Anda di halaman 1dari 18

ETIKA KEPERAWATAN

DALAM PENERAPANNYA
DI MASYARAKAT
Kelompok 2 :
Elvina Indriani : P27901121013
Intan Permata Sari : P27901121019
Kirani Juliati Safitri : P27901121023
Sa’adah Halim : P27901121040
Nilai-Nilai Etik Dalam Keperawatan
Nilai (value) merupakan hak manusia dan pertimbangan etis yang mengatur perilaku
seseorang. Nilai merupakan milik pribadi yang mengatur langkah yang seharusnya
dilakukan, karena merupakan cetusan dari hati nurani yang dalam dan diperoleh
seseorang sejak kecil. Nilai dipengaruhi oleh lingkungan dan pendidikan serta mendapat
perhatian khusus terutama bagi perawat, karena perkembangan peran perawat
menjadikan mereka lebih menyadari nilai dan hak orang lain serta dirinya sendiri.

Nilai-nilai keperawatan merupakan keyakinan tentang suatu ide yang meliputi: sikap,
objek, perilaku, serta menjadi standar dan mempengaruhi perilaku seseorang dalam
menjalankan peran dan fungsinya dalam praktik keperawatan. Dengan kata lain, nilai
menggambarkan cita-cita dan harapan ideal dalam praktik keperawatan. Nilai dalah
sesuatu yang berharga dan keyakinan yang dipegang sedemikian rupa oleh seseorang.
Nilai yang sangat diperlukan bagi perawat, adalah:
● Kejujuran.
● Lemah Lembut.
● Ketepatan.
● Menghargai Orang lain.
lanjutan
Perawat adalah tenaga yang mempunyai kontak paling lama dengan
pasien dan dituntut untuk dapat menjawab pertanyaan dengan cara yang
relevan, tepat, empati, dan mudah dimengerti. Maka dari itu, nilai-nilai etik
dalam keperawatan harus tertanam dalam jiwa seorang perawat. Beberapa
nilai-nilai etik dalam keperawatan, yaitu:
1. Kesehatan dan Kesejahteraan
Penerapan:
a. Peduli terhadap kesehatan dan kesejahteraan dalam rentang situasi
sehat, normal, sakit, cedera, atau dalam proses menghadapi kematian.
b. Mencegah terjadinya kondisi penyimpangan kesehatan dan
kesejahteraan melalui upaya pendidikan kesehatan, serta
memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat.
c. Perawat berpartisipasi secara aktif dalam penyelesaian masalah
pelayanan kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain, khususnya dalam
pengembangan imu pengetahuan dan teknologi keperawatan melalui
riset.
lanjutan
2. Pilihan
Penerapan:
a. Mendukung dan menghargai otonomi klien serta membantunya mengekspresikan kebutuhan
dan nilai kesehatan serta mendapatkan informasi pelayanan yang tepat.
b. Perawat bertanggung jawab untuk mencarikan dan memberikan informasi yang lengkap tentang
risiko dan keuntungan dari beberapa alternatif tindakan yang ditawarkan, serta memberikan
kebebasan untuk menentukan pilihan.
c. Apabia klien tetap menolak semua alternatif yang ditawarkan, perawat tetap berupaya agar
menentukan pilihan yang mempunyai dampak paling kecil.
3. Martabat
Penerapan:
d. Perawat menghargai dan mengadvokasi martabat dan kehormatan diri manusia.
e. Perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan bertanggung jawab terhadap kebutuhan,
nilai-nilai, dan pilihan klien.
f. Perawat juga mempunyai perhatian terhadap kelompok risiko serta mengadvokasi martabat
klien dalam menggunakan teknologi di tatanan pelayanan kesehatan.
g. Perawat mengobservasi kondisi keshatan dan sosial yang memungkinkan seseorang hidup
bermartabat sepanjang hidupnya dan selama proses kematian.
lanjutan
4. Akuntabilitas
Penerapan:
1. Perawat bertindak secara konsisten sesuai dengan standar praktik dan
tanggung jawab profesi.
2. Perawat klinik, manajer, pendidik, maupun peneliti, harus menyadari
tanggung jawab profesinya dan akuntabel dalam mengawasi mutu asuhan
keperawatan.
3. Walaupun tanggung jawabnya berbeda, namun semua berorientasi pada
praktik keperawatan yang aman, kompeten, dan berlandaskan etik profesi.
5. Lingkungan Keperawatan yang Kondusif
Penerapan:
a. Lingkungan keperawatan yang kondusif diciptakan dalam upaya
meningkatkan mutu asuhan, keamanan, keselamatan klien, dan kesehatan
perawat itu sendiri, serta mendukung motivasi perawat dalam meningkatkan
produktivitas bekerja serta organisasi.
Prinsip-Prinsip dalam
Keperawatan
a. Otonomi (Autonomy)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa
individu mampu berpikir logis dan mampu membuat
keputusan sendiri.

b. Berbuat baik (Beneficience)


Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang
baik. Kebaikan, memerlukan pencegahan dari
kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan
atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri
dan orang lain.
lanjutan
c. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk tercapai yang sama dan adil
terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal
dan kemanusiaan.

d. Tidak merugikan (Nonmaleficience)


Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan
psikologis pada klien.
lanjutan
e. Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan
oleh pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan
kebenaran pada setiap klien dan untuk meyakinkan bahwa klien
sangat mengerti.

f. Menepati janji (Fidelity)


Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan
komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada
komitmennya dan menepati janji serta menyimpan rahasia klien.
Ketaatan, kesetiaan, adalah kewajiban seseorang untuk
mempertahankan komitmen yang dibuatnya.
lanjutan
g. Kerahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang
klien harus dijaga privasi klien. Segala sesuatu yang
terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya
boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak ada
seorangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali
jika diijinkan oleh klien dengan bukti persetujuan.

h. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan
seorang profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak
jelas atau tanpa terkecuali.
Peka Budaya dalam Praktik
Keperawatan
1. Pengertian Budaya
Budaya adalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang dipelajari,
dan dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan mengambil
keputusan. Nilai budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih
diinginkan atau sesuatu tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu
serta melandasi tindakan dan keputusan. Dalam asuhan keperawatan
merupakan bentuk yang optimal dari pemberian asuhan keperawatan, mengacu
pada kemungkinan variasi pendekatan keperawatan yang dibutuhkan untuk
memberikan asuhan budaya yang menghargai nilai budaya individu,
kepercayaan dan tindakan termasuk kepekaan terhadap lingkungan dari
individu yang datang dan individu yang mungkin kembali lagi (Leininger,
1985).
lanjutan
2. Pengertian Keperawatan Transkultural

Transkultural berasal darai kata “trans” dan “culture”. Trans berarti alur
perpindahan jalan lintas dan penghubung. Culture berarti melalui dan
budaya menurut kamus besar bahasa indonesia “trans” berarti
melintang, melintas, menembus, “culture” berarti kebudayaan, cara
pemeliharaan, kebudayaan.
Transkultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada
proses belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang
perbedaan dan kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan,
sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan
tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan
keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia.
lanjutan
Perawatan transkultural adalah berkaitan dengan praktik
budaya yang ditujukan untuk pemujaan dan pengobatan
rakyat (tradisional), (Leininger, 2002). Asumsi mendasar
dari teori adalah perilaku Caring. Caring adalah esensi dari
keperawatan, membedakan, mendominasi serta
mempersatukan tindakan keperawatan. Tindakan Caring
dikatakan sebagai tindakan yang dilakukan dalam
memberikan dukungan kepada individu secara utuh.
Perilaku Caring semestinya diberikan kepada manusia sejak
lahir, dalam perkembangan dan pertumbuhan, masa
pertahanan sampai dikala manusia itu meninggal.
Dasar-dasar Keperawatan Transkultural

Leininger (1985) mengartikan dasar-dasar keperawatan


transcultural sebagai cara pandang, keyakinan, nilai-
nilai, konsep-konsep dalam terlaksananya
asuhankeperawatan yang sesuaidengan latar
belakang budaya terhadap empat konsepsentral
keperawatan yaitu: manusia, sehat, lingkungan dan
keperawatan (Andrewand Boyle, 1995).
lanjutan

a. Manusia
Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-
nilaidan normanorma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan
pilihan danmelakukan pilihan. Menurut Leininger (1984) manusia
memiliki kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada setiap
saatdimanapundia berada (Geiger and Davidhizar, 1995).
b. Sehat
Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam
mengisikehidupannya, terletak pada rentang sehat sakit. Kesehatan
merupakan suatu keyakinan, nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya
yang digunakan untuk menjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat
yang dapat diobservasi dalam aktivitas sehari-hari. Klien dan perawat
mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin mempertahankan keadaan
sehat dalam rentang sehat-sakit yang adaptif (Andrewand Boyle, 1995).
lanjutan

c. Lingkungan
Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhi perkembangan,
kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan dipandang sebagai suatu totalitas kehidupan
dimanaklien dengan budayanya saling berinteraksi. Terdapat tiga bentuk lingkungan yaitu :
fisik, social dan simbolik. Lingkungan fisik adalah lingkungan alam atau diciptakan oleh
manusia seperti daerah katulistiwa, pegunungan, pemukiman padat dan iklim seperti rumah di
daerah Eskimo yang hampir tertutup rapat karena tidak pernah ada matahari sepanjang tahun.
Lingkungan sosial adalah keseluruhan struktur sosial yang berhubungan dengan sosialisasi
individu, keluarga atau kelompok ke dalam masyarakat yang lebih luas.
d. Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang
diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budaya nya. Asuhan keperawatan ditujukan
mendirikan individu sesuai dengan budaya klien. Strategi yang digunakan dalam asuhan
keperawatan adalah perlindungan/mempertahankan budaya, mengakomodasi/negosiasi budaya
dan mengubah/mengganti budaya klien (Leininger,1991).
Pada konsep keperawatan
transkultural, terdapat beberapa
cara untuk
mengimplementasikannya,
yaitu:
a. Cara I : Mempertahankan budaya
Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangandengan kesehatan.
Perencanaan dan implementasi keperawatan diberikan sesuai dengan nilai-nilai yang relevan yang
telah dimiliki klien sehingga klien dapat meningkatkan atau mempertahankan status kesehatannya,
misalnya budaya berolahraga setiap pagi.
b. Cara II : Negosiasi budaya
Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan untuk membantu klien beradaptasi
terhadap budaya tertentu yang lebihmenguntungkan kesehatan. Perawat membantu klien agar dapat
memilih dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatan kesehatan, misalnya klien
sedang hamil mempunyai pantang makan Yang berbau amis, maka ikan dapat diganti dengan sumber
protein hewani yang lain.
c. Cara III : Restrukturisasi budaya
Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki merugikan status kesehatan. Perawat
berupaya merestrukturisasi gaya hidup klien yang biasanya merokok menjadi tidak merokok. Pola
rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai dengan keyakinan yang
dianut.
TERIMAKAS
IH

Anda mungkin juga menyukai