Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

ANAK DENGAN SINDROMA NEFROTIK

Aina Handayani Herny Engeline Rohomin


Cindy Sukma Pertiwi Djais Khairatul Asnani Sofina
Dini Kurnia Zarni Mebi Rania Vetry Melinda O
Eka Refianti Nurhidayati Widia Mona
Elen Debora Nuremsita Yaska
Hendra Saputra Nur Rahmawati

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS RIAU
2015
A. Defenisi
Sindroma nefrotik (SN) merupakan salah satu
manifestasi klinis glomerulonefritis (GN) ditandai
dengan edema anasarka, proteinuria masif 3,5g/hari,
hipoalbunemia <3,5g/dl, hiperkolesterolemia, dan
lipiduria (Sudoyo, 2009).
Sindroma Nefrotik (SN) adalah suatu sindrom
klinik dengan gejala proteinuria masif (40 mg/m2
LPB/ Jam atau rasio protein/ kreatinin pada urin
sewaktu > 2 mg/mg atau 2+), hipoalbumunemia (
2,5 mg/dL), edema, serta dapat disertaio
hiperkholesterolemia (>250 mg/uL). Walaupun jarang,
SN sering pula disertai dengan geja;a hematuria dan
hipertensi (Krisni Subandiyah, 2004).
B.

E
t
I
o
l
o
g
i
C. Tanda & Gejala
1. Kejadian piting edema : berat badan bertambah
2. Proteinuria
3. Hiperlipidemia
4. Hipoalbunemia

(Sudoyo, 2009)
D. Patofisiologi
Kondisi dari SN adalah hilangnya plasma protein, terutama albumin
ke dalam urine. Meskipun hati mampu meningkatkan produksi albumin,
namun organ ini tidak mampu untuk terus mempertahankannya jika
albumin terus menerus hilang melalui ginjal sehingga terjadi
hipoalbunemia.
Terjadinya penurunan tekanan onkotik menyebabkan edema
generalisasi akibat cairan yang berpindah dari system vaskuler ke dalam
ruang cairan ekstraseluler. Penurunan sirkulasi volume darah
mengakibatkan system rennin-angiotensin menyebabkan retensi natrium
dan edema lebih lanjut. Manifestasi dari hilangnya protein dalam serum
akan menstimulasi sintesis lipoprotein di hati dan terjadi peningkatan
konsentrasi lemak dalam darah (hiperlipidemia).
Next ..
Sindrom nefrotik dapat terjadi di hampr setiap penyakit renal
instrinsik atau sistemik yang mempengaruhi golmerulus. Meskipun secara
umum penyakit ini dianggap menyerang anak-anak, namun SN juga dapat
terjadi pada orang dewasa termasuk lansia. Penyebab SN mencakup
glomerulonefritis kronis, DM disertai Glomerulosklerosis interkapiler,
amiloidosis ginjal, penyakit lupus erythematosus sistemik, dan thrombosis
vena renal. Respon perubahan patologis pada glomerulus secara
fungsional akan memberikan berbagai masalah keperawatan pada pasien
yang mengalami glomerulus progresif cepat (Arif Muttaqin, 2011).
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Urinalisis
2. Urine 24 jam
3. Biopsy
4. Kimia (Nursalam, 59: 2006)
5. Pemeriksaan darah
darah tepi lengkap (Hemoglobin, leukosit, hitung
jenis, trombosit, hematokrit, LED)
kadar albumin dan kolesterol plasma
kadar ureum, kreatinin,serta klirens kreatinin
dengan cara klasik atau dengan rumus Schwarzt
kadar komplemen C3 (Husein Alatas, dkk).
F. Penatalaksanaan
A. Penatalaksamaan Medis
Istirahatkan sampai edema tinggal sedikit.
Diet protein tinggi (Buku kuliah IKA jilid II)
Mencegah infeksi
Diuretik
Kortikosteroid
Antibiotik hanya diberikan bila adanya infeksi
Lain- lainnya. Pungsi asites, pungsi hidrotoraks
dilakukan bila ada indikasi vital. Jika ada gagal
jantung diberikan digitalis.(Ngastiyah : 2005)
Next
Sedangkan pada Konsensus Tatalaksana Sindroma
Nefrotik (2013) juga tidak jauh berbeda yaitu juga dapat
dilakukan penatalaksanaan sebagai berikut:
Diitetik
Diuretik
Antibiotik profilaksis
Imunisasi
Pengobatan dengan kortikosteroid
Indikasi biopsi ginjal
Next ..
B. Penatalaksanaan Keperawatan
Edema yang berat (Anasarka)
Diet
Resiko terjadinya komplikasi
Pengawasan pemberian pengobatan/ gangguan rasa
aman dan nyaman.
Kurang pengetahuan orangtua mengenai penyakit.
G. Komplikasi
1. Keseimbangan Nitrogen
2. Hiperkoagulasi
3. Infeksi
4. Tromboemboli
5. Hiperlipidemia
6. Hipokalsemia
7. Hipovolemia
8. Gangguan Fungsi Ginjal
ASUHAN
KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Anamnesis
2. Riwayat Penyakit
Keluhan utama
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat kesehatan dahulu
Psikososialspiritual
3. Pemeriksaan Fisik
B1 (Breathing)
B2 (Blood)
B3 (Brain)
B4 (Bladder)
B5 (Bowel)
B6 (Bone)
B. Diagnosa
1. Kelebihan volume cairan tubuh
2. Perubahan pola napas
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
4. Gangguan pola eliminasi urin
5. Gangguan tumbuh kembang
6. Infeksi
7. Intoleransi aktivitas
8. Gangguan body image
9. Ansietas
10. Nyeri
11. Gangguan persepsi sensori

Anda mungkin juga menyukai