Anda di halaman 1dari 46

Informed Consent dan Rahasia

Medis

dr. Suryo Wijoyo, SpKF., MH


Informed
consent
• “Setiap manusia yang dewasa dan berakal sehat
berhak untuk menentukan apa yang hendak
dilakukan terhadap tubuhnya sendiri dan
seorang dokter ahli bedah yang melakukan
operasi tanpa persetujuan pasiennya dapat
dipersalahkan telah melakukan suatu
pelanggaran untuk mana ia harus bertanggung
jawab atas segala kerugian.”
Informed Consent

Informed : telah diberitahukan, telah


disampaikan atau telah
diinformasikan
Consent : persetujuan yang diberikan
kepada seseorang untuk berbuat
sesuatu
Definisi
Permenkes no 290/MENKES/PER/III/2008

Pasal 1 Ayat (1)


“Persetujuan tindakan kedokteran adalah persetujuan yang diberikan oleh
pasien atau keluarga terdekat setelah mendapat penjelasan secara lengkap
mengennai tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan
terhadap pasien”
Definisi
“Informed consent adalah suatu proses yang
menunjukkan komunikasi yang efektif antara dokter
dengan pasien, dan bertemunya pemikiran tentang apa
yang akan dan apa yang tidak akan dilakukan terhadap
pasien”
Sampurna Budi, Zulhasmar Syamsu, Siswaja Tjejep. Bioetik dan Hukum Kedokteran, Pengantar bagi Mahasiswa Kedokteran dan
Hukum. Jakarta : Pustaka Dwipar, 2005.
Definisi
“Informed consent adalah suatu kesepakatan atau persetujuan
pasien atas usaha medis yang akan dilakukan oleh dokter terhadap
dirinya, setelah pasien mendapatkan informasi dari dokter
mengenai upaya medis yang dapat dilakukan untuk menolong
dirinya, disertai informasi mngenai segala resiko yang mungkin
terjadi”
Komalawati, dalam bukuTanggung Jawab Hukum dan Sanksi bagi Dokter.
Jakarta : Pustaka Prestasi Publisher,2006
Landasan Hukum
• Fatwa PB IDI melalui SK PB-IDI No. 319/PB/A.4/88 pada tahun
1988
• Permenkes No. 290/MENKES/PER/III/2008 tahun 2008
• UU No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran
• KUH Perdata Pasal 1338
• Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga
Kesehatan
Fungsi Informed Consent
1. Penghormatan terhadap harkat dan martabat
paien selaku manusia dalam menentukan
nasibnya sendiri
2. Untuk mendorong dokter melakukan kehati-
hatian dalam mengobati pasien
3. Secara tidak langsung merupakan pemberian ijin
oleh pasien pada dokter untuk melakukan
tindakan medis
4. Merupakan Risk Transfer
Penerapan Informed Consent

1. Dalam kasus-kasus yang menyangkut dengan pembedahan /


operasi
2. Dalam kasus-kasus yang menyangkut dengan pengobatan
yang memakai teknologi baru yang sepenuhnya belum
dipahami efek sampingnya
3. Dalam kasus-kasus yang memakai terapi atau obat yang
kemungkinan banyak efek samping, seperti terapi dengan
sinar laser,dll.
4. Dalam kasus-kasus penolakan pasien
5. Dalam kasus-kasus dimana di samping mengobati, dokter juga
melakukan riset dan eksperimen dengan berobjekan pasien
Jenis Informed Consent

Tidak
Dinyatakan
dinyatakan

Tertulis Tindakan pasien

Aturan hukum
pada situasi
Lisan
tertentu(kegawat
daruratan)
Prosedur Informed Consent
S
A
K
S
I

• INFORMASI

DOKTER PASIEN
• PERSETUJUAN
Pemberian Informasi
ALASAN
PERLUNYA
TINDAKAN
MEDIS
KERUGIAN
BILA SIFAT
MENOLAK

INFORMASI
TINDAKAN
MEDIS TUJUAN
ALTERNATIF

AKIBAT
RISIKO
IKUTAN
Pemberian Persetujuan
Permenkes No. 585 Pasal 8:

