Anda di halaman 1dari 16

“Sumber Hukum

Islam”
Dosen Pengampu :
Ibu Zuli Dwi Rahmawati, M.Pd

Oleh Kelompok 2
Nama Kelompok

1. Bryan Septian Ari P (22062035)


2. M.Nasikhul Abid (22062018)
3. Harjo Sugiantoro (22062003)
APA ITU SUMBER
HUKUM ISLAM?
SUMBER HUKUM ISLAM

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia sumber


adalah asal sesuatu. Pada hakekatnya yang dimaksud
dengan sumber hukum adalah tempat kita dapat
menemukan atau menggali hukumnya.
Berdasarkan hal tersebut maka sumber hukum Islam
adalah asal (tempat pengambilan) hukum Islam.
Sumber hukum Islam disebut juga dengan istilah dalil
hukum Islam atau pokok hukum Islam atau dasar
hukum Islam.
JENIS-JENIS SUMBER HUKUM ISLAM

Para ulama sudah saling bersepakat bahwa sumber


hukum Islam yang selama ini digunakan oleh umat
Islam berjumlah empat, yaitu :
1. Al-Qur’an
2. Hadits
3. Ijma’
4. Qiyas
AL-QUR’AN
 Al-Qur’an secara bahasa
Dari segi bahasa atau etimologi, istilah Al Qur’an
berasal dari Bahasa Arab, yakni merupakan suatu
jamak (banyak) dari masdar fi’il, yaitu qara’a -yaqra’u-
qur’anan yang artinya adalah “bacaan” atau lebih
mudahnya “sesuatu yang dibaca berulang-ulang”.
Al Qur’an secara terminologi
Dalam pandangan Islam, Al Qur’an adalah Kitab Suci
Seseorang yang menganut Agama Islam yang di dalam
bentuknya, berisi firman (kalam) Allah SWT yang
diturunkan Nabi Muhammad SAW sebagai mukjizat,
dengan disampaikan dengan jalan mutawatir dan bagi
yang membacanya adalah Ibadah.
FUNGSI AL-QUR’AN
 Menuntun Umat Islam Menjalani Kehidupan
Fungsi dari Al-Quran adalah mengatur umat manusia dalam menjalin hubungan dengan
orang lain. Baik itu dalam hal warisan, zakat, berdagang, dan sebagainya.
 Menjelaskan Masalah yang Diperdebatkan Umat Sebelumnya
Sumber-sumber hukum Islam berupa Al-Quran memiliki fungsi untuk menjelaskan
masalah yang pernah menjadi perdebatan umat sebelum masa ini. Hal ini karena di
dalam Al-Quran juga menceritakan tentang kisah-kisah yang terjadi di masa lalu.
 Sebagai Petunjuk yang Lurus
Al-Quran memiliki fungsi sebagai petunjuk pada jalan yang lurus. Dalam artian
menunjukkan manusia pada jalan yang benar agar tidak tersesat. Hal ini karena di
dalam Al-Quran turut dijelaskan oleh Allah SWT tentang apa saja yang tergolong salah
dan apa saja yang benar.
HADITS
 Hadits menurut bahasa
sesuatu yang baru, menunjukkan sesuatu yang dekat
atau waktu yang singkat. Hadits juga berarti berita
yaitu sesuatu yang diberitakan, diperbincangkan, dan
dipindahkan dari seorang kepada orang lain.

 Hadits menurut istilah syara’ (agama)


hal-hal yang datang dari Rasulullah SAW, baik itu
ucapan, perbuatan, atau pengakuan (taqrir).
FUNGSI HADITS
 Bayan At-Taqrir (Memperjelas Isi Al-Quran)
Fungsi ini adalah untuk menjelaskan isi dari Al-Quran yang tujuannya agar lebih mudah
untuk dipahami oleh umat Islam dalam menjalankan apa yang menjadi perintah dari Allah
SWT.
 Bayan At-Tafsir (Menfasirkan Isi Al-Quran)
Bayan at-tafsir yang berarti memberikan rincian dari isi Al-Quran yang sifatnya masih
umum. Selain itu dalam fungsi ini hadis juga memberikan suatu batasan.
 Bayan At-Tasyri (Memberi Kepastian Hukum Islam)
Hukum atau pun ajaran di dalam Al-Quran yang belum dijelaskan, maka akan diperkuat oleh
hadis. Dengan begitu bisa dengan jelas diketahui dan dipahami oleh umat Islam.
 Bayan Nasakh (Mengganti Ketentuan Terdahulu)
Bayan nasakh (mengganti ketentuan terdahulu). Menurut para ulama, ketentuan yang baru
bisa menghapuskan ketentuan yang sudah lalu. Karena ketentuan yang baru ini dianggap
lebih cocok dan sesuai dengan kondisi saat ini.
IJMA’

 Ijma secara bahasa atau lughah


Mengumpulkan perkara kemudian memberi hukum atas
perkara tersebut dan meyakininya. 

 Ijma menurut istilah


Kebulatan pendapat seluruh ahli ijtihad sesudah wafatnya
Rasullullah SAW pada suatu masa atas sesuatu hukum syara’.
FUNGSI IJMA
 Menyisihkan kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam melakukan
ijtihad. Hal ini bisa saja terjadi jika ijtihad tersebut dilakukan secara
individu.

 Menjadikan satu pendapat-pendapat yang memiliki perbedaan dengan


jalan kesepakatan yang sudah dicapai.

 Menjamin tentang penafsiran yang tepat atas Al-Quran dan keotentikan


dari hadis tersebut.
CONTOH IJMA
 Diaadakannya adzan dan iqomah dua kali di sholat Jumat, dan
mulai diterapkan pada masa kepemimpinan Ustman bin Affan. 

 Diputuskannya untuk membukukan Al Quran dan dilakukan pada


masa kepemimpinan Abu Bakar As Shidiq. 

 Kesepakatan para ulama atas diharamkannya minyak babi. 

 Menjadikan as sunnah sebagai sumber hukum Islam yang kedua


setelah Al Quran. 
QIYAS
 Pengertian qiyas secara bahasa merupakan tindakan
mengukur sesuatu atas sesuatu lainnya dan
kemudian disamakan.

 Secara istilah qiyas adalah menetapkan hukum


terhadap sesuatu perbuatan yang belum ada
ketentuannya dan didasarkan pada sesuatu yang
sudah ada ketentuannya. 
FUNGSI QIYAS

Mempertemukan sesuatu yang tidak ada nash hukumnya dengan hal lain yang ada nash
hukumnya karena ada persamaan illat hukum. Dengan demikian, qiyas merupakan
penerapan hukum analogis terhadap hukum sesuatu yang serupa karena prinsip
persamaan illat akan melahirkan hukum yang sama pula.
CONTOH QIYAS
 Qiyas Aulawi
Contohnya seperti mengatakan seruan atau kata “uh”, “buset”, dan “eh” kepada orang tua.
Tidak hanya itu, kata-kata lainnya yang kurang pantas maka hukumnya adalah haram. 
 Qiyas Musawi
Contohnya seperti haram hukumnya memakan harta anak yatim, sesuai dengan firman
Allah yang ada di dalam QS. Am-Nisa ayat 10
 Qiyas Adna
Contohnya adanya kandungan yang membuat mabuk di dalam minuman keras seperti bir,
lebih rendah dari sifat yang membuat mabuk di dalam kandungan minuman keras khamr,
yang diharamkan di dalam Al-Qur’an.

Anda mungkin juga menyukai