Anda di halaman 1dari 12

Journal Reading

Mengubah Tren
Dekompresi Tension
Pneumothorax
Changing Trends in the Decompression of Tension Pneumothorax
Sherreen Yehia Elhariri, Hassan Mohamed, Ismail AS Burud, Ahmed Elhariri

Moderator : dr. Septin Kamilia Patinggi


Kelompok B2 :
● Alif Nadya Nursechah 22010121220089
● Atika Hazmi 22010121220029
● Septian Eka Prasetyo 22010121220080
● Arminta Adlina Salsabila 22010121220145
● Salsabilah Ananda Putri 22010121220129
● Caroline Citra Kusuma 22010121220103
● Hubertus Damay Triwibowo22010121220154
ABSTRAK
Tension Pneumothorax (TP) adalah salah satu komplikasi paling sering dari trauma dada. Selama
bertahun-tahun manajemen dekompresi untuk tension pneumothorax adalah insersi kateter berlubang
besar (14-16 gauge) ke dalam linea midclavicularis (MCL) spatium intercostalis 2 (SIC 2) diikuti
dengan insersi chest tube ke dalam linea mid-aksilaris (MAL) spatium intercostalis 5 (SIC 5). Pada
tahun 2018 Advanced Trauma Life Support (ATLS) guidelines mengubah tempat ideal untuk
dekompresi tension pneumothorax di spatium intercostalis 5 anterior dari MAL. Ketebalan dinding dada
berkurang secara signifikan pada spatium intercostalis 5 MAL saat dibandingkan dengan SIC 2 di
MCL, dan panjang kateter 8 cm memiliki keberhasilan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan
panjang kateter 5 cm, seperti yang dibuktikan dengan pengukuran radiografik. Dalam artikel kami, kami
meninjau literatur sebagai tanggapan kebijakan baru di negara-negara berbeda.
Kata kunci: ketebalan dinding dada, lokasi needle decompression,
needle thoracostomy, tension pneumothorax.
PENDAHULUAN
● Tension Pneumothorax adalah salah satu komplikasi yang paling umum dari
trauma thoraks, sering diakibatkan oleh fraktur costae.
● Terjadinya ‘’one way valve’’ ketika udara yang keluar dari pulmo atau
melalui dinding thoraks → memaksa udara masuk ke dalam cavum pleura →
pulmo kolaps dan menggeser mediastinum ke sisi yang berlawanan →
penurunan venous return → penurunan cardiac output
Manifestasi klinis:
● Takipnea sampai dispnea
● Nyeri dada,
● Hipotensi, takikardia
● Hipoksia,
● Perubahan tingkat kesadaran.
• Inspeksi : distensi vena leher, sianosis
• Palpasi : deviasi trakea menjauhi hemitoraks yang terkena
• Perkusi : hipersonor
• Auskultasi : suara napas pada sisi yang terkena menghilang
Tatalaksana Terkini
Sebelumnya
Insersi kateter 14-16 gauge ke dalam SIC 2 pada linea mid-clavicula, diikuti insersi
chest tube pada SIC 5 linea mid-axilaris anterior.
Sekarang
Insersi kateter 14-16 gauge sepanjang 8 cm pada SIC 5 linea mid-axillaris anterior

