Anda di halaman 1dari 15

SUMBER HUKUM ISLAM

SUMBER HUKUM ISLAM

AL-QUR’AN

HADIST

IJTIHAD
FUNGSI AL-QUR’AN DALAM
KEHIDUPAN
1. Sebagai petunjuk (huda) untuk umat
manusia.
2. Sebagai pembeda (furqon) antara hal-
hal baik dan hal-hal buruk.
3. Sebagai pengobat (syifa) dari penyakit
baik jasmani maupun rohani.
4. Sebagai pedoman hidup (hukmun) baik
untuk kehidupan pribadi,
bermasyarakat, beragama, berbangsa
dan bernegara.
MACAM-MACAM HADIST

QOULIYAH FI’LIYAH TAQRIRIYAH


(PERBUATAN) (KETETAPAN)
(PERKATAAAN)
FUNGSI HADIST BAGI AL-QUR’AN

BAYAN BAYAN
TAFSIR TAQRIR
BAYAN
TASYRI’
1. BAYAN TAFSIR (memberi penjelasan).

artinya hadist memberikan penjelasan


atas ayat-ayat Al-Qur’an yang masih
bersifat umum. Contoh : dalam al-
Qur’an terdapat perintah shalat, namun
tidak dijelaskan tata caranya. Maka
hadist menjelaskan tentang tata cara
shalatnya. Maka hadist disini berfungsi
sebagai penjelas bagi ayat al-Qur’an
yang memerintahkan tentang shalat.
2. BAYAN TASYRI’ (memutuskan hukum) ,

Artinya bahwa hadist menentukan hukum yang


tidak ada di dalam al-Qur’an. Contoh: dalam al-
Qur’an tidak disebutkan tentang hukum
memakan kucing, anjing dll. Namun kita
temukan keharaman dari hewan-hewan tersebut
dari hadist tentang pelarangan memakan
hewan-hewan yang berkuku tajam dan bergigi
taring. Maka hadist tentang pelarangan hewan-
hewan tersebut berfungsi sebagai bayan tasyri’
bagi al-qur’an karena menentukan hukum yang
belum disebutkan dalam al-Qur’an.
3. BAYAN TAQRIR (MEMBERIKAN PENGUATAN)

Artinya hadist memberikan penguatan


atas hukum yang telah ditetapkan oleh
al-Qur’an. Contoh tentang hukum
syirik, dimana Allah melaknat orang-
orang yang menyekutukanNya, maka
hadist juga memberikan pernyataan
atau menentukan hukum yang sama
dengan al-Qur’an. Maka posisi hadist
disini menguatkan posisi al-Qur’an.
IJTIHAD
PENGERTIAN:
Ijtihad adalah sumber hukum Islam
yang ketiga yang diperoleh dengan
cara bersungguh-sungguh untuk
menghasilkan hukum baru yang tidak
diputuskan di dalam al-Qur’an
maupun hadist. Orang yang
melakukan ijtihad disebut mujtahid.
MENGAPA HARUS ADA IJTIHAD?
 Karena Rasulullah mengamanatkan dengan hadistnya
“antum a’lamu biumuuri dunyaakum” maka para
ulama kemudian mengadakan ijtihad untuk
menentukan hukum dari masalah-masalah yang tidak
ada pemecahannya dalam al-Qur’an maupun hadist.
Contoh seperti makan daging anjing, daging kucing
dll.
 Karena manusia memiliki akal fikiran, dan dengan
akal fikiran itu manusia menghasilkan teknologi.
Karena perkembangan teknologi tersebut maka
manusia membutuhkan fasilitas yang lebih efektif dan
efisien untuk melakukan satu ibadah. Contoh seperti
pergi haji dengan pesawat, yang sebelumnya
menggunakan kapal laut dan jalan kaki.
Macam-macam Ijtihad
 Ijma’
kesepakatan ulama secara bulat tentang
suatu masalah yang berhubungan dengan
syariat.
contoh:
kesepakatan ulama untuk menjadikan miqot
ihram dari bandara king Abdul Azis yang
dulunya dari Yalamlam karena kemajuan
teknologi, dari kendaraan kapal laut berganti
menjadi pesawat terbang.
 Qiyas
adalah menetapkan suatu hukum terhadap
suatu hal yang belum diterangkan oleh al-
Qur’an dan hadist dengan cara menyamakan
hukumnya (analogi) dengan masalah lain yang
sudah ada hukumnya dalam al-Qur’an maupun
hadist dengan menyamakan sebabnya.
contoh :
larangan menonton tv saat mendengarkan
azan jum’at dengan menganalogikan masalah
tersebut dengan larangan melakukan jual beli
karena sebab sama, yaitu melalaikan shalat
jum’at.
 Istihsan

adalah menetapkan suatu hukum


terhadap suatu hal atas dasar prinsip-
prinsip umum ajaran Islam, seperti
keadilan dan kasih sayang.
contoh :
jika kita dihadapkan dengan keharusan
memilih salah satu diantara persoalan
yang sama buruknya, kita harus
mengambil yang lebih ringan
keburukannya.
 Maslahah Mursalah
menetapkan hukum terhadap suatu hal atas
pertimbangan kegunaan dan kemanfaatan
yang sesuai dengan tujuan syari’ah.
Perbedaan antara maslahah mursalah dan
istihsan adalah kalau maslahah mursalah
mempertimbangkan dasar kegunaan dan
kemanfaatan tanpa disertai dalil yang
tertulis secara eksplisit dalam al-Qur’an dan
hadist, tapi kalau istihsan hanya
menggunakan dalil yang umum.
HUKUM TAKLIFI
 Al-Ijab(Wajib)
 An-Nadb (mandub/sunnah)
 Al-Ibahah (mubah)
 Al-Karahah (Makruh)
 At-Tahrim (haram)

Anda mungkin juga menyukai