B E H A V I O R A L

S K I L L S
T R A I N I N G
P R O C E D U R E S
YOGI UTOMO 1522100043
E K O S E T I AWA N 1 5 2 2 1 0 0 0 5 4
EXAMPLES OF BEHAVIORAL SKILLS
TRAINING PROCEDURES
Teaching Marcia to Say “No” to the Professors

KASUS
Marcia adalah seorang sekretaris di sebuah universitas. Dia
percaya bahwa anggota fakultas di departemennya membuat
tuntutan yang tidak masuk akal padanya, tetapi dia belum dapat
menolak permintaan yang tidak masuk akal ini (seperti bekerja
selama jam makan siang dan menjalankan tugas pribadi).
 BEHAVIORAL SKILLS TRAINING
PROCEDURES
T EAC HING MAR C IA TO SAY “NO” TO THE PR OFESS OR S

• Dr. Mills, yang menggunakan prosedur BST untuk membantunya mengembangkan

keterampilan ketegasan.
• Dr. Mills menggunakan permainan peran untuk menilai keterampilan ketegasan Marcia
dan mengajarinya cara bertindak lebih tegas.
• Dr. Mills menciptakan situasi di tempat kerja di mana Marcia berperan sebagai dirinya
sendiri dan dia berperan sebagai rekan kerja. Dalam peran itu, dia membuat permintaan
yang tidak masuk akal, seperti “Marcia, saya ada rapat sore ini
• Saya ingin Anda mengambil cucian kering saya pada jam makan siang Anda. ” Dia
kemudian menilai apa yang dia katakan dan bagaimana dia mengatakannya (perilaku
verbal dan nonverbalnya) dalam menanggapi permintaan ini.
 BEHAVIORAL SKILLS TRAINING
PROCEDURES
T EAC HING MAR C IA TO SAY “NO” TO THE PR OFESS OR S

• Dr. Mills memberikan instruksi dan pemodelan; yaitu, dia menjelaskan bagaimana
merespons dengan lebih tegas dalam situasi ini dan menunjukkan perilaku tegas untuk
Marcia dalam permainan peran lainnya. Kali ini Marcia berperan sebagai rekan kerja
yang membuat permintaan yang tidak masuk akal, dan Dr. Mills berperan sebagai Marcia
yang menanggapi dengan tegas. Dalam permainan peran, Dr. Mills berkata, "Maaf, tapi
saya tidak bisa melakukan tugas pribadi Anda."
• Setelah mengamati Dr. Mills mencontohkan perilaku asertif ini, Marcia mendapat
kesempatan untuk mempraktikkannya (rehearsal): Mereka berganti peran lagi, dan Marcia
membuat respons asertif yang sama dalam role-play
• Dr Mills kemudian memberikan umpan balik tentang penampilannya.
• Dia memujinya untuk aspek perilaku yang dia lakukan dengan baik, dan dia memberikan
saran padanya tentang cara meningkatkannya.
• Marcia mempraktikkan perilaku itu lagi dalam permainan peran lainnya. Sekali lagi Dr.
Mills memuji Marcia atas kinerjanya dan memberikan saran yang diperlukan untuk
perbaikan. Setelah Marcia mempelajari perilaku asertif ini dengan baik, mereka akan
memainkan peran dalam situasi lain yang muncul di tempat kerja. Marcia akan
mempelajari berbagai keterampilan ketegasan melalui proses instruksi, pemodelan,
latihan, dan umpan balik ini.
COMPONENTS OF THE BEHAVIORAL SKILLS
TRAINING PROCEDURE
 DALAM PEMODELAN LANGSUNG,
ORANG LAIN MENUNJUKKAN
PERILAKU YANG SESUAI DALAM
SITUASI YANG SESUAI. DENGAN
PEMODELAN SIMBOLIK, PERILAKU
YANG BENAR DITUNJUKKAN PADA
VIDEOTAPE, AUDIOTAPE, ATAU
MUNGKIN DALAM KARTUN ATAU FILM.
MISALNYA, DALAM STUDI LAIN OLEH
POCHE, YODER, DAN MILTENBERGER
(1988),

