Anda di halaman 1dari 12

Sumber - Sumber

Hukum Islam
Nama Kelompok 2 :

Dian Amelia
Ririn Afianti
Vidlal Al Mubarok
Entri ameliyani
Mutiara hamdah
Martina Dwi Rahayu
Siti hodijah
Sumber Hukum Islam merupakan segala
sesuatu yang melahirkan atau
menimbulkan aturan yang mempunyai
kekuatan yang bersifat mengikat untuk
dijadikan pedoman atau yang menjadi
sumber syariat islam yaitu Al-Quran dan
Hadist.
01
Al-Quran
4. Sumber
Inilah sumber utama hukum islam. Sumber-sumber hukum yang
lain juga tidak boleh bertentangan dengan apa yang dikandung
dalam Al-Quran.

hukum Islam
02
Hadist/AS-Sunnah
yang Sumber hukum islam kedua. Hadist merupakan setiap tulisan yang
berasal dari perkataan atau percakapan Rasulullah Muhammad
SAW.

disepakati
03
Ijma
ulama Sumber hukum islam ketiga. Ijma' adalah salah satu metode dalam
menetapkan hukum atas segala permasalahan yang tidak
didapatkan di dalam Al-Quran dan Sunnah.

04
Qiyas
Sumber Hukum islam keempat. Qiyas adalah mempersamakan
hukum suatu masalah yang belum ada kedudukan hukumnya
dengan masalah lama yang pernah karena ada alas an yang sama.
1. Al-Qur’an Sebagai Norma Hukum
1. Al-Quran Pada prinsipnya hukum Islam bersumber dari wahyu Ilahi, yakni al-
Quran, yang kemudian dijelaskan lebih rinci oleh Nabi Muhammad
saw. Melalui Sunnah dan hadisnya. Wahyu ini menentukan norma-
norma dan konsep-konsep dasar hukum Islam yang sekaligus
merombak aturan atau norma yang sudah mentradisi di tengah-
tengah masyarakat manusia.
Selain sebagai norma al-Qur‟an juga sebagai sumber hukum Islam
pertama dan utama ia memuat kaidah-kaidah hukum fundamental
(asasi) yang perlu dikaji dengan teliti dan dikembangkan lebih lanjut
menurut keyakinan ummat Islam.
Menurut Abdul Wahab Khalaf hukum-hukum
yang terkandung dalam al-Qur‟an terdiri atas:

1.Hukum-hukum I‟tiqad,
yaitu hukum yang mengandung kewajiban para mukallaf untuk
mempercayai Allah, malaikat, rasul, kitab dan hari kiamat.

2.Hukum-hukum yang berkaitan dengan


akhlak dalam mencapai keutamaan
pribadi mukallaf.

3.Hukum-hukum praktis yang berkaitan dengan


hubungan antara manusia dengan penciptanya
dan dengan sesama manusia

Add Contents Title


You can simply impress your audience and add a unique zing
and appeal to your Presentations.
2. Hadist /As sunnah

Sunah biasanya juga disebut hadits. Menurut harfiah kata


sunnah berarti adat istiadat, termasuk adat istiadat
masyarakat Arab pra Islam, baik tentang persoalan
agama, social maupun hukum. Karena itu adat istiadat zaman
jahiliah disebut sunnah jahiliah. Menurut definisi: sesuatu
yang merupakan perkataan-perkataan, perbuatan-perbuatan
dan taqrir (penetapan) Rasulullah s.a.w. disebut sunnah. Para
ulama sepakat mengatakan bahwa sunnah Rasulullah saw
dalam tiga bentuk diatas (fi‟liyyah, qauliyyah, taqririyyah)
merupakan sumber asli dari hukum syara‟ dan menempati
urutan kedua setelah al-Qur‟an.
Fungsi Sunnah
Terhadap al-Qur’an
As-Sunnah berfungsi sebagai As-Sunnah berfungsi menetapkan
penguat hukum yang sudah ada dan membentuk hukum yang tidak
didalam al-Qur‟an. Dengan terdapat dalam al-Qur‟an atau

1 3
demikian, hukum tersebut berfungsi untuk menetapkan
mempunyai dua sumber dan hukum yang tidak disebutkan di
terdapat dua dalil, yaitu dalil-dalil dalam nash al-Qur‟an.
yang disebut di dalam-alQur‟an dan

. .
dalil penguat yang datang dari
Rasulullah SAW.

