Anda di halaman 1dari 32

SISTEM POLITIK DAN

SISTEM PEMILU
HASTUTI INDRA SARI.SE.MM

KELOMPOK IV

Start Table of contents Back Next


KELOMPOK IV
01 02 03 04
Rizma Oktavia Rizka Nur Yanuar Abdul
Fauzia Bilqish Aziza Erik Firdaus Nasrulloh Fadhli
22520031 22520036 22520044 22520045

05 06 07
Winda Almar’atu Gina Melati
Rodhiyah Salis Maghfira Agustin Alfahma
22520049 22520051 22520052

Start Table of contents Back Next


SISTEM POLITIK
01 Pengertian, ciri-ciri, dan macam-macam

Start Table of contents Back Next


Sistem politik menurut
umum adalah sebuah
kumpulan dari beberapa Sistem Politik menurut para ahli :
pendapat yang membentuk 1. Fredrick W. Frey
satu kesatuan sistem dan Sistem politik adalah sebuah sistem interaksi dalam suatu
berhubungan satu sama lain masyarakat yang mana alokasi-alokasi nilai-nilai yang
mengikat dan bersifat otoritatif dibuat dan diimplementasikan
yang berfungsi untuk dalam pemerintahan.
menjalankan pemerintahan 2. David Easton
serta melaksanakan dan Sistem politik adalah jalinan interaksi yang diabstrasikan dari
mempertahankan seluruh tingkah laku sosial semua pihak sehingga nilai-nilai
kekuasaan dalam sebuah dialokasikan secara otoritatif kepada masyarakat.
negara dengan cara 3. Rober A. Dahl
Sistem politik adalah pola yang tetap dari hubungan yang
mengatur hubungan antara terjadi antara manusia yang melibatkan hingga tingkat
individu satu dengan tertentu serta meliputi pengendalian, pengaruh, kekuasan,
individu lainnya atau ataupun wewenang.
hubungan sebuah negara
dengan negara lain.

Start Table of contents Back Next


ciri-ciri sistem politik menurut David
Easton
1. Terdapat unit-unit dan batasan-batasan dalam sistem Keputusan merupakan implementasi dari tuntutan dan
politik dukungan yang masuk. Sedangkan tindakan adalah
Dalam menjalankan sistem politik, terdapat unit-unit yang penerapan konkret dari pemerintah sesuai keputusan yang
bahu-membahu untuk menggerakkan roda sistem politik. dibuat.
Contoh unit-unit yang menjalankan sistem politik antara lain, 3. Terdapat tingkat diferensiasi dalam ciri-ciri sistem
legislatif, eksekutif, yudikatif, partai politik, lembaga politik
masyarakat sipil, dan sejenisnya. Dalam sistem politik terdapat tingkat diferensiasi atau
2. Terdapat input dan output pembedaan pemisah kerja. Sebab, tidak memungkinkan satu
Input, yaitu masukan dari masyarakat ke dalam sistem politik lembaga dapat menyelesaikan seluruh masalah. Untuk itu
yang biasanya berbentuk tuntutan dan dukungan. Secara perlu diterapkan diferensiasi dalam sistem politik.
sederhana dukungan ini merupakan sebuah usaha dari 4. Terdapat integrasi dalam sistem politik
masyarakat untuk mendukung keberadaan sistem politik agar Walaupun terdapat diferensiasi dalam suatu sistem politik,
terus berjalan. aspek integrasi perlu diterapkan. Integrasi merupakan
Sementara output merupakan hasil kerja sistem politik yang bentuk keterpaduan kerja antarunit yang berbeda guna
berasal dari tuntutan maupun dukungan masyarakat. Output mencapai tujuan yang sama.
terdiri dari dua bagian, yaitu keputusan dan tindakan yang
biasanya dilakukan pemerintah.

