Anda di halaman 1dari 3

Nama : Aris

Nim : 19080003
Mata Kuliah : Pendidikan Agama

A. Tugas Modul
1. Jelaskan pengertian ijtihad!
Ijtihad berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata jahada yang artinya
bersungguh-sungguh. Sedangkan pengertian ijtihad menurut istilah ialah
menggunakan segenap kemampuan berpikir untuk mengeluarkan atau untuk
menetapkan hukum, syara’ yang tidak ditemukan secara eksplisit dalam Al-
Qur’an dan sunnah dengan jalan mengistimbatkannya dari Al-Qur’an dan
Sunnah Rasul SAW.
Jadi ijtihad merupakan metode dalam menetapkan hukum syarak dan dapat
dijadikan dalil hukum.
2. Jelaskan kedudukan ijtihad dalam Islam!
Ijtihad merupakan sumber hukum Islam yang ketiga setelah al-Qur’an
dan Sunnah. Ijtihad sangat diperlukan karena tidak semua hukum tentang
kehidupan manusia tertulis secara terperinci dalam al-Qur’an dan Sunnah.
Dengan adanya ijtihad penentuan hukum dapat dilakukan secara fleksibel sesuai
dengan kebutuhan zaman, namun tidak terlepas dari al-Qur’an dan Sunnah.
3. Carilah Sunnah memotivasi dalam berijtihad dan jelaskan teknis ijtihad yang
dilakukan!

Artinya : “Hakim apabila berijtihas kemudian dapat mencapai kebenaran maka


ia mendapat dua pahala (pahala melakukan ijtihad dan pahala kebenaran
hasilnya). Apabila ia berijtihad kemudian tidak mencapai kebenaran, maka ia
mendapat satu pahala (pahala melakukan ijtihad)”.(Hadits riwayat Bukhari dan
Muslim)
4. Sebutkan contoh-contoh ijtihad dalam persoalan kontemporer?
a. Penentuan I syawal
b. Bayi tabung
c. Rekayasa genetika
d. Zakat profesi dan usaha
e. Donor
f. Transplantasi organ tubuh

B. Hukum – hukum dikeluarkan melalui itjhad berikan contoh masing-masing


1. Istihsan
Istihsan adalah menetapkan suatu hukum terhadap suatu persoalan atas
dasar prinsi-prinsip kebaikan, keadilan, dan kasih saying dan sebagainya dari al-
quran dan hadis.
Contoh : Seseorang mempunyai kewenangan bertindak hukum, apabila ia sudah
dewasa dan berakal.
2. Ijma’
Ijma’ menurut bahasa adalah sepakat atau sependapat. Ijma’ menurut
istilah ialah kesamaan atau kebulatan pendapat semua ahli ijtihad dalam
menetapkan suatu hukum. Baik dalam bentuk ijtima’ qauli melalui ucapan
(lisan) dan ijma’ sukuti’ (diam)
Contoh : Diadakannya adzan dua kali dan iqomah untuk sholat Jum’at yang
diprakarsai oleh Sahabat Utsman bin Affan r.a di masa kekhalifahan beliau.
3. Qiyas
Qiyas menurut bahasa adalah menyamakan atay mengukut sesuatu
dengan lalu mempersamakannya. Sedangkan menurut istilah adalah menetapkan
sesuatu perbuatan yang belum ada ketentuan hukumnya dengan berdasarkan
sesuatu hukum yang sudah ditentukan oleh nash (teks) disebabkan karena sama
ilatnya (alasannya).
Contoh : Berdasarkan hadits Nabi, orang yang membunuh orang yang
mewariskan hartanya itu gugur hak warisnya. Illat hukumnya (sebabnya), bahwa
pembunuhannya di maksudkan untuk mempercepat hak warisnya. Tetapi justru
hak warisnya gugur, sebagai hukuman atas kejahatannya.

4. Mashalihul Mursalah
Mashalihul musalah ialah menetapkan hukum terhadap sesuatu persoalan
atas dasar pertimbangan kegunaan dan kemanfaatan yang sesuai dengan syariat
Islam sekaliupun tidak ada dalil secara eksplisit dalam al-quran dan hadis.
Contoh : Tindakan Abu Bakar terhadap orang-orang yang ingkar membayar
zakat, itu adalah demi kemaslahatan.
5. Urf
Urf merupakan tindakan yang menentukan boleh tidaknya budaya atau adat
istiadat dalam masyarakat berjalan. Hal ini dipertimbangkan dengan aturan dalam
Al-Qur’an dan Hadist.
Contoh : Jual beli makanan yang diukur dengan takaran, semakin majunya zaman
diganti dengan timbangan. Semisal budaya seperti ini tidak apa-apa tidak
berlawanan dengan Al-Quran denga Hadist. Karena perubahan benda dari
takaran ke timbangan tidak menimbulkan kerugian pada jual beli makanan,
namun justru mempermudah jual beli makanan.
6. Sududz Dzariah
Sududz dzariah adalah suatu tindakan yang menghasilkan kesepakatan
mengenai hukum makruh, mubah, dan haramnya suatu hal.
7. Istishab
Istishab berarti sebuah tindakan untuk menetapkan suatu hal hingga ada
alasan lain yang mengubahnya.
Contoh : Dalam hukum pidana, konsep istishab sangat relevan dengan asas
praduga tak bersalah, di mana seorang terdakwa ketika menjalani proses
peradilan dianggap tidak bersalah sampai ada bukti hukum material bahwa orang
tersebut dinyatakan bersalah oleh pengadilan.

Anda mungkin juga menyukai