkas diungkapkan pada bagian
lain laporan keuangan sehingga dapat memberikan semua informasi
relevan mengenai aktivitas investasi dan pendanaan.
• Entitas mengungkapkan komponen kas dan setara kas serta
menyajikan rekonsiliasi jumlah tersebut dalam LAK dengan pos yang
sama yang disajikan dalam laporan posisi keuangan.
• Entitas mengungkapkan jumlah saldo kas dan setara kas yang
signifikan yang tidak digunakan oleh kelompok usaha (restriksi)
beserta pendapat manajemen.
• Efektif berlaku 1 Januari 2011

Laporan Aliran Kas_Teori Akuntans 255


Klasifikasi Arus Kas

Klasifikasi arus
kas berdasarkan
product life
cycle
Sumber: Kieso et al. (2011);
“Intermediate Accounting:IFRS
Edition, Vol.2”; John Wiley &
Sons, Inc. p.1245

Laporan Aliran Kas_Teori Akuntans 256


Format Laporan Arus Kas

Penyajian laporan arus kas dibagi menjadi:


Metode langsung
1. Aktivitas Operasi. Metode tidak
langsung
2. Aktivitas Investasi.
3. Aktivitas Pendanaan.

Arus kas masuk dan keluar dari aktivitas investasi dan


pendanaan dilaporkan terpisah.

Laporan Aliran Kas_Teori Akuntans 257


Tahapan Penyusunan Laporan Arus Kas
Sumber informasi:
1. Laporan posisi keuangan komparasi.
2. Laporan laba rugi tahun berajalan.
3. Data-data lain yang diperlukan seperti di catatan laporan
keuangan.

Langkah-langkah penyusunan laporan arus kas:


1. Menghitung perubahan saldo kas dan
setara kas.
2.Menghitung arus kas bersih dari aktivitas operasi.
3.Menghitung arus kas bersih dari aktivitas investasi dan
pendanaan.

Laporan Aliran Kas_Teori Akuntans 258


Metode Langsung
Penyajian aktivitas operasi berdasarkan kelompok utama dari
penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto

Sumber: Kieso et al. (2011); “Intermediate Accounting:IFRS Edition, Vol.2”; John Wiley & Sons, Inc. p.1260

Laporan Aliran Kas_Teori Akuntans 259


Metode Langsung

Sumber: Kieso et al. (2011); “Intermediate Accounting:IFRS Edition, Vol.2”; John Wiley & Sons, Inc. p.1261 & 1262

Laporan Aliran Kas_Teori Akuntans 260


Metode Tidak Langsung
Penyajian aktivitas operasi berdasarkan laba atau rugi neto yang disesuaikan dengan
mengoreksi pengaruh transaksi nonkas, penangguhan atau akrual dari penerimaan
atau pembayaran kas untuk operasi masa lalu dan masa depan, dan unsur
penghasilan atau beban yang terkait dengan arus investasi atau pendanaan.

Sumber: Kieso et al. (2011); “Intermediate Accounting:IFRS Edition, Vol.2”; John Wiley & Sons, Inc. p. 1258

Laporan Aliran Kas_Teori Akuntans 261


Metode Langsung vs Tidak Langsung
Keunggulan metode langsung:
1.Menunjukkan penerimaan dan pembayaran kas dari aktivitas operasi.

2.Informasi dalam bentuk penerimaan dan pengeluaran kas lebih dapat


menjelaskan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari
aktivitas operasi yang memadai untuk
a) membayar utang,

b) membiayai kembali kegiatan operasi, dan

c) membayar dividen ke pemegang saham.

Laporan Aliran Kas_Teori Akuntans 262


Metode Langsung vs Tidak Langsung

Keunggulan metode tidak langsung:


1. Berfokus pada perbedaan antara laba atau rugi bersih dengan arus
kas bersih dari kegiatan operasi.
2. Memberikan informasi yang menghubungkan laporan arus kas,
laporan laba rugi dan laporan posisi keuangan.

Laporan Aliran Kas_Teori Akuntans 263


Contoh Soal
Berikut adalah laporan posisi keuangan komparasi PT Porori untuk tahun buku 2012 and 2011
(dalam ribuan Rp):

2012 2011
Kas 297.000 153.000
Piutang dagang 159.000 117.000
Persediaan 150.000 180.000
Perlengkapan 18.000 27.000
Aset tetap 1.260.000 1.050.000
Akumulasi penyusutan (450.000) (375.000)
Hak paten 153.000 174.000
Total 1.587.000 1.326.000

Laporan Aliran Kas_Teori Akuntans 264


Contoh Soal
(dalam ribuan Rp):

2012 2011
Utang dagang 153.000 168.000
Accured liabilities 60.000 42.000
Wesel bayar jk panjang - 450.000
Modal saham - preferen 525.000 -
Modal saham - biasa 600.000 600.000
Premium – saham preferen 120.000 -
Saldo laba 129.000 66.000
Total 1.587.000 1.326.000

Laporan Aliran Kas_Teori Akuntans 265


Contoh Soal
Informasi lainnya:
1. Perubahan saldo akumulasi penyusutan hanya disebabkan oleh
pencatatan pengakuan beban penyusutan tahun berjalan.
2. Perubahan akun saldo laba disebabkan oleh pengakuan laba bersih dan
pembagian dividen tahun berjalan sebesar Rp138 juta.

Informasi ringkas laba rugi tahun 2012 sebagai berikut (dalam ribuan Rp):
 
Penjualan 1.980.000
Beban harga pokok penjualan 1.089.000
Laba kotor 891.000
Beban operasi 690.000
Laba bersih 201.000

Laporan Aliran Kas_Teori Akuntans 266


Jawaban Soal
1. Selisih saldo akun dalam laporan posisi keuangan sebagai berikut (dalam ribuan Rp):

2012 2011 selisih


Kas 297.000 153.000 144.000
Piutang dagang 159.000 117.000 42.000
Persediaan 150.000 180.000 (30.000)
Perlengkapan 18.000 27.000 (9.000)
Aset tetap 1.260.000 1.050.000 210.000
Akumulasi penyusutan (450.000) (375.000) (75.000)
Hak paten 153.000 174.000 (21.000)
Total 1.587.000 1.326.000

Laporan Aliran Kas_Teori Akuntans 267


Jawaban Soal
1. Selisih saldo akun dalam laporan posisi keuangan sebagai berikut (dalam ribuan Rp):

2012 2011 selisih


Utang dagang 153.000 168.000 (15.000)
Accured liabilities 60.000 42.000 18.000
Wesel bayar jk panjang - 450.000 (450.000)
Modal saham - preferen 525.000 - 525.000
Modal saham - biasa 600.000 600.000 -
Premium – saham preferen 120.000 - 120.000
Saldo laba 129.000 66.000 63.000
Total 1.587.000 1.326.000

Laporan Aliran Kas_Teori Akuntans 268


Jawaban Soal
2a. Arus kas bersih dari aktivitas operasi – metode langsung(dalam ribuan Rp):
Kas diterima dari:
Pelanggan 1.938.0001
Kas dikeluarkan untuk pembayaran:
Suplier 1.074.0002
Beban operasi 567.0003 1.641.000
Arus kas bersih dari aktivitas operasi 297.000

Catatan:
1 Penjualan – kenaikan piutang dagang = 1.980.000 – 42.000
2 HPP – penurunan persediaan + penurunan utang = 1.089.000 – 30.000 + 15.000
3 Beban operasi – beban penyusutan – beban amortisasi – penurunan perlengkapan
- kenaikan accured liabilities = 690.000 – 75.000 – 21.000 – 9.000 – 18.000

Laporan Aliran Kas_Teori Akuntans 269


Jawaban Soal
2b.
Arus kas bersih dari aktivitas operasi – metode tidak langsung(dalam ribuan Rp):
Laba bersih 201.000
+/+ Beban penyusutan 75.000
Beban amortisasi 21.000
Penurunan perlengkapan 9.000
Penurunan persediaan 30.000
Kenaikan accured liabilities 18.000 153.000
-/- Kenaikan piutang dagang 42.000
Penurunan utang dagang 15.000 57.000
Arus kas bersih dari aktivitas operasi 297.000