● Pada manajemen SMRS, kateter lebih stabil diletakkan pada sisi anterior dibanding
lateral, karena jika di lateral akan rawan terlepas akibat lengan pasien ataupun terjadi
obstruksi
● Tingkat kesuksesan penetrasi jarum kateter ke cavum pleura berdasar ketebalan
dinding dada untuk ukuran panjang 5 cm sebesar >50%, sedangkan ukuran 8 cm
sebesar >90%. Meskipun risiko terjadinya trauma paru lebih besar pada jarum yang
lebih panjang
● Thoracostomy tube wajib dipasang setelah dilakukan dekompresi dada
Diskusi dan Review literatur
Panjang jarum digunakan pada pneumothorax bervariasi
● Di Singapura : Pengukuran chest width thickness atau ketebalan dinding dada atau (CWT) pada SIC 2
dan SIC 5 di mid axilla line mengunakan pencitraan radiologi dengan CWT <= 5 cm. Di pasien asia,
pengunaan pendekatan lateral dan kateter yang lebih panjang memiliki tingkat keberhasilan lebih besar.
● Di Jepang : >94% trauma pasien dapat mengunakan kateter 5 cm
● Di Jerman : Penggunaan jarum dengan panjang 7 cm dibutuhkan untuk dekompresi tension
pneumothorax pada SIC 2 mid clavicula line, yang mana akan berhasil mengdekompresi 90% pasien
● Di Prancis, CWT lebih besar dari 5 cm pada 24,2% kasus di SIC 2 dan 4,9% kasus di SIC 4. Insersi NT
pada SIC 2 di mid clavicula line memiliki tingkat kegagalan lebih tinggi yang mana tingkat keberhasilan
ini dapat ditingkatkan dengan mengunakan pendekatan lateral pada SIC 4.
● Di turki , keberhasilan mengakses pleura mengunakan kateter 5 cm pada ⅓ perempuan dan 1/10 laki
laki pasien trauma kecil tidak perduli lokasi tempat penusukan. Akan tetapi keberhasilan NT dapat
ditingatkan jika lokasi penusukan pada SIC 5 di mid axillaris line mengunakan kateter 8 cm yang mana
di lokasi tersebut CWT lebih tipis.
● Di kanada, panjang kateter 4,5 cm mungkin tidak akan menembus dinding dada pada sebagian populasi
bergantung pada umur dan jenis kelaminnya (9,9%-35,4%).
● Di Amerika Serikat, Pada 99% subjek dalam penelitian ini kateter 8 cm akan berhasil mencapai
rongga pleura. Evaluasi radiologis dengan analisis berbasis computed tomography dari ketebalan
dinding dada, menyimpulkan bahwa tingkat kegagalan NT adalah 42,5% pada ICS ke-2 di MCL
dibandingkan dengan 16,7% pada ICS ke-5 di AAL.
● Ketebalan CWT berbanding lurus dengan BMI (diukur hanya di SIC 2 MCL) , Dalam penelitian ini
panjang kateter 6-6,5 cm menunjukkan keberhasilan yang lebih tinggi pada sebagian besar pasien
dengan tension pneumotoraks.
● Dekompresi tension pneumothorax menggunakan kateter 3 cm gagal pada 65% kasus, ketika
kateter 5 cm yang lebih besar digunakan 4% gagal
● Kateter 5 cm tidak cocok untuk thoracostomy jarum di sebagian besar pasien apapun lokasi
tusukannya atau jenis kelamin. Penetrasi rongga pleura dengan panjang kateter 6,44 cm berhasil
pada 95% pasien yang membutuhkan NT
● Dekompresi pleura memiliki hasil yang lebih baik dengan penggunaan kateter 8 cm dibandingkan
dengan kateter 5 cm Sudut masuk yang lebih curam pada SIC 4 linea axilaris anterior (AAL)
meningkatkan tingkat non-cedera penggunaan kateter 8 cm menjadi lebih dari 91%
Tinjauan sistematis dan meta-analisis yang membandingkan lokasi anatomi
pada needle thoracostomy sebagai bukti dari studi observasional
menunjukkan bahwa SIC 4 atau 5 Linea Axilaris Anterior memiliki
kemungkinan kegagalan terendah

Tidak ada perbedaan mortalitas pasien yang membutuhkan NT dalam


hal waktu, lokasi insersi dan panjang jarum
SIMPULAN

Tempat ideal untuk dekompresi tension


pneumotoraks = SIC-5 antara linea axilaris
anterior dan media, ketebalan dinding thoraks
SIC-5 secara signifikan lebih tipis daripada
ketebalan dinding thoraks pada SIC-2 linea
midcalvicularis.
Kateter 8 cm memiliki peluang dekompresi
pleura yang lebih baik bila dibandingkan dengan
kateter 5 cm yang telah dibuktikan dengan
pemeriksaan radiografi.
PICO
POPULATION
Semua literature review mengenai tension pneumothoraks, decompression sites, gambaran radiologi penebalan
dinding dada dan panjang jarum yang digunakan pada TP dari Januari 2005 sampai Agustus 2019 yang tersedia
dalam database PubMed, MEDLINE dan Cochrane Library.

INTERVENTION
Tidak terdapat intervensi yang dilakukan dalam artikel ilmiah ini.

COMPARISON
Artikel ini membandingkan respon pada berbagai negara terhadap perubahan kebijakan tatalaksana dekompresi
tension pneumothoraks.

OUTCOME
Berdasarkan artikel ini, didapatkan bahwa tempat ideal untuk dekompresi tension pneumotoraks → SIC-5 dari
anterior ke medial linea aksilaris (MAL), secara signifikan ketebalan dinding dada pada SIC-5 lebih tipis
daripada SIC-2. Penggunaan kateter 8 cm memiliki peluang dekompresi pleura yang lebih baik dibandingkan
dengan kateter 5 cm.
VIA
VALIDITY
Fokus artikel ini sesuai dengan tujuannya yaitu untuk meninjau berbagai literatur sebagai tanggapan
terhadap kebijakan baru mengenai tatalaksana dekompresi tension pneumothorax di berbagai negara

IMPORTANCE
Artikel ini dianggap penting karena menunjukkan berbagai tanggapan mengenai kebijakan baru
tatalaksana dekompresi tension pneumothorax di berbagai negara yang berbeda seperti Singapore,
Jepang, Jerman, Perancis, Turki, Canada, dan USA.

APPLICABLE
Artikel ini dapat digunakan sebagai referensi dalam tatalaksana dekompresi tension pneumothorax di
berbagai negara
Terimakasih, Bu
Mohon Arahan dan Bimbingannya

Anda mungkin juga menyukai