Anda di halaman 1dari 41

CRITICAL APPRAISAL

Phototherapy and Serum Calcium Levels in Full Term


Neonates with Hyperbilirubinemia
Pembimbing:
dr. Fransiska Farah, Sp.A
Oleh:
Winnia Tanely (406202129)
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Periode 31 Mei 2021 – 12 Juni 2021
PICO

Patient : Neonatus cukup bulan yang berusia 2-14 hari dengan


hyperbilirubinemia yang menjalani fototerapi
Intervention :-
Comparison :-
Outcome : Menilai kadar kalsium pada bayi cukup bulan dengan
hIperbilirubinemia sebelum dan sesudah fototerapi.
• Pertanyaan klinis: Bagaimana kadar kalsium pada bayi cukup bulan
dengan hyperbilirubinemia sebelum dan sesudah fototerapi ?

• Desain penelitian: Studi Kohort

• Area penelitian: Evaluation


PENERBIT

JUDUL JURNAL

NAMA PENULIS
ASAL INSTITUSI

INFORMASI
PENULIS

TANGGAL TERBIT
Penilaian Judul dan Pengarang
Judul makalah  Y T TR
1 Tidak terlalu panjang atau terlalu pendek (< 20 kata) 11 kata     
2 Menggambarkan isi utama penelitian      
3 Cukup menarik      
4 Tanpa singkatan, selain yang baku      
Pengarang & lnstitusi      
5 Nama-nama dituliskan sesuai dengan aturan jurnal       
Abstrak
Latar Belakang : Hiperbilirubinemia merupakan salah satu masalah umum
pada neonatus. Hiperbilirubinemia berat atau kernicterus dapat menurunkan
penggunaan O2 dan fosforilasi oksidatif serta kerusakan sel otak sehingga
terjadinya disfungsi neuronal dan ensefalopati. Fototerapi merupakan terapi
umum untuk hyperbilirubinemia pada neonatus, tetapi dapat menimbulkan
hipokalsemia.
Abstrak
Tujuan Penelitian : Mengetahui kadar serum kalsium pada neonates denagn
hyperbilirubinemia sebelum dan setelah fototerapi
Metode : Studi kohort ini membandingkan kadar kalsium sebelum dan
sesudah fototerapi. Subjek penelitian ini adalah neonates berusia 2-14 hari
dengan kadar total serum kalsium yang tinggi menurut kurva Bhutani DI RS
Sanglah, Denpasar, Bali, Indonesia. Uji T Test digunakan untuk
membandingkan kadar serum kalsium sebelum dan sesudah fototerapi.
Abstrak

Hasil : Terdapat 35 subjek pada studi ini. Uji T-Test menunjukkan penurunan
serum kalsium yang signifikan setelah fototerapi. Tidak ada subjek dalam
penelitian ini yang hipokalsemia setelah dilakukan fototerapi.
Kesimpulan : Terjadi penurunan kadar serum kalsium pada neonatus cukup bulan
dengan hyperbilirubinemia setelah dilakukan fototerapi
Latar Belakang

Tujuan Penelitian

Metode

Hasil

Kesimpulan
Penilaian Abstrak
Abstrak  Y T TR
6 Abstrak satu paragraf atau terstruktur (beri tanda yang sesuai)      
7 Mencakup komponen IMRAD      
8 Secara keseluruhan informatif      
9 Tanpa singkatan, selain yang baku    
10 Kurang dari 250 kata      