Start Table of contents Back Next


Macam-macam Sistem Politik
1. Sistem Politik Totaliter
Sistem politik totaliter adalah sistem politik yang mana pemerintah memegang kendali penuh terhadap
masyarakat. Pemerintah dalam sistem politik ini tidak menghendaki adanya oposisi sekaligus memaksakan
konsesus terhadap warga negaranya.
Di samping itu sistem politik ini menjalankan pemerintahan secara paksa serta doktrinasi ideologi untuk
mencapai tujuan. Beberapa negara yang mengunakan sistem ini adalah Uni Soviet dan Jerman pada masa
pemerintahan Adolf Hitler.
2. Sistem Politik Demokrasi Liberal
Sistem politik demokrasi liberal adalah sistem politik yang menjunjung tinggi kebebasan Individu. Tatanan
pemerintahan yang menjamin hak-hak warga negara di atas kekuasaan pemerintah.
Secara konstitusional sistem politik demokrasi liberal ini memberikan keleluasaan warganya dalam memberikan
kritik dan masukan kepada pemerintah.
Pada dasarnya, sistem ini sudah digunakan oleh negara maju dan beberapa negara dunia ketiga salah satunya
Indonesia. Indonesia pasca reformasi menganut sistem demokrasi liberal dengan sistem presidensial multi partai.

Start Table of contents Back Next


Macam-macam SISTEM POLITIK
3. Sistem Politik Otokrasi atau Otokratik
Sistem Politik Otokrasi adalah suatu sistem pemerintahan yang kepemimpinanya dikuasai
oleh satu orang. Kegiatan politik masyarakat tidak dapat dilakukan secara bebas. Bagi
sistem ini kegiatan politik masyarakat hanya akan mengangu peningkatan pembangunan dan
pemberantasan kemiskinan.
Biasanya negara yang baru merdeka yang mengunakan sistem ini meskipun sudah ada sejak
pemerintahan Republik Romawi. Pasca perang dunia II banyak negara mendapatkan
kemerdekaannya dan mengadopsi sistem ini sebagai sistem pemerintahan.
4. Sistem Politik Oligarki
Sistem politik Oligarki adalah sistem pemerintahan yang dikendalikan oleh sekelompok elit
kecil dari masyarakat. Pengelompokan ini bisa berdasarkan status kekayaan, garis keturunan
keluarga atau militer.
Artinya sistem ini menghendaki kedaulatan negara sepenuhnya oleh satu atau segelintir
orang. Pada tataran praktisnya sistem ini hampir sama dengan sistem politik otokrasi.
Negara yang megunakan sistem ini seperti China dan Vietnam.

Start Table of contents Back Next


Macam-macam SISTEM POLITIK
5. Sistem Politik Otoriter
Sistem politik otoriter adalah sistem pemerintahan yang kekuasaan sepenuhnya pada negara ataupun pribadi
tertentu. Kebebasan individu hilang dalam sistem politik ini sebab kekuasaan biasanya hanya dipengang oleh
satu orang saja atau segelitir orang.
6. Sistem Politik Diktator
Sistem politik diktator adalah sistem politik yang mana pemerintah berlaku secara otoriter dan cenderung
sewenang-wenang terhadap rakyat.
Aspirasi dan kebebasan rakyat tidak ada dalam sistem politik ini sebab biasanya kekuasaan berawal dari proses
gejolak politik, kekerasan ataupun kude
7. Sistem Politik Demokrasi
Sistem politik demokrasi adalah suatu sistem yang mana rakyat berkuasa penuh atas proses kepemimpinan.
Dalam sistem ini rakyat dapat turut andil dalam pelaksanaan pemerintahan.
Namun dalam sistem ini keadaan sosial, politik dan kekuasaan pemerintah dibatasi oleh hukum agar hak-hak
individu warga negara terjaga.

Start Table of contents Back Next


SISTEM
POLITIK
INDONESIA
Pengertian, Sistem politik demokrasi,
Sejarah dan Peran Masyarakat
02
Start Table of contents Back Next
Sistem Politik di Indonesia

Sistem politik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan berbagai


kegiatan dalam Negara Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan umum termasuk
proses penentuan tujuan, upaya-upaya mewujudkan tujuan, pengambilan keputusan,
seleksi dan penyusunan skala prioritasnya.

Dalam Penyusunan keputusan kebijaksanaan diperlukan adanya kekuatan yang


seimbang dan terjalinnya kerjasama yang baik antara suprastruktur dan infrastruktur
politik sehingga memudahkan terwujudnya cita-cita dan tujuan-tujuan
masyarakat/Negara. Dalam hal ini yang dimaksud suprastruktur politik adalah
Lembaga-Lembaga Negara. Lembaga-lembaga tersebut di Indonesia diatur dalam UUD
1945 yakni MPR, DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden, Mahkamah Agung,
Mahkamah Konstitusi, Komisi Yudisial. Lembaga-lembaga ini yang akan membuat
keputusan-keputusan yang berkaitan dengan kepentingan umum.

Start Table of contents Back Next


Sistem Politik Demokrasi Di Indonesia

Sistem politik yang didasarkan pada nilai, prinsip, prosedur, dan kelembagaan yang
demokratis. Adapun sendi-sendi pokok dari sistem politik demokrasi di Indonesia
adalah :

1. Ide kedaulatan rakyat 5. Pemerintahan yang bertanggung jawab

2. Negara berdasarkan atas hukum 6. Sistem Perwakilan

3. Bentuk Republik 7. Sistem pemerintahan presidensial

4. Pemerintahan berdasarkan konstitusi

Start Table of contents Back Next


SEJARAH
DEMOKRASI
DI INDONESIA

Start Table of contents Back Next


1. Demokrasi Parlementer (1945 - 1959)

Demokrasi parlementer ini dimulai ketika Indonesia resmi menjadi negara yang merdeka hingga berakhir di
tahun 1959. Demokrasi parlementer adalah sistem demokrasi yang menempatkan parlemen sebagai bagian
fundamental di pemerintahan.

Pada masa ini pula digelar Pemilu pertama pada 1955. Pemilu 1955 mendapat pujian dari berbagai pihak,
termasuk dari negara-negara asing. Pemilu ini diikuti oleh lebih 30-an partai politik dan lebih dari seratus daftar
kumpulan dan calon perorangan.

Beberapa hal yang menarik dari Pemilu 1955 adalah tingginya kesadaran berkompetisi secara sehat. Misalnya,
meski yang menjadi calon anggota DPR adalah perdana menteri dan menteri yang sedang memerintah, mereka
tidak menggunakan fasilitas negara dan otoritasnya kepada pejabat bawahan untuk menggiring pemilih yang
menguntungkan partainya.

Start Table of contents Back Next


2. Demokrasi Terpimpin (1959 - 1965)

Demokrasi terpimpin adalah sistem pemerintahan, di mana segala kebijakan atau keputusan yang
diambil dan dijalankan berpusat kepada satu orang, yaitu pemimpin pemerintahan.

Di lain sisi, demokrasi terpimpin juga terlihat dari pengaruh komunis dan peranan tentara (ABRI) di
politik Indonesia. Pada masa demokrasi terpimpin banyak terjadi penyelewengan terhadap
Pancasila dan UUD 1945, seperti:

1. Pembentukan Nasionalis, Agama, dan Komunis (Nasakom)

2. Tap MPRS No. III/MPRS/1963 tentang Pengangkatan Soekarno sebagai presiden seumur hidup

3. Pembubaran DPR hasil pemilu oleh presiden

4. Pengangkatan ketua DPR Gotong Royong/MPRS menjadi menteri negara oleh presiden

5. GBHN yang bersumber pada pidato presiden tanggal 17 Agustus 1959 yang berjudul 'Penemuan
Kembali Revolusi Kita' ditetapkan oleh DPA bukan MPRS

Start Table of contents Back Next


3. Demokrasi Pancasila era Orde Baru (1965 - 1998)

Setelah peristiwa G30S PKI terjadi di tahun 1965, terjadi pergantian pemimpin dari Soekarno menuju Soeharto.
Era orde baru ini juga dikenal dengan istilah Demokrasi Pancasila yang menjadikan Pancasila sebagai landasan
demokrasi. Akan tetapi, rezim yang berkuasa selama 32 tahun juga dihantui dengan beberapa penyimpangan,
seperti:

· Penyelenggaraan pemilu yang tidak jujur dan tidak adil

· Penegakan kebebasan berpolitik bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS)

· Kekuasaan kehakiman (Yudikatif) yang tidak mandiri karena para hakim adalah anggota PNS Departemen
kehakiman

· Kurangnya jaminan kebebasan mengemukakan pendapat

· Sistem kepartaian yang otonom dan berat sebelah

· Maraknya praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN)


Start Table of contents Back Next
4. Demokrasi Reformasi (1998 - sekarang)

Berakhirnya rezim orde baru yang berkuasa selama 32 tahun melahirkan demokrasi
baru yang dikenal dengan istilah era reformasi. Era reformasi adalah fase demokrasi
yang kembali ke prinsip dasar demokrasi, seperti:

