Mengubah Tren
Dekompresi Tension
Pneumothorax
Changing Trends in the Decompression of Tension Pneumothorax
Sherreen Yehia Elhariri, Hassan Mohamed, Ismail AS Burud, Ahmed Elhariri
● Pada manajemen SMRS, kateter lebih stabil diletakkan pada sisi anterior dibanding
lateral, karena jika di lateral akan rawan terlepas akibat lengan pasien ataupun terjadi
obstruksi
● Tingkat kesuksesan penetrasi jarum kateter ke cavum pleura berdasar ketebalan
dinding dada untuk ukuran panjang 5 cm sebesar >50%, sedangkan ukuran 8 cm
sebesar >90%. Meskipun risiko terjadinya trauma paru lebih besar pada jarum yang
lebih panjang
● Thoracostomy tube wajib dipasang setelah dilakukan dekompresi dada
Diskusi dan Review literatur
Panjang jarum digunakan pada pneumothorax bervariasi
● Di Singapura : Pengukuran chest width thickness atau ketebalan dinding dada atau (CWT) pada SIC 2
dan SIC 5 di mid axilla line mengunakan pencitraan radiologi dengan CWT <= 5 cm. Di pasien asia,
pengunaan pendekatan lateral dan kateter yang lebih panjang memiliki tingkat keberhasilan lebih besar.
● Di Jepang : >94% trauma pasien dapat mengunakan kateter 5 cm
● Di Jerman : Penggunaan jarum dengan panjang 7 cm dibutuhkan untuk dekompresi tension
pneumothorax pada SIC 2 mid clavicula line, yang mana akan berhasil mengdekompresi 90% pasien
● Di Prancis, CWT lebih besar dari 5 cm pada 24,2% kasus di SIC 2 dan 4,9% kasus di SIC 4. Insersi NT
pada SIC 2 di mid clavicula line memiliki tingkat kegagalan lebih tinggi yang mana tingkat keberhasilan
ini dapat ditingkatkan dengan mengunakan pendekatan lateral pada SIC 4.
● Di turki , keberhasilan mengakses pleura mengunakan kateter 5 cm pada ⅓ perempuan dan 1/10 laki
laki pasien trauma kecil tidak perduli lokasi tempat penusukan. Akan tetapi keberhasilan NT dapat
ditingatkan jika lokasi penusukan pada SIC 5 di mid axillaris line mengunakan kateter 8 cm yang mana
di lokasi tersebut CWT lebih tipis.
● Di kanada, panjang kateter 4,5 cm mungkin tidak akan menembus dinding dada pada sebagian populasi
bergantung pada umur dan jenis kelaminnya (9,9%-35,4%).
● Di Amerika Serikat, Pada 99% subjek dalam penelitian ini kateter 8 cm akan berhasil mencapai
rongga pleura. Evaluasi radiologis dengan analisis berbasis computed tomography dari ketebalan
dinding dada, menyimpulkan bahwa tingkat kegagalan NT adalah 42,5% pada ICS ke-2 di MCL
dibandingkan dengan 16,7% pada ICS ke-5 di AAL.
● Ketebalan CWT berbanding lurus dengan BMI (diukur hanya di SIC 2 MCL) , Dalam penelitian ini
panjang kateter 6-6,5 cm menunjukkan keberhasilan yang lebih tinggi pada sebagian besar pasien
dengan tension pneumotoraks.
● Dekompresi tension pneumothorax menggunakan kateter 3 cm gagal pada 65% kasus, ketika
kateter 5 cm yang lebih besar digunakan 4% gagal
● Kateter 5 cm tidak cocok untuk thoracostomy jarum di sebagian besar pasien apapun lokasi
tusukannya atau jenis kelamin. Penetrasi rongga pleura dengan panjang kateter 6,44 cm berhasil
pada 95% pasien yang membutuhkan NT
● Dekompresi pleura memiliki hasil yang lebih baik dengan penggunaan kateter 8 cm dibandingkan
dengan kateter 5 cm Sudut masuk yang lebih curam pada SIC 4 linea axilaris anterior (AAL)
meningkatkan tingkat non-cedera penggunaan kateter 8 cm menjadi lebih dari 91%
Tinjauan sistematis dan meta-analisis yang membandingkan lokasi anatomi
pada needle thoracostomy sebagai bukti dari studi observasional
menunjukkan bahwa SIC 4 atau 5 Linea Axilaris Anterior memiliki
kemungkinan kegagalan terendah
INTERVENTION
Tidak terdapat intervensi yang dilakukan dalam artikel ilmiah ini.
COMPARISON
Artikel ini membandingkan respon pada berbagai negara terhadap perubahan kebijakan tatalaksana dekompresi
tension pneumothoraks.
OUTCOME
Berdasarkan artikel ini, didapatkan bahwa tempat ideal untuk dekompresi tension pneumotoraks → SIC-5 dari
anterior ke medial linea aksilaris (MAL), secara signifikan ketebalan dinding dada pada SIC-5 lebih tipis
daripada SIC-2. Penggunaan kateter 8 cm memiliki peluang dekompresi pleura yang lebih baik dibandingkan
dengan kateter 5 cm.
VIA
VALIDITY
Fokus artikel ini sesuai dengan tujuannya yaitu untuk meninjau berbagai literatur sebagai tanggapan
terhadap kebijakan baru mengenai tatalaksana dekompresi tension pneumothorax di berbagai negara
IMPORTANCE
Artikel ini dianggap penting karena menunjukkan berbagai tanggapan mengenai kebijakan baru
tatalaksana dekompresi tension pneumothorax di berbagai negara yang berbeda seperti Singapore,
Jepang, Jerman, Perancis, Turki, Canada, dan USA.
APPLICABLE
Artikel ini dapat digunakan sebagai referensi dalam tatalaksana dekompresi tension pneumothorax di
berbagai negara
Terimakasih, Bu
Mohon Arahan dan Bimbingannya