Anda di halaman 1dari 30

Asupan

Malnutrition

Pola
Mortalitas UHH
asuh

Morbiditas

YanKes
TEORI PENDUDUK
Aliran dalam teori kependudukan:
Pesimis : memandang jumlah penduduk yang
besar akan merugikan pembangunan
Optimis : memandang jumlah penduduk yang
besar akan menguntungkan pembangunan
Netral : tidak ada kaitan antara penduduk dan
pembangunan
Pesimis
dasar : teori malthus
Penduduk jika tidak dikontrol akan berkembang
mengikuti deret ukur dan bahan makan akan
berkembang mengikuti deret hitung

Efeknya adalah munculnya kemiskinan


Preventive check : moral restraint atau
penundaan usia kawin
Positive check : jumlah penduduk akan
berkurang karena kematian yang
diakibatkan oleh wabah, perang, konflik,
dan kemiskinan
Positive check sering juga disebut dengan
mathusian solution
Kritik :
1. Penundaan usia kawin bukan satu-
satunya cara untuk mengontrol jumlah
penduduk
2. Tehnologi mampu mempengaruhi
produktivitas
Pertanyaan : siapa yang menguasai
tehnologi ?
Optimis
Dasar : teori dari J.P. Simon
Pada dasarnya persoalan yang muncul karena
jumlah penduduk yang besar akan terjadi dalam
jangka pendek. Dalam jangka panjang jumlah
penduduk yang besar justru menguntungkan
pembangunan ekonomi.
Logika : jumlah penduduk yang
besar akan memunculkan demand
yang besar terhadap produk industri.
Untuk memenuhinya dibutuhkan
jumlah industri yang banyak dan
diharapkan mampu menyerap
tenaga kerja sebagai salah satu
solusi terhadap munculnya
kemiskinan
Netral
Dasar : Teori Marxis (Marx dan Engels)
Kemiskinan tidak ada hubungannya dengan jumlah
penduduk, akan tetapi karena kegagalan sistem
kemasyarakatan yang dianut di suatu wilayah. Adanya
hak individu dalam akumulasi modal (kapitalisme)
menyebabkan terjadinya kesenjangan dan eksploitasi
yang menyebabkan kemiskinan. Solusinya adalah
diperlukannya suatu sistem yang mempu
mendistribusikan kapital
Aliran dalam teori kependudukan:
Pesimis : memandang jumlah penduduk yang
besar akan merugikan pembangunan
Optimis : memandang jumlah penduduk yang
besar akan menguntungkan pembangunan
Netral : tidak ada kaitan antara penduduk dan
pembangunan
Pesimis
dasar : teori malthus
Penduduk jika tidak dikontrol akan berkembang
mengikuti deret ukur dan bahan makan akan
berkembang mengikuti deret hitung

Efeknya adalah munculnya kemiskinan


Preventive check : moral restraint atau
penundaan usia kawin
Positive check : jumlah penduduk akan
berkurang karena kematian yang
diakibatkan oleh wabah, perang, konflik,
dan kemiskinan
Positive check sering juga disebut dengan
mathusian solution
Kritik :
1. Penundaan usia kawin bukan satu-
satunya cara untuk mengontrol jumlah
penduduk
2. Tehnologi mampu mempengaruhi
produktivitas
Pertanyaan : siapa yang menguasai
tehnologi ?
Optimis
Dasar : teori dari J.P. Simon
Pada dasarnya persoalan yang muncul karena
jumlah penduduk yang besar akan terjadi dalam
jangka pendek. Dalam jangka panjang jumlah
penduduk yang besar justru menguntungkan
pembangunan ekonomi.
Logika : jumlah penduduk yang
besar akan memunculkan demand
yang besar terhadap produk industri.
Untuk memenuhinya dibutuhkan
jumlah industri yang banyak dan
diharapkan mampu menyerap
tenaga kerja sebagai salah satu
solusi terhadap munculnya
kemiskinan
Netral
Dasar : Teori Marxis (Marx dan Engels)
Kemiskinan tidak ada hubungannya dengan jumlah
penduduk, akan tetapi karena kegagalan sistem
kemasyarakatan yang dianut di suatu wilayah. Adanya
hak individu dalam akumulasi modal (kapitalisme)
menyebabkan terjadinya kesenjangan dan eksploitasi
yang menyebabkan kemiskinan. Solusinya adalah
diperlukannya suatu sistem yang mempu
mendistribusikan kapital
Fertilitas Mortalitas Migrasi

