Anda di halaman 1dari 10

EmosiKelompok 2

Apriansyah Otoluwa
Ibrahim Umar
Filza Amalia Putri
Dian Pakaya
Siti Lorina Salawali
EMOSI
Pengertian emosi
Emosi berasal dari bahasa latin, yaitu “Emovere”, yang berarti bergerak menjauh.
Menurut Daniel Goleman emosi meurujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas,adalah
suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.
Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Biasanya emosi merupakan reaksi
terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu.
Teori-Teori Emosi

Teori Sentral Teori Perifir Teori Kepribadian

Terori james-Lange
Perubahan Tubuh Saat Terjadi Emosi

Reaksi elektris pada Peredaran darah Denyut jantung


kulit

Pupil mata, bulu roma, Liur dan komposisi

otot darah
Faktor Penyebab Emosi

Faktor Internal Faktor Eksternal


Pengendalian emosi
pengendalian emosi sangat penting dalam kehidupan manusia, khususnya untuk mereduksi
ketegangan, yang timbul akibat emosi yang memuncak. Emosi menyebabkan terjadinya
ketidakseimbangan hormonal didalam tubuh, dan memunculkan ketegangan psikis, terutama
terhadap emosi-emosi negatif. Dalam konteks ini, al-qur’an memberi petunjuk manusia agar
mengendalikan emosinya guna mengurangai ketegangan-ketegangan fisik dan psikis, dan
menghilangkan efek negatif.
Model-model pengendalian emosi
01 02
Model pengalihan {displacement} Model Penyesuaian kognisi

03
Model coping dan model lain-lain
Kecerdasan emosi
Elemen jiwa dan emosi telah di beri perhatian lebih di
awal dalam pendidikan psikolog islam (Hassan
Langgulung, Harun Din, 1999). Emosi menurut ahli
psikolog sama seperti potensi fitrah yang lain, melalui
proses pertumbuhan dan perkembangan.
Kecerdasan emosi menurut al-qur’an tentang pendidikan akhlak diperjelas
berdasarkan ayat-ayat yang menggambarkan beberapa dimensi kecerdasan
emosi berkaitan dengan kecerdasan diri manusia.
Kecerdasan emosi dalam Al-Sunnah individu yang mempunyai kecerdasan emosi dapat
dilihat melalui akhlaknya. Akhlak mulia merupakan natjah iman yang benar karena tidak
bernilai iman seseorang tanpa disertai dengan akhlak yang mulia seperti mana yang
terdapat dalam sabda Rasulullah.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai