Anda di halaman 1dari 11

Click to edit Master title style

KEPUTUSAN INVESTASI
BERISIKO

Dosen: Muhammad Nuhudhul Alim, S.E., M.Si.


Asisten: Jarul Mustajirin, S.E., M.M.
1
Click to edit Master title style
Pendahuluan
Hirshleiper (1961) mengatakan bahwa terdapat dua aspek dalam keputusan investasi
berisiko yaitu aspek normatif dan aspek positif. Aspek secara normatif adalah teknik
analisis yang sesuai untuk mengevaluasi investasi berisiko kepada individu, perusahaan,
atau agen pemerintah. Sedangkan aspek secara positif adalah penyebab terjadinya
perbedaan rata-rata penghasilan sekuritas yang memiliki tingkat risiko berbeda pula.

Mengukur Risiko:
Ada dua hal mengapa investasi dikatakan berisiko. Pertama, kemungkinan terjadi hal
yang kurang baik antara nominal return dengan taksiran return. Kedua, penghasilan
investasi adalah expected value.

2 2
Teori Pasar dari Premi Risiko
Click to edit Master title style
Premi risiko pasar/market risk premium adalah return tambahan yang diperoleh investor
karena telah memilih portofolio pasar yang berisiko daripada aset bebas risiko. Rumus dan
perhitungan premi risiko pasar adalah sebagai berikut:
Premi risiko pasar = Pengembalian pasar – Pengembalian bebas risiko
Dalam model capital asset pricing model (CAPM), pengembalian bebas risiko
merepresentasikan tingkat pengembalian dari instrumen yang dianggap pasti aman. Misalnya,
jika indeks harga saham gabungan (IHSG) secara historis memberikan tingkat pengembalian
sebesar 10,08% dan yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun adalah sebesar 7,555%, maka
premi risiko pasar saham adalah sebesar 2,252% (10,08%-7,555%).

3 3
Click to edit Master title style
Implikasi
Dalam pasar saham, premi risiko pasar dapat dikatakan sebagai tingkat minimum pengembalian yang
disyaratkan investor agar mau berinvestasi di pasar saham. Oleh karena itu, investor mau berinvestasi di
pasar saham karena mampu menghasilkan pengembalian 10,08% lebih tinggi daripada pengembalian dari
investasi bebas risiko (obligasi pemerintah). Namun, jika tingkat pengembalian IHSG adalah sebesar
7,555% atau kurang, maka investor tentu akan memilih untuk berinvestasi di pasar obligasi pemerintah.
Alasannya, tentu saja karena bebas risiko (risiko kecil). Jadi, saham akan menarik bagi investor hanya jika
tingkat pengembaliannya di atas 7,555%. Tentu, persentase ini hanyalah sebuah ekspektasi karena
realitanya, belum tentu benar-benar dapat menghasilkan pengembalian sebesar itu. Sehingga, dapat dibuat
sebuah kurva ketidakpastian hasil yang diharapkan:

4 4
Click to edit Master title style
Indefference Curve between Certain and Uncertain Income
Expected Value of Uncertainly
Future Income

Risk Aversion Moderat


10,08%

7,555%
Preferensi Risiko Rendah
I (Indefference Curve)

Y Certain Future Income


7,555% 10,08%

5 5
Click to edit Master title style
Robinson Crusoe“ Soluition (R) and Market Solution (W) for Risky Investment

Robinson Crusoe merupakan satu alat analisis untuk memahami isu-isu dasar dari ilmu ekonomi. Kerangka analisis yang
merujuk pada kisah yang ditulis oleh Daniel Defoe (1719) yang mencoba menyederhanakan realitas perekonomian yang
tentunya teramat kompleks.
Baiklah, kita mulai saja berandai-andainya. Pak Robin (son) yang terdampar di pulau kecil, tak berpenghuni. Bagaimana
ia akan menjalani aktifitas perekonomiannya sehari-hari dalam kondisi autarki tersebut?
  bangun dulu asumsi dasarnya, sebagai berikut:
Kita
1. Pulau tersebut letaknya begitu terisolir, sehingga tidak bisa berinteraksi, terutama berdagang/barter dengan individu
lainnya untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
2. Pak Robin sebagai satu-satunya manusia di pulau itu, maka otomatis menjadi pelaku/agen ekonomi tunggal.
3. Demikian halnya dengan komoditas yang tersedia di tempat itu hanya ada kelapa. Disini Pak Robin akan menjalani
peranan yang multifaset, yakni sebagai konsumen dan juga sebagai produsen. Tak pelak lagi, perilaku maupun pengambilan
keputusan dari Pak Robin pun turut terpecah menjadi dua.
6 6
Click to edit
1. Sebagai seorang Master title style
konsumen