Komposisi Penduduk
Menurut Umur dan
Jenis Kelamin

Usia Sekolah Usia Kerja Lansia Usia subur

Pendidikan Kes. kerja Sosial KB


Konsep dasar
Fertilitas menggambarkan jumlah anak yang
dilahirkan oleh wanita
Terdapat dua komponen penting, yaitu biologi dan
sosial.
Komponen biologi terkait erat dengan kesuburan
yang dapat mengacu kepada dua aspek penting yaitu
fisiologis dan psikologis
Konsep yang terkait dengannya adalah fecunditas,
yaitu kemampuan (capacity) wanita untuk melahirkan
anak.
Komponen sosial mengacu
pada argumen bahwa
kesempatan dan motivasi
untuk melahirkan anak
bervariasi dari suatu
lingkungan sosial tertentu ke
lingkungan sosial yang lain.
Sebagai contoh, pada abad 18
seorang wanita Rusia
mengalami 27 kehamilan dan
melahirkan 69 anak
Pada tahun 1930an wanita suku
Hutterite rata-rata memiliki anak
lebih dari 12.
Menurut Bongaart secara
biologis seorang wanita
maksimum akan melahirkan 15
anak.
Ukuran
Dalam pengukuran demografi, konsep “population at
risk” penting untuk diperhatikan, yaitu sekelompok
penduduk yang memiliki resiko untuk mengalami
kejadian demografis.
Untuk fertilitas, maka population at risk-nya adalah
wanita subur dan pernah melakukan hubungan sex.
Dalam realita hal tersebut sulit maka digunakan
proksi umur untuk kesuburan dan status kawin untuk
hubungan seksual (yg terakhir ini seringkali sudah
tidak cocok lagi).
Jenis
Periode sebagai rujukan
CBR : Crude Birth Rate yaitu
jumlah anak lahir hidup per
1000 penduduk
CWR : Child Women Ratio
yaitu rasio anak terhadap wanita
usia subur (jumlah anak usia 0-
4 dibagi dg jumlah wanita usia
15-49)
GFR : General Fertility Rate
yaitu jumlah kelahiran per 1000
wanita usia subur (15-49)
Kohort sebagai rujukan
ASFR = Age Specific
Fertility Rate yaitu jumlah
kelahiran per wanita menurut
umur
TFR = Total Fertility Rate
yaitu rata-rata jumlah anak
yang dilahirkan oleh seorang
wanita sampai dengan
menyelesaikan usia
suburnya.

 TFR = ∑ (ASFR x 5)
Contoh perhitungan ASFR dan TFR
Umur Jumlah Jml anak ASFR ASFRx5
Wanita lahir hidup (x1000)
10 – 14 8817000 9773 1,1 5,5
15 – 19 9725000 513758 52,4 264,5
20 – 24 10857000 1205979 111,3 556,5
25 – 29 10390000 1151934 111,0 555,0
30 – 34 9430000 605273 64,2 321,0
35 – 39 7947000 167920 21,1 105,5
40 – 44 6354000 24664 3,9 19,5
45 – 49 5682000 1236 0,2 1,0
TFR 1828,5
Lanjutan …
GRR = Gross Reproduction Rate yaitu rata-rata jumlah
kelahiran bayi wanita oleh seorang wanita sampai dengan
wanita tersebut menyelesaikan masa suburnya

 GRR = TFR x proporsi kelahiran bayi wanita

Jika proporsi kelahiran bayi wanita adalah 0,487, maka dg TFR


yang sudah dihitung nilai GRR = 1,8285 x 0,487 = 0,88.
NRR = Net Reproduction Rate
Ukuran ini merupakan turunan dari GRR dengan
mengalikannya dengan probabilitas meninggal bagi
perempuan. Oleh karena itu NRR sebenarnya
menggambarkan jumlah anak wanita yang dilahirkan oleh
seorang wanita sampai dengan selesai usia suburnya dan
anak tersebut akan melahirkan juga seorang anak wanita
sampai dengan selesai masa suburnya.
NRR dipakai sebagai ukuran “replacement”, yaitu jika NRR
= 1.
Oleh karena sulit perhitungannya, biasanya NRR = 1
dianggap tercapai jika TFR = 2,1 atau 2,2
Determinan Fertility
Davis and Blake (1956) mengemukakan apa yang dikenal
sebagai “intermediate variabels”. Mereka membagi tiga
tahap dalam kelahiran yaitu intercouse, konsepsi, dan
gestasi.
Dari masing-masing tahap tersebut kemudian
diidentifikasi 11 variabel yang perlu diperhatikan dalam
menganalisis determinan fertilitas
Variabel Intercouse
Usia kawin
Tingkat kesuburan
Lama periode reproduksi setelah atau diantara
perkawinan, misalnya karena perceraian, pisah, atau
menjanda
Abstinensi sukarela
Abstinensi terpaksa
Frekuensi berhubungan sex
Variabel Konsepsi
Fekunditas atau infecunditas terpaksa
Penggunaan kontrasepsi
Fekunditas atau infekunditas secara sengaja

Variabel Gestasi
Kematian janin karena terpaksa
Kematian janin karena sengaja

Anda mungkin juga menyukai