• Hanya 4 penelitian yang melaporkan data mengenai lama rawat inap. Hasil
analisis menunjukkan bahwa tidak ada nebulasi atau pengobatan salbutamol
oral menunjukkan efek pada bayi dengan bronkiolitis dalam hal mengurangi
lama rawat inap dibandingkan
dengan kelompok kontrol
Diskusi
• Banyak studi menyebutkan keefektifitasan terapi pada bronkitis, semua terapi
yang dapat meningkatkan pembersihan sekresi jalan napas mungkin bermanfaat.
Oleh karena itu, salbutamol sebagai agonis b2 selektif, adalah obat umum dalam
pengobatan serangan asma dan bronkiolitis, dan banyak penelitian telah
mencoba untuk mengeksplorasi hubungan terapeutik antara salbutamol dan
bronchiolitis
• Salbutamol memiliki efek teoretis pada bronkiolitis akut. Pada gugus butil tersier
dalam salbutamol membuatnya lebih selektif untuk b2 reseptor, yang merupakan
reseptor dominan di bronkial otot polos. Sebagai stimulan adrenoreseptor b2,
salbutamol juga mengerahkan beberapa fungsi penghambatan b-1 pada tingkat
dosis tinggi.
Diskusi
• salbutamol dapat secara signifikan meningkatkan laju pernapasan bayi dengan
akut bronkiolitis serta meningkatkan detak jantung pada bayi dengan bronkiolitis,
yang dianggap sebagai efek samping. pengobatan dengan salbutamol
menunjukkan tidak adanya peningkatan saturasi oksigen dan perbaikan skor
keparahan klinis.
• Pada review ini bahwa nebulasi salbutamol tidak menghasilkan perbaikan pada
kadar oksigen saturasi, dan hanya berkontribusi pada peningkatan respiatory rate.
• Singkatnya, hasil sistematic review dan meta analisi saat ini menunjukkan bahwa
salbutamol, tidak boleh direkomendasikan untuk terapi bronkiolitis pada anak-
anak. Utama perawatan untuk bronkiolitis akut harus tetap perawatan suportif
termasuk supply oksigen yang memadai, nutrisi, dan hidrasi.
Kesimpulan
Bukti saat ini menunjukkan bahwa salbutamol
meningkatkan denyut jantung dan laju pernapasan
secara signifikan serta tidak dapat memperbaiki saturasi
oksigen dan memperbaiki skor keparahan klinis pada
bayi dengan bronkiolitis, lama tinggal di rumah sakit.
Terima
kasih
● Simplified diagram to illustrate the
mechanism of action of the β2-
receptor. The G protein-coupled
receptor is activated by agonist
binding, leading to conversion of ATP
to cAMP by adenylyl cyclase, and
downstream inhibition of intracellular
calcium release, and subsequent
bronchial smooth muscle relaxation.