DALAM PENELITIAN INI, BAGAIMANAPUN,

SELURUH KELAS ANAK-ANAK MELIHAT MODEL
REKAMAN VIDEO PADA SATU WAKTU. KASET
VIDEO JUGA MENYERTAKAN INSTRUKSI TENTANG
MODELING PERILAKU YANG BENAR. SETELAH ANAK-ANAK
MELIHAT REKAMAN VIDEO, MEREKA MELATIH
PERILAKU YANG BENAR DAN MENERIMA PUJIAN
ATAU INSTRUKSI LEBIH
INSTRUCTIONS
Instruksi menggambarkan perilaku yang sesuai untuk klien. Agar
paling efektif, instruksi harus spesifik. Mereka harus menggambarkan
dengan tepat perilaku yang diharapkan dari pelajar. Untuk rantai
perilaku, instruksi harus menentukan setiap komponen dalam rantai
dalam urutan yang tepat. Instruksi juga harus menentukan keadaan
yang tepat di mana klien diharapkan untuk terlibat dalam perilaku.
 SETEL AH LAT IHAN PELAJAR T ENTANG PERILAKU,
PELATIH HAR US MEMB E R IKAN UMPAN BALIK
SEGER A. UMPAN B AL IK ME LIB AT KAN PUJ IAN ATAU
PENGUATAN L AIN UNTUK KINER J A YANG BENAR.
BI LA PER LU, MUNGKIN J UGA MEL IBATKAN KOREKSI
FEEDBACK KESALAHAN ATAU INST RUKSI LEBIH
TENTANG C ARA MENINGKAT KAN KINERJA. UMPAN
LANJUT

BALIK SER ING KALI MER UPAKAN PENGUATAN YANG

BER B EDA DAR I B EB ER APA ASPE K PERI LAKU DENGAN
KOR E KSI ASPE K L AINNYA
 PERTAMA
pelatihan harus melibatkan berbagai permainan peran yang mensimulasikan situasi aktual
yang mungkin dihadapi pelajar

KEDUA
menggabungkan situasi kehidupan nyata ke dalam pelatihan. Pembelajar dapat melatih
keterampilan dalam permainan peran dengan teman sebaya yang nyata

E NHANC ING KETIGA

GENE RALIZATION AFT ER memberikan tugas kepada pembelajar untuk mempraktikkan keterampilan yang dipelajari
BE HAVIORAL SKILL S di luar sesi BST, dalam situasi kehidupan nyata. Setelah mempraktikkan keterampilan di
luar sesi pelatihan, pembelajar dapat mendiskusikan pengalamannya di sesi BST
T RAINING
berikutnya dan menerima umpan balik tentang penampilannya.

KEEMPAT
pelatih dapat mengatur penguatan keterampilan dalam situasi di luar sesi pelatihan.
Misalnya, pelatih mungkin berbicara dengan seorang guru atau orang tua dan memintanya
memberikan penguatan ketika pelajar menunjukkan keterampilan yang benar di rumah
atau sekolah.
 PE LATI HAN K ET ERA M PI LA N P ER ILA K U S ER ING T ER JADI
DA LA M SI TU AS I YAN G BE R BED A DAR I T E MPAT
KE TE RAM P IL AN P ERL U D IGU NA KA N. MI SALNYA, P EL AT IHAN
PE NC EG AH AN PE NC UL IK AN M UN GK IN TE RJ ADI DI DALAM
KE LA S T ETA P I K E TER AM P IL AN T ER S EBUT P ER LU
DIG UN AK AN DI D EPA N U MU M K ET IK A ANAK I TU S ENDI RIAN
DA LA M SIT UA S I DI MA NA PE NC UL IK M UNGKIN
ME MB E RIK AN IM IN G-I MI NG . OL E H K AR ENA IT U, P ENTING
UN TU K ME N ILA I KE TE R AM PI LA N YAN G DI AJARKAN DE NGAN
BST D AL AM PE NG AT UR AN D I M ANA KET E RAMP IL AN I TU
PE RL U T ER JA DI . S EL AIN IT U , PE NT ING UNTUK M E NIL AI
KE TE RAM P IL AN TAN PA SE PE NG E TAH U AN INDI VIDU BAHWA

IN SITU
PE NIL AI AN S ED A NG B ER LA NG SU NG . KE T IKA P ENIL AIAN
KE TE RAM P IL AN T ER JAD I DI LIN G KUN GAN AL AMI DI M ANA
ASSESSMENT KE TE RAM P IL AN D IP ER LU KA N DA N INDI VI DU T IDAK
ME NYAD AR I BA H WA PE NI LA IAN SE DANG BE RL ANGS UNG,
ITU D IS EBU T P EN ILA IA N IN SIT U.
 B E H AV I O R A L S K I L L S T R A I N I N G A N D T H E T H R E E -
TERM CONTINGENCY

CARA TERBA IK UNT UK M ENGAJA RKAN SUATU KET ERAMP ILAN A DALA H DEN GAN M EMB ERIKAN INST RUKS I
ATAU M ODEL D AN ME MINTA ORAN G TE RSEB UT M ELATIH KETE RAMP ILAN TER SEBUT SEHINGGA DAPAT
DIPERKU AT. MESK IPUN INSTR UKSI ATAU PEMO DELA N SAJA D APAT M EMB ANGKIT KAN PE RILAKU YANG B ENAR
DALAM SITUA SI YA NG T EPAT, PE RILAKU TER SEBUT TIDAK AK AN TER US TERJ ADI KECUALI JIKA KEM UDIAN
DIPERKU AT. MISAL NYA, T EMA N ANDA MEN YURUH ANDA M ENGE MUD I DI JALU R KIRI M ELEWATI MAL KAR ENA
M OBIL YANG AKAN BERB ELOK K E MA L M EM PERL AMBAT LAL U LINTAS DI JA LUR KANAN.
 BEHAVIORAL SKILLS
TRAINING IN GROUPS

GRUP BST ME MILIK I S EJUML AH KEUNG GULAN . PE RTAM A, IT U BISA LEB IH EF ISIEN
DARIPADA BST INDIV IDU KAREN A INST RUKS I DAN P EMODE LAN D ISAJIKAN SEC ARA
KESELU RUHA N KE LOM POK. KEDU A, S ETIAP A NGGOTA KE LOMP OK B ELAJAR DENGAN
M ELIHAT ANGGO TA KELO MPOK LA IN M ELAT IH K ETER AMPIL AN D AN M ENER IMA UMPAN
BA LIK ATAS PENAM PIL AN M EREK A. KET IGA, A NGGOTA KE LOM POK B ELAJA R DENGAN
M ENGE VAL UASI KINER JA ANG GOTA KELO MPO K LAIN D AN ME MBE RIKAN UMPAN B ALIK.
KEEMPAT, DEN GAN BERB AGAI ANGGO TA KE LOM POK YA NG B ERPARTIS IPASI DAL AM
P ERMAINAN PERAN , G ENERA LISAS I D APAT DIT INGKAT KAN. A KHIRNYA, BESARNYA
P ENGUATAN UN TUK L ATIHA N YA NG BE RHASIL M ENING KAT KE TIKA PUJIA N DATANG DARI
ANGGOTA KEL OMP OK LAIN , SERTA DARI P ELATI H.
 APPLICATIONS OF BEHAVIORAL
SKILLS TRAINING PROCEDURES

ELDE R, EDE LST EIN, DAN NAR IC K (1979)

Prosedur BST juga telah digunakan secara luas dengan orang-orang yang
memiliki defisit keterampilan sosial. Misalnya, Elder, Edelstein, dan Narick
(1979) mengajarkan remaja agresif untuk meningkatkan keterampilan sosial
mereka dalam upaya mengurangi perilaku agresif mereka. Matson dan
Stephens (1978) mengajarkan pasien dengan gangguan kejiwaan kronis untuk
meningkatkan perilaku sosial yang sesuai, yang mengakibatkan penurunan
dalam berdebat dan berkelahi. Starke (1987) menggunakan prosedur BST
untuk meningkatkan keterampilan sosial orang dewasa muda yang cacat
fisik. Warzak dan Page (1990) mengajarkan gadis remaja yang aktif secara
seksual bagaimana menolak rayuan seksual yang tidak diinginkan dari
remaja laki-laki. Dalam setiap studi, subjek mempelajari keterampilan sosial
melalui instruksi dan pemodelan, latihan keterampilan dalam permainan
peran, dan umpan balik (penguatan dan koreksi) pada kinerja mereka.
T RA I NI NG P ROC E DU RE S
IDE NT IF IKAS I DAN TENT UKAN KET ER AMPILAN
YANG INGIN ANDA AJAR KAN
BE HAVI O R AL SK IL L S 1 Anda harus mendefinisikan semua keterampilan yang mungkin
diperlukan dalam berbagai situasi dan melakukan analisis tugas
keterampilan kompleks (rantai perilaku).
HO W TO U S E