“Jika pasien sudah dewasa (sudah berumur 21 tahun


atau sudah pernah menikah) dan sehat akalnya maka
yang berhak memberikan persetujuan adalah pasien
yang bersangkutan. Jika pasien belum dewasa atau
tidak sehat akalnya maka yang berhak adalah orang
tuanya atau walinya sebab mereka dianggap tidak
cakap untuk melakukan perbuatan hukum”
Kondisi Gawat Darurat
• Tidak ada kesempatan lagi untuk meminta informed consent
• Tidak ada waktu lagi untuk menunda-nunda
• Suatu tindakan harus segera diambil
• Untuk menyelamatkan jiwa pasien atau anggota tubuhnya (life
or limb saving)
• Permenkes No. 290 tahun 2008 pasal 4
Penolakan
• Pasien atau keluarga berhak menolak usul
tindakan medis
• Disebut sebagai informed refusal
• Diatur dalam Permenkes No. 290 Tahun 2008
Pasal 16
Ketentuan Sanksi
Tindakan medis tanpa persetujuan pasien →
tindakan penganiayaan
KUHP pasal 351
1. “Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun
delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus
rupiah.”
2. “Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam
dengan pidana penjara paling lama lima tahun.”
3. “Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara paling lama
tujuh tahun.”
dr. Suryo Wijoyo, Sp.KF., MH

KEJAHATAN SEKSUAL
KEJAHATAN SEKSUAL : SEMUA TINDAKAN SEKSUAL,
PERCOBAAN TINDAKAN SEKSUAL,KOMENTAR YANG
TIDAK DIINGINKAN, PERDAGANGAN SEX, DENGAN
MENGGUNAKAN PAKSAAN, ANCAMAN,PAKSAAN
FISIK OLEH SIAPAPUN SAJA TANPA MEMANDANG
HUBUNGAN DENGAN KORBAN, DALAM SITUASI APA
SAJA, TIDAK TERBATAS PADA RUMAH DAN
PEKERJAAN
Selingkuh
Perkosaan
Senggama VS wanita tidak berdaya

VS Wanita dibawah umur

Incest
KS

Non
Senggama Perbuatan Cabul
SENGGAMA
Definisi : Penetrasi penis kedalam Vagina baik
sebagian maupun total ke dalam vagina, yang disertai
maupun tidak disertai dengan ejakulasi

LEGAL ILEGAL
Syarat Persetubuhan Yang Legal Menurut
Hukum
• Ada izin atau consent dari wanita yang
disetubuhi
• Wanita tersebut sudah cukup umur
• Sehat akalnya
• Tidak sedang dalam keadaan terikat
perkawinan dengan laki-laki lain
• Bukan anggota keluarga terdekat
Pasal 285 KUHP
• Definisi perkosaan di Indonesia adalah tindak
pidana yang dilakukan dengan kekerasan atau
ancaman kekerasan oleh laki-laki terhadap
perempuan yang bukan isterinya dengan
paksaan untuk melakukan persetubuhan
intravaginal.
Bantuan dokter terhadap kasus perkosaan:

• Tanda kekerasan
• Tanda persetubuhan
• Sebab kematian korban
• Perkiraan saat terjadi persetubuhan
• Kemungkinan pelaku
• Perkiraan umur korban
Tujuan Pemeriksaan Terhadap Korban Pada
Kasus Perkosaan
• Mengungkap apakah betul korban seorang
perempuan
• Mengungkap apakah betul telah terjadi
senggama
• Mengungkap identitas laki-laki yang
menyetubuhi
• Mengungkap apakah betul telah terjadi
kekerasan fisik
Tujuan Pemeriksaan Terhadap Tersangka
Pada Kasus Perkosaan
– Mengungkap apakah tersangka benar-
benar laki-laki
– Mengungkap apakah tersangka dapat
melakukan senggama
(tidak impoten)
Tanda Persetubuhan

