PERSALINAN
Pendahuluan
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah penyakit yang disebabkan
oleh infeksi human immunodeficiency virus (HIV).
Pada akhir tahun 2008, UNAIDS memperkirakan di seluruh dunia terdapat 33,4
juta orang yang hidup dengan HIV (ODHA). Sedangkan HIV di Indonesia
termasuk yang paling cepat berkembang di Asia. Pada akhir 2009, diperkirakan
ada 333.200 orang yang hidup dengan HIV (ODHA) di Indonesia.
Di Indonesia, menurut Depkes tercatat 3568 kasus HIV/AIDS pada akhir bulan
Desember 2002, 20 kasus tertular dari ibunya.
FKUI/RSCM selama tahun 1999-2001 mendapatkan 558 ibu hamil di daerah
miskin di Jakarta yang melakukan tes HIV, sebanyak 16 orang (2,86%)
dinyatakan positif
Virus HIV
Patofisiology
Cara Penularan
1. Melalui hubungan seksual
2. Transmisi horizontal (kontak langsung dengan darah/produk darah/jarum
suntik)
a. Tranfusi darah/produk darah yang tercemar HIV
b. Pemakaian jarum tidak steril/pemakaian bersama jarum suntik pada para pecandu
narkotik suntik.
c. Penularan lewat kecelakaan tertusuk jarum pada petugas kesehatan.
3. Penularan dari Ibu ke Bayi
a. Faktor virus
Karakteristik virus.
Infektivitas virus
b. Faktor Bayi
Prematuritas
Nutrisi Fetus
Fungsi Pencernaan
Respon imun neonatus
c. Faktor ibu, kehamilan dan proses persalinan.
Antepartum:
• Viral load dari ibu
• Beratnya keadaan infeksi pada ibu
• Ibu yang menderita penyakit infeksi lain
• Ibu yang mempunyai kebiasaan yang tidak baik
Intrapartum:
• Kadar maternal HIV-1 cerviko vaginal
• Proses persalinan bayi
• Ibu yang menderita penyakit infeksi lain
Post partum melalui menyusui:
• air susu ibu degan infeksi HIV mengandung proviral HIV dan virus
bebas lainnya
• Bayi yang diberikan ASI
Asimptomatik, Simptomatik, aktivitas normal: Pada umumnya lemah, aktivitas di Pada umumnya sangat lemah, aktivitas di
aktivitas normal: a. Berat badan menurun < 10% tempat tidur kurang dari 50%: tempat tidur lebih dari 50%:
a. Asimptoatik b. Kelainan kulit dan mukosa yang a. Berat badan menurun > 10 % a. HIV wasting syndrome seperti yang
b. Limfadenopati ringan seperti, dermatitis b. Diare kronis yang berlangsung lebih didefinisikan oleh CDC.
generalisata seboroik, prurigo, onikomikosis, dari 1 bulan b. Pneumonia Pneumocystis carinii.
ulkus oral yang rekuren, dan c. Damam berkepanjangan lebih dari 1 c. Toksoplasmosis otak.
kheilitis angularis. bulan d. Diare kriptosporidiosis lebih dari 1 bulan.
c. Herpes zoster dalam 5 tahun d. Kandidiasis orofaringeal e. Kriptokokosis ekstrapulmonal
terakhir. e. Oral hairy leukoplakia. f. Retinitis virus sitomegalo
d. Infeksi saluran nafas bagian atas, f. TB paru dalam tahun terakhir. g. Herpes simplek mukokutan > 1 bulan
seperti sinusitis bakterialis. g. Infeksi bacterial yang berat seperti h. Leukoensefalopati multifocal progesif
pneumonia dan piomiositish i. Mikosis diseminata seperti histoplaosis
j. Kandidiasis di esophagus, trakea,
bronkus, dan paru
k. Mikobakteriosis atipikal diseminata
l. Septismia salmonellosis nontifoid
m. Tuberculosis di luar paru
n. Limfoma
o. Sarcoma Kaposi
p. Ensefalopati HIV
Diagnosis Infeksi HIV
Anamnesis
Pemeriksaan klinis
Laboratorium
Penanganan Pasien Hamil Dengan HIV
1 Tidak diobati
Diobati jika jumlah sel CD4 <200/mm3
2 Tidak diobati
Opsi B Triple ARV dimulai sesegera Triple ARV mulai 14 minggu NVP/AZT setiap hari
mungkin setelah hingga 1 minggu lepas ASI sejak lahir hingga umur
didiagnosa terinfeksi 4-6 minggu tanpa
HIV/AIDS dan berlanjut memandang
hingga seumur hidup. pemberian ASI atau
tidak.
Opsi B+ Triple ARV dimulai sesegera mungkin setelah NVP/AZT setiap hari
didiagnosa terinfeksi HIV/AIDS dan berlanjut hingga sejak lahir hingga umur
seumur hidup tanpa memandang jumlah CD4 4-6 minggu tanpa
memandang
pemberian ASI atau
tidak.
شكرا جزيال