Anda di halaman 1dari 57

PERATURAN GUBERNUR NOMOR 98 TAHUN 2021

KODE ETIK DAN KODE


PERILAKU PEGAWAI
APARATUR SIPIL NEGARA

BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA


TRANSFORMASI NILAI

Nilai-Nilai Dasar Nilai-Nilai Kode Etik Kode Perilaku


Organisasi

komitmen moral yang bersumber dari nilai-nilai pedoman mengenai sikap, peraturan mengenai
mengakar dan mewujud dasar yang wajib digunakan tingkah laku dan perbuatan, perbuatan tertentu yang
dalam sikap dan perilaku sebagai acuan setiap wajib dipatuhi dan
tulisan dan ucapan Pegawai
setiap Pegawai dalam pegawai di lingkungan perbuatan yang dilarang
Pemerintah Provinsi DKI dalam melaksanakan tugas
melaksanakan tugas dan dilakukan oleh Pegawai
fungsinya sebagai Jakarta dalam menjalankan serta dalam pergaulan hidup
tugas dan fungsi organisasi sehari-hari untuk menjaga dalam melaksanakan
aparatur negara.
sesuai dengan bidang tugas, martabat dan kehormatan tugas serta dalam
kewenangan dan tanggung Pegawai, bangsa, dan negara. pergaulan hidup sehari-
jawab masing-masing harI
NILAI-NILAI DASAR

MEMEGANG TEGUH S E T IA D A N M EN G A BDI K EP A D A


IDEOLOGI M E M PERTA H A NKA N U N D A N G - N EG ARA DAN RAK YAT
PANCASILA UNDANG DASAR NEGARA I N D O NESIA
R EP U B LIK I N D O N ESIA T A H U N
194 5 S E R T A P E M E R IN TA HA N
YANG SAH
ME NC I PTAKAN
M E NJA L ANKAN TU G A S M E M B U AT K E PU TU SA N L I N G KU NG AN K E R J A
S E C A RA PR OFE S I ONAL B E R D ASARKAN YANG
DA N TI DAK B E R PI H AK PR I N SI P K E A H L I AN N O N D I S KRIM IN ATI F

M E M E L I H ARA DA N M E N J U N J U N G M E M PE R T AN GGUN GJ AW ABKAN


TI N G G I S TA N DA R E TI K A YA N G T I N D A KAN D A N K I N E R J AN Y A
LUHUR K E PA DA PU B L I K
NILAI-NILAI DASAR

MEMI LI KI MEMB ERI KAN P ELAYAN AN


KEMAMP U AN DALAM KEP ADA P U B LI K SEC ARA M EN G UTAMA KA N
MEL AKSAN AK AN J U J U R, TAN G G AP , C EP AT, K EPEMIMPINAN
KEB I J AKAN DAN TEPAT, AKU RAT, B ERDAYA BER K UA L ITA S T I N G GI
PROG RAM P EMERI N TAH G U N A, B ERH ASI L G U N A DAN
SAN TU N
M EN G HARGAI
K O MUN IKASI , M E N G U T AM AKAN
K O N SULTAS I, DAN ME NDOR ONG
PE N C A PAIA N H A S I L
K ER JA S AM A; K E S E T ARAAN D A L A M
DA N M E N DOR ON G
PE K E RJ AA N
K I N E RJ A PE G A W A I

M E N I N G KAT KAN E F E K T I F I TAS


S I S T EM PE M E R I N T AH AN Y A N G
D E M O K RA TI S S E B A G AI
PE R A N GKAT S I S T E M K A R I R
NILAI-NILAI ORGANISASI
TERBAIK
BERINTEGRITAS BERKEADILAN
keselarasan antara pola pikir, perkataan dan senantiasa mengedepankan pelayanan secara
perbuatan dengan prinsip, aturan dan norma optimal guna memastikan hak berbagai pihak
yang berlaku; dapat terakomodasi.

AKUNTABEL INOVATIF
setiap pelaksanaan tugas harus dapat kemampuan untuk dapat menciptakan
dipertanggungjawabkan sesuai dengan target gagasan pembaharuan dalam menghadapi
kinerja yang dievaluasi secara berkala dan hambatan, tantangan dan rintangan dalam
transparan pelaksanaan tugas guna meningkatkan kualitas
hasil kerja

KOLABORATIF
kemampuan untuk dapat bekerja sama
dengan membangun tim dan kemitraan yang
efektif guna mencapai tujuan bersama
Saat ini terdapat nilai organisasi yang berlaku secara nasional dan har us
diterapkan di selur uh instansi pemer intah yaitu Ber -AKHLAK
(SE Menpan-RB NOMOR 20 TAHUN 2021 tentang Impelementasi Core Values dan
Employer Branding ASN)

Berorientasi Pelayanan
Komitmen memberikan pelayanan prima
demi kepuasan masyarakat Loyal
Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan
Akuntabel Bangsa dan Negara
Bertanggung jawab atas kepercayaan yang
diberikan
Adaptif
Kompeten Terus berinovasi dan antusias dalam
Terus belajar dan mengembangkan menggerakan serta menghadapi perubahan
kapabilitas

Harmonis Kolaboratif
Saling peduli dan menghargai perbedaan Membangun kerja sama yang sinergis
KODE ETIK
Etika Berorganisasi Etika Terhadap
Diri Sendiri

Etika Bernegara Etika Bermasyarakat Etika Sesama


Pegawai
Kode Perilaku Pegawai
KEWAJIBAN
PEGAWAI
 MENJAGA CITRA, MARTABAT DAN
HARKAT PEMERINTAH PROVINSI DKI
JAKARTA DENGAN BERTUTUR KATA BERSIKAP NETRAL DALAM SETIAP
DENGAN JUJUR DAN KONSISTEN KEGIATAN KONTESTASI PEMILIHAN
 MENGGUNAKAN MEDIA SOSIAL UMUM,TERMASUK TIDAK
DENGAN BIJAK DAN BERTANGGUNG MEMPUBLIKASIKAN/MENUNJUKKAN
JAWAB PILIHAN POLITIK DI LINGKUNGAN
 BERPERILAKU DENGAN TERPUJI DAN KERJA MAUPUN LINGKUNGAN
MENJADI TELADAN MASYARAKAT
BEBERAPA BENTUK PELANGGARAN NETRALITAS PEGAWAI ASN :
 memasang spanduk/baliho/alat peraga lainnya terkait bakal calon peserta pemilu dan
pemilihan
 membuat posting, comment, share, like, bergabung/follow dalam group/akun
pemenangan bakal calon peserta pemilu dan pemilihan
 membuat posting pada media sosial/media lain yang dapat diakses publik, foto bersama
dengan bakal calon peserta pemilu dan pemilihan
 ikut dalam kegiatan kampanye/sosialisasi/pengenalan bakal calon peserta pemilu dan
pemilihan
 mengikuti deklarasi/kampanye bagi suami/isteri calon peserta pemilu dan pemilihan
dengan tidak dalam status cuti di luar tanggungan negara (CTLN)
 mengikuti simbol tangan/gerakan yang digunakan sebagai bentuk
keberpihakan/dukungan pada saat berfoto bersama dengan suami atau istrinya yang
menjadi calon peserta pemilu dan pemilihan
 terlibat secara aktif dalam pelaksanaan kampanye yang dilakukan oleh suami atau istri
yang menjadi calon peserta pemilu dan pemilihan dan menggunakan atribut instansinya,
atribut partai politik atau atribut calon peserta pemilu dan pemilihan
 menghadiri deklarasi/kampanye pasangan calon dan memberikan tindakan/dukungan
keberpihakan
 menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik
 menjadi tim ahli/tim pemenangan/konsultan/sebutan lainnya bagi bakal calon peserta
pemilu dan pemilihan
 memberikan dukungan kepada bakal calon perseorangan dengan memberikan surat
keterangan atau mengumpulkan fotokopi KTP
 membuat keputusan/tindakan yang menguntungkan/merugikan parpol / bakal calon
MEL AP ORK AN KEPADA ATASAN
KETI KA MELI H AT ATAU MEN G ETAH UI M EL A P ORKA N P R O S ES D A N H A S I L
ADAN YA DUG AAN PELAN G G ARAN PEL AK SAN AAN T U G AS DENG AN JU JU R
KODE ETI K DAN KODE PERI LAKU YAN G D A N T R A N S P A RA N
DI LAKU KAN OLEH PEG AWAI
BEKERJA SESUAI MENO L A K PERI NTA H A TA S A N
PROSEDUR YA NG B ERTENTA NGA N
OPERASIONAL DENGA N PRO S EDUR
O PERA S I ONA L S TA NDA R
STANDAR
MEL A KSA NA KAN PENGAWASAN
TA A T D AN PATUH TER HA D A P TER HA D A P PELAKSANAAN TUGAS
PER ATUR AN PER UND A NG - YA NG MENJAD I TANGGUNG
UND ANGAN JAWABNYA TER MASUK
PEL A KSA NA A N TUGAS PEGAWAI
YA NG BER AD A D I BAWAH
KOOR D INASINYA
ME N GH I NDA R KA N DI R I DA R I PE R I L A K U
BERSIKAP NON -DISKRIMINATIF A T A U U CA PA N Y A N G ME N I MBUL K A N
K E S A N ME MI H A K , BE R PR A S A N GK A ,
ME N G I N TI MIDA S I A T A U ME N Y UDUT K A N
MENDA HUL UK A N K EWA JI B A N
MEL A K UKA N PENI L A I A N
B ERS I K A P TEGA S , RA S I O NA L
KI NERJA DA N PERI L A K U
DA N TRA NS PA RA N DA L A M
S ECA RA A DI L , TI DA K
PENGA MB I L A N K EPUTUS A N
DI S K RIMI NATIF, TRA NS PA RA N
DENGA N PERTI MB A NGAN
DA N B ERTA NGGUNG JA WA B
YA NG O B JEK TI F, B ERK EA DI L A N
DA N TI DA K MEMI HA K
KODE PERILAKU PEGAWAI