• Abstrak terstruktur  semua bagian yang ada dalam jurnal


ditulis
• Informative  dengan membaca bagian abstrak
• Tanpa singkatan
• Terdiri dari 193 kata
Pendahuluan
Hiperbilirubinemia pada neonates didefinisikan sebagai kadar total serum
bilirubin diatas 5 mg/dL. Bilirubin merupakan produk akhir dari degaradasi
heme. Meskipun 60% bayi cukup bulan mengalami jaundice, namun sedikit
diantaranya yang diakibatkan oleh suatu penyakit. Hiperbilirubinemia pada
neonates diakibatkan adanya predisposisi pada produksi bilirubin dan
terbatasnya kemampuan untuk mengekskresikan zat tersebut. Bayi lebih
tinggi risiko untuk ini karena eritrosit nya memiliki turnover yang lebih
cepat dan waktu hidup yang lebih singkat.
Pendahuluan
Pada bayi baru lahir, unconjungated bilirubin tidak tereksresi dan kemampuan
untuk mengkonjungasi bilirubin terbatas. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengontrol hyperbilirubinemia sehingga tidak terjadi kernicterus atau
ensefalopati bilirubin. Tatalaksana yang dapat diberikan untuk menurunkan
kadar bilirubin dapat berupa menyusui, fototerapi dan transfusi. Fototerapi
telah menjadi dasar terapi sealam 4 dekade. Fototerapi dapat menurunkan
kadar bilirubin. Beberapa efek samping fototerapi adalah skin rash, kerusakan
DNA, tremor, kerusakan mata, obstruksi hidung, tanned child syndrome dan
hipokalsemia.
Pendahuluan
Hipokalsemia merupakan efek samping yang disebabkan oleh fototerapi.
Hipokalsemia neonatal didefinisikan sebagai kadar kalsium <7 mg/dL atau
kadar ionized kalsium < 4mg/dL pada bayi cukup bulan. Hipokalsemia
menyebabkan peningkatkan permeabilitas sel terhadap ion natrium dan
meningkatkan eksitabilitas membrane sel. Fototerapi juga dapat menurunkan
kadar melatonin yang dimana melatonin berfungsi sebagai penghambat
kortisol. Kortisol meningkatkan absorpsi kalsium dari tulang sehingga kadar
kortisol yang naik dapat menyebabkan hipokalsemia.. Dapat disimpulkan
bahwa eksresi kalsium di urin meningkat diakibatkan oleh fototerapi
Pendahuluan

Hanya sedikit penelitian yang menyebutkan bahwa fototerapi sebagai faktor


resiko hipokalsemia. Oleh karena itu, peneliti bertujuan untuk
membandingkan kadar kalsium pada bayi cukup bulan dengan
hyperbilirubinemia sebelum dan setelah fototerapi.
Penilaian Pendahuluan
Pendahuluan  Y T  TR 

11 Ringkas, terdiri atas 2-3 paragraf       

12 Paragraf pertama mengemukakan alasan dilakukan penelitian      

13 Paragraf berikut menyatakan hipotesis atau tujuan penelitian  


14 Didukung oleh pustaka yang relevan      

15 Kurang dari 1 halaman     


Metode
Desain: Cohort
Tempat: Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana, RS Sanglah, Denpasar, Indonesia
Waktu: Bulan Januari – Desember 2019
Populasi terjangkau: Bayi berusia 2-14 hari di RS Sanglah
Banyak sampel: 35 neonatus cukup bulan
Metode

Kriteria Inklusi
Neonatus berusia 2-14 hari dengan total serum bilirubin tinggi menurut
kurva Bhutani yang membutuhkan kurva Bhutani.
Kriteria Eksklusi
Neonatus dengan jaundice patologis, birth asphyxia, hipokalsemia sebelum
fototerapi, lahir dari ibu ddengan diabetes/hiperparatiroid/defisiensi vitamin
d atau magnesium, ibu yang mengonsumsi antokonvulsan.
Metode
Ethical clearance : Research Committee of Udayana University
Faculty of Medicine/Sanglah Hospital, Denpasar, Indonesia
Persetujuan subjek : Informed consent dari orang tua pasien.
Rencana analisis :
Menggunakan analisis statistic deskriptif. Data kuantitatif diuji dengan
uji pasang T- Test untuk membandingkan kadar serum kalsium sebelum
dan sesudah fototerapi.
Prosedur Penelitian

Setelah melakukan proseduk aseptik, 2 ml darah di ambil dari neonates


sebelum memulai foto. terapi dan 2 jam setelah fototerapi. Total serum
bilirubin, direct bilirubin, dan total serum kalsium diukur di Central
Laboratory RS. Sanglah.
Penilaian Metode
Metode  Y T  TR 
16 Desain, tempat dan waktu penelitian disebutkan     
17 Populasi sumber (populasi terjangkau) disebutkan     
18 Kriteria inklusi dan ekslusi dijelaskan     
19 Cara pemilihan subyek (teknik sampling) disebutkan    
20 Perkiraan besar sampel dan alasannya disebutkan   
21 Besar sampel dihitung dengan rumus yang sesuai      
22 Komponen-komponen rumus besar sampel masuk akal      
23 Observasi, pengukuran, serta intervensi dirinci sehingga orang lain dapat menduplikasi     
24 Rujukan disebutkan (bila teknik pengukuran tidak dirinci)     
25 Pengukuran dilakukan secara tersamar   
26 Uji keandalan pengukuran (kappa) dilakukan  
27 Definisi istilah dan variabel penting dikemukakan     
28 Ethical clearance diperoleh     
29 Persetujuan subyek diperoleh    
30 Rencana analisis, batas kemaknaan, dan power penelitian disebutkan   
31 Program komputer yang dipakai disebutkan     
Hasil Penelitian

Dari 97 neonates hyperbilirubinemia, 62 neonates di ekslusi karena


jaundice patologis (46 neonatus) atau birth asphyxia (16 neonatus). Data
yang dikumpulkan adalah umur, jenis kelamin, umur gestasional, berat
badan lahir, cara kelahiran, jenis pemberian nutrisi, total serum bilirubin
sebelum dan setelah fototerapi dan durasi fototerapi.
Hasil Penelitian

Umur rerata neonates adalah 3 hari dan mayoritas subjek ada


perempuan. BBL rerata adalah 2900 gram. 51,4% subjek dilahirkan
secara vaginal. Umur gestasional rerata adalah 38 minggu. 38% subjek
menerima asi. Rerata jumlah serum bilirubin sebelum fototerapi adalah
14,43 mg/dL dan setelah fototerapi adalah 7,78 mg/dL. Rerata kadar
serum kalsium total adalah 9,47 sebelum fototerapi dan 9,23 mg/Dl
setelah fototerapi.
Uji T-test menunjukkan rerata penurunan sebesar 0,24 mg/dL pada
total rerata serum kalsium setelah fototerapi (P <0,005).
Penilaian Hasil
Hasil  Y T  TR 
32 Tabel karakteristik subyek penelitian disertakan    
33 Karakteristik subyek sebelum intervensi dideskripsikan    
34 Tidak dilakukan uji hipotesis untuk kesetaraan pra-intervensi     
35 Jumlah subyek yang diteliti disebutkan     
36 Subyek yang drop out dijelaskan dengan alasannya   
37 Ketepatan numerik dinyatakan dengan benar     
38 Penulisan tabel dilakukan dengan tepat     
39 Tabel dan ilustrasi informatif dan memang diperlukan     
40 Tidak semua hasil di dalam tabel disebutkan pada naskah     
41 Semua outcome yang penting disebutkan dalam hasil     
42 Subyek yang drop out diikutkan dalam analisis     
43 Analisis dilakukan dengan uji yang sesuai     
44 Hasil uji statistika, degree of freedom & nilai p ditulis tidak ditulis degree of freedom    
45 Tidak dilakukan analisis yang semula tidak direncanakan     
46 Interval kepercayaan disertakan     
47 Dalam hasil tidak disertakan komentar atau pendapat     
Diskusi
• Derajat keparahan hipokalsemia pada neonates dengan fototerapi
bergantung pada beberapa faktor seperti durasi fototerapi, usia
gestasional, dan penggunaan double surface atau single surface.

• Subjek penelitian ini didapatkan rerata serum bilirubin 14,43 mg/dL


yang difototerapi dengan single surface selama rerata 3 hari.

• Penggunaan single surface fototerapi dengan durasi yang singkat pada


subjek peneltiian ini tidak mengakibatkan hipokalsemia pada neonates.
Diskusi
Hipokalsemia akibat fototerapi dapat disebabkan karena menurunnya
melatonin akibat inhibisi dari pineal gland. Akibatnya, terjadi
peningkatan krotisol yang mengakibatkan hipokalsemia. Hasil ini sesuai
dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan penurunan signifikan
kadar plasma kalsium sebelum dan sesudah fototerapi. Tetapi tidak
satupun subjek yang turun hingga ke batas hipokalsemia
Diskusi
Dilaporkan bahwa terdapat 8,7% neonates yang mendapatkan fototerapi
menjadi hipokalsemia. Pada studi ini tidak didapatkan hipokalsemia.

