Anda di halaman 1dari 11

1

Berdasarkan STCW ’95


Reg. V - / 1.1
Code Section A-V/1.1- 7,
Code Section A – V/1.15, dan
Code Section A – V/1.22
3

 Para peserta diklat dapat memahami prosedur yang benar


dalam aplikasi operasional serta mampu bekerja di kapal-
kapal tanker pengangkut minyak, dalam kapasitas sebagai
nakhoda, chief engineer, chief mate, second engineer serta
sebagai anak buah kapal.

 Dapat bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang ada


kaitannya dengan muatan, alat-alat muat bongkar, tetapi tidak
bertanggung jawab langsung terhadap kegiatan memuat,
membongkar dan memelihara muatan selama dalam
pelayaran.
4

NO TOPIK DAN SUB TOPIK TEORI PRAKTE


K
2. FAMILIARISASI KAPAL TANGKI KIMIA 26 4
1.1 PENGENALAN 2 4
1.2 SIFAT DAN BAHAYA MUATAN KIMIA BAGI KESEHATAN 4

1.3 TIPE KAPAL DAN KONSTRUKSI KAPAL TANGKI KIMIA 3

1.4 PERALATAN BONGKAR MUAT DAN PERLENGKAPAN 4


KAPAL TANGKI
KIMIA
1.5 OPERASI PENANGANAN MUATAN KIMIA 4

1.6 KEWASPADAAN DAN TINDAKAN KESELEMATAN 4

1.7 PERTEMUAN ANTARA PIHAK KAPAL DAN TERMINAL 2

1.8 OPERASI KEADAAN DARURAT 3


5

Standards regarding special Training


requirements for personnel on types of ships.

Section A – V/1, Regulation V/2

Mandatory minimum requirements for the


Training Qualification of Masters, Officers and
Ratings of Chemical Tankers
The Rule of Eight for handling Chemical
(8 aturan saat memuat chemical)
6

1. Anda harus yakin bahwa chemical yang dikerjakan adalah


benar
2. Tentukan bahaya yang dapat ditimbulkan oleh chemical tsb
3. Harus memisahkan bahaya tersebut sebaik mungkin
4. Harus menggunakan pelindung yang sesuai
5. Harus yakin bahwa muatan tsb selalu terlindungi
6. Harus tahu setiap saat kondisi chemical tsb
7. Harus tahu perubahan warna dari chemical tsb
8. Harus tahu prosedur penggunaan alat-alat emergency
MUATAN KIMIA CAIR YANG BANYAK DIANGKUT
OLEH CHEMICAL TANKER DALAM
JUMLAH BESAR / IN BULK
7

 PHENOL / Carbolic Acid C6H5OH


 SODIUM HYDROXIDE SOLUTION Na OH (Caustic soda sol)

 ACRYLONITRILE / Vinyl Cyanide CH2=CH – CN


 METHYL ALCOHOL / Carbinol CH3OH (Methanol)

 ACETIC ACID CH3COOH


 SULPHURIC ACID H2SO4
 NITRIC ACID HNO3
 CRUDE PALM OIL / Palm Oil (CPO)
 ETHANOL / Ethyl Alcohol C2H5OH
 BENZENE C6H6
 ETHYLENE DICHLORIDE C2H4Cl2
 ACETONE / Dimethyl Ketone CH3 – CO – CH3
POTENSI BAHAYA
8

Pembakaran adalah suatu reaksi eksotermis, yakni suatu reaksi


yang meneluarkan panas dimana diikuti energi dan bersamaan
dengan itu terjadi penguraian energi.
Peledakan adalah suatu proses pertambahan tekanan dan suhu
yang amat cepat sebagai adanya pelepasan energi secara amat
cepat.
Kemungkinan terjadinya sumber penyalaan
disebabkan karena :
1. Merokok
2. Pekerjaan yang menimbulkan panas
3. Gesekan antara benda-benda metal
4. Pembakaran spontan
5. Listrik statis
9

AUTO IGNITION (Penyalaan sendiri)


Terbakarnya suatu material yang mudah menyala, tanpa perlu dinyalakan oleh bunga
api ketika bahan tersebut dipanasi sampai mencapai suhu dimana terjadi
pembakaran sendiri pada material tsb.

DANGEROUS AREA/HAZARDOUS AREA (Daerah Berbahaya)


Suatu daerah diatas kapal tanker dimana dipandang berbahaya dari sudut keperluan
penempatan dan pemakaian peralatan listrik

FLASH POINT (Titik Nyala)


Suhu terendah dimana suatu cairan mengeluarkan gas yang cukup untuk membentuk
suatu campuran gas yang dapat terbakar didekat permukaan cairan tersebut.
DAERAH BISA TERBAKAR
10

Batas dari daerah bisa terbakar (meledak) adalah suatu batas anatara konsentrasi
minimum atau maksimum dari uap di udara (% volume) dalam bentuk
pencampuran yang mudah terbakar/meledak yang disingkat LFL (Low Flammable
Limit)
atau BATAS BAWAH BISA TERBAKAR
hingga UFL (Upper Flammable Limit)
atau BATAS ATAS BISA TERBAKAR
11

Anda mungkin juga menyukai