LARANGAN
BAGI PEGAWAI
BULLYING/
PELECEHAN
Salah satu bentuk
pelecehan yang dapat
terjadi di lingkungan
kerja yaitu
PELECEHAN SEKSUAL
PEMPROV DKI JAKARTA
BERKOMITMEN
TIDAK MENTOLERIR SEGALA
BENTUK PELECEHAN SEKSUAL
DI LINGKUNGAN KERJA
PEMPROV DKI JAKARTA
SE GUBERNUR
DKI JAKARTA
NOMOR 7/SE/2021
Pencegahan dan Penanganan Tindakan
Pelecehan Seksual Di Lingkungan Kerja
Pemprov DKI Jakarta
Tindakan Pelecehan Seksual yang
Dapat Terjadi Di Lingkungan Kerja

PELECEHAN PELECEHAN LISAN PELECEHAN


FISIK ISYARAT
Sentuhan yang Ucapan verbal/komentar Bahasa/gerakan tubuh
tidak diinginkan yang tidak diinginkan bernada seksual,
mengarah ke tentang kehidupan pribadi kerlingan yang
perbuatan seksual atau bagian tubuh dilakukan berulang-
(mencium, menepuk, seseorang, atau lelucon/ ulang, isyarat dengan
mencubit, menatap komentar bernada seksual jari dan bibir
penuh nafsu)
Tindakan Pelecehan Seksual yang Dapat
Terjadi Di Lingkungan Kerja

PELECEHAN PELECEHAN PEMAKSAAN


TERTULIS/GAMBAR PSIKOLOGIS/EMOSIONAL S E K S U A L L A I N N YA
Permintaan/ajakan yang Mengakibatkan tidak
Menampilkan bahan
disampaikan secara terus aman/nyaman,
pornografi gambar, tersinggung, takut,
menerus dan/atau tidak
poster seksual atau diinginkan, ajakan kencan yang terintimidasi, direndahkan
pelecehan lewat email tidak diharapkan, atau martabatnya, dan
dan moda komunikasi penghinaan / celaan bersifat menyebabkan masalah
elektronik lainnya seksual keselamatan fisik/mental
PENCEGAHAN

Speak Up Sampaikan
Laporan

Simpan
Bukti
PENANGANAN
KANAL ADUAN

https://bkddki.jakarta.go.id/pengaduan
ALUR PENANGANAN

P2TP2A
Laporan Korban

Pelaporan
Assesment
Pidana
Pemeriksaan Pelaku
ASN NON ASN

Inkracht Assesment
Tingkat Pelanggaran Rekomendasi
Kepada Kabur &
Ringan Sedang Berat Perangkat Daerah Tidak Jelas

