Anda di halaman 1dari 13

LABIOPALATOSCHIZIS

PUTI DWI REGINA S.


ANDINNA NETTY W.
PENGERTIAN
• Menurut Prawirohartono (2018), cleft (Celah, pemisahan,
atau sumbing) dapat terjadi di bibir (labioschisis) dan
langit-langit (palatoschisis) atau gabungan dari keduanya
yaitu sebagian atau seluruhnya (labiopalatoschisis).

• Jadidapat disimpulkan labiopalatoskizis adalah suatu


kelainan sejak lahir dimana adanya celah pada bagian
bibir, langit-langit, ataupun keduanya.
ETIOLOGI
• Menurut Kummer (2020), labiopalatoskizis dapat
disebabkan faktor keturunan (genetik atau kromosom)
dan faktor lingkungan
1. Faktor keturunan
• Terdapatbanyak penelitian yang telah dilakukan untuk
mengetahui genetik yang menyebabkan labiopalatoskizis
nonsindrom, telah ditemukan 17 gen yang berhubungan
dengan labiopalatoskizis nonsindrom seperti MSX1 dan
IRF6.
2. Faktor lingkungan
• faktor lingkungan seperti obat-obatan selama kehamilan, konsumsi alkohol ibu
dan merokok, kekurangan makanan dan vitamin, diabetes, toxin lingkungan, dan
usia orang tua.
• kemampuan ibu untuk mempertahankan konsentrasi zinc sel darah merah dan
konsentrasi myoinositol (alkohol gula hexahydroxycyclohexane). Kemampuan ibu
untuk mempertahankan tingkat vitamin B6 dan B12 yang memadai dan
kemampuan janin untuk memanfaatkan nutrisi ini juga dilihat sebagai faktor
dalam pengembangan labioskizis ketika nutrisi ini tidak dimetabolisme dengan
baik karena kesalahan dalam sintesis DNA dan transkripsi dapat terjadi
(Agbenorku, 2013).
• asupan folat perikonsepsi rendah ditemukan memiliki risiko lebih tinggi untuk
labiopalatoskizis
Klasifikasi LabioPalatoskizis
Menurut lengkap atau tidaknya celah yang terbentuk:
1. Unilateral Incomplete, yaitu jika celah sumbing hanya terjadi disalah satu bibir
dan tidak memanjang hingga ke hidung
2. Unilateral Complete, yaitu jika celah sumbing hanya terjadi disalah satu sisi bibir
dan memanjang hingga ke hidung
3. bilateral Complete, yaitu jika celah sumbing terjadi di kedua sisi bibir dan
memanjang hingga ke hidung
Klasifikasi LabioPalatoskizis

• David dan Ritchie mengklasifikasikan celah menjadi 3 grup, yaitu: celah pre-
alveolar, celah post-alveolar, dan celah alveolar. Terdapat subklasifikasi celah
unilateral, celah median, dan celah bilateral.
• Veau mengklasifikasikan celah bibir menjadi empat kelompok besar; Grup 1: Bentukan
unilateral vermillion, Grup 2: Celah pada vermillion dan bibir, Grup 3: Celah pada
vermillion, bibir dan lantai hidung, Grup 4: Celah bilateral bibir lengkap.
• Veau juga mengklasifikasikan celah langit-langit menjadi empat kelompok utama;
Grup A: celah langit-langit lunak, Grup B: celah langit-langit lunak dan keras,
Grup C: celah langit-langit keras, lunak, alveolus dan bibir (unilateral), Grup D:
celah langit-langit keras, lunak, alveolus dan bibir (bilateral).
• Gambar 2.4 Klasifikasi celah palatum Veau.
Komplikasi LabioPalatoskizis
Adanya kondisi labiopalatoskizis ini dapat menyebabkan beberapa masalah yang kemungkinan
muncul tergantung bentuk celahnya. Menurut Kummer (2020), permasalahan yang muncul yaitu:

1. Gangguan makan akibat kondisi celah


2. Developmental delay akibat sindrom kraniofasial dan riwayat celah palatum.
3. Deficit bahasa dan gangguan perkembangan suara.
4. Aspek psikososial
• a. Masalah keluarga seperti shock, malu, stres
• b. Masalah sekolah seperti kemampuan belajar, interaksisosial, bullying, persepsi diri.
• c. Masalah social seperti kualitas bicara, gangguan pendengaran, stigma
• d. Masalah tingkah laku, mental dan kualitas hidup
Manajemen Klinis LabioPalatoskizis
Zajac dan Vallino (2017) membagi manajemen klinis labiopalato-skizis berdasarkan prespektif
perkembangan anak, yaitu :

1. Dari lahir hingga usia 3 tahun


• Prosedur medis pada bayi :
• Rekonstruksi bibir atau hidung = 2-3 bulan
• Primary alveolar bone grafting = 12 bulan
• Gingivoperiosteoplasty = Saat perbaikan bibir
• Perbaikan palatum = 8-14 bulan
• Myringotomy/tubes = Saat perbaikan palatum
• Glossopexy = 1-2 minggu (bayi dengan Pierre Robin)
• Pemanjangan mandibula dengan distraksi osteogenesis = 1-2 bulan (bayi dengan Pierre Robin)
• Saat merawat anak dengan sumbing, ahli patologi bahasa-bicara harus mengetahui
riwayat pendengaran anak dan status pendengaran dan pendengaran anak saat ini, dan
merujuk untuk pengujian jika atau ketika kekhawatiran timbul. Berbicara dan berbahasa
harus dimonitor pada awal tahun ketiga.

2. Usia dini hingga usia sekolah menengah


• Selain dilakukan pemeriksaan fungsi bahasa dan bicara, pemberian
support linguistic, kognitif dan juga sosial juga diperlukan. Karena
pada masa ini anak mulai berinteraksi dengan teman sebaya dan orang
lain. Dalam sebuah review ditemukan bahwa anak dapat mengalami
masalah perilaku, dan bullying, temperamen buruk, konsep diri yang
rendah.
3. Remaja hingga dewasa

• Pada usia ini defisiensi midface adalah fitur bawaan yang umum dari beberapa anomali
kraniofasial, kehadirannya pada pasien dengan bibir sumbing dan langit-langit mulut
dapat menjadi iatrogenik
• Dukungan pasien dan pengasuh adalah komponen penting dalam manajemen keseluruhan
pada mereka yang menjalani operasi rahang atas. Penilaian pretreatment dan
posttreatment terstandar adalah kunci dalam mengevaluasi efek perawatan dari waktu ke
waktu.

Anda mungkin juga menyukai