Anda di halaman 1dari 7

IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID PADA DAUN

BELUNTAS (Pluchea Indica.L) MENGGUNAKAN


METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT)

MEYRIZA INTAN DWI ANASTARIA


01.17.069
BAB 1
PENDAHULUAN

Latar Belakang
• Beluntas umumnya tumbuh liar di daerah kering pada tanaman keras dan berbatu. Tumbuhan
ini memerlukan cukup cahaya matahari atau sedikit naungan, banyak ditemukan di daerah
pantai dekat laut sampai ketinggian1.000 mdpl.
• Daun beluntas biasa digunakan sebagai tanaman pagar oleh masyarakat, serta dimanfaatkan
sebagai lalapan dan obat tradisional. Pengunaan secara tradisional daun beluntas berbau khas
aromatis dan rasanya getir, berkhasiat untuk meningkatkan nafsu makan (stomatik), penurun
demam (antipiretik), peluruh keringat (diaforetik), penyegar, TBC kelenjar, nyeri rematik dan
keputihan
• Kandungan kimia daun beluntas yaitu alkaloida (0,316%), flavonoid (4,18%), tannin
(2,351%), minyak atsiri 4,47%, phenolic, asal khlorogenik, natrium, kalsium, magnesium dan
fosfor. Daun beluntas mengandung protein sebesar (17.78-19.02%), vitamin C sebesar 98.25
mg/100 g, dan karoten sebesar 2.55 g/100 g (Rukmiasih 2011).Penelitian telah dilakukan dan
menunjukkan bahwa daun beluntas memiliki aktivitas antibakteri karena adanya senyawa
flavonoid.
• Ekstraksi senyawa flavonoid daun pada beluntas menggunakan metode remaserasi dengan
pelarut etanol 70%. Pemilihan metode remaserasi ini karena sederhana, ekonomis, dan tanpa
pemanasan yang bisa saja merusak senyawa yang tidak tahan terhadap panas. Pemilihan
etanol 70% sebagai pelarut karena merupakan pelarut polar yang dapat mengikat senyawa
flavonoid yang terdapat pada daun beluntas, selain itu etanol tidak berbahaya dan tidak
beracun.
• Setelah proses ekstraksi selesai, filtrat yang didapat dipekatkan dengan alat rotavapor. Isolasi
senyawa flavonoid dilakukan dengan cara fraksinasi dengan pelarut n-heksan sebanyak 3 kali
pengulangan, lalu di fraksinasi kembali dengan eter sebanyak tiga kali pengulangan, lalu di
fraksinasi kembali dengan pelarut etil asetat. Fraksi etil asetat yang diperoleh dipekatkan
dengan alat rotavapor, fraksi etil asetat yang didapat kemudian dilakukan uji warna untuk
membuktikan adanya senyawa flavonoid
• Pemilihan metode kromatografi lapis tipis (KLT) untuk penetapan senyawa flavonoid ini
karena sederhana, cepat, ekonomis dan akurat serta senyawa flavonoid dapat terbaca pada
panjang gelombang tertentu. Selain itu, dalam Karya Tulis Ilmiah ini saya ingin memberikan
informasi kepada masyarakat bahwa daun daun beluntas (Pluchae indica. L) bukan hanya
bermanfaat untuk masakan saja, tetapi juga memiliki banyak manfaat sebagai obat karena
terdapat senyawa flavonoid.

Rumusan Masalah
Apakah terdapat senyawa flavonoid yang terkandung dalam daun beluntas (Pluchea Indica L.) ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Taksonomi Beluntas (Pluchea indica.L)
Kingdom : Plantae
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo: Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Pluchea
Spesies : Pluchea indica (L.) Less

Dasar Pembuatan Simplisia

1. Pembuatan simplisia dengan pengeringan

2. Pembuatan simplisia dengan proses fermentasi

3. Pembuatan simplisia dengan cara khusus

4. Pembuatan simplisia yang memerlukan air


Cara pembuatan simplisia

1. Pengumpulan bahan baku

2. Sortasi basah

3. Pencucian

4. Perajangan

5. Pengeringan

6. Pengeringan

7. Sortasi kering

8. Penggilingan

9. Penggilingan

10. Pengayakan

11. Pengemasan

Anda mungkin juga menyukai