Rekomendasi Tim Tim


Hukuman Pemeriksa Pemeriksa
Disiplin
(Pilihan) (Wajib)
HAK
PELAPOR/KORBAN
1 3 5
Penerimaan Pelayanan Pelayanan
informasi 2 psikologis, Kesehatan
atas seluruh konseling & 4 bagi korban 6
proses pendampingan dan
penanganan Perlindungan proses hukum medikolegal
atas rasa yang yang diberikan Pelayanan
aman, diberikan oleh Pelayanan oleh fasilitas lainnya sesuai
kerahasiaan UPT P2TP2A rumah aman layanan dengan
identitas, (shelter) kesehatan kebutuhan
laporan balik, yang khusus korban
pemberitaan diberikan berdasarkan
berlebihan, oleh Dinas pertimbangan
dan segala Sosial /rekomendasi
bentuk dari pihak
ancaman dan berwenang
tindakan
pembalasan
dari pihak
lain
HAK TERLAPOR

Proses Kesempatan
Penerimaan Kerahasiaan
penanganan yang menyampaikan
informasi atas identitas
adil jawaban dan
seluruh proses
menyerahkan bukti
penanganan
pendukung
PELAPORAN PALSU
Setiap pelaporan palsu ( malicious
report ) yang disengaja dan bertujuan
jahat dapat berdampak pada adanya
penerapan tindakan indisipliner
BUKTI SCREENSHOT PELANGGARAN KODE ETIK DAN KODE
PERILAKU TELAH DIKELOLA DAN TERCATAT DALAM
SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN
(PEGAWAI.JAKARTA.GO.ID)
PENYUAPAN/
GRATIFIKASI
BERGAYA
HIDUP
HEDONISME
MEMASUKI TEMPAT
HIBURAN
MALAM/PROSTITUSI
DAN PERJUDIAN
BERTATO/MEWARNAI
RAMBUT YANG
MENCOLOK
TINDIK (PIERCING)
KECUALI BAGI
PEREMPUAN DAN
KARENA ALASAN
KEAGAMAAN
MENGGUNAKAN
FASILITAS KANTOR
DI LUAR
KEPENTINGAN DINAS
MELAKUKAN
TINDAKAN YANG
MENIMBULKAN
KONFLIK
KEPENTINGAN
MENYALAHGUNAKAN
IDENTITAS
KEPEGAWAIAN BAIK
UNTUK KEPENTINGAN
DINAS MAUPUN
KEPENTINGAN PRIBADI
BERPERILAKU YANG
TIDAK SESUAI
DENGAN IDENTITAS
SESKSUAL DAN
GENDER
MENUNJUKAN
PERILAKU EGO
SEKTORAL
MENYEBARKAN
HOAKS/RASA
KEBENCIAN DAN
PERMUSUHAN
PLAGIARISME (MENIRU,
MENCURI, MENJIPLAK
GAGASAN, IDE, KARYA
ATAU INOVASI YANG
DIHASILKAN OLEH REKAN
KERJA ATAU ORANG LAIN)
BERSIKAP
DISKRIMINATIF/
MEMECAH BELAH
PERSATUAN DAN
KESATUAN
TATA CARA PENEGAKKAN
DUGAAN PELANGGARAN
KODE ETIK DAN KODE
PERILAKU PEGAWAI
APARATUR SIPIL NEGARA
SETIAP PEGAWAI WAJIB
MENYAMPAIKAN LAPORAN
APABILA TERDAPAT POTENSI
DAN/ATAU INDIKASI TERJADINYA
PELANGGARAN KODE ETIK DAN
KODE PERILAKU YANG TERJADI
DILINGKUNGANNYA.
LAPORAN
L A POR AN DI S A M PA IKAN
S E C A RA L A NG S U NG M A U PU N L AP ORAN MEMUAT
E L E K TRONIK K E PA DA : • waktu dan tempat kejadian;
• K E PA LA PE R A NG KAT • bukti dan/atau saksi; dan
DA E R AH /BIRO DA R I • nama atau identitas terlapor.
PE G A W AI YA N G
DI L A PORKA N;
• K A NA L PE NG A DU AN B K D ;
DA N/A TA U
• K A NA L PE NG A DU AN R E S M I
M I L I K PE M E R I N TAH
PR OVI NSI DK I JA K A R TA .
Alur Penanganan Pelaporan Dugaan Pelanggaran Kode
Etik dan Kode Perilaku oleh Perangkat Daerah/ Biro

Laporan disampaikan Apabila berdasarkan hasil


Laporan dugaan penelusuran tidak didukung
Laporankode
dugaan kepada Perangkat Daerah
pelanggaran etik dengan bukti yang memadai,
pelanggaran
dan kode etik
kode perilaku
dan kode perilaku maka Kepala Perangkat
Daerah/Biro harus
Laporan disampaikan kepada
menghentikan penelusuran.
BKD,
Selanjutnya dilakukan penelitian
laporan oleh Sekretariat Majelis
Kode Etik

