Anda di halaman 1dari 10

LEARNING OBJECTIVE

2113010059
LEARNING OBJECTIVE
• 1.All about hiperurisemia (Definisi, etiologic, patofisiologi, epidemiologi,
manifestasi klinis, klasifikasi, faktor risiko, tatalaksana farmako nonfarmako dan
herbal)
• 2.Jelaskan bagaimana metabolisme dan ekskresi purin
• 3.Penegakan diagnosis hiperurisemia dan diagnosis banding
• 4.Komplikasi dan prognosis dari hiperurisemia
• 5.Edukasi pencegahan pada pasien
1..All about hiperurisemia (Definisi, etiologic, patofisiologi, epidemiologi, manifestasi klinis,
klasifikasi, faktor risiko, tatalaksana farmako nonfarmako dan herbal)

• Definisi

IPD PAPDI
• Etiologi

IPD PAPDI
• Manifestasi Klinis
a.Kesemutan dan linu.
b.Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur.
c.Sendi yang terkena hiperurisemia terlihat bengkak, kemerahan, panas, nyeri luar
biasa pada malam dan pagi (Sari, 2010)
+
•EPIDEMIOLOGI
Diperkirakan sebanyak 21% dari populasi umum dan 25% pasien rawat inap
mengalami hiperurisemia tanpa gejala. Komplikasi paling umum dari hiperurisemia
adalah asam urat yang terlihat pada 3,9% dari populasi AS. Hiperurisemia sendiri
tidak menunjukkan keadaan patologis karena sangat lazim pada populasi umum.
3.Penegakan diagnosis hiperurisemia dan diagnosis
banding
• DD
1.Ketoasidosis alkoholik
2.Ketoasidosis diabetik
3.Asam urat dan pseudogout
4.Anemia hemolitik
5.Limfoma Hodgkin
6.Hiperparatiroidisme
7.Hipotiroidisme
8.Nefrolitiasis
9.Preeklamsia
10.Penyakit penyimpanan glikogen tipe 1a
Sc:Hyperuricemia,Christina George; David A. Minter,NCBI,2021
• Penegakkan Diagnosis
1.Anamnesis
Terutama ditujukan untuk mendapatkan faktor keturunan, dan kelainan atau penyakit lain
sebagai penyebab sekunder hiperurisemia. Apakah ada keluarga yang menderita hiperurisemia
atau gout. Untuk mencari penyebab hiperurisemia sekunder perlu ditanyakan apakah pasien
peminum alkohol, memakan obat-obatan tertentu secara teratur, adanya kelainan darah,
kelainan ginjal, atau penyakit lainnya (Putra, 2014).
2.Pemeriksaan fisik
Untuk mencari kelainan atau penyakit sekunder, terutama menyangkut tanda-tanda anemia
atau phletora, pembesaran 14 organ limfoid, keadaan kardiovaskular dan tekanan darah,
keadaan dan tanda kelainan ginjal serta kelainan pada sendi (Putra, 2014).
3.Pemeriksaan penunjang
Ditujukan untuk mengarahkan dan memastikan penyebab hiperurisemia. Pemeriksaan
penunjang yang dikerjakan dipilih berdasarkan perkiraan diagnosis setelah dilakukan anamnesis
dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang yang rutin dikerjakan adalah pemeriksaan darah
rutin untuk asam urat urin 24 jam dan kreatinin urin 24 jam dan pemeriksaan penunjang lain
yang diperlukan. Pemeriksaan enzim sebagai penyebab hiperurisemia dilaksanakan tergantung
pada perkiraan diagnosis (Putra, 2014).
• 2.Jelaskan bagaimana
metabolisme dan ekskresi purin
4.Komplikasi dan prognosis dari hiperurisemia

• Komplikasi
Meskipun aktivitas antioksidan sederhana yang diberikan oleh asam urat ,
hiperurisemia adalah kondisi yang berpotensi berbahaya. Ini mendukung
pengendapan kristal asam urat di sendi dan jaringan, yang menyebabkan
komplikasi seperti asam urat, nefrolitiasis dan nefropati kronis
SC:Current Pharmaceutical Design,Chronic Hyperuricemia, Uric Acid Deposit and
Cardiovascular Risk,Davide Grassi.
• Prognosis
Prognosisnya tergantung dari tingkatan penyakit. Secara keseluruhan prognosis
hiperurisemia/gout baik. Tidak ada perubahan fisik yang signifikan/komplikasi yang
berat, apabila penderita tersebut mengikuti saran/anjuran yang diberikan oleh
tenaga medis (Fries, 2000).
5.Edukasi pencegahan pada pasien

• Setiap pasien hiperurisemia dan gout harus mendapat informasi yang memadai
tentang penyakit dan penatalaksanaan yang efektif termasuk penatalaksanaan
terhadap penyakit  komorbid.
• Pada pasien yang asimptomatik, sampaikan bahwa risiko perkembangan menjadi gout
 dan batu ginjal cukup rendah, sehingga pasien tidak perlu mendapat
medikamentosa.
• Modifikasi gaya hidup dengan menjaga berat badan ideal,
• Menghindari makanan tinggi purin seperti bayam dan hati sapi,
• Menurunkan konsumsi alkohol dan bir,
• Tidak mengonsumsi makanan tinggi fruktosa, dan
• Meningkatkan konsumsi makanan rendah lemak akan membantu menjaga kadar
asam urat dalam batas normal.
• Pasien perlu diedukasi terkait komplikasi gout dan batu ginjal yang mungkin muncul

Anda mungkin juga menyukai