As-Sunnah itu berfungsi sebagai


penafsir atau pemerinci hal-hal yang As-Sunnah berfungsi mengganti
disebut secara mujmal di dalam al- ketentuan terdahulu( Bayan Nasakh

2 4
Qur‟an atau memberikan taqyid ) dengan sebab ketentuan yang
terhadap hal-hal yang terdapat di dalam baru dianggap lebih cocok dengan
al-Qur‟an secara mutlak atau lingkungannya dan lebih luas
memberikan takhsis (pengecualian)

. .
terhadap ayat-ayat al-Qur‟an
3. Ijma
Ijma’ secara bahasa berarti bertekad bulat (ber ‘azam) untuk
melaksanakan sesuatu juga berarti bersepakat atas sesuatu..
Ijma’ menurut istilah ahli Ushul Fiqih adalah kesepakatan atas
hukum suatu peristiwa dan bahwa hukum tersebut merupakan
hukum syara.
Macam macam
Ijma

a. Ijma’ Sharih (qauli, taqriry, bayany, haqiqy, lafdzy).


Adalah kesepakatan para mujtahid, baik.
melalui pendapat maupun melalui perbuatan
terhadap hukum masalah tertentu.

b. Ijma’ Sukuti (i’tibary).


Adalah pendapat sebagian mujtahid pada suatu masa tentang
hokum suatu masalah, sedangkan para mujtahid lainnya hanya
diam saja setelah meneliti pendapat mujtahid yang di
kemukakan di atas, tanpa ada yang menolak pendapat tersebut.
4. Qiyas
Qiyas menurut bahasa adalah mengukur. Sedangkan menurut ahli Ushul Fiqih adalah
menyertakan suatu perkara terhadap perkara lain dalam hukum syara karena terdapat
kesamaan ‘illat di antara keduanya.
Yang menyebabkan adanya qiyas adalah adanya kesamaan antara al-maqis (perkara
yang diqiyaskan) dengan al-maqis alaih (perkara yang diqiyasi) dalam satu perkara,
dan adanya penyatu di antara keduanya. Perkara yang menyatukan tersebut adalah
perkara yang mendorong disyari’atkannya hukum, yang kemudian dikenal dengan
istilah ‘illat.
Rukun Qiyas
Ashal
01 yang berarti pokok, yaitu suatu peristiwa yang telah ditetapkan
hukumnya berdasar nash. Ashal disebut juga maqis ‘alaih (yang
Fara menjadi ukuran) atau musyabbah bih (tempat menyerupakan), atau
yang berarti cabang, yaitu suatu peristiwa yang belum . mahmul ‘alaih (tempat membandingkan);
ditetapkan hukumnya karena tidak ada nash yang dapat 02
dijadikan sebagai dasar. Fara’ disebut juga maqis (yang diukur) Hukum ashal
atau musyabbah (yang diserupakan) atau mahmul (yang .
 yaitu hukum dari ashal yang telah ditetapkan berdasar nash dan
dibandingkan); 03 hukum itu pula yang akan ditetapkan pada fara’ seandainya ada
IIIat persamaan ‘illatnya.
yaitu suatu sifat yang ada pada ashal dan sifat itu yang dicari
.
pada fara’. Seandainya sifat ada pula pada fara’, maka 04
persamaan sifat itu menjadi dasar untuk menetapkan hukum
fara’ sama dengan hokum ashal.
4. Macam-Macam Qiyas
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai