Anda di halaman 1dari 28

ETOS PROFESIONALISME

P R O F E S I A H L I K E S E H ATA N
M A S YA R A K AT

NUR ROPIK AJIRIA (717523008)


N E LW I N ( 7 1 7 5 2 3 0 1 0 )
D I A N E K AWA T Y M O H A M A D ( 7 1 7 5 2 3 0 0 1 )
PENGERTIAN ETOS KERJA
Berdasarkan asal katanya, etos sendiri diambil
dari bahasa yunani yakni “ethos” yang berarti
s e b a g a i s i k a p , k e p r i b a d i a n , w a t a k , k a r a k t e r,
dan juga keyakinan dari seseorang terhadap
suatu hal secara luas dimana hal ini memiliki
makna sebagai suatu sistem nilai terkait baik
ataupun buruk, benar ataupun salah, dimana
hal ini dipengaruhi oleh berbagai kebiasaan,
juga pengaruh budaya.
CIRI-CIRI ETOS KERJA
MENURUT PUTRA, 2020

• Kecanduaan terhadap waktu


• Memiliki Moralitas Yang Bersih (Ikhlas)
• Memiliki Kejujuran
• Memiliki Komitmen
• Kuat Pendirian (Konsisten)
CIRI-CIRI ETOS KERJA
MENURUT L AWU, 2019

a. Adanya motivasi dalam bekerja yang muncul dari diri sendiri ataupun luar pribadi orang
tersebut.

b. Beorientasi pada masa depan, yaitu seseorang yang telah memikirkan kehidupannya di masa
yang akan datang.

c. Moralitas, merupakan sikap seseorang yang serius dalam melaksanakan pekerjaannya

d. Individu yang bersedia untuk bekerja dengan keras serta mampu untuk memahami bahwa setiap
waktu yang ia gunakan berharga

e. Displin dan memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaannya

f. Tekun dan ulet.


FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETOS
KERJA
M E N U R U T TA S M A R A , 2 0 1 9

a. Agama

b. Budaya

c. Sosial politik

d. Konidisi lingkungan dan geografis

e. Pendidikan

f. Struktur ekonomi

g. Motivasi instrinstik individu


INDIKATOR ETOS KERJA
M E N U R U T TA S M A R A , 2 0 1 9

a. Kerja keras

b. Disiplin

c. Jujur

d. Tanggung jawab

e. Rajin

f. tekun
PENGERTIAN PROFESIONALISME
PROFESIONALISME BERASAL DARI BAHASA
ANGLOSAXON YA N G MENGANDUNG PENGERTIAN
K E C A K A PA N , KEAHLIAN DAN
DISIPLIN.PROFESIONALISME JUGA MENGANDUNG
PENGERTIAN MENJALANKAN S U AT U PROFESI UNTUK
KEUNTUNGAN ATA U SUMBER P E N G H I D U PA N . KAMUS
WEBSTER AMERIKA MENEGASKAN B A H WA
PROFESIONALISME ADALAH S U AT U TINGKAH LAKU,
S U AT U TUJUAN ATA U RANGKAIAN K U A L I TA S YA N G
MENANDAI ATA U MELUKISKAN C O R A K N YA .
PROFESIONALISME S A N G AT MENCERMINKAN SIKAP
SEORANG TERHADAP PEKERJAAN MAUPUN JENIS
P E K E R J A A N ATA U P R O F E S I N YA .
ASPEK-ASPEK
PROFESIONALISME
D I A N TA R A N YA
ASPEK POTENSIAL
• bahwa setiap tenaga kerja memiliki potensi-potensi herediter yang
bersifat dinamis yang terus berkembang dan dapat dikembangkan.
Potensi-potensi itu antara lain : daya mengingat, daya berfikir, bakat
dan minat, motivasi, dan potensi-potensi lainnya.
ASPEK VOKASIONAL
• bahwa setiap tenaga kerja memiliki kemampuan dan keterampilan
kerja atau kejujuran dalam bidang tertentu dengan kemampuan dan
keterampilan itu dia dapat mengabdikan dirinya dalam lapangan
kerja tertentu dan menciptakan hasil yang baik secara optimal.
ASPEK FUNGSIONAL
• bahwa setiap tenaga kerja melaksanakan pekerjaannya secara tepat
guna, artinya dia bekerja sesuai dengan tugas dan fungsinya dalam
bidang yang sesuai pula. Misalnya tenaga kerja yang memiliki
keterampilan dalam bidang elektronik seharusnya bekerja dalam
bidang pekerjaan elektronik bukan bekerja sebagai tukang kayu
untuk bangunan
ASPEK OPERASIONAL
• bahwa setiap tenaga kerja dapat mendayagunakan kemampuan dan
keterampilannya dalam proses dan prosedur pelaksanaan kegiatan
kerja yang sedang ditekuninya
ASPEK PERSONAL
• bahwa setiap tenaga kerja harus memiliki sifat-sifat kepribadian
yang menunjang pekerjaannya, misalnya sikap mandiri dan tangguh,
bertanggung jawab, tekun dan rajin, mencintai pekerjaannya,
berdisiplin dan berdedikasi yang tinggi.
ASPEK PRODUKTIFITAS
• bahwa setiap tenaga kerja harus memiliki motif berprestasi,
berupaya agar berhasil, dan memberikan hasil dari pekerjaanya baik
kuantitas maupun kualitas.
PENGERTIAN PROFESI AHLI
K E S E H ATA N M A S YA R A K AT
Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam
bahasa inggris "profess", yang dalam bahasa yunani
adalah "επαγγελια", yang bermakna: "janji untuk
memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas khusus
secara tetap/permanen".

