Anda di halaman 1dari 18

Efficacy of salbutamol

in the treatment of infants


with bronchiolitis
A meta-analysis of 13 studies

Oleh : Muh. Luthfi Rusydi / 22204101017


Pembimbing :
dr. Nur Ramadhan, Sp.A., M.Biomed
Latarbelakang
• Bronkiolitis adalah penyakit pada saluran pernapasan bagian
bawah, umumnya paling sering terjadi pada bayi di 2 tahun
pertama.
• Penyebab terbesar bronkiolitis pada bayi adalah Human
respiratory syncytial virus (RSV) dan virus lainnya seperti
parainfluenza, adenovirus, human metapneumovirus,
influenza, dan rhinovirus.
• Gambaran gejala penyakit yang diderita biasanya seperti
(batuk, mengi, takipnea, dan peningkatan respiratory rate)
setelah 2 hingga 4 hari demam ringan, rinore, dan hidung
tersumbat.
Latarbelakang
• Tatalaksana utama untuk anak kecil dengan bronkiolitis
bersifat suportif perawatan bila diperlukan, termasuk oksigen
tambahan, nutrisi dan hidrasi yang adekuat.
• Pada sitematic review sebelumnya menunjukkan bahwa
penggunaan epinefrin nebulisasi untuk bronkiolitis mungkin
memiliki efek mengurangi waktu rawat inap, akantetapi sangat
sedikit atau tidak ada bukti yang mendukung pernyataan
tersebut.
• Saat ini, bukti yang mendukung penggunaan nebulisasi rutin
epinefrin, saline hipertonik ataupun golongan Beta 2 tetap
tidak mencukupi. Sehingga sistematic review ini dilakukan
untuk mengeksplorasi kemanjuran pengobatan salbutamol
pada anak kecil dengan akutbronkiolitis.
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini untuk
mengevaluasi secara sistematis kemanjuran
klinis pengobatan salbutamol pada bayi
dengan bronkiolitis.
Methods
1 2 3
Data sources and Inclusion Data
search strategy criteria extraction
PubMed, Embase, Web of Hanya uji coba terkontrol Diambil dari 13 studi yang relevan,
Science, CBM (Chinese secara acak (randomized dan independen dimasukkan ke
Biomedical Literature Database), controlled trials/RCT) dalam file spreadsheet yang telah
dan Chinese National Knowledge dirancang dan distandarisasi
Infrastructure (CNKI)

4Ethics 5Statistical 6Quality


statement analysis assessment
Menggunakan Cochrane STATA version 12.0 Meta-analisis saat ini
Risk of Bias Assessment software, dengan perbedaan mengikuti penyataan
tool P<.05 dianggap signifikan Preferred Reporting Items
for Systematic Review and
Meta-Analyses (PRISMA)
Hasil Analysis of the literature and
assessment of quality

• Dari total 2425 artikel yang relevan diambil melalui


pencarian judul dan abstrak, Sebanyak 45 studi
mengidentifikasi kemanjuran salbutamol dalam
pengobatan pada bayi dengan bronkiolitis.
• Dosis salbutamol yang paling sering digunakan adalah
0,1 mg/kg
Hasil Effects on respiratory rate

• Sebanyak 5 studi menyatakan bahwa bayi yang diobati dengan salbutamol


mengalami peningkatan laju pernapasan yang signifikan.
Hasil Effects on heart rate

• Sebanyak 5 studi memberikan data mengenai denyut jantung dalam


pengobatan dan kelompok kontrol. Hasil menunjukkan bahwa pengobatan
salbutamol pada bayi secara signifikan dikaitkan dengan detak jantung
yang lebih tinggi dibandingkan dengan plasebo.
Hasil Effects on oxygen saturation

• Sebanyak 5 studi melaporkan data mengenai saturasi oksigen dibayi.


Dibandingkan dengan bayi tanpa salbutamol pengobatan, penggunaan
salbutamol tidak menunjukkan statistik peningkatan tingkat saturasi oksigen
pada bayi.
Hasil Effects on clinical severity score

• Sebanyak 8 studi menyediakan data mengenai evaluasi skor keparahan klinis.


Meta-analisis dari 6 di antaranya studi mengungkapkan tidak ada bukti
perbaikan yang signifikan secara statistik dalam skor keparahan klinis pada
bayi yang diobati dengan
salbutamol dibandingkan dengan
mereka yang tidak diobati
Hasil Effects on length of hospitalization

• Hanya 4 penelitian yang melaporkan data mengenai lama rawat inap. Hasil
analisis menunjukkan bahwa tidak ada nebulasi atau pengobatan salbutamol
oral menunjukkan efek pada bayi dengan bronkiolitis dalam hal mengurangi
lama rawat inap dibandingkan
dengan kelompok kontrol
Diskusi
• Banyak studi menyebutkan keefektifitasan terapi pada bronkitis, semua terapi
yang dapat meningkatkan pembersihan sekresi jalan napas mungkin bermanfaat.
Oleh karena itu, salbutamol sebagai agonis b2 selektif, adalah obat umum dalam
pengobatan serangan asma dan bronkiolitis, dan banyak penelitian telah
mencoba untuk mengeksplorasi hubungan terapeutik antara salbutamol dan
bronchiolitis

• Salbutamol memiliki efek teoretis pada bronkiolitis akut. Pada gugus butil tersier
dalam salbutamol membuatnya lebih selektif untuk b2 reseptor, yang merupakan
reseptor dominan di bronkial otot polos. Sebagai stimulan adrenoreseptor b2,
salbutamol juga mengerahkan beberapa fungsi penghambatan b-1 pada tingkat
dosis tinggi.
Diskusi
• salbutamol dapat secara signifikan meningkatkan laju pernapasan bayi dengan
akut bronkiolitis serta meningkatkan detak jantung pada bayi dengan bronkiolitis,
yang dianggap sebagai efek samping. pengobatan dengan salbutamol
menunjukkan tidak adanya peningkatan saturasi oksigen dan perbaikan skor
keparahan klinis.

• Pada review ini bahwa nebulasi salbutamol tidak menghasilkan perbaikan pada
kadar oksigen saturasi, dan hanya berkontribusi pada peningkatan respiatory rate.

• Panduan terbaru dari Canadian Pediatric Society tidak merekomendasikan terapi


salbutamol. Selain itu, ulasan yang terupdate menyarankan bahwa albuterol atau
salbutamol tidak efektif dalam pengobatan bronkiolitis pada bayi

• Singkatnya, hasil sistematic review dan meta analisi saat ini menunjukkan bahwa
salbutamol, tidak boleh direkomendasikan untuk terapi bronkiolitis pada anak-
anak. Utama perawatan untuk bronkiolitis akut harus tetap perawatan suportif
termasuk supply oksigen yang memadai, nutrisi, dan hidrasi.
Kesimpulan
Bukti saat ini menunjukkan bahwa salbutamol
meningkatkan denyut jantung dan laju pernapasan
secara signifikan serta tidak dapat memperbaiki saturasi
oksigen dan memperbaiki skor keparahan klinis pada
bayi dengan bronkiolitis, lama tinggal di rumah sakit.
Terima
kasih
● Simplified diagram to illustrate the
mechanism of action of the β2-
receptor. The G protein-coupled
receptor is activated by agonist
binding, leading to conversion of ATP
to cAMP by adenylyl cyclase, and
downstream inhibition of intracellular
calcium release, and subsequent
bronchial smooth muscle relaxation. 

Anda mungkin juga menyukai