IDE NT IF IKAS I SEMUA SITUASI S TIMUL US (SD)

YANG R ELE VAN DI MANA KE TE RAMPILAN
HAR US DIGUNAKAN
2 Misalnya, dalam mengajarkan keterampilan pencegahan penculikan,
Anda harus mengidentifikasi semua kemungkinan umpan penculikan
yang mungkin digunakan seseorang sehingga anak dapat belajar
merespons dengan sukses setiap situasi penculikan.

ME NIL AI KETE RAMPIL AN PEL AJAR DALAM

S IT UASI STIMULUS UNTUK MENE TAPKAN
DASAR .
3 Untuk menilai keterampilan pembelajar, Anda harus menyajikan
setiap situasi stimulus (baik situasi nyata atau simulasi) dan
mencatat respons pembelajar terhadap situasi itu.
 MUL AIL AH PEL ATIHAN DE NGAN

T RA I NI NG P ROC E DU RE S
KE TER AMPILAN YANG PALING MUDAH ATAU
BE HAVI O R AL SK IL L S 4 S IT UASI STIMULUS YANG PALING MUDAH.
Jika Anda memulai dengan keterampilan atau situasi yang lebih
sulit, pelajar mungkin tidak berhasil pada awalnya dan mungkin
menjadi putus asa.
HO W TO U S E

MUL AIL AH SESI PEL ATIHAN DENGAN

ME MODELKAN PE R ILAKU DAN MENJE LASKAN
AS PEK- ASPEK PENT INGNYA.
5 Pastikan untuk memodelkan perilaku dalam konteks yang tepat
(sebagai tanggapan terhadap SD yang relevan). Anda dapat membuat
konteks yang tepat dengan mensimulasikannya dalam permainan
peran.

S ETE LAH PE MBE LAJAR ME NDE NGAR INST R UKS I

DAN ME LIHAT MODEL , B E RIKAN KES EMPATAN
UNT UK LATIHAN.
6 Simulasikan konteks yang tepat untuk perilaku tersebut dan
mintalah pembelajar mempraktikkan perilaku tersebut. Terkadang
simulasi atau permainan peran dapat terjadi dalam situasi alami.
 S EGER A SE TEL AH LAT IHAN, B ER IKAN UMPAN

T RA I NI NG P ROC E DU RE S
B ALIK.
7
Selalu berikan pujian deskriptif untuk beberapa aspek pertunjukan
BE HAVI O R AL SK IL L S yang benar.

UL ANGI PROS ES L ATIHAN DAN UMPAN B ALIK

8 S AMPAI PEL AJAR TE LAH DIEKSE KUSI PER ILAKU
HO W TO U S E

DE NGAN B ENAR B EB ER APA KAL I.

SETE LAH B ER HASIL DENGAN S ATU SITUASI

PELATIHAN, PINDAH KE SITUASI L AIN DAN
LANJUTKAN PR OSE S PE MODELAN, INS TR UKSI,
9 LAT IHAN, DAN UMPAN B ALIK SAMPAI
PEMB EL AJAR ME NGUASAI SET IAP
KETE RAMPILAN DAL AM SE TIAP S IT UASI.

S ETE LAH PE LAJAR MENGUASAI SEMUA

KE TER AMPILAN DAL AM SEMUA SIT UASI
S IMUL ASI SEL AMA S ESI PE LAT IHAN, PR OGR AM
UNT UK GENER ALISASI KE SITUASI AL AMI DI
10 MANA KE TER AMPILAN DIPE RL UKAN.

situasi pelatihan semirip mungkin dengan situasi alami, atau jika

pelatihan terjadi dalam situasi alami
Thank
You!