Secara teoritis bahwa profesi kesehatan masyarakat


sejajar dengan tenaga kesehatan lainnya, seperti medis,
perawat, dan lain-lain. Namun keberadaan profesi
kesehatan masyarakat di tengah-tengah masyarakat
belum bayak diperhitungkan (baik sektor pemerintah
maupun swasta).
KODE ETIK PROFESI
KODE ETIK ADALAH S E P E R A N G K AT KAIDAH
PERILAKU YA N G DIHARAPKAN DAN
D I P E RTA N G G U N G J AWA B K A N DALAM
MELAKSANAKAN TUGAS PENGABDIAN K E PA D A
BANGSA, NEGARA, M A S YA R A K AT, DAN TUGAS-
T U G A S O R G A N I S A S I N YA S E R TA P E R G A U L A N H I D U P
SEHARI-HARI DAN INDIVIDU-INDIVIDU DALAM
M A S YA R A K AT
S I FAT D A N S U S U N A N KO D E
ETIK
a. H A R U S R A S I O N A L

b. H A R U S K O N S I S T E N , T E T A P I T I D A K K A K U

c. H A R U S B E R S I F A T U N I V E R S A L

K O D E E T I K T E R D I R I ATA S :

d. A T U R A N K E S O P A N A N

e. A T U R A N K E L A K U A N

f. S I K A P A N T A R A P A R A A N G G O T A P R O F E S I
K O D E E T I K K E S E H ATA N
M A S YA R A K AT
Honesty (kejujuran). menyatakan hal yang sebenarnya dan tidak
bohong. Nilai kejujuran menanamkan sikap bahwa apa yang
dipikirkan adalah yang dikatakan, dan apa yang dikatakan adalah
apa yang dikerjakan. Prinsip ini juga menyiratkan kepatuhan dalam
melaksanakan berbagai komitmen, kontrak dan perjanjian yang
telah disepakati. Contohnya : Tenaga kesehatan harus
menyampaikan sejujurnya penyakit pasien namun tidak dapat
diutarakan semua kecuali kepada keluarga pasien dan seorang
Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) meberikan informasi tekait
dengan kondisi kesehatan masyrakat dengan transparan dan dapat
dipertanggung jawabkan.
Integrity (integritas), adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya
pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi
kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam
menguji keputusan yang diambilnya. Integritas mengharuskan seorang
anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus
mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak
boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Contohnya : Seorang Sarjana
Kesehatan Masyarakat (SKM) diberi kepercayaan oleh masyarakat dalam
memberantas wabah DBD dan malaria.
Transparency (transparan), keputusan yang diambil dan dilakukan
melalui aturan yang diikuti secara benar dan sangat terbuka pada
hal-hal yang memang seharusnya bersifat terbuka. Informasi yang
ada sangat bebas dan langsung dapat diakses untuk
keseluruhan.Transparansi mengacu kepada ketersediaan dari
informasi untuk komunitas umum dan penjelasan tentang aturan-
aturan pemerintah, regulasi dan keputusan.
Accountability (akuntabilitas), Prinsip ini berhubungan erat dengan fidelity
yang berarti bahwa tanggung jawab pasti pada setiap tindakan dan dapat
digunakan untuk menilai orang lain. Akuntabilitas merupakan standar
pasti yang mana tindakan seorang professional dapat dinilai dalam situasi
yang tidak jelas atau tanpa terkecuali. Akuntabilitas mengandung arti dapat
mempertanggungjawabkan suatu tindakan yang dilakukan dan dapat
menerima konsekuensi dari tindakan tersebut. Contohnya : Seorang
Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) menepati janjinya dalam usaha
peningkatan dan perbaikan kesehatan di masyarakat sesuai
dengan program yang telah dibuat.
Confidentiality (kerahasiaaan), institusi kesehatan akan menjaga kerahasiaan