Studi ini menunjukkan penurunan serum kalsium setelah fototerapi


namun tidak signifikan.

Ionized kalsium, total serum kalsium, serta kadar kortisol tidak diukur
pada peneltiian ini sehingga peneliti tidak bisa membuktikan bahwa
hipokalsemia disebabkan oleh karena peningkatan kortsiol.
Diskusi
Penurunan kadar kalsium lebih besar pada neonates dengan formula
karena tingginya kadar fosfat pada susu formula sehingga menyebabkan
penurunan kadar kalsiu,m. Namun pada peneltiian ini tidak diukur kadar
kalsium pada bayi dengan susu formula dan asi.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menilai kadar ionized kalsium


untuk menyingkirkan efek dari albumin dan kortisol yang menyebabkan
penurunan kadar kalsium sebelum dan setelah fototerapi.
Diskusi
Peneliti juga menyarankan untuk hanya menginklusikan neonates yang
mendapatkan asi saja untuk penelitian selanjutnya karena kadar fosfat
pada susu formula dapat menjadi perancu.

Kesimpulan : Terdapat penurunan signifikan pada kadar serum kalsium


setelah fototerapi pada neonates cukup bulan dengan
hyperbilirubinemia.
Penilaian Diskusi
Diskusi  Y T  TR 
48 Semua hal yang relevan dibahas     
49 Hal yang dikemukakan pada hasil tidak sering diulang     
50 Keterbatasan penelitian, dan dampaknya terhadap hasil dibahas     
51 Penyimpangan protokol dan dampaknya terhadap hasil dibahas     
52 Diskusi dihubungkan dengan pertanyaan penelitian     
53 Hubungan hasil dengan teori/penelitian terdahulu dibahas     
54 Hubungan hasil dengan praktek klinis dibahas   
55 Efek samping dikemukakan dan dibahas    
56 Hasil tambahan selama observasi disebutkan   
57 Hasil tambahan tersebut tidak dianalisis secara statistika 
58 Simpulan utama penelitian disertakan     
59 Simpulan didasarkan pada data penelitian     
60 Simpulan tersebut sahih     
61 Generalisasi hasil penelitian disebutkan     
62 Saran penelitian selanjutnya disertakan    
Ucapan Terimakasih
• Tidak ada data.
Daftar
Pustaka
Penilaian Terimakasih, Daftar Pustaka, lain-
lain
Ucapan Terima Kasih  Y T TR 
63 Ucapan terima kasih ditujukan kepada orang yang tepat     
64 Ucapan terima kasih dinyatakan secara wajar     
Daflar Pustaka      
65 Daftar pustaka disusun sesuai dengan aturan jurnal     
66 Kesesuaian sitasi pada naskah dan daftar pustaka     
Lain-lain      
67 Bahasa yang baik dan benar, enak dibaca, informatif, efektif     
68 Makalah ditulis dengan ejaan yang taat asas     
Winnia Tanely Rabu, 9 Juni 2021

Carissa Lidia, I Made Kardana, Gusti Ayu Putu Nilawati,


Ida Bagus Subanada, I Gusti Agung Ngurah Sugitha
Adnyana, Ayu Setyorini Mestika Mayangsari 2020








Level of Evidence
• Kesimpulan : Jurnal disusun dengan baik, sesuai dengan ketentuan penulisan
jurnal ilmiah, dan informatif. Judul disusun dengan baik dan menarik, abstrak
terstruktur dan komprehensif, metode penelitian diterangkan dengan jelas namun
tidak detail, disebutkan hasil dan dibahas dengan detail. Disebutkan keterbatasan
penelitian. Daftar pustaka disusun dengan rapi.

• Saran : Diperlukan pemantauan kadar bilirubin pada jangka waktu yang lebih
lama sehingga bisa dinilai apakah masih dapat terjadi penurunan setelah
dilakukan fototerapi.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai