Anda di halaman 1dari 9

JENIS DIKLAT : BST REVALIDASI

LEMDIK : FOCUS MTC

KEADAAN DARURAT DI ATAS KAPAL


(EMERGENCY SITUATIONS)
Keadaan darurat (Emergency Situation) adalah Suatu keadaan yang datangnya tiba-tiba dan
membahayakan sehingga bisa menyebabkan hilangnya nyawa, properti (kapal muatan)
serta kerusakan lingkungan (menyebabkan kerugian), dan harus sesegera mungkin
diberikan pertolongan. Sehingga semua orang (crew dan penumpang) harus meninggalkan
kapal dengan menggunakan sekoci penolong, rakit penolong atau terjun ke laut dengan
menggunakan life jacket, sampai menunggu pertolongan datang.

Keadaan Darurat di tinjau dari faktor penyebabnya :


1) Faktor Manusia (Human Error) + 80% :
Yaitu keadaan Darurat yang disebabkan karena kelalaian manusia sehingga
terjadi musibah (terbakar, tubrukan, dsb).
2) Faktor Alam (Natural) + 10%
Yaitu keadaan darurat yang disebabkan oleh cuaca buruk, laut bergelombang
besar dan tidak bisa diprediksi terlebih dahulu.
3) Faktor teknis (Technical) + 10%
Yaitu keadaan Darurat yang disebabkan karena kapal tidak layak laut,
sehingga kapal bocor, mati mesin dan terbalik, dsb.

PRINSIP-PRINSIP METODE BERTAHAN HIDUP DI LAUT (SEA SURVIVAL


PRINCIPLES)

Dalam mempertahankan hidup selama berada di laut pada saat terjadi


kecelakaan, beberapa tindakan yang sangat penting untuk diketahui serta dipahami
adalah sebagai berikut:
a. Pengetahuan, Peralatan dan kemauan hidup adalah modal utama.
b. Jangan panik, jangan buka pakaian dan jangan buang alat keselamatan.
c. Lakukan dengan tertib perintah pimpinan.
d. Jangan meloncat ke laut bila tidak perlu.
e. Bila pakai rompi penolong jangan melompat dari ketinggian ≥ 4,5 meter.
f. Jangan melompat ke dalam perahu / rakit penolong.
g. Hemat tenaga bila anda terapung.
h. Gunakan peralatan survival di kapal bila ditemukan.
i. Jangan minum air laut, urine (akan bertambah haus)
j. Jangan makan/minum bahan-bahan yang mengandung protein (susu)
“menambah haus”.
TINDAKAN PENCEGAHAN (PRECAUTION)
Usaha mencegah Keadaan Darurat/tindakan Preventif adalah :
a. Badan kapal dan mesin kapal harus selalu laik laut dan dipelihara sesuai
ketentuan yang ditetapkan (kapal harus layak laut).
b. Peralatan dan perlengkapan harus selalu baik terpelihara sesuai persyaratan
yang ditentukan.
c. Seluruh awak kapal harus mempunyai kemampuan fisik dan mental yang kuat,
terdidik dan terampil dalam menjalankan tugasnya serta memiliki dedikasi
yang tinggi.
d. Anak buah kapal harus memiliki disiplin yang tinggi dan mampu bekerja sama
sehingga mampu mengatasi semua keadaan dengan cepat dan benar.
e. Berita cuaca harus dipantau secara berkala dengan benar/akurat.
f. Melaksanakan perawatan dan pemeriksaan semua peralatan dikapal terutama
yang berkaitan dengan keselamatan pelayaran.
g. Senantiasa melaksanakan latihan-latihan penyelamatan, latihan pemadaman
kebakaran dan sebainya secara berkala sesuai peraturan yang berlaku.

Terjun ke laut memakai life jacket


Bila terpaksa harus terjun ke laut, lakukanlah sesuai petunjuk berikut ini :
1) Berdiri tegak diatas sisi kapal, lihat permukaan laut, kemungkinan ada pusaran laut
atau benda-benda yang menghalangi.
2) Tutup hidung dan mulut dengan sebelah tangan untuk mencegah air masuk ketika
terjun.
3) Pegang bagian atas life jacket di satu sisi
Sebaiknya silangkan kedua sisi tangan anda. Life Jacket harus ditekan karena ketika
terjun akan terdorong ke atas karena tekanan air.
4) Sekali lagi perhatikan/lihat permukaan laut sebelum meloncat.
5) Loncat dengan kaki sebaiknya tertutup rapat dan lurus, pandangan ke depan.
6) Jangan loncat langsung ke lifeboat atau liferaft, dan ingat jangan terjun lebih dari
ketinggian 4,5 m.
Tepung Kimia Kering (Chemical powder)
Tepung kimia khusus atau tepung kimia kering atau dry powder untuk
memadamkan kebakaran logam.

Bahan baku kimia kering :


a) Campuran Kalium Chloride, Barium Chloride, Magnesium Chloride,
Natrium Chloride, dan Kalsium Chloride. Bubuk grafik dengan berbagai
campuran lain seperti organic phosphate. Dalam perdagangan jenis ini
dikenal dengan nama antara lain: Lith-X, Metal-X Guar Powder, Pyrene G-L
Powder.
b) Campuran Sodium Chloride Tri Kalsium Phosphate, Metal Stearate dan
Termo Plastic. Dalam perdagangan dijual dengan nama Mat-L-X Powder.
c) Campuran Sodium Chloride, Amonium Phosphate. Dalam perdagangan
dikenal dengan nama Pyromet Powder.

Cara kerja tepung kimia dalam memadamkan api :


a) Secara Fisik : memisahkan atau menyelimuti bahan bakar, sehingga tidak
terjadi pencampuran oksigen dengan uap bahan bakar. Semua tepung kimia
punya cara kerja fisik seperti ini.
b) Secara Kimiawi : memutus mata rantai pembakaran di mana partikel-
partikel tepung kimia akan menyerap radikal hidroksil dari api.
Tepung kimia yang bekerja secara kimia adalah dengan bahan baku KHCO3
(Potasium Bicarbonat) dan (NH2)H2PO2 (Mono Amonium Phophate).

KLASIFIKASI KEBAKARAN
Manfaat : Mengetahui jenis kebakaran dan media pemadam untuk memudahkan
pemadaman.
Definisi : Penggolongan kebakaran berdasarkan jenis bahan yang terbakar dan
pemilihan bahan pemadam yang tepat.
1) Klasifikasi Menurut NFPA ( National Fire Protection Association )
Klasifikasi NFPA dikenal sebagai Klasifikasi Amerika di Darat ( Sama dengan
DPK = Dinas Pemadam Kebakaran di Indonesia ). Pembagian klasifikasi NFPA
adalah sebagai berikut :
a) Kelas A : Bahan bakar apabila terbakar akan meninggalkan arang dan abu
b) Kelas B : Bahan bakar cair
c) Kelas C : Bahan bakar listrik
d) Kelas D : Kebakaran logam
Indonesia mengikuti klasifikasi menurut NFPA yang tergabung dalam Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PE-04/Men/1980 tanggal 14 April
1980 tentang “Syarat-syarat Pemasangan & Pemeliharaan Alat Pemadam Api
Ringan”.

Cara kerja sprinkler


Kalau ada api dalam ruangan dan panasnya melampaui kemampuan bakar sprinkler,
maka :
1. Balon pecah karena suhu panas
2. Alarm (dapat dimonitor dari Bridge)
3. Air dari bak dari tangki mengalir memadamkan kebakaran dalam ruangan
4. Kalau tekanan air di dalam sistem turun maka secara otomatis pompa di kamar mesin
on → air laut ke luar memadamkan api dalam ruangan

Catatan:
 Zaman sekarang kamar mesin perlu dipasang sprinkler dengan balon-balon dengan
warna dan titik pecah yang tinggi (hijau/biru)
 Orang mesin kalau malam jaga di control room.

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENCEMARAN LINGKUNGAN


LAUT
Sebagaimana kita ketahui bahwa 71% dari dunia adalah laut, dan 2/3 dari seluruh luas
Indonesia adalah laut. Luasnya perairan di Indonesia, berarti laut mempunyai fungsi yang
sangat strategis, sehingga diperlukan perlindungan lingkungan terutama yang berasal dari
pengoperasian kapal. Dalam pelaksanaan perlindungan terhadap lingkungan di laut, dibuat
suatu aturan yang berlaku secara internasional yang terkenal dengan MARPOL 73/78.

Secara garis besar tujuan MARPOL 73/78 adalah untuk :


1. Menjaga terkontaminasinya lingkungan laut dari bahan yang merugikan yang berasal
dari kapal.
2. Melokalisir buangan bahan-bahan yang merugikan baik sengaja atau tidak, sehingga
tidak meluas ke yang lebih besar.
3. Membuat aturan dan prosedur dalam pelaksanaan pencegahan pencemaran.
DAMPAK PENCEMARAN TERHADAP LINGKUNGAN LAUT

Laut yang terbentang luas berfungsi sebagai :


- Tempat berkembang biaknya binatang laut dan tumbuhan-tumbuhan laut (marine
resources)
- Tempat pariwisata dan olahraga laut
- Lalu lintas transportasi laut
- Sebagai produksi tambang
- Produksi air tawar
- Sebagai sumber energi
- Dan lain-lain

Keberhasilan fungsi di atas sangat dipengaruhi oleh polusi kapal yang memberikan dampak
sangat besar dalam pengembangan fungsi laut. Sebagai contoh bahwa kehidupan ikan di
laut mempunyai siklus dengan plankton, phyto plankton, ikan kecil dan ikan besar, serta
ikan tersebut menjadi makanan dari phyto plankton dan plankton yang hidup di permukaan
air membutuhkan sinar matahari untuk berkembang. Apabila terjadi limpahan kimia atau
minyak, akan berpengaruh langsung terhadap kehidupannya, sedangkan plankton ini sangat
dibutuhkan oleh ikan kecil. Dengan terputusnya siklus ikan ini akan langsung
mempengaruhi berkembang biaknya ikan di laut. Tumpahan minyak atau bahan lain juga
akan berpengaruh langsung terhadap daerah perairan, sehingga diperlukan adanya suatu
kesadaran dari manusia akan bahaya polusi, terutama yang berasal dari kapal.

PERATURAN PENCEGAHAN PENCEMARAN (KONVENSI MARPOL 73/78)


Konvensi MARPOL terdiri dari 20 artikel, 2 protokol dan 6 annaxes. Konvensi ini
diberlakukan untuk semua kapal dari apapun yang dioperasikan di laut, kecuali kapal
perang dan kapal pemerintah yang tidak dikomersilkan. Annex yang mengatur tentang
pencegahan pencemaran tersebut adalah sebagai berikut :
Annex I : Peraturan tentang pencegahan pencemaran dari kapal oleh minyak
Annex II : Peraturan tentang pencegahan pencemaran dari kapal oleh bahan cair beracun
dalam bentuk curah
Annex III : Peraturan tentang pencemaran dari kapal oleh barang yang berbahaya dalam
bentuk kotak
Annex IV : Peraturan tentang pencemaran oleh kotoran
Annex V : Peraturan tentang pencemaran oleh sampah
Annex VI : Peraturan tentang pencemaran udara dari kapal
PERALATAN KESELAMATAN DI KAPAL (EQUIPMENT PROVIDED ON
BOARD TO COUNTER THIS HAZARD)

a. Dalam pasal 12B, 12C UU No. 1 Tahun 1970 disebutkan bahwa tenaga kerja
diwajibkan :
 Memahami alat-alat pelindung diri
 Mematuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan & kesehatan kerja.
Dalam pasal 13 disebutkan: “barang siapa yang akan memasuki tempat kerja,
diwajibkan mentaati semua petunjuk keselamatan dan kesehatan kerja dan memakai
alat-alat pelindung diri yang diwajibkan.” Dan perusahaan diwajibkan secara cuma-
cuma menyediakan semua alat pelindung diri yang diwajibkan pada tenaga kerja yang
berada di bawah pimpinannya dan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja
tersebut (pasal 14).
- PPE (Personal Protective Equipment)
Helmet – Goggles – Gloves – Safety Shoes – dust mask and respirator – protective
clothing – self contained breathing apparatus
- LSA (Live Saving Appliance)
Team work – personal – visual – the other LSA
- Fire Fighting Appliances
Fire hoses – Nozzle – hydrants – APAR – Fire axes – fire detecting system – fire
extinguish system
- Medical Equipment
Resuscitator – stretcher – medicines – medical equipment
- Oil Spill Equipment
Absorbent pads – absorbent roles – chemical dispersant – sawdust – broom – dust
pans – shovel – barrels

b. Kegunaan alat keselamatan kerja

Alat-alat Keselamatan Kegunaan / Pemakaian


1. Topi keselamatan Pelindung batok kepala dari tertumbuknya
dan dari benda-benda yang jatuh
2. Topi penyemprot pasir Pekerjaan menyemprot dengan pasir atau
bekerja dalam tangki dengan memakai
tali/line
3. Kap las tangan / dipegang Pelindung muka dan mata waktu mengelas
listrik
4. Kap las kepala Pelindung muka, mata dan batok kepala
waktu megelas dengan listrik
5. Pelindung muka Menengadah atau bekerja dengan ramuan-
ramuan kimia
6. Pelindung mata Mengasah, menetak, bekerja dengan
ramuan-ramuan kimia
7. Kacamata las Mengelas dengan gas karbit
8. Kacamata karet Bekerja dengan debu-debu
9. Kacamata keselamatan Kerja mengecat, menetak beton, dsb.
10. Pelindung mata kedok (yang Mengasah, menetak (terutama bagi yang
dibuka) memakai kacamata)
11. Pelapis dada las dari kulit a. Mengelas karbit dan listrik
b. Menempa, menuang dan kerja hangat
lainnya
12. Pelapis dada karet hitam Bekerja dengan ramuan-ramuan kimia
13. Pelapis dada dari karet putih a. Bekerja di instalasi TEL
b. Membersihkan tangki-tangki bensin yang
mengandung TEL
14. Sarung tangan asbes Kerja panas, luang-menuang,
membengkakkan pipa, buka tutup kerangan
15. Sarung tangan kain Kerja kotor yang ringan sekali mematri,
mencat, menyemprot cat
16. Sarung tangan untuk kerja  Pekerjaan konstruksi ringan
ringan  Pekerjaan pengangkutan yang ringan
 Membuka kerangan-kerangan uap
17. Sarung tangan untuk a. Pekerja pengangkutan yang berat, buka
tutup kerang-kerang yang panas
b. Bekerja dengan berani dan juga untuk
tukang api
18. Sarung tangan las Mengelas listrik dan gas karbit
19. Sarung tangan untuk Bekerja pada hubungan-hubungan listrik
20. Sarung tangan karet a. Bekerja dengan ramuan-ramuan kimia
b. Bekerja dengan gemuk-gemuk yang
kotor
21. Sarung tangan karet putih a. Bekerja di instalasi TEL
(plastik) b. Membersihkan tangki-tangki bensin yang
mengandung TEL
22. Pelindung lengan dari kulit Mengelas listrik/karbit
23. Sepatu karet panjang a. Bahan-bahan kimia (asam garam, soda
asam belerang dan sebagainya)
b. Komponen minyak kasar (bensin,
minyak dan gas)
c. Kerja tanah dan kerja kotor lainnya
24. Sepatu keselamatan Pelindung jari-jari kaki dari tertembak atau
tertimpa benda-benda jatuh/berat
25. Sepatu karet panjang putih a. Bekerja di instalasi TEL
b. Membersihkan tangki-tangki bensin yang
mengantul TEL
26. Sepatu karet panjang hitam Pekerjaan tanah
sampai paha
27. Pelindung kaki dari kulit Mengelas listrik, karbit, kulit menempa dan
untuk pekerjaan tuang-menuang
28. Topeng gas hitam Dipakai dengan canister-canister di udara
luar sekali tidak boleh dalam tangki
Canister SH untuk CO2
“CC” Organik
“GG” Chloor
“A” Ammoniak
“D” CO
29. Topeng gas putih Dipakai di udara luar pada instalasi TEL
30. Topeng udara segar. Bloman Membersihkan tangki-tangki yang belum
mask bebas dari gas, untuk pekerjaan-pekerjaan
menolong dan dilengkapi dengan tali
penolong serta senantiasa memberikan udara
bersih.
31. Topeng udara Untuk pekerjaan menolong, blow out dan
sebagainya
32. Topeng penahan debu Bekerja dengan debu, semen dan belerang
33. Topeng penahan debu Bekerja dengan debu, semen dan dipakai di
udara luar
34. Topeng gas untuk bahan Bekerja di dalam gas-gas organik di luar
udara
35. Tali pinggang keselamatan Dipakai pada pekerjaan yang tingginya 2,5
m ke atas bergas yang baik
36. Daring keselamatan Dipakai pada pekerjaan di atas mesin
37. Penggeruk Pekerjaan menemukan barang yang jatuh
38. Ear plug (sumbat telinga) Dipakai untuk mengurangi suara yang masuk
seperti karet ke dalam yang telinga
dimasukkan ke dalam telinga
39. Ear muff (tutup telinga) Dipakai untuk mengurangi suara yang
bernada tinggi atau keras
40. Life vest / pelampung pada Dipakai oleh pekerja yang bertugas di atas
waktu dipakai jangan air perairan, di mana penggunaan tali
memukul sipemakai pinggang keselamatan tidak mungkin
dipakai

SHIP FAMILIARIZATION
Pengenalan-pengenalan prosedur keselamatan dikapal antara lain symbol-simbol keselamatan,
muster list, lokasi alat-alat keselamatan, nomor life jacket, nomor life boat, lokasi muster station,
akses tangga darurat, safety briefing, pemutana video safety dan drill/latihan.

Anda mungkin juga menyukai