· Adanya Pemilu secara langsung · Hak-hak dasar warga negara lebih terjamin

· Kebebasan Pers · Rekrutmen politik yang inklusif

· Desentralisasi

Start Table of contents Back Next


Peran Masyarakat dalam Politik

Peran serta masyarakat dalam politik adalah terciptanya masyarakat politik yang
“Kritis Partisipatif” dengan ciri-ciri :

a. Meningkatnya respon masyarakat terhadapkebijakan pemerintah

b. Adanya partisipasi rakyat dalam mendukung atau menolak suatu kebijakan politik

c. Meningkatnya partisipasi rakyat dalam berbagai kegiatan organisasi politik,


organisasi kemasyarakatan, dan kelompok-kelompok penekan.

Start Table of contents Back Next


03
SISTEM PEMILU
Pengertian, Sistem pemilu di dunia, Asas
pemilu di Indonesia, Sejarah pemilu di
Indonesia

Start Table of contents Back Next


PENGERTIAN PEMILU

Pemilihan umum (disingkat Pemilu) adalah proses


memilih seseorang untuk mengisi jabatan politik di
Indonesia. Jabatan tersebut beraneka ragam, mulai dari
jabatan presiden/eksekutif, wakil rakyat/Lembaga
legislatif di berbagai tingkat pemerintahan, sampai kepala
desa.

Start Table of contents Back Next


SISTEM PEMILU di DUNIA
1. Sistem pluralitas sering juga disebut sIstem distrik yang merupakan sistem pemilu yang didasarkan atas
kesatuan geografis, setiap kesatuan geografis memiliki satu wakil dalam dewan perwakilan rakyat,
dinamakan sistem distrik karena wilayah negara dibagi dalam distrik-distrik pemilihan yang jumlahnya
sama dengan jumlah anggota badan perwakilan rakyat yang dikehendaki. Jadi, tiap distrik diwakili oleh
satu orang yang memperoleh suara mayoritas.

2. Sistem proporsional ialah sistem dimana persentase kursi di dewan perwakilan rakyat yang dibagikan
kepada tiap-tiap partai politik disesuaikan dengan jumlah suara yang diperoleh tiap-tiap partai politik,
dalam sistem ini, para pemilih akan memilih partai politik, bukan calon perseorangan seperti dalam sistem
ditrik. Akibatnya hubungan antara pemilih dengan wakil-wakilnya di dewan perwakilan rakyat tidak seerat
dalam sistem distrik.

3. Sistem pemilihan campuran menggabungkan antara keterwakilan dengan kondisi geografis dalam suatu
negara, sehingga pemilihan tidak menghilangkan suara minoritas juga memiliki mekanisme keterwakilan
berdasarkan wilayah untuk meningkatkan representasi kedaulatan rakyat.

Start Table of contents Back Next


Sistem Proporsional
Sistem proporsional membagi dalam dua (2) sistem Kembali,
yakni proporsional tertutup dan terbuka, secara umum pengunaan
1. Sistem proporsional tertutup pemilih
mencoblos/mencontreng nama partai politik tertentu dan
kemudian partai yang menentukan nama – nama yang duduk
menjadi anggota dewan, sedangkan system proporsional
terbuka pemilih mencoblos/mencontreng partai politik
ataupun calon bersangkutan, pada sistem ini pemilih dapat
langsung memilih calon legislative yang dikehendaki untuk
dapat duduk menjadi anggota dewan.
2. sistem perwakilan proporsional terbuka yang
memungkinkan pemilih untuk turut serta dalam proses
penentuan urutan calon partai yang akan dipilih, cocok
diterapkan pada masyarakat yang majemuk, sistem
Proporsional terbuka inilah yang diadopsi Negara Kita
Indonesia

Start Table of contents Back Next


ASAS PEMILU di Indonesia
Pemilihan umum di Indonesia menganut asas "LUBER" yang merupakan singkatan dari "Langsung, Umum, Bebas
dan Rahasia". Asas "Luber" sudah ada sejak zaman Orde Baru.

• "Langsung" berarti pemilih diharuskan memberikan suaranya secara langsung dan tidak boleh diwakilkan.

• "Umum" berarti pemilihan umum dapat diikuti seluruh warga negara yang sudah memiliki hak menggunakan
suara.

• "Bebas" berarti pemilih diharuskan memberikan suaranya tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

• "Rahasia" berarti suara yang diberikan oleh pemilih bersifat rahasia hanya diketahui oleh si pemilih itu sendiri.

Kemudian pada era reformasi berkembang pula asas "Jurdil" yang merupakan singkatan dari "Jujur dan Adil". Asas
"jujur" mengandung arti bahwa pemilihan umum harus dilaksanakan sesuai dengan aturan untuk memastikan bahwa
setiap warga negara yang memiliki hak dapat memilih sesuai dengan kehendaknya dan setiap suara pemilih
memiliki nilai yang sama untuk menentukan wakil rakyat yang akan terpilih. Asas "adil" adalah perlakuan yang
sama terhadap peserta pemilu dan pemilih, tanpa ada pengistimewaan ataupun diskriminasi terhadap peserta atau
pemilih tertentu. Asas jujur dan adil mengikat tidak hanya kepada pemilih ataupun peserta pemilu, tetapi juga
penyelenggara pemilu.
Start Table of contents Back Next
SEJARAH PEMILU di Indonesia
Indonesia telah melaksanakan beberapa kali Pemilu, dimulai sejak tahun 1955, 1971, 1977-1997, 1999,
2004, 2009, dan 2014. Berikut penjelasan singkat tentang pelaksanaan pemilihan umum tersebut:

1. Pemilu 1955

Berdasarkan amanat UU No.7 Tahun 1953, Pemilu 1955 dilakukan dua kali. Pemilu pertama dilaksanakan pada
29 September 1955 untuk memilih anggota-anggota DPR. Pemilu kedua, 15 Desember 1955 untuk memilih
anggota-anggota Dewan Konstituante.

Pemilu 1955 menggunakan sistem proposional. Pemilihan umum sistem proposional adalah dimana kursi yang
tersedia dibagikan kepada partai politik (organisasi peserta pemilu) sesuai dengan imbangan perolehan suara
yang didapat oleh partai politik itu. Oleh karena itu sistem ini disebut juga dengan sistem berimbang. Dalam
sistem ini wilayah negara adalah daerah pemilihan, akan tetapi karena terlalu luas maka dibagikan berdasarkan
daerah pemilihan dengan membagi sejumlah kursi dengan perbandingan jumlah penduduk.

Start Table of contents Back Next


2. Pemilu 1971

sangat membedakan dengan Pemilu 1955 adalah para pejabat negara


pada Pemilu 1971 diharuskan bersikap netral. Tetapi pada praktiknya,
pada Pemilu 1971 para pejabat pemerintah berpihak kepada salah satu
peserta pemilu yaitu Golkar.

Berkaitan dengan pembagian kursi, cara pembagian yang digunakan


dalam Pemilu 1971 berbeda dengan pemilu 1955. Dalam Pemilu 1971,
yang menggunakan UU No.15 Tahun 1969 sebagai dasar, semua kursi
terbagi habis di setiap daerah pemilihan.

Start Table of contents Back Next


3. Pemilu 1977 -1997

Pasca Pemilu 1977, pemilu berikutnya selalu terjadwal dalam 5


tahun. Satu hal yang membedakan adalah bahwa sejak Pemilu 1977
pesertanya jauh lebih sedikit, yaitu dua parpol, dan satu
Golkar.Selain memiliki kesamaan kontestan dari tahun ke tahun,
dalam pemilu tersebut juga hasilnya selalu sama. Golkar selalu
menjadi pemenang, sedangkan Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) menjadi pelengkap atau
sekedar ornamen. Golkar bahkan sudah menjadi pemenang sejak
1971.

Start Table of contents Back Next


4. Pemilu 1999

Meskipun masa persiapannya tergolong singkat, pelaksanaan pemungutan suara 1999 ini bisa
dilakukan sesuai jadwal, yakni pada 7 Juni 1999. Tidak seperti yang diprediksi dan dikhawatirkan
banyak pihak sebelumnya, ternyata Pemilu 1999 dapat terlaksana dengan damai, tanpa ada kekacauan
yang berarti.Cara pembagian kursi hasil pemilihan kali ini tetap memakai sistem proposional dengan
mengikuti varian Roget. Dalam sistem ini sebuah partai memperoleh kursi seimbang dengan suara
yang diperolehnya di daerah pemilihan.Namun, cara penetapan calon terpilih berbeda dengan pemilu
sebelumnya, yakni dengan menentukan peringkat perolehan suara suatu partai di dapil. Apabila sejak
Pemilu 1977 calon nomor urut pertama dalam daftar calon partai otomatis terpilih apabila partai itu
mendapat kursi. Kini calon terpilih ditetapkan berdasarkan suara terbesar atau terbanyak dari daerah
tempat seseorang dicalonkan.

Start Table of contents Back Next


5. Pemilu 2004

Pemilihan kali ini merupakan pemilihan yang diikuti banyak partai. Partai politik
yang memenuhi ambang batas masuk menjadi anggota parlemen dan partai politik
yang berada di luar gedung parlemen. Yang kedua melakukan pemilihan presiden,
dan ternyata pada calon presiden tahun 2004 dilakukan dua putaran.Dalam Pemilu
2004, ada perbedaan sistem bila dibandingkan dengan pemilu periode sebelumnya,
khususnya dalam sistem pemilihan DPR/DPRD, sistem pemilihan DPD, dan
pemilihan presiden-wakil presiden yang dilakukan secara langsung dan bukan lagi
melalui anggota MPR seperti pemilu sebelumnya. Pemilu 2004 menunjukan
kemajuan dalam demokrasi kita. Pemilu 2004 merupakan pemilu yang pertama kali
untuk rakyat Indonesia dapat memilih presiden. Dan pemilu ini mulai dikenal
sebagai pilpres pertama di Indonesia. Presiden yang yang terpilih pada saat pemilu
ini adalah Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla dari lima kandidat
pasangan.

Start Table of contents Back Next


6. Pemilu 2009

Pemilihan umum yang diselenggarakan pada 2009 merupakan


pemilihan umum kedua yang diikuti pemilihan langsung presiden
dan wakil presiden. Ketentuan dalam pemilihan presiden dan wakil
presiden ini ditentukan bahwa pasangan calon terpilih adalah
pasangan yang memperoleh suara lebih dari 50% dari jumlah suara
dengan sedikitnya 20% suara di setiap provinsi yang tersebar di
lebih dari 50% jumlah provinsi di Indonesia. Pada pemilu ini
terpilih Susilo Bambang Yudhoyono – Boediono dari 3 kandidat
pasangan dan pada saat ini juga mulai ada lembaga survei dan
hitung cepat hasil pemilu.

Start Table of contents Back Next


7. Pemilu 2014

Pemilu 2014 dilaksanakan dua kali yaitu pada tanggal 9 April 2014 yang akan memilih para
anggota legislatif dan tanggal 9 Juli 2014 yang akan memilih Presiden dan Wakil
Presiden.Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah,
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 2014 (biasa disingkat Pemilu Legislatif 2014) untuk
memilih 560 anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), 132 anggota Dewan Perwakilan
Daerah (DPD), serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD Provinsi maupun
DPRD Kabupaten/Kota) se-Indonesia periode 2014-2019.Pemilihan Umum Presiden dan
Wakil Presiden ini diikuti oleh dua pasang calon Presiden dan Wakil Presiden yaitu Prabowo
Subianto, mantan Panglima Kostrad yang berpasangan dengan Hatta Rajasa, mantan Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian 2009-2014, serta Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta
yang berpasangan dengan Jusuf Kalla, mantan Wakil Presiden Republik Indonesia periode
2004-2009.

Start Table of contents Back Next


8. Pemilu 2019

Pilpres 2019 menjadi bagian dari Pemilu Serentak pertama di Indonesia


dalam sejarah. Selain memilih Presiden dan Wakil Presiden, Pemilu 2019
juga memilih anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD
Kabupaten/Kota. Hal ini diatur dalam Putusan MK Nomor 14/PUU-XI/2013
dan diakomodasi dalam UU Pemilu tahun 2017. Penyelenggaraan pemilu
serentak 2019 bertujuan agar lebih efisien, baik dari sisi waktu juga anggaran
dana. Pada pelaksanaannya, kompleksitas Pemilu Serentak memberikan duka
mendalam. Tercatat, 527 petugas KPPS meninggal dan 11.239 sakit. Jika
dilihat dari sisi teknis KPPS memiliki jenis pekerjaan yang berlipat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kegagalan pemilu serentak 2019
dalam mengantisipasi terhadap dampak sistem Pemilu yang dibuat.

Start Table of contents Back Next


Start Table of contents Back Next
ONE QUESTION FOR ONE
GROUP!

Start Table of contents Back Next

Anda mungkin juga menyukai