Majelis memanggil Sekretariat Majelis


Majelis menyampaikan hasil
menentukan Terlapor/Saksi/Ahi dan penelitian kepada Ketua
rekomendasi melaksanakan persidangan Majelis Kode Etik

Terbukti Tidak terbukti Tidak terbukti Apabila berdasarkan hasil penelusuran


melanggar melanggar kode etik melanggar kode etik,
kode etik namun melanggar didukung dengan bukti yang
disiplin memadai, maka Kepala Perangkat
Kepala BKD memerintahkan Daerah/Biro harus menyampaikan hasil
Sekretariat Majelis untuk penelusuran tersebut kepada Kepala
menindaklanjuti hasil penelusuran BKD.
Perangkat Daerah yang disampaikan oleh Kepala
menindaklanjuti Perangkat Daerah/Biro
Rekomendasi Majelis
Majelis Kode Etik dan
Kode Perilaku
Majelis Kode Etik dan Kode
Perilaku dibentuk untuk
memeriksa dan mengadili
pelanggaran nilai-nilai kode
etik dan kode perilaku yang
dilakukan oleh Pegawai
BENTUK REKOMENDASI MAJELIS

PENJATUHAN SANKSI MORAL PERNYATAAN TIDAK BERSALAH

Rekomendasi Majelis berupa penjatuhan Rekomendasi Majelis berupa pernyataan


sanksi moral dikenakan kepada Terlapor tidak bersalah dikenakan kepada
yang terbukti melakukan pelanggaran Terlapor yang tidak terbukti melakukan
Kode Etik dan Kode Perilaku. pelanggaran Kode Etik dan Kode Perilaku.

Dalam hal Terlapor tidak terbukti melakukan pelanggaran Kode Etik dan Kode
Perilaku namun ditemukan adanya dugaan pelanggaran disiplin oleh Terlapor

Majelis dapat memberikan rekomendasi kepada pejabat


yang berwenang untuk melakukan pemeriksaan terhadap
Terlapor sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan mengenai Disiplin pegawai.
Sanksi Moral
PERNYATAAN PERNYATAAN
SECARA TERTUTUP SECARA TERBUKA
PERNYATAAN SEC ARA TERTUTUP DILAKUKAN PERNYATAAN SECA RA TERB U KA
DENGAN TATA C ARA SEBAGAI BERIKUT: SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA AYAT (1)
HURUF B, DILAKUKA N DENGA N TA TA CA RA
• disampaikan oleh Pejabat yang berwenang SEBAGAI BERIKUT:
menjatuhkan sanksi moral; dan
• disampaikan dalam pertemuan tertutup yang dihadiri • disampaikan oleh pejabat yang berwenang
oleh Pegawai yang bersangkutan, pejabat yang menjatuhkan sanksi moral; dan
berwenang dan pejabat lain yang terkait. • disampaikan dalam forum pertemuan resmi,
upacara bendera, media massa, papan
pengumuman atau forum lain yang dipandang
sesuai.
PEGAWAI HARU S M E M B U AT PE RN YAT AAN
P E RM OHON AN M AAF D AN / AT AU

YANG
PE N YE SALAN SE SUAI DE N GAN
F ORM AT D AL AM P E RAT U RAN

DIJATUHI
G U B E RN U R N OM OR 9 8 T AHU N 20 21

SANKSI
MORAL
Pejabat yang Berwenang
Menjatuhkan Sanksi
KEPALA PERANGKAT DAERAH/KEPALA BIRO DAPAT MEMBERIKAN KUASA KEPADA
PEJABAT ADMINISTRATOR YANG MENANGANI KEPEGAWAIAN UNTUK MENETAPKAN
KEPUTUSAN PENJATUHAN SANKSI MORAL ATAS PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH

Pejabat Administrator
Kepala PD/Biro

Pejabat Pejabat Pejabat Pejabat


Fungsional Fungsional
Pengawas Pelaksana Fungsional Fungsional
Ahli Pertama Keterampilan
Ahli Madya Ahli Muda
TERIMA KASIH
Badan Kepegawaian Daerah Provinsi DKI Jakarta

Anda mungkin juga menyukai