Laporan Aliran Kas_Teori Akuntans 270


Jawaban Soal
3.
Arus kas bersih dari aktivitas investasi (dalam ribuan Rp):
Kas yang diperoleh -
Kas yang dikeluarkan untuk:
Pembelian aset tetap 210.000 210.000
Arus kas bersih untuk aktivitas investasi 210.000

4.
Arus kas bersih dari aktivitas pendanaan (dalam ribuan Rp):
Kas yang diperoleh:
Penerbitan saham preferen 645.000
Kas yang dikeluarkan untuk:
Pelunasan wesel bayar 450.000
Pembayaran dividen 138.000 588.000
Arus kas bersih dari aktivitas pendanaan 57.000

Laporan Aliran Kas_Teori Akuntans 271


Jawaban Soal
PT Porori
Laporan Arus Kas
Untuk periode yang berakhir 31 Desember 2012
(dalam ribuan Rp)

Arus kas bersih dari aktivitas operasi:


Kas diterima dari:
Pelanggan 1.938.0001
Kas dikeluarkan untuk pembayaran:
Suplier 1.074.0002
Beban operasi 567.0003 1.641.000
Arus kas bersih dari aktivitas operasi 297.000
bersambung…

Laporan Aliran Kas_Teori Akuntans 272


Jawaban Soal
Lanjutan…
Arus kas bersih dari aktivitas investasi: 297.000
Arus kas bersih dari aktivitas investasi:
Kas yang diperoleh -
Kas yang dikeluarkan untuk:
Pembelian aset tetap 210.000 210.000
Arus kas bersih untuk aktivitas investasi 210.000
Arus kas bersih dari aktivitas pendanaan:
Kas yang diperoleh:
Penerbitan saham preferen 645.000
Kas yang dikeluarkan untuk:
Pelunasan wesel bayar 450.000
Pembayaran dividen 138.000 588.000
Arus kas bersih dari aktivitas pendanaan 57.000
Kenaikan saldo kas 144.000
Saldo awal kas 153.000
Saldo akhir kas 297.000

Laporan Aliran Kas_Teori Akuntans 273


Masalah-masalah Khusus
Penyusutan dan amortisasi
Item lain yang diperlakukan sama dengan beban penyusutan saat
penyusunan laporan arus kas adalah:
oAmortisasi atas aset tak berwujud dengan masa manfaat terbatas.
oAmortisasi atas diskon atau premium.
oPenurunan nilai.

Biaya imbalan pasca kerja


Entitas harus menyesuaikan laba/rugi bersih terhadap selisih atas kas
yang dikeluarkan dan beban yang diakui.

Laporan Aliran Kas_Teori Akuntans 274


Masalah-masalah Khusus
Perubahan dalam pajak tangguhan
Hanya mempengaruhi laba/rugi bersih, namun tidak
mempengaruhi kas.

Metode ekuitas
Kenaikan/penurunan akun investasi karena mengakui bagian laba/rugi
bersih entitas asosiasi atau anak, tidak mempengaruhi arus kas. Sehingga
harus mengurangi (menambah) atas kenaikan (penurunan) akun
investasi tersebut dengan laba/rugi bersih tahun berjalan.

Laporan Aliran Kas_Teori Akuntans 275


Masalah-masalah Khusus
Keuntungan dan kerugian
o Keuntungan (kerugian) dikurangi (ditambah) terhadap laba bersih
dalam menghitung arus kas bersih aktivitas operasi. Salah satu
penyebabnya karena transaksi yang terjadi adalah transaksi non kas.
o Entitas memasukan nilai keuntungan atau kerugian yang terjadi dari
penjualan investasi dan aset tidak lancar sebagai bagian dari kas
yang diterima di aktivitas investasi. Sehingga untuk menghindari
perhitungan ganda, termasuk dalam komponen laba rugi dan kas
yang diterima, maka keuntungan atau kerugian tersebut disesuaikan
terhadap laba bersih saat menghitung arus kas dari aktivitas operasi.

Laporan Aliran Kas_Teori Akuntans 276


Masalah-masalah Khusus
Kompensasi berbasis saham
Beban kompensasi yang diakui tidak mempengaruhi arus kas. Sehingga
entitas harus menambahkan beban kompensasi tersebut terhadap laba
bersih dalam menghitung arus kas bersih dari aktivitas operasi.

Laporan Aliran Kas_Teori Akuntans 277


Masalah-masalah Khusus
Piutang usaha (dagang)
Contoh soal:
PT Maxion memiliki saldo akun piutang dagang sebagai berikut (dalam ribuan Rp):

2012 2011 Selisih


Piutang dagang 105.000 90.000 15.000
Penyisihan piutang dagang (10.000) (4.000) (6.000)
Piutang dagang (net) 95.000 86.000 9.000

Tidak ada piutang dagang yang telah dihapus kemudian dapat ditagih kembali selama tahun
2012. Sementara informasi ringkas laba rugi perusahaan tahun 2012 sebagai berikut (dalam
ribuan Rp):
Penjualan 100.000
Beban:
Beban penyisihan piutang 6.000
Beban operasi lainnya 54.000 60.000
Laba bersih 40.000

Laporan Aliran Kas_Teori Akuntans 278


Masalah-masalah Khusus
Penyajian arus kas aktivitas operasi

Metode langsung
Arus kas bersih dari aktivitas operasi (dalam ribuan Rp):
Kas diterima dari:
Pelanggan 85.000

Perhitungan:

Penjualan – kenaikan piutang dagang (gross) = 100.000 – 15.000

Laporan Aliran Kas_Teori Akuntans 279


Masalah-masalah Khusus
Penyajian arus kas aktivitas operasi
Metode tidak langsung – alternatif 1
Arus kas bersih dari aktivitas operasi – metode tidak langsung(dalam ribuan Rp):
Laba bersih 40.000
-/- Kenaikan piutang dagang (net) 9.000

Metode tidak langsung – alternatif 2

Arus kas bersih dari aktivitas operasi – metode tidak langsung(dalam ribuan Rp):
Laba bersih 40.000
+/+ Beban penyisihan piutang 6.000
-/- Kenaikan piutang dagang (gross) 15.000

Laporan Aliran Kas_Teori Akuntans 280


Masalah-masalah Khusus
Beberapa perubahan dalam modal kerja mempengaruhi kas,
namun tidak mempengaruhi laba bersih, seperti:
o Pembelian investasi jangka pendek.
o Penerbitan wesel bayar jangka pendek untuk memperoleh
kas.
o Utang dividen.

Laporan Aliran Kas_Teori Akuntans 281


Masalah-masalah Khusus
Jika entitas memperoleh rugi bersih, misal Rp100 juta, maka untuk menghitung
arus kas dari aktivitas operasi menggunakan metode tidak langsung, nilai
kerugian dinyatakan dalam minus (angka negatif) untuk memudahkan
perhitungan. Contoh:

Arus kas bersih dari aktivitas operasi – metode tidak langsung(dalam ribuan Rp):
Laba bersih (100.000)
+/+ Beban penyusutan 10.000
-/- Kenaikan piutang dagang (net) 30.000
Arus kas bersih untuk aktivitas operasi (120.000)

Laporan Aliran Kas_Teori Akuntans 282


Masalah-masalah Khusus
Transaksi non kas yang signifikan
Entitas disyaratkan mengungkapkan transaksi-transaksi non kas yang
nilainya signifikan seperti:
1. Perolehan aset melalui penerbitan utang (termasuk sewa
pembiayaan) atau melalui penerbitan saham.
2. Pertukaran aset non moneter.
3. Pembiayaan kembali utang jangka panjang.
4. Konversi utang atau saham preferen menjadi saham biasa.
5. Penerbitan saham untuk melunasi utang.

Laporan Aliran Kas_Teori Akuntans 283

Anda mungkin juga menyukai