a. Tanda langsung :
- robeknya selaput dara
- Lecet/memar
- Sperma
b. Tanda tidak langsung
- Kehamilan
- Peny menular sexual
Crescentic annular collar

septate imperforate Semilunar


Cribriform Heart shaped

microperforate Key hole


Robekan Selaput Dara
• Dalam pemeriksaan selaput dara, yang harus
dinilai adalah :
• lokasi sesuai dengan arah jarum jam
• jumlah robekan
• bentuk robekan
• sifat robekan meliputi tepi robekan,
daerah sekitarnya (warna, memar, bintik-
bintik perdarahan)
TEKNIK PEMERIKSAAN

Frog-Leg Frog-Leg & dipangku


Knee-Chest
Faktor Yang Mempengaruhi Pembuktian
Adanya Persetubuhan
• Besarnya penis dan derajat penetrasinya
• Bentuk dan elastisitas selaput dara (hymen)
• Ada tidaknya ejakulasi dan keadaan ejekulat
itu sendiri
• Posisi persetubuhan
• Keaslian barang bukti serta waktu
pemeriksaan
Syarat Pemeriksaan Pada Korban Perkosaan

• Ada SPV dari penyidik


• Korban sebaiknya diantar penyidik
• Pemeriksaan sedini mungkin
• Informed consent (persetujuan tindakan
medis) dari korban atau keluarga korban
• Pemeriksaan disaksikan perawat wanita
• Pencatatan lengkap, VER segera dibuat
Tanda Kekerasan Pada Korban Kejahatan
Seksual Di Luar Alat Kelamin

• Cekikan di leher
• Pukulan pada kepala
• Obat-obatan yang dapat mengakibatkan
korban tak sadar
Pemeriksaan Dari Tubuh Tersangka

• Perlawanan dari korban


- Luka akibat cakaran kuku korban
- Jejas gigitan dari korban
• Pemeriksaan ada tidaknya sel epitel vagina
pada glans penis
• Pemeriksaan sekret uretra untuk
menentukan adanya penyakit kelamin
Pemeriksaan Dari Tubuh Tersangka

• Pemeriksaan terhadap kemampuan ereksi


penis dilakukan apabila tersangka menyangkal
dapat melakukan persetubuhan karena
impotensi
Barang Bukti Medik Dari Tubuh Pelaku
• Sperma
• Rambut kelamin
• Darah
• Gigi
• Jejas gigit
• Air liur
Pemeriksaan Dari Pakaian Tersangka

• Dicari adanya bercak semen, darah


• Adakah robekan
• Adakah rambut kelamin korban pada
pakaian tersangka
Pemeriksaan Laboratorium Forensik Cairan
Mani & Spermatozoa
Pengambilan Sampel Cairan
Mani

• Hymen robek
Forniks posterior

• Hymen utuh
Vestibulum
Pemeriksaan Untuk Cairan Mani
• Reaksi Florens :
- Adanya kholin
- Kristal kholin-peryodida wrn
coklat,bntk jarum ujung belah
• Reaksi Berberio :
- adanya spermin dlm semen
- kristal spermin pikrat yg kekuningan
b’bntk jarum
Hal-hal yang memungkinkan tidak
ditemukannya spermatozoa pada
pemeriksaan :

Pemerkosa menderita azoospermia


Telah menjalani vasektomi
Pemeriksaan Bercak Darah

• Test Benzidine : warna hijau-biru


• Test Luminol : tjd fluoresensi
• Test Teichman : kristal hemin-HCl
• Test Takayama : kristal pyridine-
hemochromogen
Rambut Manusia vs Rambut Hewan

Pemeriksaan indeks medula

Perbandingan diameter medula : rambut


Manusia  1 : 3
Hewan  1 : 2 atau lbh
Selamat Belajar…

TERIMAKASIH..

Anda mungkin juga menyukai