Selayaknya manusia normal, ia akan mempertimbangkan kepuasan dirinya, berupa waktu yang semaksimal mungkin
untuk bersantai alias tidak bekerja. Selama 24 jam, umumnya seseorang itu ingin beristirahat dari sebagian waktu tersebut.
Permasalahannya, untuk memenuhi kebutuhan primer (makan), ia harus memetik kelapa. Nah, kehendak/keinginan Pak
Robin ini bisa direpresentasikan dengan sederatan kurva-kurva indeferens. Tentu saja Pak Robin akan memilih kurva
tertinggi demi mencapai kepuasan paling maksimum. Perpotongan antara kurva indiferens (kesenangan) dengan kebutuhan
hidup (kewajiban) yang diiidentikan dengan budget-line, menjadi titik keseimbangan Pak Robin. Locus tersebut
merupakan keinginan dari Pak Robin untuk bekerja. Disini, ia menjatuhkan pilihan untuk bekerja selama 10 jam seharinya
dengan imbalan (upah atas pengorbanan 10 jam dari waktu santainya) berupa 10 butir kelapa.
Kalkulasi:
10 jam = 10 butir kelapa
artinya, Pak Robin akan memproses 1 kelapa dalam tempo 1 jam, yakni untuk memanjat pohon kelapa, memetiknya,
memungutnya, mengupasnya, mencungkil isinya, dan memakannya.
7 7
Click to edit Master title style
2. Sebagai seorang produsen

Pak Robin akan mengalkulasi bahwa si pekerja (yakni dirinya sendiri) memiliki tenaga, ketrampilan, dan waktu. Jadi
sebaiknya ia dipekerjakan sebagai pemetik kelapa dan berapa lama jam kerjanya? Karena sebagai bos, ia berpikir bahwa
tidak baik juga untuk mempekerjakan dirinya terlalu lama. Ini akibat terdapatnya sifat Diminishing Returns dari fungsi
produksi (memproses kelapa). Artinya, semakin lama ia dipekerjakan, bukannya semakin memperoleh hasil berlimpah,
tetapi bisa saja semakin menurun karena kelelahan fisik. Karena alasan tersebutlah, kurva fungsi produksi umumnya
berbentuk konkaf (diminishing).
Ilustrasinya adalah sebagai berikut:

8 8
Click to edit Master title style
2. Sebagai seorang produsen

Kelapa

Keterangan:
A = titik keseimbangan Pak Robin (ekulibrium yang dipilihnya)
A A = w = 10 butir kelapa
10
Kehendak (preference/indifference curve)
Production
Function
Waktu santai yang dipilih (leisure) = 14 jam

1
Iso Profit Line Waktu bekerja yang dipilih = 24 jam - 14 jam = 10 jam
Garis anggaran/budget line
Simpanannya pada saat dia tidak bekerja (bersantai selama
seharian penuh pun) = 1 butir kelapa.
14 Waktu 24 jam Waktu bersantai
(leisure)
Santai 14 jam Bekerja 10 jam

9 9
Click to edit Master title style


Fearful when others are greedy,
and greedy when others are fearful.”
- Warrent Buffett

1010
Click to edit Master title style
Thank You

Sumber:
https://www.idx.co.id/media/11330/idx_annually-statistic_2021.pdf
https://www.kompasiana.com/ita_hapsari/5aae2e0fcaf7db537e014ca2/ekonomi-robinson-
crusoe?page=3&page_images=1
http://www.worldgovernmentbonds.com/bond-historical-data/indonesia/10-years/
Syaifuddin, D. T. (2008). Manajemen Keuangan. 185-191. 11

Anda mungkin juga menyukai