informasi yang bisa merugikan seseorang atau masyarakat. Aturan dalam nilai
kerahasiaan ini adalah bahwa informasi tentang klien harus dijaga privasi-nya. Apa
yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam
rangka pengobatan klien. Tak ada satu orangpun dapat memperoleh informasi tersebut
kecuali jika diijin kan oleh klien dengan bukti persetujuannya. Diskusi tentang klien
diluar area pelayanan, menyampaikannya pada teman atau keluarga tentang klien
dengan tenaga kesehatan lain harus dicegah. Setiap anggota harus
menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa
profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa
persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk
mengungkapkannya. Contohnya : Seorang Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)
merahasiakan segala bentuk data terkait dengan data survei yang bersifat pribadi
( tidak dipublikasikan).
Objectivity (objektivitas), setiap anggota harus menjaga
obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan
kewajiban profesionalnya. Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang
memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Nilai obyektivitas
mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara
intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan
kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain. Contohnya ; Seorang
Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) memberikan pelayanan
kesehatan seperti imunisasi, penyuluhan, pemberantasan jentik – jentik
pada semua lapisan masyarakat.
Respect fulness (rasa hormat), semakin seseorang
memperoleh jabatan puncak, maka seseorang tersebut
secara tidak langsung juga memperoleh martabat dan
rasa hormat yang tinggi dari bawahannya. Namun
begitu, bukan berarti seseorang dengan posisi puncak
bisa bersikap semena-mena terhadap bawahannya.
Seorang pegawai juga berhak menerima kebebasan
dalam bertindak sesuai dengan hak dan
kewajibannya. Contohnya : Seorang warga menetukan
sikap untuk ikut penyuluahan ataupun kegiatan
kesehatan yang diselenggarakan oleh Sarjana
Kesehatan Masyarakat (SKM)
Obedience to the law (ketaatan pada hukum), sikap taat
berarti menjaga, memelihara, tunduk atau patuh atas
ketertiban atau suatu ketentuan orang lain. Sikap taat
diwujudkan dalam kemauan untuk menjalankan
perintah dan menjauhi larangan. Dengan demikian,
sikap taat terhadap hukum adalah tunduk dan patuh
terhadap segala ketentuan yang digariskan oleh hukum
yang berlaku dengan memenuhi kewajiban yang
dibebankan dan tidak melanggar hal-hal yang dilarang
dalam hokum
Loyality (loyalitas), suatu konsep yang melewati simpati,
peduli, dan hubungan timbal balik terhadap pihak yang
secara professional. Ini berarti ada pertimbangan tentang nilai
dan tujuan orang lain secara nilai dan tujuan sendiri.
Hubungan profesional dipertahankan dengan cara menyusun
tujuan bersama, menepati janji, menentukan masalah dan
prioritas, serta mengupayakan pencapaian kepuasan bersama.
Untuk mencapai kualitas asuhan keperawatan yang tinggi dan
hubungan dengan pihak yang harmonis, maka aspek loyalitas
harus dipertahankan. Contohnya : Seorang Sarjana Kesehatan
Masyarakat (SKM) menepati janjinya dalam usaha
peningkatan dan perbaikan kesehatan di masyarakat sesuai
dengan program yang telah dibuat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai